Share

Bab 210

"Iya iya iya."

Hati sang nenek seketika melunak, dia berulang kali berusaha menghibur Alya.

"Nenek janji nggak akan membicarakan hal yang pesimis, jadi jangan menangis, oke?"

Akhirnya, Wulan terus mencoba untuk menghibur Alya. Setelah beberapa upaya, barulah Alya menjadi lebih tenang. Setelah itu Alya dengan puas kembali ke kamarnya untuk tidur, berkata bahwa dia akan datang lagi besok pagi.

Sang nenek pun dengan lembut mengelus kepala Alya.

"Iya, selamat malam, cepatlah tidur."

Setelah Alya pergi, Wulan melirik Rizki.

"Akhir-akhir ini kamu terus bertengkar dengannya, ya?"

Rizki terdiam sejenak, lalu menjelaskan, "Dia hanya menggodamu, Nenek percaya?"

"Kamu kira mata tuaku sudah sekabur itu hingga nggak bisa melihat masalah di antara kalian berdua?"

Rizki hanya bisa berusaha tetap tenang. "Masalah apa?"

"Huh." Wulan mendengus. "Kamu sendiri tahu kok apa masalahnya."

Rizki terdiam.

"Bukankah karena Hana?" tanya sang nenek.

Tanpa disangka, pertanyaan Wulan tepat mengenai sasaran. Hal ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status