Share

Bab 195

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-02-05 18:00:00
Sebelumnya, dia dan Hana mempunya perjanjian lisan karena mereka berdua memiliki kepentingan masing-masing.

Namun, sekarang sepertinya hubungan mereka berdua akan memburuk karena kejadian ini. Tak peduli apakah dia mendorong Hana atau tidak, kemungkinan Hana akan menyalahkannya atas semua yang terjadi kali ini.

Sepertinya mulai sekarang, sudah mustahil bagi mereka untuk hidup berdampingan dengan damai.

Kemudian yang terpenting, setelah kejadian ini, Alya merasa dirinya harus selalu waspada terhadap Hana.

Wanita itu jauh berbeda dari yang Alya kira.

Awalnya, Alya mengira Hana hanya suka berpura-pura menjadi gadis baik hati yang lemah di depan orang lain. Itu bukan apa-apa, lagi pula semua orang tentu ingin terlihat baik di depan orang lain.

Namun, jika di balik penampilannya yang lemah terdapat hati jahat yang suka memfitnah, maka ini bukan masalah sederhana.

Memikirkan hal ini, Alya pun berkata pada Citra, "Tenang saja, aku akan melindungi diriku sendiri. Selain itu, lihat bagaimana di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 196

    "Ternyata begitu. Kalau begitu kenapa Nyonya nggak mengangkat telepon? Tuan terus meneleponmu tapi nggak diangkat, dia jadi panik."Panik?Alya sedikit tersenyum, senyumnya hampir tidak terlihat. Di matanya terlintas sebuah rasa mencemooh.Penggunaan kata ini ....Jika dia tidak tahu bahwa sang kepala pelayan selalu membicarakan Rizki dengan baik, Alya mungkin akan benar-benar mengira Rizki panik karena dirinya.Menelepon, mungkin saja pria itu meneleponnya dari kamar Hana di rumah sakit, 'kan?"Sebelum tidur kemarin, aku menyalakan mode Jangan Ganggu dan lupa mematikannya saat bangun," jelas Alya dengan suara lembut.Mendengar ini, ekspresi Joko tiba-tiba seperti memahami sesuatu.Melihat sang kepala pelayan hendak membawakan tas belanjanya, Alya berkata, "Nggak usah dibawakan, kebetulan aku mau langsung ke lantai atas untuk merapikannya. Aku bisa sendiri.""Nyonya, biarkan aku membantumu membawanya ke lantai atas.""Nggak usah, aku sendiri juga bisa."Alya dengan sopan menolak tawara

    Last Updated : 2024-02-05
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 197

    "Bukan apa-apa."Alya tersenyum dan terkekeh, lalu mengangkat bahunya dan berkata, "Aku hanya mencoba memikirkan masalah ini dari sudut pandangmu, jadi aku bisa mengerti kenapa kamu mau meletakkan kesalahannya padaku. Kamu kasihan padanya, sehingga kamu berempati dengannya."Ketika dia mengucapkan kata-kata ini, Rizki terus menatapnya dengan intens."Jadi?" Rizki menggertakkan giginya, tatapannya menjadi berbahaya."Maksudku, wajar kalau kamu memprioritaskannya." Sampai di sini, Alya berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Jadi aku berpikir, seandainya aku adalah kamu, aku juga akan melakukan hal yang sama."Nyawa Alya belum pernah diselamatkan seseorang, dia juga belum pernah mengalami keputusasaan yang dirasakan Rizki. Akan tetapi, dia masih bisa berpikir. Walaupun emosi yang didalaminya mungkin tidak mencapai sepersepuluh yang dimiliki Rizki.Namun ketika kamu berada di ambang kematian dan hendak tercekik, lalu tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya untuk menolongmu.Rasany

    Last Updated : 2024-02-06
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 198

    Jarak mereka berdua sangat dekat. Rizki menunduk sekalian melirik Alya. Dia dapat melihat rambut halus dan bibir semerah ceri di kulit putih Alya.Dari tubuh Alya, samar-samar tercium aroma yang sangat tidak asing. Dia tahu Alya tidak menggunakan parfum, jadi ini adalah aroma sabun yang tercampur dengan aroma segar rambut Alya.Mencium aroma tersebut, Rizki impulsif ingin memeluknya.Karena dulu dia bisa melakukannya begitu saja. Namun ketika dia hendak mengangkat tangan untuk memeluk Alya, dia melihat Alya menarik tangannya kembali. Kemudian wanita itu mendongak menatapnya dan berkata, "Sudah selesai."Rasa tidak acuh yang sedingin es di matanya itu seketika menusuk hati Rizki.Dalam sekejap, seluruh kehangatan di benaknya pun menghilang.Rizki tersenyum, lalu mencibir dan berkata, "Kerja bagus, aktingmu sangat meyakinkan."Mendengar ini, Alya tertegun. Kemudian dia tersenyum dengan tak acuh. "Ini bukan apa-apa, memang seharusnya aku begini."Reaksinya seperti memukul setumpuk kapas,

    Last Updated : 2024-02-06
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 199

    Tanpa menggunakan sedikit pun emosi, Alya dengan mudah membuat Rizki marah.Saat pria itu pergi, wajahnya segelap pantat panci. Rizki pun membanting pintu dengan suara yang menggelegar.Alya mengangkat bahunya. Setelah pria itu pergi, dia dengan lembut menyentuh perutnya dan berbisik, "Sayang, jangan takut. Saat kamu sudah besar nanti kamu nggak boleh seperti dia, sifatnya benar-benar buruk."Selesai mengeluh, Alya pun merapikan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi bekerja....Rizki baru saja memasuki garasi ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi.Dia dibuat cukup kesal oleh Alya. Dengan wajah masam, dia pun mengeluarkan ponselnya. Setelah melihat nama pemanggilnya, emosinya perlahan mereda. Kemudian dia mengangkat telepon tersebut."Dokter Anto."Yang meneleponnya adalah Anto Murti, dokter yang bertanggung jawab atas Wulan."Pak Rizki, halo."Suara Anto lembut seperti orangnya sendiri. "Aku dokter yang bertanggung jawab atas Nyonya Wulan, Anto Murti. Mohon maaf bila mengganggu, tapi

    Last Updated : 2024-02-06
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 200

    "Sini." Rizki menghentikannya dan berkata dengan tak acuh, "Nanti kita bilang bersama-sama saja. Naiklah."Naik?Alya melirik kursi penumpang mobil pria itu. Jujur saja, dia sangat tidak ingin duduk di sana. Bukankah lebih baik dia membawa mobilnya sendiri?Melihat Alya yang hanya berdiam diri di tempat, Rizki mengerutkan kening. "Ada apa? Kamu nggak mau akur denganku? Bahkan naik ke mobilku juga nggak mau?"Mendengar ini, Alya tersadar dan tersenyum."Nggak, tadi aku hanya sedang berpikir kapan sebaiknya kita memberi tahu Nenek."Sambil berbicara, Alya membuka pintu mobil tersebut dan masuk. Ketika dia baru duduk dan belum memasang sabuk pengamannya, mobil Rizki sudah mulai melaju.Alya pun kaget, dia menoleh dan melihat bahwa pria itu mengemudi dengan wajah suram.Sudahlah, pokoknya begitu Nenek menyelesaikan operasinya, dia akan segera pergi dari sini. Memangnya kenapa kalau Rizki mengamuk sekarang? Di saat-saat yang penting seperti ini, dia harus tetap tenang dan menghindari masala

    Last Updated : 2024-02-06
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 201

    Setelah kembali ke tempat kerja mereka masing-masing, Alya dengan sungguh-sungguh menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan.Sebelum naik ke atas, dia dan Rizki sudah setuju untuk membawa Wulan ke rumah sakit besok. Malam ini setelah pulang kerja, mereka akan membicarakannya dengan sang nenek. Akan tetapi, mereka berdua sama-sama menghindar untuk membicarakan masalah perceraian mereka.Waktu itu karena kesal, pagi-pagi mereka berdua sudah pergi ke kantor catatan sipil. Namun operasi Wulan sama sekali tidak berjalan lancar dan malah menghadapi rintangan.Kali ini Alya pun tidak akan terburu-buru. Dia memutuskan untuk menunggu sang nenek menyelesaikan operasinya dan pulih, setelah itu barulah dia pergi ke kantor catatan sipil lagi untuk mengambil akta cerai.Hal ini untuk mencegah terjadinya situasi yang tidak terduga.Dia memang berpikir seperti ini, tetapi mungkin Rizki juga berpikiran sama....Di siang hari, Alya seperti biasa turun ke lantai bawah untuk membeli bubur. Hari ini dia ingi

    Last Updated : 2024-02-07
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 202

    Setelah orang-orang itu pergi, Irfan membukakan pintu mobilnya untuk Alya."Ayo naik, Gadis Kecil."Mendengar panggilannya, Alya pun hanya melirik Irfan dan tidak segera naik ke mobil."Bukankah sudah kubilang untuk nggak memanggilku dengan nama panggilan itu?"Saat dia masih kecil, sebagai teman, Alya tidak keberatan bila Irfan memanggilnya seperti itu. Namun di umurnya yang sekarang, dipanggil seperti itu lagi oleh Irfan terasa aneh."Oke. Kalau begitu, Aci?"Alya mengerutkan keningnya."Nama ini juga nggak boleh.""Kenapa?" Balasan Alya membuat Irfan mengangkat alis. "Kalau aku memanggilmu Aci, apakah kamu akan teringat dengan seseorang?"Alya tak bisa berkata-kata."Kalau memang seperti itu, maka kamu harus lebih sering mendengarnya." Sambil berbicara, Irfan melihat Alya yang masih berdiri di tempat. Kemudian dia mengetuk kepala wanita itu dan melanjutkan, "Kenapa masih belum naik ke mobil? Kamu menunggu aku minta?"Alya pun terpaksa naik ke mobilnya.Setelah duduk, Alya berbicara

    Last Updated : 2024-02-07
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 203

    Suasana di dalam mobil pun menjadi hening. Irfan melihat-lihat tempat di sekitar mereka. Dia tidak lagi melanjutkan topik pembicaraan tadi, melainkan bertanya apa yang ingin Alya makan.Alya sama sekali tidak nafsu untuk makan daging atau ikan, siang ini dia ingin makan bubur.Akan tetapi, malam itu Irfan sudah makan bubur dengannya. Sepertinya tidak baik bila hari ini dia mengusulkan untuk makan bubur lagi.Akhirnya dia berkata, "Terserah kamu saja."Irfan terdiam sejenak, dia tampak terkejut dengan keputusan Alya."Kamu yakin? Aku sudah lama sekali nggak tinggal di negara ini."Alya membalas dengan tak acuh, "Nggak apa-apa."Lagi pula, dia nggak akan makan banyak.Teringat sesuatu, Alya pun menambahkan, "Aku akan mentraktirmu apa pun yang kamu mau.""Benarkah?" Irfan tersenyum. "Kalau begitu aku harus memilih dengan baik-baik."Akhirnya Irfan memilih sebuah restoran yang menyajikan makanan daerah.Saat turun dari mobil, Alya sengaja memperhatikan dekorasi restoran tersebut. Restoran

    Last Updated : 2024-02-07

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status