Share

Bab 138

"Hm." Rizki mengangguk. "Tolong perhatikan mereka."

Wulan sudah sangat lama tidak meninggalkan sanatorium, jadi setelah keluar, bahkan berjemur pun terasa lebih nyaman daripada di taman sanatorium. Menyaksikan orang yang berlalu-lalang di area rumah, juga melihat renovasi yang berlangsung di tempat tersebut, semua ini terasa sangat menarik.

Alya mengikuti dari belakang. Dia melihat Hana mendorong kursi roda Wulan, wanita itu tersenyum dengan memesona dan berbicara pada sang nenek dengan sabar dan lembut.

Harus diakui, Hana sangat jago memerankan sosok yang lembut dan ramah. Selain itu, dia juga pandai dalam membuat sang nenek senang.

Sepanjang pagi, Wulan berkali-kali terhibur olehnya hingga tertawa terbahak-bahak.

Sekitar pukul 11, Wulan akhirnya merasa lelah. Melihat ini, Hana dengan lembut berkata, "Apa Nenek lelah? Bagaimana kalau kita kembali dan beristirahat? Kebetulan hari sudah hampir siang. Kalau ingin bermain di luar, besok aku bisa datang lagi untuk menemanimu."

Wulan memang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status