Share

Bab 107

Biasanya, tidak mengenangnya pun tidak masalah. Hidup memang selalu berjalan dengan jelas, tetapi hidup juga kacau dan membingungkan.

Begitu kenangan tersebut muncul.

Saat-saat mesra yang tidak disengaja itu, saat ini terasa seperti pisau yang mengiris-irisnya.

Alya bersandar dengan lemah ke brankas, lalu memejamkan matanya tak berdaya.

Seandainya pria itu menyukainya sedikit saja, dia tidak akan seputus asa ini ....

Saat Alya hendak mengembalikan buku nikah itu, kebetulan Rizki baru saja selesai mandi. Rizki keluar dari kamar mandi dengan raut wajah yang buruk. Ketika dia berjalan melewati Alya, dia melihat buku nikah mereka di tangan wanita itu.

Sejak awal raut wajahnya memang sudah suram. Setelah dia melihat pemandangan ini, langkahnya benar-benar terhenti. Kemudian, dia menatap Alya dengan tatapan sedingin es.

Di bawah tatapannya ini, Alya memegang buku nikah mereka dan merasa agak bingung.

Setelah beberapa saat, Rizki mencibir, "Kamu benar-benar nggak sabar, ya."

Alya tercengang.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status