Share

Bab 103

Ketika Hana keluar dari dalam kantor Alya, raut wajahnya tampak sangat buruk.

Tangan yang terjuntai di samping roknya agak bergetar.

Dia tidak menyangka, bahkan seorang asisten kecil berani mencemooh dirinya seperti ini.

Meskipun dia tidak menunjukkan reaksinya barusan, Hana masih tidak bisa menelan amarahnya.

Jadi, begitu memasuki kantor Rizki, Hana pun menceritakan kejadian tersebut. Saat dia bercerita, tidak ada kekesalan dalam nada bicaranya. Dia hanya berharap setelah mendengar ceritanya, Rizki akan merasa kasihan padanya.

Namun, siapa sangka, ketika dia selesai bercerita, Rizki tidak meresponsnya untuk waktu yang cukup lama.

"Rizki?"

Hana memandangnya dengan bingung. Saat itulah dia sadar bahwa meskipun Rizki menatap laptop di depannya, pandangannya sama sekali tidak fokus. Pria itu tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Dengan tak berdaya, Hana hanya bisa berulang kali memanggilnya. Setelah itu barulah Rizki tersadar kembali. Rizki mengerutkan kening sambil menatapnya. "Oh,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status