Share

Bab 102

Mendengar ini, Hana terdiam di tempat dengan linglung. Dia mengira dirinya sudah salah dengar.

"A ... Apa?"

Memintanya membawakan beberapa porsi lagi?

Lutfi tersenyum dan menunjukkan sederet gigi putihnya, senyumnya tampak begitu cerah. "Tenang saja, kami nggak akan menerimanya dengan gratis. Katakan saja harganya berapa."

Alya terdiam.

Dia tidak bisa berkata-kata ketika melihat asistennya Rizki. Untuk sesaat, dia tidak tahu apakah pria ini sedang mencoba untuk menjilat Hana atau memiliki maksud lainnya. Kenapa rasanya aneh sekali?

Saat ini, ekspresi Hana sudah tidak bisa dideskripsikan sebagai buruk saja.

Katakan saja berapa harganya?

Memangnya mereka menganggap dia apa? Asisten rumah tangga? Tukang masak?

Hana kira, Lutfi akhirnya paham kepada siapa dia harus berpihak. Namun, ternyata pria itu malah memperkeruh keadaan. Bukankah Lutfi sedang mengejek dirinya?

Namun, yang paling menyedihkan adalah, Hana sama sekali tidak bisa marah.

Karena saat ini, dia belum menjadi nyonya pemilik Pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status