Wang Songrui yang disegani sebagai Dewa Perang dan satu-satunya murid berbakat dari perguruan nomor satu di kerajaannya, mendadak menjadi sampah tak berguna. Semua terjadi karena ia dituduh melakukan kejahatan yang tak pernah ia lakukan: membunuh sang guru! Untungnya, di ambang kematian, seorang biksu tua datang--menyelamatkan nyawanya. Dendam pun membuat Songrui bertahan hidup. Ia bertekad kembali belajar silat. Meski selalu ditolak untuk berguru, Songrui tetap berusaha, sampai akhirnya ia berhasil masuk ke perguruan silat di daerah rural. Ternyata, langit tak sekejam itu padanya. Meski tempatnya belajar itu terlihat tak terurus, Songrui menemukan bahwa guru-gurunya adalah Tiga Legenda Pendekar yang telah menghilang dari dunia persilatan.... Segera, perjalanan Songrui untuk kembali bangkit pun dimulai!
View MoreSekumpulan pemuda berlarian penuh semangat menuju ke dalam hutan seolah sedang mengikuti lomba berburu. Beberapa di antara mereka bahkan tertawa sambil mengucapkan buruan kali ini sangat istimewa.
"Arah sana! Kita bisa mendapatkannya!"
Berbeda dengan kebahagiaan mereka, Wang Songrui–yang menjadi incaran–harus berlari meski terkatung-katung.
Lelaki itu tidak sempat memedulikan lagi penampilannya yang acak-acakkan atau luka di tubuhnya terus melebar.
Sudah beberapa hari ini dia diburu oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia kependekaran setelah dituduh membunuh sang guru. Ketika Songrui mencoba mencari bukti dengan dukungan teman seperguruannya, dia justru mengetahui perempuan itu tiba-tiba menjadi selir raja.
Dia tidak tahu bahwa di istana sedang diadakan ritual malam pertama saat berusaha menemui temannya. Seketika, ia kembali dituduh mengacaukan malam pertama Raja.
Semua menjadi kacau.
Bahkan, Songrui kini dinyatakan sebagai penjahat besar. Warga Ibu kota pun menolak Songrui, hingga ia tak bisa makan dan minum di sana.
"Jangan ada yang membantunya!" kata salah seorang penduduk ketika Songrui mencoba keberuntungannya meminta air karena ia merasa sangat kehausan.
Songrui lantas memutuskan untuk menjauhi pemukiman dan hidup di hutan. Namun, siapa sangka ia tetap dikejar, seperti ini?
Tak lama, Songrui berhenti.
Tenaganya sudah habis. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada batang pohon besar sembari mengatur pernapasan. Tak lupa, ia menekan bahu yang tak berhenti mengeluarkan darah.
Dalam keheningan, bunyi ranting kering dan dedaunan mendesak lelaki yang tengah sekarat itu untuk melanjutkan pelariannya.
Namun, baru saja ia melangkah, dia harus terhenti karena beberapa pemuda yang mengejarnya muncul di berbagai arah.
Mereka mengelilingi, bahkan menyudutkan Songrui ke tengah-tengah lingkaran.
“Lihatlah dirimu sekarang, Wang Songrui! Kau menjijikkan! Manusia tak tahu balas budi, sepertimu seharusnya tidak pernah ada di dunia ini!”
“Kau pikir siapa dirimu tanpa didikan gurumu. Tapi, kau malah membunuhnya?”
“Lalu, kau masih berani mengacaukan ritual pernikahan raja dengan selirnya?!”
Perkataan berantai dari murid-murid membuat Wang Songrui tertawa bodoh.
Meski raut wajah begitu pucat, tapi sorot mata begitu tajam, menunjukkan dendam dan kebencian mendalam saat mendengarkan semua perkataan mereka. Hal itu jelas membuat pemuda-pemuda itu kesal.
“Kau masih bisa tertawa!?” Salah seorang murid dari arah belakang lantas menendang Wang Songrui, hingga ia jatuh ke tanah.
“Uhuk!” Songrui kembali terbatuk dan mengeluarkan darah.
Melihat itu, mereka pun tersenyum.
“Yow! Bukankah kau dikatakan sebagai pahlawan yang tak pernah berdarah saat melawan musuh?”
Wang Songrui menarik napas dalam, berusaha tenang. Namun, kedua tangannya mengepal kuat di atas tanah.
Dengan segala upaya, dia mencoba bangkit berdiri mengandalkan kedua tangan sebagai tumpuan kekuatan untuk menopang tubuh.
Ketika sudah berhasil, Songrui pun menatap satu per satu murid yang mengelilinya.
“Aku sama sekali tidak mengenal kalian dan tak ada dendam di antara kita. Siapa yang menyuruh kalian?” tanya pria itu akhirnya.
Sayangnya, Songrui lagi-lagi ditertawakan.
“Kau memang tidak mengenal kami, tapi kami sangat mengenalmu! Tidak ada juga yang menyuruh kami. Hanya saja … karena kejahatanmu, dunia persilatan telah tercemar!” ucap pria bertubuh paling pendek di antara mereka.
“Membunuhmu yang sekarang sama seperti menginjak seekor semut! Tapi, kematian terlalu mudah untuk seorang pengkhianat dan pembunuh sepertimu!” tambah yang lain.
Para murid yang mengelilingi Wang Songrui pun mulai mendekat dengan tatapan licik.
Satu per satu dari mereka memulai aksi.
Tubuh Wang Songrui ditendang ke sana ke mari secara bergantian, bagai bola di tengah lapangan.
Meski hendak melawan, tapi Songrui tak bisa berbuat apa-apa. Para pemuda itu malah semakin keras menertawainya.
BUG!
Satu tendangan yang disertai tenaga dalam, akhirnya melemparkan tubuh Wang Songrui, hingga membentur batang pohon besar.Darah segar terpancar dari mulut Songrui.
Pria itu terbaring di atas tanah dengan mata membulat. Jantungnya sampai berhenti berdetak beberapa detik.
Sayangnya, ketika jantungnya mulai berdetak kembali, sakit yang luar biasa di tulang belakangnya, ia rasakan.Songrui berusaha menggerakkan tubuhnya, tetapi kedua tangannya justru dicengkeram.
Secara paksa, mereka membuat Wang Songrui berdiri dan bersandar pada batang pohon. Bahkan salah seorang murid memerintahkan untuk mengikatnya.
Dengan napas tersengal-sengal, Wang Songrui mengangkat wajah, menatap murid yang berdiri tegap di depannya. “Aku akan mengingat wajahmu….”
Diliriknya kedua murid di samping lalu arah pandangannya tertuju ke semua murid yang ada, “dan semua wajah kalian! Akan kubalas perbuatan kalian berpuluh-puluh kali lipat!”
“Ha ha ha ….”
Sayangnya, ancaman Songrui malah membuat mereka tertawa.
“Cuih!” Lelaki di depannya meludahi wajah Songrui, “Dengan kemampuanmu yang sekarang, takutnya kau tidak akan hidup sampai besok hari.”
“Wang Songrui, jangan salahkan kami. Salahkan dirimu saja yang tak punya hati! Kami hanya membantu membalaskan dendam gurumu!” tambah yang lain.
Begitu mereka selesai tertawa, seorang pemuda melangkah ke arah Songrui, lalu memperhatikan wajahnya dengan ekspresi serius.
“Harus kuakui, Wang Songrui. Meski sudah sekarat, tapi wajahmu ini….” Perkataannya terhenti. Di detik berikutnya, murid lelaki itu mengeluarkan belati yang terselip di ikat pinggang.
Sorot mata Wang Songrui tertuju ke ujung belati yang mengkilap di keremangan.
Meski dinginnya belati telah menempel di wajah, tapi sedikitpun ekspresi ketakutan tidak terlihat. Hanya tatapan dingin yang ada.“Karena wajah ini, semua murid gadis di perguruan, bahkan anak gadis para bangsawan tergila-gila padamu. Itu membuat kami kehilangan kesempatan mendapatkan perhatian mereka!”
Perlahan, ujung belati menggaris di wajah Wang Songrui.
Perihnya terasa ketika darah hangat mengalir di pipi hingga ke leher.
Bukan hanya satu sayatan, melainkan beberapa sayatan hingga seluruh wajah Wang Songrui ditutupi oleh darah.
Murid lelaki itu tiba-tiba mendekatkan mulutnya ke telinga lalu berbisik pelan. “Bukan hanya wajahku yang harus kau ingat, Wang Songrui, tapi namaku. Gaozhi, ingat itu!”
********
"Apa dia sudah mati?"
Samar-samar, Wang Songrui bisa mendengar pertanyaan tersebut meskipun ia sudah tidak sangup mengangkat kepala.
Ia dapat merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Semalam penuh Wang Songrui dipermainkan para murid tersebut.
Ia dipukul, ditendang, diludahi, dan dimaki. Songrui dijadikan tempat latihan dan pelampiasan kemarahan para pemuda tersebut. Mereka baru berhenti ketika Songrui tidak bergerak lagi.
Seorang murid lantas mendekati Songrui dan mendekatkan telunjuknya ke hidung Wang Songrui. Dapat dirasakannya, napas Songrui yang mulai menghilang.
“Dia sudah sekarat. Hahaha … sebentar lagi, dia mungkin akan mati.”
“AUUUU!!!”
Raungan seekor serigala tiba-tiba terdengar. Tak lama, diikuti balasan raungan beberapa serigala. Hal ini membuat para murid waspada. Mereka sadar bahwa aroma darah Wang Songrui telah menarik perhatian hewan liar di tengah-tengah hutan.
Mereka masih ingin menyiksa Songrui dan membuatnya kehilangan nyawa. Tapi, keadaan tak memungkinkan.
Salah seorang pun mendapatkan ide keji. “Lepaskan ikatannya dan biarkan saja tubuhnya menjadi makanan hewan liar!”
“Siap!”
Perlahan, kumpulan murid itu pun pergi keluar hutan.
Meski sudah sekarat, tapi indera pendengar Wang Songrui masih berfungsi dengan benar.
Kelompok murid kejam itu pergi dan membiarkannya tergeletak di atas tanah, seolah menunggu hewan pemangsa yang meraung untuk datang menikmati tubuhnya.
Srak!
Erangan serigala terdengar tak lama setelah bunyi dedaunan kering terinjak.
Songrui pun menoleh ke samping. Samar-samar, bayangan beberapa hewan berlari mendekatinya.
Kedua taring tajam menembus lengan Songrui. Begitu cepat hewan liar telah mengerumuninya.
Walaupun telah berusaha menyingkirkan hewan liar itu, tapi bagi mereka, Songrui bagaikan daging segar yang berada di meja makan–siap disantap.
Bayangan dirinya yang dielu-elukan sebagai dewa perang muncul dalam benaknya. Susah payah dia berjuang di setiap peperangan dan membawa pulang kemenangan ternyata nasib membawa pada kematian yang memalukan seperti ini.
Terlebih lagi, ia harus meninggal dengan nama yang sangat tak baik di mata semua orang merupakan penyesalan terbesarnya.
Bayangan masa lalu itu menghilang saat merasakan daging tubuhnya terkoyak oleh taring.
“Arrgh!” Rasa sakit membuatnya menjerit kuat di tengah-tengah hutan. Semakin dia menjerit dan merintih, hewan buas semakin bersemangat menikmati tubuhnya.
Songrui berusaha tersenyum. Entah mengapa, dia merasa sedikit kelegaan. Setidaknya, di akhir kehidupannya, ia masih bisa berguna menjadi makanan untuk kawanan serigala yang lapar. Matanya menggelap dan Songrui mulai menutup mata.
“Pergi!”
Songrui sedikit terkejut ketika suara seseorang secara samar terdengar. Di detik berikut, ia merasa tak ada lagi koyakkan di tubuhnya.
“Bagaimana bisa kau masih hidup dengan keadaan seperti ini?” ucap orang yang sama.
Sayangnya, Songrui tak tahu kelanjutannya karena kesadaran Songrui perlahan menghilang.
Usai menyimpan kedua wujud asli kakaknya, Songrui memasang wajah datar berjalan melewati guru misterius.“Xiongrui, kau mau ke mana?”Pertanyaan guru misterius menghentikan langkah kakinya.Ia terdiam.Suasana hening itu berubah setelah kedatangan guru pemabuk dan guru penjudi.“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya guru penjudi.Pertanyaan itu dijawab langsung oleh guru misterius.“Jangan terlalu bersedih, mereka berdua hanya kembali dari awal, seperti saat kami menemukannya,” sambung guru pemabuk.“Tapi, butuh waktu yang sangat lama untuk membuat mereka bereinkarnasi kembali,” lanjut guru penjudi.Sedikitpun ekspresi sedih tidak terlihat di wajah kedua guru itu.Raut wajah Songrui sedikit berubah mendengar perkataan kedua guru.Ia teringat kembali perkataan biksu tua sebelum akhirnya tersadar.“Maksud guru, mereka berdua masih bisa diselamatkan?”Guru penjudi dan guru pemabuk dengan santai menjelaskan bahwa kedua kakaknya adalah benda roh milik para dewa yang kemungkinan besar sedang
“Kak pertama, sekarang bagaimana?” Haoyun menatap murid pertama.“Guru pasti akan menyalahkanku karena tidak menjaga Dik Xiongrui dengan baik.”Murid pertama mengacuhkan perkataan Haoyun. Tatapan matanya hanya fokus pada tubuh Songrui yang terbaring di depan mereka.“Sudahlah Kak, jika kau ingin manangis, maka menangislah—”“Diam!” sela murid pertama memasang wajah serius menatap ke depan.Ngiiing!Haoyun yang sejak tadi ribut kini terdiam.Sebuah benda aneh keluar dari tubuh Songrui.“Kak, ini? Bukankah ini?”“Haoyun, sekarang Songrui masih punya harapan!” tutur murid pertama.“Kak, sejak awal kau sudah tahu dan menyembunyikannya dariku?”Murid pertama menoleh ke arah Haoyun.“Diamlah, dan cepat bantu aku!” desak murid pertama.********“Tempat apa ini?”Mendapati dirinya terbangun di tempat yang serupa seperti langit, Songrui menoleh ke kiri dan ke kanan.Ia kembali mengingat bayangan pertempuran dengan jiwa jahat.“Ini tidak seperti lautan kesadaranku.”“Jadi aku benar-benar sudah m
Gerakan terakhir Songrui mengakhiri ritualnya.Ujung pedang penghakiman tertuju ke arahnya!(Menggunakan pedang penghakiman untuk membunuhku?! Sungguh naif!)Ngiing!Jiwa jahat kembali berupaya mengendalikan tubuh Songrui, tapi Songrui menggunakan kedua energi di dalam tubuhnya untuk menekan jiwa jahat di dalam sana.(Roh pedang sialan! Beraninya kau mengkhianatiku!)Ngiiing!Tsk!Deg!Upaya Songrui berhasil!Pedang penghakiman menembus tubuhnya.“Jiwa jahat, kau sudah kalah! Sekarang semuanya telah berakhir!” ucap Songrui pelan.(Dasar bodoh! Kita berdua telah menyatu, membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri. Selamanya kau tidak akan pernah bereinkarnasi!)Songrui tersenyum lega.Ia sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan jiwa jahat, sebab roh pedang telah memberitahu sebelumnya bahwa satu-satunya cara agar jiwa jahat binasa selamanya, yaitu membiarkan jiwa jahat menyatu dengan tubuh Songrui.Awalnya Songrui sedikit ragu, tapi ketika roh pedang memberitahukan bahwa
“Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana itu
“Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam
Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!
Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan
???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j
Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments