Share

Ramuan Aneh Penyiksa Tubuh

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-27 15:47:12

Secercah cahaya menggantikan kegelapan. 

Kelopak mata Songrui yang tadinya tertutup, bergerak ke kiri dan ke kanan. 

Perlahan sepasang matanya terbuka. Wang Songrui sadar di bawah sinar matahari yang hangat.

“Di mana ini? Apa aku sudah mati? Ada apa dengan tubuhku?”

Songrui kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. 

Bukankah dia seharusnya sudah meninggal menjadi makanan hewan liar? 

Songrui mencoba mencari jawaban lewat apa yang dilihat. Namun, pemandangan beberapa lilin yang terletak di setiap sudut ruangan, tidak dapat membantunya.

Begitu merasakan sesuatu yang membungkus lembut seluruh tubuhnya, Songrui berupaya untuk berdiri. 

Sayangnya, leher, kaki, dan badannya tak bisa digerakkan. Hanya lengan tangannya yang bisa digerakkan. Itu pun harus dengan upaya keras. 

Begitu berhasil, Songrui pun mengangkat tangan dan melihat bungkusan kain putih menutupi seluruh tangannya.

Samar-samar, saat dirinya tak sadar, ia sempat mendengarkan bunyi mangkuk dan suara seseorang yang menyuruhnya menelan cairan berbau aneh.

Tiba-tiba, ia melihat cahaya terang muncul dari arah samping bersamaan dengan siluet seseorang yang terpantul di dinding ruangan. Songrui lantas menurunkan kembali tangannya dengan cepat dan menutup mata.

Drap! Drap! Drap!

Suara langkah kaki perlahan mendekat. Songrui dapat merasakan orang tersebut berhenti di sisinya. 

Tak lama, cairan aneh yang terasa hangat lagi-lagi masuk melalui mulutnya. Tanpa bisa menolak, tenggorokkan Songrui langsung menelannya.

Setelah selesai menghabiskan begitu banyak cairan aneh, Songrui dapat mendengar langkah kaki orang asing tersebut menjauh. Cahaya terang mulai menghilang dan pintu pun tertutup. 

Lama Songrui bertahan di posisinya, hingga perlahan ia membuka matanya. 

Namun, tak disangka, seseorang yang dipikirnya telah pergi, ternyata berdiri di sudut ruangan dengan menatapnya–seolah sudah mengetahui sandiwara Songrui.

“Terima kasih Tuan sudah menyelamatkan nyawaku,” ucap Songrui mendadak untuk menghilangkan rasa canggung.

Lelaki yang ada di sudut ruangan hanya diam. Ia lalu menyalakan sebatang lilin lagi dan mendekat ke arah Wang Songrui. 

Dengan tegas, pria berpenampilan biksu itu pun berkata, “Aku hanya melakukan tugasku. Jika takdir mengharuskanku menolongmu, aku tidak akan menyesal. Siapa kamu di masa lalu, tidak akan berpengaruh pada keputusanku sekarang!” 

Songrui menatap pria tua di hadapannya bingung. “Bagaimana jika kau menolong orang yang salah? Bagaimana jika orang yang kau selamatkan ini adalah seseorang yang membunuh gurunya sendiri? Penjahat di dunia persilatan dan penjahat di dalam kerajaan?”

“Jadi … menurutmu, aku sudah salah karena ternyata menolong orang yang membunuh gurunya sendiri?” tanya sang biksu.

“Tidak! Aku sama sekali tidak membunuh guruku! Bagaimana mungkin aku membunuh orang yang membesarkanku, mendidikku, mengajariku, dan menyuapiku makanan dengan tangannya sendiri?!” Tanpa sadar, air mata Songrui tak terbendung. Ia mengeluarkan segala beban di hatinya.

“Tuan, aku tidak ingin meninggal sebelum membalas kematian guruku! Aku ingin hidup dan mencari siapa pelaku yang membunuh guruku!” ucapnya lagi.

“Aku bukan Tuanmu, jangan panggil aku Tuan. Panggil saja, biksu tua.” Sang biksu lalu membalikkan badan. Namun, ia tiba-tiba berucap, “Mengenai aku bisa menyembuhkanmu atau tidak, itu tergantung pada niat hatimu dan takdir. Bersiaplah! Besok aku akan memberimu ramuan rahasia. Berhasil atau tidak, serahkan semuanya pada takdir!”

Wang Songrui memejamkan mata. 

Ia mengenang kembali bayangan masa lalu saat bersama dengan sang guru. 

Meski dari perkataan biksu tua semuanya tergantung takdir, tapi ada kekuatan di dalam diri yang mendesak dia mendorong Songrui untuk tetap hidup dan mencari keadilan untuk sang guru.

Keesokkan harinya biksu tua masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah nampan yang di atasnya ada mangkuk berisi cairan.

Cairan aneh dimasukkan ke dalam mulutnya. 

Semenit ketika dia menelan habis semangkuk cairan, rasa hangat berangsur menjadi panas yang  membakar tenggorokan, hingga menjalar ke organ dalam tubuh.

“Apa yang terjadi? Cairan apa yang biksu tua berikan?” gumam Songrui bingung.

Ia merasa mendengar biksu tua tersebut berkata sesuatu, tetapi Songrui tidak dapat menangkapnya dengan jelas. 

Rasa panas yang ada di dalam tubuhnya benar-benar tak tertahankan. 

Hanya satu kalimat yang jadi fokus Songrui. Selama dia bisa bertahan di tahap ini, maka tahap kedua akan diberikan. 

Meski tidak kuat, Songrui yang mendengarnya, lantas memaksa untuk segera meminum ramuan tahap kedua.

“Apa kau gila?! Jika sampai kau tak tahan dengan reaksi ramuan tahap kedua dan sampai pingsan, maka sia-sia sudah ramuan obat yang kau minum selama enam bulan ini!”

‘Enam bulan?’ batin Songrui terkejut. Ia tahu ia sadarkan diri cukup lama, tapi sampai selama itu? 

Peringatan biksu tua itu entah mengapa jadi menguatkan tekad Songrui. Setidaknya, dia harus segera mencoba pengobatan ini dan tidak menunda lebih lama.

“Kumohon. Berikan ramuan kedua.”

“Baiklah.” Biksu tua itu menyetujui permintaan pemuda itu meski sambil menggeleng melihat tekadnya yang luar biasa.

Diberikannya ramuan cairan yang kedua, hingga perlahan, ramuan kedua tertelan di tenggorokan mantan pahlawan perang ini. Songrui memaksakan dirinya. Ia mensugesti diri bahwa ramuan ini hanyalah air panas, yang panasnya pasti akan hilang seiring waktu berjalan–meski perih.

Hanya saja, itu tak semudah yang Songrui kira.

Kini, ia merasakan seperti menelan bara api yang membakar seluruh organ tubuh. Tanpa sadar, seluruh tubuhnya bergoncang sendiri.

Pandangan mata Wang Songrui mulai kabur. 

“Jangan menutup mata!” perintah biksu tua cepat.

Mendengar itu, kelopak matanya yang terasa berat, dipaksa Songrui untuk terbuka.

Ia memaksakan diri untuk sadar dengan mengingat kembali bagaimana kematian sang guru, serta bagaimana semua orang memperlakukannya. 

Di dalam ruang yang hanya diterangi beberapa cahaya lilin, Songrui berjuang nyawa menahan reaksi dahsyat ramuan obat. 

Sejam penuh ia menahan rasa membakar di dalam tubuh. Bahkan, ia dapat melihat asap keluar dari sela-sela balutan kain berwarna putih yang membungkus dirinya.

“Arggh!” Mata Wang Songrui membulat bersamaan dengan teriakan yang keluar dari mulutnya. 

Sekarang, panas telah naik ke atas serasa ingin memecahkan kepalanya. Ia merasa perih di sekujur kulit tubuhnya.

Ketika reaksi ramuan obat sedikit menghilang setelah sejam, Songrui mulai merasa lega. Namun, ternyata pengobatan belum berakhir.

Biksu tua itu keluar dan kembali masuk sembari membawa seember air berwarna coklat bercampur dedaunan dan akar. 

“Ini tahap ketiga ramuan,” ucapnya tegas. 

Perlahan, cairan disiramkan sedikit demi sedikit hingga membasahi tubuh. 

Rasa panas yang dirasakan Songrui menjadi hangat. 

Di menit berikutnya, ia merasa sejuk. Akan tetapi, ia tak menyangka kesejukkan itu malah berubah menjadi dingin hingga terasa menusuk sampai ke tulang.

“Ini adalah proses terakhir untukmu, Wang Songrui. Setelah ini berakhir, kau akan mendapatkan hidup baru!” Sama seperti sebelumnya, biksu tua meninggalkan ruangan lagi setelah selesai mengatakannya.

Songrui tidak tahu cara pengobatan aneh seperti apa yang dia lewati. Yang jelas, ia merasa dipermainkan ramuan obat. Baru saja merasakan panas bagai terbakar, kini harus menghadapi ribuan duri es yang menusuk tulang hingga sampai ke sumsum. 

Bahkan dalam waktu singkat, alis kening dan bulu matanya telah membeku dan membentuk salju. 

Embusan napasnya pun mengeluarkan uap dingin bukannya hangat.

********

Setelah beberapa saat dalam ketidaksadaran, Songrui perlahan membuka mata perlahan. Namun, dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.

“Tubuhmu mampu menerima efek ramuanku. Luar biasa! Aku bahkan tak yakin kau akan selamat di tahap ketiga,” ucap sang biksu tiba-tiba. 

Pria tua itu tampak kagum sambil menganggukkan kepala beberapa kali.

Hanya saja, Songrui tidak menjawab. Rasa aneh di tubuhnya terus menjalar, hingga akhirnya ia berteriak panik, “Ada apa dengan tubuhku?” 

Sebelum biksu tua itu menjawab, Wang Songrui spontan menuju ke sebuah cermin.

Ia pun mengambil lilin untuk menambah pencahayaan. 

Namun, begitu ia melihat pantulan cermin, matanya membulat besar. “Wajahku!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Artha Galery
mantap tor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Identitas dan Wajah Baru

    “Apa yang terjadi? Ada apa dengan wajahku?”Pantulan wajah orang lain yang ada di cermin sangat mengejutkan Songrui. Wajahnya kembali sepuluh tahun lebih muda dan bahkan lebih tampan dari dirinya di masa lalu!“Saat menemukanmu, seluruh tubuh dan wajahmu telah hancur,” jelas biksu tua perlahan, “hanya dengan menggunakan teknik rahasia yang selama ini tidak pernah kupergunakanlah, nyawamu dapat tertolong.”“Namun, ada efek samping yang harus kau tanggung. Salah satunya, adalah wajahmu.”Songrui terdiam. Dia tidak tahu apakah harus bersyukur karena mendapatkan wajah yang sesempurna ini atau harus mengeluh? Harga untuk membayar kehidupan kembali tak ubahnya hidup sebagai orang lain.“Ini seperti aku memulai hidup kembali dengan identitas baru,” gumamnya lalu menatap biksu tua itu, “Biksu Tua, teknik rahasia apa yang Anda maksudkan?”Ia tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran akan hal yang baru saja dialaminya.Biksu Tua itu terdiam sebelum akhirnya berbicara dengan nada tegas, “Mengenai

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Meridian

    Songrui hanya bisa mengembuskan napas panjang. Ia teringat ‘hukuman’ atas pembunuhan sang guru adalah dihapuskan semua kemampuan yang dia dapatkan dari perguruan. Pemuda itu pikir, dengan kesembuhan yang dia dapatkan dan energi yang dia rasakan dalam tubuh setelah sembuh, meridiannya ikut pulih. Ternyata, tidak. “Apa tidak ada cara lain, Biksu?” tanya Songrui mulai putus asa. “Meridianmu telah rusak. Kau sangat beruntung bisa hidup dan lolos setelah meminum ramuanku. Jadi, hiduplah dengan baik dan normal mulai sekarang sebagai orang baru.” Mendengar itu, Songrui tertawa kecil. “Sejak memutuskan untuk meminum ramuan dari biksu tua, aku telah memutuskan untuk membalas kembali semua perlakuan mereka dan membalas dendam guruku! Apa gunanya aku berjuang di ambang kematian lalu hanya ingin menikmati hidup dengan baik?” Biksu Tua itu menggelengkan kepala melihat kekeraskepalaan pemuda itu. “Xiong Rui, tidak semua bisa didapatkan dengan mudah. Kau yang sekarang, sudah bukan kau yang dul

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Calon Perguruan

    Mendengar kalimat itu, Wang Songrui tersenyum.Dia tidak sepolos yang mereka kira.Sudah pasti ini adalah jebakan dari ketiga murid itu. Meski belum pasti akan mengalahkan mereka, tapi tak akan dia biarkan dirinya dijadikan mainan seenak hati.“Serang!”Ketiga murid mulai menyerang Wang Songrui secara bersamaan.Meski beberapa kali Songrui mampu menghindar dan membalas serangan mereka, tapi dengan kemampuan tenaga dalam ketiga murid itu, Songrui mulai kewalahan.BUK! BUK! BUK!Songrui berakhir dihajar habis-habisan.Namun, ia tak mau membiarkan dirinya terluka tanpa membalas melukai salah satu dari mereka. Sayangnya, Songrui tidak bisa.“Menyerahlah. Jurus yang diajarkan guru sampahmu tak mampu mengalahkan kami.”“Hahahaha….!"“Dia pasti malu memiliki murid sepertimu!”Ketiga menertawai dan memaki Songrui.Namun, ia tak bisa menerima ketika gurunya pun dihina dengan kejam oleh mereka.Songrui yang sedari tadi menahan emosi, seketika meledak. Ia pun berdiri, menyapukan telapak tangann

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Menjadi Murid Biksu Tua

    Tidak ada jawaban dari Biksu Tua.Lama menunggu jawaban, akhirnya Wang Songrui memberanikan diri mengangkat wajah.Hanya ada ekspresi datar di wajah sang biksu. “Xiong Rui, menjadi muridku bukanlah hal yang mudah. Ada syarat yang tak akan sanggup kau lakukan.”Deg!Songrui terkejut mendengar ucapan lelaki tua itu. Namun, tekadnya tak luntur.Dengan tegas, Songrui pun membalas, “Aku sanggup!”Ekspresi datar sang biksu tidak menghilang sembari berkata, “Beristirahatlah. Setelah kau pulih, aku menunggumu untuk menepati perkataanmu!******Sepanjang mata memandang, hanya lautan rerumputan hijau menyapa.Angin sejuk bertiup pelan. Udara yang dihirup menyegarkan saluran pernapasan.Wang Songrui pun memantapkan langkah ke depan, mendekati biksu tua yang berdiri membelakanginya.Biksu tua lantas membalikkan badan lalu mengibaskan lengan, beriring perisai disekitar tubuh Wang Songrui mengelilinginya.“Hanya dengan membersihkan hati dan menjernihkan pikiran, kau akan kuterima sebagai muridku.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Perguruan Tanpa Nama

    Mata Wang Songrui terbuka lebar. Ia tampak begitu panik. “Kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?” Biksu tua itu menggeleng. “Bukan,” ucapnya tegas, “menjadikanmu muridku, hanya akan menghalangi tujuanmu. Jadi, aku akan merekomendasikanmu di salah satu perguruan, kau akan diterima di sana.” Wang Songrui terdiam. Cukup lama ia berpikir, bahkan tidurnya pun tak nyenyak. Namun, akhirnya Songrui tetap berangkat ke perguruan yang dimaksudkan biksu tua. Dalam perjalanan, rasa semangat kembali timbul meski Songrui harus melewati hutan, sungai, hingga berhari-hari. Namun setelah sampai di sana, bayangan perguruan yang selama ini dipikirnya adalah perguruan berkualitas ternyata hanyalah angan-angan. “Apa benar ini tempatnya?” Mata Songrui memperhatikan bangunan tembok yang sudah tua dan retak di dinding. Apalagi, saat hendak mengetuk pintu gerbang, ternyata pintu tak terkunci. Begitu masuk ke dalam, bahkan tak ada satu pun yang menyambut kedatangannya. WUSS!Kepulan asap di bagian belak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Guru Kedua

    “Jadi … jangan berani mengganggunya saat sedang tidur. Yang jadi masalah adalah, dia suka tidur di tempat yang tidak akan bisa kamu duga.”Belum sempat Wang Songrui bertanya, jawaban dari Haoyoun telah membuatnya kecewa. Setelah dia melewati masa kritis dan berkesempatan hidup lagi, tidak pernah Songrui merasa frustasi seperti ini.Ada apa dengan biksu tua sampai membuatnya masuk ke perguruan luar biasa aneh ini?Rasanya, ia ingin marah. Namun, mengingat kebaikan biksu tua, rasanya tak mungkin pria itu hanya mempermainkannya. Perlahan, Songrui menarik napas. Alih-alih marah, dia justru bertanya dengan tenang, “Lalu, bagaimana ketiga guru mengajari kalian?”Untungnya, Kakak keduanya ini tampak masih antusias menjelaskannya. Dia bahkan menatap Songrui dengan tatapan berbinar. “Jangan khawatir, beberapa hari lagi semua guru akan berkumpul di aula untuk memberikan pelatihan. Kebetulan karena ada ketambahan satu murid, mereka pasti akan senang.”Brak!Percakapan mereka terhenti ketika m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Guru Misterius

    Kedua pasang mata tertegun melihat dua titik putih dan satu titik putih yang ada di atas ketiga dadu masing-masing. “Hebat!” Haoyun menggeleng takjub lalu melirik ke arah sang guru yang masih terpaku sambil menahan tawa dan berucap, “Guru … kau? Kau kalah!” Ekspresi sang guru saat ini menyiratkan bahwa sangat mustahil dia dikalahkan oleh seorang bocah yang baru beranjak dewasa. “Bagaimana kau bisa menebaknya?” tanya sang guru memandang serius. Songrui menundukkan wajahnya, merendahkan diri. “Terima kasih karena guru sudah bermurah hati mengizinkanku menebaknya terlebih dahulu. Jika tidak, maka kemenangan ini tentu akan menjadi milik guru,” jawabnya dengan senyum kecil di sudut bibir. "Hahahaha...." Sang guru memaksakan tawa mendengar ucapan Songrui. Pria itu bahkan melambaikan tangan ke depan seolah mengabaikan kekalahannya. “Tidak masalah. Sebagai seorang guru, tentu saja aku tidak boleh mempersulit calon muridku. Benar bukan, Haoyun?” tanyanya melemparkan pandangan ke arah Haoy

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Berita Turnamen Pendekar

    Songru segera mempelajari sedikit demi sedikit setiap gerakkan dan ayunan pedang yang tertulis di buku. Untuk mempelajari tanpa menyalurkan energi ke dalam pedang, memang sangat mudah. Hanya saja, kekuatan yang ada tak akan terlalu berpengaruh pada musuh yang memiliki basis energi dalam tubuh. Sudah sebulan ini, Songrui tak henti mempelajari gerakan yang tertulis di buku, hingga akhirnya berhasil menguasai dan memahami setiap jurus yang ada. Namun, hal itu justru mendorong keinginan untuk mencoba menyalurkan energi lewat pedang. “Aku bisa! Kali ini harus mencobanya!” tekadnya WUSH! “Akh!” Songrui segera terbatuk mengeluarkan darah. Lututnya tertekuk ke tanah dengan pedang di tangan menopang tubuh agar tidak terjatuh. Bukan berhasil, ia justru hampir mencelakai dirinya karena mencoba memaksakan diri. Meridiannya masih belum mengelola energi. “Adik Xiongrui!” Teriakan Haoyun--sang kakak seperguruan--membuat Songrui segera membersihkan noda darah di bibirnya. “Kau baik-baik

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Jiwa Jahat Muncul Kembali

    Ha ha ha!Jiwa jahat muncul di udara!Tak lama setelah kemunculannya sekian banyak sosok hitam bermata merah memenuhi wilayah sekitar benteng perbatasan.“Xiongrui, kali ini kau tak akan bisa melindungi mereka!” seru jiwa jahat dengan suara yang terdengar mengerikan.Usai berucap jiwa jahat mengulurkan tangannya ke depan—memerintahkan semua sosok hitam menyerang.Kesempatan ini juga digunakan pangeran kedua belas memerintahkan pasukannya menyerang serentak.Para guru dan murid menyatukan kekuatan dan membentuk formasi untuk menyerang balik sekian banyak bayangan hitam yang ada di sekitar mereka.Begitu juga jenderal dan prajuritnya yang berada di dalam benteng berjuang keras menyerang setiap bayangan hitam yang datang menyerang.Sementara Songrui menggunakan kesempatan ini untuk berhadapan dengan jiwa jahat.Namun pangeran kedua belas ikut membantu jiwa jahat dan menyerang Songrui.Meski begitu, pangeran kedua belas yang terluka bukanlah tandingan Songrui.Syuut!Brukh!Serangan terakh

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Bertarung Kembali

    “Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran bah

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Musuh Telah Dekat, Taktik Berubah

    Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Rencana Di Benteng Perbatasan

    Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Kabar Penyerangan Musuh Di Benteng Perbatasan

    “Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Munculnya Pot Pembakaran Dewa

    “Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Tubuh Fana Hancur, Jiwa Jahat Lolos

    “Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Jiwa Jahat Di Tubuh Fana Sang Guru

    “Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Dendam Berakhir

    Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status