Share

Berita Turnamen Pendekar

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-18 23:37:30

Songru segera mempelajari sedikit demi sedikit setiap gerakkan dan ayunan pedang yang tertulis di buku.

Untuk mempelajari tanpa menyalurkan energi ke dalam pedang, memang sangat mudah. Hanya saja, kekuatan yang ada tak akan terlalu berpengaruh pada musuh yang memiliki basis energi dalam tubuh.

Sudah sebulan ini, Songrui tak henti mempelajari gerakan yang tertulis di buku, hingga akhirnya berhasil menguasai dan memahami setiap jurus yang ada.

Namun, hal itu justru mendorong keinginan untuk mencoba menyalurkan energi lewat pedang.

 “Aku bisa! Kali ini harus mencobanya!” tekadnya

WUSH!

 “Akh!” Songrui segera terbatuk mengeluarkan darah.

Lututnya tertekuk ke tanah dengan pedang di tangan menopang tubuh agar tidak terjatuh.

Bukan berhasil, ia justru hampir mencelakai dirinya karena mencoba memaksakan diri. Meridiannya masih belum mengelola energi. 

“Adik Xiongrui!”

Teriakan Haoyun--sang kakak seperguruan--membuat Songrui segera membersihkan noda darah di bibirnya. 

“Kau baik-baik saja?” tanyanya pada Songrui. 

“Tentu saja!”

Mendengar kesungguhan Songrui, Haoyun pun mengangguk.

“Em ... adik Xiongrui," ucapnya, "aku dan Kakak pertama akan ke desa Foshan. Kebetulan, guru menyuruhku membeli arak kesukaannya dan Kakak pertama juga berniat menjual ramuan obatnya. Kau mau--”

“Aku ikut!” jawab Songrui bersemangat.

Kalau hal ini tidak diungkit, dia hampir lupa bahwa dirinya telah lama meninggalkan dunia luar dan lupa akan tujuan utama.

****

Tiba di desa Foshan, Songrui menyadari suasananya tak kalah ramai dari kota.

Banyak pedagang yang berjejeran di sepanjang jalan.

“Apa!?”

Songrui yang baru saja menikmati pemandangan keramaian, tiba-tiba terkejut mendengar suara Haoyun.

 “Ada apa, Kak Haoyun?”

"Harga arak naik," ucapnya pelan.

Songrui menatap bingung kakak perguruannya.

Ternyata, kenaikannya jauh drastis. Menurut Informasi dari tuan toko, bukan hanya arak saja yang naik, tapi semua barang yang ada di desa telah dinaikkan.

Ini semua karena desa mereka sedang kedatangan tamu penting dari kota untuk merekrut para pendekar di dunia persilatan.

Hal ini digunakan para pebisnis untuk mencari keuntungan dengan menaikkan semua harga.

 Para tamu yang datang dari jauh, akan tinggal di desa mereka selama mempersiapkan turnamen. Dan, mereka tentu saja akan memerlukan kebutuhan sehari-hari meski harganya tinggi sekali pun.

 Hanya saja, Songrui salah fokus dengan pernyataan terakhir.

“Turnamen pendekar?” Songrui menatap berseri, “kapan akan dimulai?”

Kesempatan yang ditunggu-tunggu, akhirnya datang juga!   

“Pendaftaran sudah dibuka dan akan ditutup dalam seminggu hari lagi. Sudah-sudah, kalian jadi beli atau tidak?!” sentak Tuan Toko malas.

“Tuan, aku sudah berlangganan di toko ini sejak lama. Bagaimana kalau kau berikan diskon untukku?” bujuk Haoyun meletakkan sekantung penuh uang ke atas meja.

“Tidak bisa! Pergilah kalau kalian tak mampu membelinya! Jangan mengganggu bisnisku!”

Pria tua itu menatap malas Haoyun, hingga membuat Songrui tak nyaman. “Kami mampu!” tegasnya, “aku akan membeli semua arak terbaikmu. Berapa banyak harganya?”

Mata Haoyun sontak terbelalak--haru--mendengar Songrui berucap seolah memiliki uang yang banyak.

“Tiga ratus tael emas! Sudahku berikan diskon, murah bukan?” jawab pemilik toko setelah selesai menghitung.

“Baik!” sosor Songrui menyodorkan kantung uang di atas meja ke depan pemilik toko. “Dalam tiga hari, jika kami tidak kembali untuk melengkapi jumlahnya, maka uang muka kami tidak akan kembali!”

"Hahahaha," tawa Tuan Toko atas tawaran Songrui. Tentu saja, ia setuju, terlebih melihat penampilan lusuh Songrui dan Haoyun.

Di sisi lain, kakak seperguruan Songrui memasang wajah membatu melihat kantung uangnya---seolah akan menghilang begitu saja karena taruhan Songrui. Ia tak tahu apakah keputusannya benar mempercayai adik perguruannya itu.

Namun belum sempat berkata apa pun, bukti tanda terima dan persetujuan dengan tuan toko telah diproses.

Setelahnya, mereka berdua pun pergi dari sana menemui Kakak pertama.

******

“Apa!?” Mata kakak pertama membulat besar mendengarkan cerita Haoyun tentang apa yang dilakukan Songrui.

“Dari mana kau bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam tiga hari!?” tanyanya lagi.

Ia pun menatap tak percaya Songrui.

“Kau memang murid guru judi! Jika dia tahu, dia akan bangga padamu karena telah menghabiskan uang guru pemabuk untuk membeli araknya!”

Namun, tak peduli seperti apa pendapat kedua kakak perguruannya terhadap keputusan yang dia ambil, Songrui tetap yakin akan berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.

Ia punya perhitungan sendiri. Tak mungkin ia begitu berani mempertaruhkan sesuatu tanpa pertimbangan.

Sorot mata Songrui tertuju pada ramuan obat-obatan yang dijual kakak pertama di atas meja. “Kakak pertama, aku akan membeli semua ramuan obatmu. Berapa banyak harganya?”

"Hahaha...." Kakak pertama tertawa bodoh. “Kau bahkan mau membelinya? Untuk apa?”

Pemuda itu menggelengkan kepalanya, seolah tak yakin dengan kemampuan Songrui.

Hanya saja, ekspresi Songrui tidak berubah. Hal itu membuat sang kakak pertama menormalkan suaranya. “Baik. Karena kau adikku, maka aku akan memberikan harga sedikit murah.”

“Tiga ratus tael perak saja!” ucapnya.

Songrui mengangguk dengan cepat. “Setuju! Tapi uangnya akan aku berikan besok dan akan aku tambahkan seratus tael lagi untukmu. Bagaimana?”

 Kedua lelaki itu saling memandang--tampak bingung dengan pemikiran dan rencana apa yang membuat Songrui begitu percaya diri.

Tapi, mereka berdua tak banyak bertanya dan hanya setuju begitu saja.

Tanpa mereka sadari, Songrui sebenarnya telah membantu kedua kakak perguruannya memikirkan masalah jual-beli di desa hari ini.

Sekarang, yang harus dilakukan Songrui adalah menuju ke tempat pendaftaran kompetisi.

Dengan cepat, ia mengajak kedua kakak perguruanny ke sana dan menunggu di depan gerbang--menawarkan ramuan obat untuk menunjang kemampuan dalam pertandingan nanti.

"Ramuan ajaib penjamin kemenangan!" teriaknya.          

"Siapapun yang menggunakannya, pasti pemenang turnamen ini!"

Semua pendekar yang lewat--mendengar ucapan Songrui.

Tentu saja mereka tidak mempercayai perkataannya, hingga salah satu pendekar keluar dengan wajah lesu dan mengatakan dirinya tidak diperkenankan mendaftar sebab masih ada luka dalam akibat pertarungan di tubuhnya.

"Kalau memang benar ramuan obatmu ini sangat berkualitas, aku akan membayarnya dua kali lipat asalkan bisa membantu tubuhku dalam pemulihan!”

 Songrui pun mengangguk cepat. dia meminta kakak pertama memilihkan ramuan obat apa yang paling cocok untuk digunakan lelaki yang ada di depan mereka.

*****

  Keesokkan harinya, pagi-pagi sekali, Songrui telah berdiri di depan gedung pendaftran dengan menjual ramuan obatnya.

  “Sudahlah Adik Xiongrui, mereka bahkan tak mau membelinya meski kau berteriak keras,” ucap kakak pertama menggaruk kepala seolah merasa bosan.

  Hanya saja, tak lama kemudian, gerombolan pendekar terlihat menunjuk-nunjuk ke arah mereka dan berjalan mendekat.

  “Teman, ramuan obat apa yang kau berikan padaku?” tanya pemuda kemarin, "aku akan memberikan tambahan uangnya sesuai janjiku!"

Sekantung uang penuh segera diletakkan di atas meja.

Dengan wajah penuh semangat, lelaki itu memberitahukan bahwa luka dalam tubuhnya telah sembuh.

 Sontak, hal itu membuat semua orang di sana terkejut.       

Bukti mujarabnya obat yang dijual Songrui membuat orang berbondong-bondong memborongnya, hingga jumlah uangnya melebihi utangnya pada kakak pertama dan tuan di toko arak.

 “Adik Xiongrui, kau sangat cerdas!” puji Haoyun memandang banyaknya arak yang ada di kereta.

“Benar! Kalau begini, Kakak pertama akan lebih semangat membuat ramuan dan kau bantu untuk menjualnya. Bagaimana?” tawarnya lagi.

Songrui hanya tertawa sembari menggelengkan kepala mendengar pujian kedua lelaki itu.

Kejadian ini pun didengar oleh kedua guru di perguruan. Mereka pun memberikan pujian yang sama.

Sungguh, sangat bangga saat mengetahui Songrui ternyata sangat pintar.

Hanya saja, mereka berdua terdiam dengan wajah serius begitu mendengar ucapan Songrui.

"Guru, izinkan aku ikut turnamen pendekar."

Cristi Rottie

Jangan lupa tambahkan novel ini ke rak buku kalian, yah. Biar tiap update akan ada pemberitahuan.

| 8
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Haikallhizriell Haikallhizriell
update yg byk ya sis.. aku dari Malaysia..tapi senang dan suka membacanya..
goodnovel comment avatar
Babang Petir
Ceritanya mengalir dgn apik..asyik utk diikuti terus
goodnovel comment avatar
Yani Zainum
mulai sukaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Arena Pertandingan

    "Kalian ingin mengikuti turnamen pendekar?” Wajah kedua guru tampak ragu memandang ketiga murid yang ada di depan mereka. “Ini tidak ada hubungannya dengan kedua Kakak seperguruan. Hanya aku sendiri yang menginginkan mengikuti turnamen ini.” “Adik Xiongrui, kami—” “Tidak apa-apa, Kakak pertama, Kakak Haoyun. Ini kemauanku sendiri, kalian jangan memaksakan diri untuk mengikutiku,” sela Songrui tersenyum kecil. “Kalau memang kau sudah memutuskan, maka pergilah. Gurumu juga tak tahu berada di mana, dan pastinya dia tidak akan melarangmu!” jelas guru pemabuk dengan santai sambil meneguk arak yang baru saja dibeli. Seperti perkataan Haoyun di awal Songrui tiba di perguruan, ketiga guru memang tidak akan melarang setiap murid dalam keputusan apa pun. Tanpa beban, Xiongrui pun berpamitan dengan kedua guru dan kedua kakak perguruannya setelah selesai berkemas. Namun, baru saja langkah kaki melewati pintu gerbang, Haoyun memanggilnya. “Kakak pertama, Kak Haoyun, kalian tidak perlu m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Rahasia Ketiga Guru

    Begitu menjauh dari desa, Songrui mendapati dirinya digendong oleh seseorang. Ketika menengok, wajah seseorang yang dikenali membuat Songrui tak nyaman. “Guru, turunkan aku. Aku bisa berjalan sendiri,” ucap Songrui dengan suara melemah yang akhirnya mendapat penolakan dan bentakkan dari guru misterius. “Berbicara saja kau hampir tak mampu, masih bilang mau berjalan sendiri!?” “Guru, a-aku, ma-maafkan aku.” “Siapa yang kau panggil guru!? Aku bukan gurumu! Diamlah jika tidak ingin kulempar dari sini!” Songrui tak berani lagi berucap mendengar ucapan guru misterius. Diliriknya lagi ke samping kiri dan kanan sebelum kesadarannya benar-benar menghilang. Guru pemabuk dan guru judi juga melakukan hal yang sama terhadap kakak pertama dan Haoyun. ****** Ketika tersadar, Songrui mendapati dirinya telah berada di dalam kamarnya. Dia termenung saat baru beranjak dari tempat tidur. “Aneh?” Alis keningnya mengernyit beriring kedua tangan meraba beberapa bagian tubuhnya sendiri. Semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Tiga Pendekar Legenda

    “Xiongrui!” Keberadaan Songrui diketahui sang guru entah bagaimana caranya. Mau bersembunyi pun, sudah terlambat.Songrui lantas keluar dari balik batu besar. Ia melangkah ragu sambil memasang wajah canggung. Air terjun terlihat kembali mengalir. Dan perlahan, angin sejuk membiaskan air, hingga mengenai kulit wajah Songrui. Sang guru pun mulai terbang--mendekati Songrui setelah menyelesaikan ritualnya “Guru, bolehkah aku bertanya?” Alih-alih meminta maaf karena telah membuntuti sang guru, Songrui justru bertanya. Ia lebih tertarik mencari tahu tentang identitas asli dan jurus rahasia yang digunakannya. "Jurus yang digunakan tadi, apakah itu ‘seratus pedang bayangan?’“ tanyanya lagi, “Di dunia ini, setahuku, hanya satu orang yang bisa menggunakannya. Apakah guru adalah pendekar legenda itu?” Mata Songrui masih berbinar, menatap sang guru penuh harap. Semoga, jawaban yang akan dia dengarkan, sesuai dengan dugaannya. Sang guru menarik napas panjang seolah pasrah harus menjawab

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Diusir Oleh Ketiga Guru

    “Kau akan tahu dengan sendirinya saat kau keluar dari sini.” “Pergilah, Xiongrui. Kau tidak diterima lagi tinggal di sini!” “Kami tak bisa menjadikan seseorang yang membunuh gurunya sendiri sebagai murid kami” Kedua guru itu masih bersikukuh dengan pendapat mereka.Songrui terdiam sejenak. Ia berpikir bahwa seluruh dunia telah menolaknya. Semua orang memperlakukannya dengan buruk sejak fitnah itu tersebar. Biksu tua yang menyelamatkannya juga melemparkan dia ke perguruan ini dengan suatu alasan. Dan sekarang, para guru juga melakukan hal yang sama setelah mengetahui identitasnya, seolah ia tak layak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kembali. “Aku tidak membunuh guruku!” tegas Songrui, “jika fitnahan itu benar, maka aku akan meninggal dengan cara tragis! Dan, aku tak akan bereinkarnasi lagi!” Meski telah bersumpah mengutuki diri sendiri, tapi kedua guru itu memasang wajah datar. Sikap kedua guru berubah drastis dari yang dia kenal sebelumnya. Mereka sangat dingin,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Keberuntungan Di Tengah Musibah

    DEG!Mata Songrui terbuka lebar tak berkedip! “Me-menutupnya?” Mulutnya berucap kaku. Sang guru lalu menatapnya dalam. “Ini untuk kebaikanmu. Percayalah pada guru.” “Kenapa harus menutupnya?” Guru misterius terdiam sejenak. Lalu menoleh ke samping, menatap lama akar Lanchu. “Jika ada kemungkinan lima persen, apakah kau mau mencobanya?” “Tentu saja!” sontak Songrui berucap yakin meski belum tahu apa yang dimaksud sang guru.Hanya saja, terselip kepercayaan bahwa sang guru memiliki alasan yang tak akan merugikannya. “Bahkan jika nyawamu harus dipertaruhkan?!” Guru misterius bertanya lagi sambil menatap tegas. Bagi Songrui, mempertaruhkan nyawa bukanlah masalah besar asalkan ada kemungkinan. Meski sedikit, akan ia lakukan! “Guru, tenang saja! Nyawaku telah berkali-kali dipertaruhkan. Tidak masalah jika harus mengulangi hal yang sama.” Melalui persetujuan Songrui untuk menutup meridiannya, guru misterius bersama kedua guru bekerjasama. Mereka mulai menggunakan energi masing-mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Meridian Terbalik

    Tak lama, ketiga guru yang terpental jauh pun berusaha berdiri. Berjalan di tengah asap yang membuat samar pemandangan, mereka berusaha mencari keberadaan Songrui dalam keheningan.Hanya saja, ketiganya tak banyak berharap karena yakin pemuda itu telah mati. Siapa yang sanggup bertahan bila ledakan luar biasa tersebut di tubuhnya? !!! “Dia!?” Kedua guru memandang heran melihat tubuh Songrui yang tergeletak di rerumputan. “Bagaimana mungkin?!” Tatapan heran tergambar di wajah para guru.Ledakkan energi tadi, seharusnya telah menghancurkan tubuh Songrui berkeping-keping. Namun nyatanya, sedikitpun luka atau goresan tidak dimiliki Songrui. “GURU!” Haoyun dan murid pertama, yang baru sampai setelah berupaya menyusul kedua guru, berteriak panik. Namun, belum sempat memproses informasi, kakak-kakak seperguruan Songrui itu justru telah diperintahkan untuk membawanya yang pingsan kembali ke perguruan. Dalam ketidaksadaran Songrui, ketiga guru berdiri di sisi tempat tidur sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Rahasia Buku Tua

    “Aiya!” guru penjudi berdiri tegak. Menggerakkan pinggulnya lalu menepuk-nepuk bahu. “Si tua bangka itu benar-benar membuat repot saja!”Songrui mengulurkan buku ke depan guru penjudi.Sepertinya buku itu bukan penyebab guru penjudi kesal, melainkan karena guru misterius. “Guru, apa kau tahu di mana guruku berada?”“Jangan tanya aku! Sepertinya untuk waktu yang cukup lama dia tidak akan menemuimu!” “Kenapa?” sontak tanya Songrui.Tak menyangka guru misterius membahayakan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Songrui saat itu.Guru misterius kehilangan banyak energinya di saat membantu Songrui membuka kembali titik meridian yang terkunci.Ditambah lagi setelah kejadian itu, sang guru menggunakan energinya untuk membantu pemulihan Songrui. “Pantas saja setiap berlatih energi di dalam tubuhku banyak yang hilang.”Ternyata, energi yang aku gunakan adalah pemberian guru.Songrui melamun menatap kedua telapak tangannya. “B

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Cepatu Lanchu

    Ternyata penyebab ia tak bisa mempelajari jurus di buku karena caranya yang salah. Tak mau menyia-nyiakan waktu, Songrui mencoba memulai kembali latihan sesuai dengan petunjuk di dalam buku itu. Jurus yang dipelajari bukanlah ilmu penyerangan, melainkan cara menyerap energi. Seolah buku tersebut telah disediakan sejak lama untuknya. Ia bahkan baru mengerti kalau gambar pohon jelek yang dimaksud guru penjudi adalah gambar akar Lanchu. Teringat kembali perkataan guru bahwa dengan keadaannya sekarang hanya bisa menyerap energi seperti akar Lanchu. Dia berdiri tegap di atas tanah. Melakukan ritual penyerapan. Cara ini berhasil! Energi yang ada di sekitar perlahan berkumpul dan masuk ke dalam tubuh Songrui. Namun tak lama menghilang kembali. Songrui mulai tak fokus. Ternyata meski telah mengikuti cara sesuai dengan yang tertulis, ia tetap saja diperhadapkan dengan tantangan. Merasa lelah dengan semua yang dihadapinya, Songrui memutuskan untuk berhenti. Berharap besok hari akan a

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25

Bab terbaru

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Masa lalu Dan Dendam Hua Rong

    Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Pertempuran Besar Di Benteng Perbatasan

    Jiwa jahat menghajarnya hingga terlempar jauh.Racun di dalam tubuh benar-benar membuat Songrui lemah.Semua orang yang sadar kembali menyatukan kekuatan mereka dan serentak menyerang ke arah jiwa jahat.Namun usaha mereka berakhir sia-sia. Bahkan para guru yang berupaya menyegel jiwa jahat berakhir sama seperti Songrui.“Xiongrui-xiongrui, aku sudah muak dengan permainan lemah seperti ini!”Usai berucap jiwa jahat memulai ritual.“Biar aku tunjukan padamu, seperti apa kekuatan dewa sebenarnya!”Ngiiing!Jiwa jahat mengulurkan kedua tangannya ke depan.Sepasang mata Songrui terbelalak!Jiwa jahat mulai menyerap semua energi di dalam tubuh semua orang.Satu persatu orang yang diserap energinya berjatuhan di tanah bagai mayat kering.Hal ini membangkitkan emosi Songrui.Keadaan memaksanya untuk menghentikan tindakan jiwa jahat.Wuuushhh!Sliing!Ia melayangkan pedang penghakiman hingga berhasil memutus aliran ritual penyerapan dari jiwa jahat.Tak menyangka tindakan Songrui justru mempro

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Jiwa Jahat Muncul Kembali

    Ha ha ha!Jiwa jahat muncul di udara!Tak lama setelah kemunculannya sekian banyak sosok hitam bermata merah memenuhi wilayah sekitar benteng perbatasan.“Xiongrui, kali ini kau tak akan bisa melindungi mereka!” seru jiwa jahat dengan suara yang terdengar mengerikan.Usai berucap jiwa jahat mengulurkan tangannya ke depan—memerintahkan semua sosok hitam menyerang.Kesempatan ini juga digunakan pangeran kedua belas memerintahkan pasukannya menyerang serentak.Para guru dan murid menyatukan kekuatan dan membentuk formasi untuk menyerang balik sekian banyak bayangan hitam yang ada di sekitar mereka.Begitu juga jenderal dan prajuritnya yang berada di dalam benteng berjuang keras menyerang setiap bayangan hitam yang datang menyerang.Sementara Songrui menggunakan kesempatan ini untuk berhadapan dengan jiwa jahat.Namun pangeran kedua belas ikut membantu jiwa jahat dan menyerang Songrui.Meski begitu, pangeran kedua belas yang terluka bukanlah tandingan Songrui.Syuut!Brukh!Serangan terakh

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Bertarung Kembali

    “Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran bah

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Musuh Telah Dekat, Taktik Berubah

    Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Rencana Di Benteng Perbatasan

    Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Kabar Penyerangan Musuh Di Benteng Perbatasan

    “Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Munculnya Pot Pembakaran Dewa

    “Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Tubuh Fana Hancur, Jiwa Jahat Lolos

    “Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status