Selamat membaca. Bagi pembaca yang belum menambahkan buku ini ke rak baca, silakan tambahkan yah, agar bisa tahu kalau saya sudah update bab. terima kasih utk pembaca setia yang sudha bersama-sama dengan saya mulai dari perjalanan novel SPP. Selanjutnya bagaimana pendapat kalian tentang novel baru ini? Terima kasih
“Aiya!” guru penjudi berdiri tegak. Menggerakkan pinggulnya lalu menepuk-nepuk bahu. “Si tua bangka itu benar-benar membuat repot saja!”Songrui mengulurkan buku ke depan guru penjudi.Sepertinya buku itu bukan penyebab guru penjudi kesal, melainkan karena guru misterius. “Guru, apa kau tahu di mana guruku berada?”“Jangan tanya aku! Sepertinya untuk waktu yang cukup lama dia tidak akan menemuimu!” “Kenapa?” sontak tanya Songrui.Tak menyangka guru misterius membahayakan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Songrui saat itu.Guru misterius kehilangan banyak energinya di saat membantu Songrui membuka kembali titik meridian yang terkunci.Ditambah lagi setelah kejadian itu, sang guru menggunakan energinya untuk membantu pemulihan Songrui. “Pantas saja setiap berlatih energi di dalam tubuhku banyak yang hilang.”Ternyata, energi yang aku gunakan adalah pemberian guru.Songrui melamun menatap kedua telapak tangannya. “B
Ternyata penyebab ia tak bisa mempelajari jurus di buku karena caranya yang salah. Tak mau menyia-nyiakan waktu, Songrui mencoba memulai kembali latihan sesuai dengan petunjuk di dalam buku itu. Jurus yang dipelajari bukanlah ilmu penyerangan, melainkan cara menyerap energi. Seolah buku tersebut telah disediakan sejak lama untuknya. Ia bahkan baru mengerti kalau gambar pohon jelek yang dimaksud guru penjudi adalah gambar akar Lanchu. Teringat kembali perkataan guru bahwa dengan keadaannya sekarang hanya bisa menyerap energi seperti akar Lanchu. Dia berdiri tegap di atas tanah. Melakukan ritual penyerapan. Cara ini berhasil! Energi yang ada di sekitar perlahan berkumpul dan masuk ke dalam tubuh Songrui. Namun tak lama menghilang kembali. Songrui mulai tak fokus. Ternyata meski telah mengikuti cara sesuai dengan yang tertulis, ia tetap saja diperhadapkan dengan tantangan. Merasa lelah dengan semua yang dihadapinya, Songrui memutuskan untuk berhenti. Berharap besok hari akan a
Melihat ekspresi kedua guru yang tak seperti biasanya, Songrui dan kedua murid saling melempar pandangan heran. “Guru, bukankah peraturan di perguruan ini tidak mengikat dan mengatur apa pun keputusan para murid? Lalu kenapa sekarang kami tidak diperbolehkan?” Kedua murid mengangguk tegas—mendukung pertanyaan Songrui. “Dari mana peraturan ini berasal?! Sembarangan!” tanya guru pemabuk seolah tak tahu adanya peraturan itu. “Pokoknya tidak boleh!” Guru judi menatap Songrui serius, “terutama kau! Xiongrui.” “Kami tidak mau gurumu menyalahkan kami lagi jika sesuatu terjadi padamu!” Meski beberapa kali membujuk dengan memberikan alasan, tapi kedua guru bersikeras tak mengijinkan mereka mengikuti turnamen. Beralasan untuk membeli arak dan menjual ramuan pun tidak diijinkan. Malahan membuat kedua guru memperketat keamanan dengan memasang jimat pembatas di semua wilayah perguruan. “Bagaimana ini? Sekarang kita benar-benar sudah tak punya harapan lagi untuk keluar.” “Besok adalah hari
“Benarkah?” “Bagaimana?” Songrui segera menjawab rasa penasaran kedua murid. Ia memberitahukan tentang cahaya aneh di langit yang dilihat tadi. Mungkin saja cahaya aneh di langit adalah petunjuk dan kelemahan jimat pembatas. “Benar!” seru Haoyun bersemangat. “Ada dua pintu yang memancarkan cahaya ketika aku mencoba menghancurkan pembatas!” Murid pertama juga mengakui adanya pancaran cahaya ke langit saat mencoba menghancurkan jimat pembatas di pintu. Dengan adanya tanda ini, Songrui semakin yakin kalau kali ini mereka pasti akan berhasil. “Kalau begitu, Kakak pertama, Kak Haoyun, mari kita coba sekali lagi!” Songrui meminta murid pertama menuju ke pintu yang memancarkan cahaya aneh, dan meminta Haoyun pergi ke salah satu pintu yang memiliki keanehan yang sama. Dan dirinya akan menuju ke pintu satunya lagi. “Tunggu tanda dariku. Kita lakukan penyerangan bersama-sama!” “BAIK!” Dengan penuh keyakinan, ketiganya berpencar menuju ke pintu tujuan masing-masing. Sesua
Suasana menjadi hening saat kelompok pendekar yang akan menjadi lawan kelompok Songrui berjalan membela kerumunan para pendekar. Kali ini lawan mereka bertiga adalah empat orang lelaki berbadan besar yang masing-masing di tangan mereka membawa pedang besar yang terlihat sangat berat. Songrui dan kedua murid saling menatap satu sama lain. TING! Tak menunggu lama ketika dua kelompok pendekar saling berhadapan di atas arena, bunyi lonceng terdengar. Songrui dan kedua murid masih terdiam di tempat mereka berdiri. Menunggu lawan untuk memulai penyerangan terlebih dahulu. Arena panggung bergetar ketika keempat orang berlari ke depan untuk menyerang. “Kedua Kakak, berhati-hatilah!” ucap Songrui melirik keduanya. “Baik! Adik Xiongrui, saatnya menunjukkan kemampuanmu!” “Berjuanglah!” Songrui dan kedua murid saling berjauhan. Fokus untuk melawan pendekar yang menuju ke arah mereka. Syuut! Pedang mengayun cepat dan tepat ke arah Songrui. Untung saja gerakkannya jauh leb
GEDEBUK!Tubuh pendekar terpental dan jatuh menghantam lantai arena!Semua penonton terperangah melihat benda yang keluar dari tangan Songrui mengambang di udara.Kedua pendekar yang lain juga menghentikan tindakan mereka melihat hal itu.INI!?TOKEN PEDANG KAYU!Mata Songrui terbuka lebar melihat sebuah pedang kayu mengambang di udara. Ia berupaya berdiri.Telapak tangan yang bernoda darah membantunya berpikir kenapa token pedang kayu bisa berubah.Mungkinkah karena darahku?Senyum lebar terukir di wajah Songrui.Ia mengulurkan tangan ke depan, dan pedang kayu seolah terpanggil—terbang cepat ke dalam genggaman Songrui.Energi yang sangat besar dirasakan di dalam pedang.Songrui menggunakan kesempatan ini untuk menyerang lawan.SYUUT!SYUUT!Pedang kayu ditebaskan berkali-kali ke tubuh lawan.Kedua lawan yang lainnya ikut menyerang Songrui, tapi sayang mereka bernasib sama seperti temannya.“Menyerah!”“Kami menyerah!”Ayunan tangan Songrui terhenti.Kemenangan menjadi milik mereka.P
“Adik Xiongrui hanya bercanda.” “Jangan memasukkannya ke dalam hati.”Buru-buru murid pertama mendekati Songrui dan menarik tangannya lalu berbisik, “jangan menolaknya. Kita harus menghargai niat baik seseorang!”Songrui tak peduli.Ia mengeraskan tubuh meski murid pertama mencoba menariknya mundur.Sedikitpun tak ada rasa takut di wajah Songrui meski tajamnya pedang berada di leher.Dia melangkah maju.Aura membunuhnya terpancar lewat tatapan mata.Wajah sang murid mulai ragu. Ia menyembunyikan tangannya yang sedikit bergetar dengan mencengkeram kuat gagang pedang.“Kenapa?”“Apa kau akan membunuh seseorang karena tak mau menerima hadiah dari tuanmu?”Lelaki di depan Songrui menelan pelan salivanya. Berusaha mengendalikan kegugupan di wajahnya.“Kau pikir aku tak berani? Hah!?”Dengan wajah datar Songrui berucap, “kau takut! Tanganmu bergetar!”“Kau!”Murid lelaki mengayunkan pedangnya.Meski berdiam diri, tapi Songrui telah bersiap untuk serangan itu.Jemari
“Adik Xiongrui, kenapa tidak terjadi apa-apa?”“Sudah-sudah, mungkin Xiongrui hanya beruntung saja!” sela guru penjudi menggeleng acuh.Rasa penasaran kedua guru telah menghilang. Mereka mengabaikan ketiga murid dan berjalan menjauh.“Beristirahatlah dulu. Besok kami akan melatih kalian.”“Meskipun hanya keberuntungan, tapi jika bukan karena Adik Xiongrui kami berdua pasti sudah celaka dalam pertandingan itu!”!!!Songrui tertegun mendengar perkataan Haoyun.Ia memahami sesuatu.Ternyata begitu?SWUSH!Sesuatu terjadi!Langkah kaki kedua guru terhenti.“Aura ini!”Seakan mengenali sesuatu, kedua guru berbalik cepat.Pedang kayu terbang di sekitar Songrui.Akhirnya dia mengerti!Bukan karena hanya darahnya yang menjadi penyebab, melainkan karena perasaan ingin melindungi menjadikan kekuatan yang bisa mengaktifkan token pedang.“Xiongrui, kau?”Kedua guru keheranan. Mereka mendekati pedang kayu dan memperhatikan lama seolah sedang mengenali sesuatu.“Tidak! Aura pedang ini sedikit sama,
Usai menyimpan kedua wujud asli kakaknya, Songrui memasang wajah datar berjalan melewati guru misterius.“Xiongrui, kau mau ke mana?”Pertanyaan guru misterius menghentikan langkah kakinya.Ia terdiam.Suasana hening itu berubah setelah kedatangan guru pemabuk dan guru penjudi.“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya guru penjudi.Pertanyaan itu dijawab langsung oleh guru misterius.“Jangan terlalu bersedih, mereka berdua hanya kembali dari awal, seperti saat kami menemukannya,” sambung guru pemabuk.“Tapi, butuh waktu yang sangat lama untuk membuat mereka bereinkarnasi kembali,” lanjut guru penjudi.Sedikitpun ekspresi sedih tidak terlihat di wajah kedua guru itu.Raut wajah Songrui sedikit berubah mendengar perkataan kedua guru.Ia teringat kembali perkataan biksu tua sebelum akhirnya tersadar.“Maksud guru, mereka berdua masih bisa diselamatkan?”Guru penjudi dan guru pemabuk dengan santai menjelaskan bahwa kedua kakaknya adalah benda roh milik para dewa yang kemungkinan besar sedang
“Kak pertama, sekarang bagaimana?” Haoyun menatap murid pertama.“Guru pasti akan menyalahkanku karena tidak menjaga Dik Xiongrui dengan baik.”Murid pertama mengacuhkan perkataan Haoyun. Tatapan matanya hanya fokus pada tubuh Songrui yang terbaring di depan mereka.“Sudahlah Kak, jika kau ingin manangis, maka menangislah—”“Diam!” sela murid pertama memasang wajah serius menatap ke depan.Ngiiing!Haoyun yang sejak tadi ribut kini terdiam.Sebuah benda aneh keluar dari tubuh Songrui.“Kak, ini? Bukankah ini?”“Haoyun, sekarang Songrui masih punya harapan!” tutur murid pertama.“Kak, sejak awal kau sudah tahu dan menyembunyikannya dariku?”Murid pertama menoleh ke arah Haoyun.“Diamlah, dan cepat bantu aku!” desak murid pertama.********“Tempat apa ini?”Mendapati dirinya terbangun di tempat yang serupa seperti langit, Songrui menoleh ke kiri dan ke kanan.Ia kembali mengingat bayangan pertempuran dengan jiwa jahat.“Ini tidak seperti lautan kesadaranku.”“Jadi aku benar-benar sudah m
Gerakan terakhir Songrui mengakhiri ritualnya.Ujung pedang penghakiman tertuju ke arahnya!(Menggunakan pedang penghakiman untuk membunuhku?! Sungguh naif!)Ngiing!Jiwa jahat kembali berupaya mengendalikan tubuh Songrui, tapi Songrui menggunakan kedua energi di dalam tubuhnya untuk menekan jiwa jahat di dalam sana.(Roh pedang sialan! Beraninya kau mengkhianatiku!)Ngiiing!Tsk!Deg!Upaya Songrui berhasil!Pedang penghakiman menembus tubuhnya.“Jiwa jahat, kau sudah kalah! Sekarang semuanya telah berakhir!” ucap Songrui pelan.(Dasar bodoh! Kita berdua telah menyatu, membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri. Selamanya kau tidak akan pernah bereinkarnasi!)Songrui tersenyum lega.Ia sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan jiwa jahat, sebab roh pedang telah memberitahu sebelumnya bahwa satu-satunya cara agar jiwa jahat binasa selamanya, yaitu membiarkan jiwa jahat menyatu dengan tubuh Songrui.Awalnya Songrui sedikit ragu, tapi ketika roh pedang memberitahukan bahwa
“Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana itu
“Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam
Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!
Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan
???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j
Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda