Selamat membaca para pembaca setiaku. Semoga bab ini bisa menghibur kalian. Otor mau absen nih, kira-kira pembacaku berasal dari mana aja yah?
Melihat ekspresi kedua guru yang tak seperti biasanya, Songrui dan kedua murid saling melempar pandangan heran. “Guru, bukankah peraturan di perguruan ini tidak mengikat dan mengatur apa pun keputusan para murid? Lalu kenapa sekarang kami tidak diperbolehkan?” Kedua murid mengangguk tegas—mendukung pertanyaan Songrui. “Dari mana peraturan ini berasal?! Sembarangan!” tanya guru pemabuk seolah tak tahu adanya peraturan itu. “Pokoknya tidak boleh!” Guru judi menatap Songrui serius, “terutama kau! Xiongrui.” “Kami tidak mau gurumu menyalahkan kami lagi jika sesuatu terjadi padamu!” Meski beberapa kali membujuk dengan memberikan alasan, tapi kedua guru bersikeras tak mengijinkan mereka mengikuti turnamen. Beralasan untuk membeli arak dan menjual ramuan pun tidak diijinkan. Malahan membuat kedua guru memperketat keamanan dengan memasang jimat pembatas di semua wilayah perguruan. “Bagaimana ini? Sekarang kita benar-benar sudah tak punya harapan lagi untuk keluar.” “Besok adalah hari
“Benarkah?” “Bagaimana?” Songrui segera menjawab rasa penasaran kedua murid. Ia memberitahukan tentang cahaya aneh di langit yang dilihat tadi. Mungkin saja cahaya aneh di langit adalah petunjuk dan kelemahan jimat pembatas. “Benar!” seru Haoyun bersemangat. “Ada dua pintu yang memancarkan cahaya ketika aku mencoba menghancurkan pembatas!” Murid pertama juga mengakui adanya pancaran cahaya ke langit saat mencoba menghancurkan jimat pembatas di pintu. Dengan adanya tanda ini, Songrui semakin yakin kalau kali ini mereka pasti akan berhasil. “Kalau begitu, Kakak pertama, Kak Haoyun, mari kita coba sekali lagi!” Songrui meminta murid pertama menuju ke pintu yang memancarkan cahaya aneh, dan meminta Haoyun pergi ke salah satu pintu yang memiliki keanehan yang sama. Dan dirinya akan menuju ke pintu satunya lagi. “Tunggu tanda dariku. Kita lakukan penyerangan bersama-sama!” “BAIK!” Dengan penuh keyakinan, ketiganya berpencar menuju ke pintu tujuan masing-masing. Sesua
Suasana menjadi hening saat kelompok pendekar yang akan menjadi lawan kelompok Songrui berjalan membela kerumunan para pendekar. Kali ini lawan mereka bertiga adalah empat orang lelaki berbadan besar yang masing-masing di tangan mereka membawa pedang besar yang terlihat sangat berat. Songrui dan kedua murid saling menatap satu sama lain. TING! Tak menunggu lama ketika dua kelompok pendekar saling berhadapan di atas arena, bunyi lonceng terdengar. Songrui dan kedua murid masih terdiam di tempat mereka berdiri. Menunggu lawan untuk memulai penyerangan terlebih dahulu. Arena panggung bergetar ketika keempat orang berlari ke depan untuk menyerang. “Kedua Kakak, berhati-hatilah!” ucap Songrui melirik keduanya. “Baik! Adik Xiongrui, saatnya menunjukkan kemampuanmu!” “Berjuanglah!” Songrui dan kedua murid saling berjauhan. Fokus untuk melawan pendekar yang menuju ke arah mereka. Syuut! Pedang mengayun cepat dan tepat ke arah Songrui. Untung saja gerakkannya jauh leb
GEDEBUK!Tubuh pendekar terpental dan jatuh menghantam lantai arena!Semua penonton terperangah melihat benda yang keluar dari tangan Songrui mengambang di udara.Kedua pendekar yang lain juga menghentikan tindakan mereka melihat hal itu.INI!?TOKEN PEDANG KAYU!Mata Songrui terbuka lebar melihat sebuah pedang kayu mengambang di udara. Ia berupaya berdiri.Telapak tangan yang bernoda darah membantunya berpikir kenapa token pedang kayu bisa berubah.Mungkinkah karena darahku?Senyum lebar terukir di wajah Songrui.Ia mengulurkan tangan ke depan, dan pedang kayu seolah terpanggil—terbang cepat ke dalam genggaman Songrui.Energi yang sangat besar dirasakan di dalam pedang.Songrui menggunakan kesempatan ini untuk menyerang lawan.SYUUT!SYUUT!Pedang kayu ditebaskan berkali-kali ke tubuh lawan.Kedua lawan yang lainnya ikut menyerang Songrui, tapi sayang mereka bernasib sama seperti temannya.“Menyerah!”“Kami menyerah!”Ayunan tangan Songrui terhenti.Kemenangan menjadi milik mereka.P
“Adik Xiongrui hanya bercanda.” “Jangan memasukkannya ke dalam hati.”Buru-buru murid pertama mendekati Songrui dan menarik tangannya lalu berbisik, “jangan menolaknya. Kita harus menghargai niat baik seseorang!”Songrui tak peduli.Ia mengeraskan tubuh meski murid pertama mencoba menariknya mundur.Sedikitpun tak ada rasa takut di wajah Songrui meski tajamnya pedang berada di leher.Dia melangkah maju.Aura membunuhnya terpancar lewat tatapan mata.Wajah sang murid mulai ragu. Ia menyembunyikan tangannya yang sedikit bergetar dengan mencengkeram kuat gagang pedang.“Kenapa?”“Apa kau akan membunuh seseorang karena tak mau menerima hadiah dari tuanmu?”Lelaki di depan Songrui menelan pelan salivanya. Berusaha mengendalikan kegugupan di wajahnya.“Kau pikir aku tak berani? Hah!?”Dengan wajah datar Songrui berucap, “kau takut! Tanganmu bergetar!”“Kau!”Murid lelaki mengayunkan pedangnya.Meski berdiam diri, tapi Songrui telah bersiap untuk serangan itu.Jemari
“Adik Xiongrui, kenapa tidak terjadi apa-apa?”“Sudah-sudah, mungkin Xiongrui hanya beruntung saja!” sela guru penjudi menggeleng acuh.Rasa penasaran kedua guru telah menghilang. Mereka mengabaikan ketiga murid dan berjalan menjauh.“Beristirahatlah dulu. Besok kami akan melatih kalian.”“Meskipun hanya keberuntungan, tapi jika bukan karena Adik Xiongrui kami berdua pasti sudah celaka dalam pertandingan itu!”!!!Songrui tertegun mendengar perkataan Haoyun.Ia memahami sesuatu.Ternyata begitu?SWUSH!Sesuatu terjadi!Langkah kaki kedua guru terhenti.“Aura ini!”Seakan mengenali sesuatu, kedua guru berbalik cepat.Pedang kayu terbang di sekitar Songrui.Akhirnya dia mengerti!Bukan karena hanya darahnya yang menjadi penyebab, melainkan karena perasaan ingin melindungi menjadikan kekuatan yang bisa mengaktifkan token pedang.“Xiongrui, kau?”Kedua guru keheranan. Mereka mendekati pedang kayu dan memperhatikan lama seolah sedang mengenali sesuatu.“Tidak! Aura pedang ini sedikit sama,
Tanpa merasa curiga Songrui berjanji kepada ketiga guru di hadapannya untuk tidak mengecewakan mereka.Tak menyangka perjanjian yang dia sepakati dengan ketiga guru akan membawanya pada kesulitan dan tantangan yang lebih besar.WUSH!Guru judi mengibaskan lengannya.Pemandangan di sekitar bagai tertiup angin dan membawa mereka ke tempat di dimensi lain.Mata Songrui terbelalak kagum.“Gu-guru, apa yang terjadi?”Di sekitar mereka lautan hijau menyapa mata.Tumbuhan dan bunga-bunga liar menyejukkan hati.“Kita sedang berada di dimensi lain!”“Lebih tepatnya dalam dunia yang diciptakan sendiri olehku!”Sekali lagi guru penjudi mengibaskan lengannya.Pemandangan berubah.BUM!PRANG!Apa yang terjadi?!Lagi-lagi Songrui dibuat heran dengan apa yang disaksikan oleh matanya sendiri.Lautan hijau telah berubah menjadi lautan darah.Mayat-mayat berserakan mengganti hijaunya rerumputan.Dilihatnya lagi di kejauhan.Mereka?Para pendekar dan prajurit sedang bertarung mati-matian.“Guru, apa yan
Ketiga guru memiliki kemampuan yang berbeda-beda tapi terhubung dalam satu tujuan. Kemampuan guru penjudi telah ditunjukan lewat kejadian tadi yang dipikir Songrui adalah ilmu ilusi, tapi begitu melihat kejadian pertempuran di dalam sana, akhirnya ia mengerti bahwa guru penjudi menguasai ilmu ruang yang kemungkinan bisa membuka pintu langit. Sedangkan guru pemabuk dan guru misterius mempunyai kemampuan yang sama persis, yaitu mengendalikan benda-benda. “Kesimpulanmu ada benarnya, tapi ada yang tidak kau ketahui, Xiongrui.” Songrui terdiam—memasang wajah penasaran untuk mengetahui hal apa yang masih tidak dia ketahui. “Kemampuan gurumu, jauh lebih tinggi dari kami berdua!” Seperti dugaan Songrui. Guru misterius memiliki tubuh istimewa yang bisa menerima dua energi yang saling berlawanan sekaligus. Melalui hal ini para guru menjelaskan bahwa keberhasilan Songrui dalam upaya mempelajari meridian terbalik telah membuka pandangan ketiga guru. Guru misterius juga telah memberitahukan
“Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam
Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!
Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan
???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j
Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda
Jiwa jahat menghajarnya hingga terlempar jauh.Racun di dalam tubuh benar-benar membuat Songrui lemah.Semua orang yang sadar kembali menyatukan kekuatan mereka dan serentak menyerang ke arah jiwa jahat.Namun usaha mereka berakhir sia-sia. Bahkan para guru yang berupaya menyegel jiwa jahat berakhir sama seperti Songrui.“Xiongrui-xiongrui, aku sudah muak dengan permainan lemah seperti ini!”Usai berucap jiwa jahat memulai ritual.“Biar aku tunjukan padamu, seperti apa kekuatan dewa sebenarnya!”Ngiiing!Jiwa jahat mengulurkan kedua tangannya ke depan.Sepasang mata Songrui terbelalak!Jiwa jahat mulai menyerap semua energi di dalam tubuh semua orang.Satu persatu orang yang diserap energinya berjatuhan di tanah bagai mayat kering.Hal ini membangkitkan emosi Songrui.Keadaan memaksanya untuk menghentikan tindakan jiwa jahat.Wuuushhh!Sliing!Ia melayangkan pedang penghakiman hingga berhasil memutus aliran ritual penyerapan dari jiwa jahat.Tak menyangka tindakan Songrui justru mempro
Ha ha ha!Jiwa jahat muncul di udara!Tak lama setelah kemunculannya sekian banyak sosok hitam bermata merah memenuhi wilayah sekitar benteng perbatasan.“Xiongrui, kali ini kau tak akan bisa melindungi mereka!” seru jiwa jahat dengan suara yang terdengar mengerikan.Usai berucap jiwa jahat mengulurkan tangannya ke depan—memerintahkan semua sosok hitam menyerang.Kesempatan ini juga digunakan pangeran kedua belas memerintahkan pasukannya menyerang serentak.Para guru dan murid menyatukan kekuatan dan membentuk formasi untuk menyerang balik sekian banyak bayangan hitam yang ada di sekitar mereka.Begitu juga jenderal dan prajuritnya yang berada di dalam benteng berjuang keras menyerang setiap bayangan hitam yang datang menyerang.Sementara Songrui menggunakan kesempatan ini untuk berhadapan dengan jiwa jahat.Namun pangeran kedua belas ikut membantu jiwa jahat dan menyerang Songrui.Meski begitu, pangeran kedua belas yang terluka bukanlah tandingan Songrui.Syuut!Brukh!Serangan terakh
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran bah
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m