Tanpa merasa curiga Songrui berjanji kepada ketiga guru di hadapannya untuk tidak mengecewakan mereka.Tak menyangka perjanjian yang dia sepakati dengan ketiga guru akan membawanya pada kesulitan dan tantangan yang lebih besar.WUSH!Guru judi mengibaskan lengannya.Pemandangan di sekitar bagai tertiup angin dan membawa mereka ke tempat di dimensi lain.Mata Songrui terbelalak kagum.“Gu-guru, apa yang terjadi?”Di sekitar mereka lautan hijau menyapa mata.Tumbuhan dan bunga-bunga liar menyejukkan hati.“Kita sedang berada di dimensi lain!”“Lebih tepatnya dalam dunia yang diciptakan sendiri olehku!”Sekali lagi guru penjudi mengibaskan lengannya.Pemandangan berubah.BUM!PRANG!Apa yang terjadi?!Lagi-lagi Songrui dibuat heran dengan apa yang disaksikan oleh matanya sendiri.Lautan hijau telah berubah menjadi lautan darah.Mayat-mayat berserakan mengganti hijaunya rerumputan.Dilihatnya lagi di kejauhan.Mereka?Para pendekar dan prajurit sedang bertarung mati-matian.“Guru, apa yan
Ketiga guru memiliki kemampuan yang berbeda-beda tapi terhubung dalam satu tujuan. Kemampuan guru penjudi telah ditunjukan lewat kejadian tadi yang dipikir Songrui adalah ilmu ilusi, tapi begitu melihat kejadian pertempuran di dalam sana, akhirnya ia mengerti bahwa guru penjudi menguasai ilmu ruang yang kemungkinan bisa membuka pintu langit. Sedangkan guru pemabuk dan guru misterius mempunyai kemampuan yang sama persis, yaitu mengendalikan benda-benda. “Kesimpulanmu ada benarnya, tapi ada yang tidak kau ketahui, Xiongrui.” Songrui terdiam—memasang wajah penasaran untuk mengetahui hal apa yang masih tidak dia ketahui. “Kemampuan gurumu, jauh lebih tinggi dari kami berdua!” Seperti dugaan Songrui. Guru misterius memiliki tubuh istimewa yang bisa menerima dua energi yang saling berlawanan sekaligus. Melalui hal ini para guru menjelaskan bahwa keberhasilan Songrui dalam upaya mempelajari meridian terbalik telah membuka pandangan ketiga guru. Guru misterius juga telah memberitahukan
Songrui kembali membuka mata dalam posisi duduk bersila.Sementara guru misterius duduk di depannya dengan kedua tangan terulur ke depan.Ia sadar bahwa sekarang sang guru sedang membantunya memulihkan energi.“Guru, ini tidak baik!”Mengingat guru judi pernah mengatakan kalau guru misterius telah kehilangan banyak energinya, Songrui mengambil tindakan mengakhiri hal itu.“Jika kau ingin aku tetap hidup maka jangan gegabah!”Kedua guru juga ikut menjelaskan pemutusan energi akan menyebabkan serangan balik pada guru misterius dan Songrui.Dengan terpaksa Songrui membiarkan sang guru menyelesaikan ritualnya.Tubuh Songrui pulih dengan cepat.“Xiongrui, sepertinya kau belum mengetahui seperti apa kemampuanku!”Guru misterius segera berdiri setelah menyelesaikan ritual. Ia menjelaskan seperti apa kemampuannya yang sebenarnya.“Tubuhku bisa memulihkan energi dengan cepat!”“Bukan hanya itu! Aku bisa menerima dua energi yang berbeda sekaligus!”Songrui tertegun.Mungkinkah karena alasan ini
“Kalian siapa?” Baru saja sampai di dalam gedung turnamen dan beristirahat di dalam kamar, sekelompok murid yang pernah bermasalah dengan mereka menerobos masuk. Semua barang-barang bawaan mereka bertiga dirampas! “Hei! Mau kalian apakan barang-barangku!” “Berani sekali mencuri di siang hari! Cepat kembalikan!” Haoyun dan murid pertama yang tak terima dengan tindakan itu, bersikeras mengambil kembali barang bawaan mereka. “Tuan memerintahkan kami untuk menyingkirkan semua barang murahan kalian!” “Kalian seharusnya bersyukur karena akan digantikan dengan barang yang jauh lebih berkualitas!” Perkataan ini membakar telinga Songrui. “Kembalikan!” Bentakkan suara Songrui sempat menghentikan tindakan mereka. Namun sayang sekali perkataan itu disepelekan. Murid-murid kembali melanjutkan aksi mereka. Bedukh! “Akh!” Haoyun dan murid pertama didorong kuat hingga jatuh. Melihat adegan itu buru-buru Songrui membantu kedua murid untuk berdiri. “Kak Haoyun, Kakak pertama, kalian tid
“Kau jangan salah paham, Xiongrui.”“Hal ini aku lakukan agar ke depannya semua keperluan kalian dalam meningkatkan kekuatan bisa aku siapkan.”Songrui mengubah ekspresi wajahnya.Ia tersenyum kecil.“Tuan terlalu memandang tinggi kami bertiga.”“Sejauh ini, kami bertiga hanya beruntung saja karena tak ada lawan yang memilih kami.”“Ha ha ha!”Lelaki itu tertawa keras menoleh ke arah lain.“Xiongrui … aku memang tak salah menilai kalian!”Sejak kelompok Songrui memenangkan pertarungan pertama, Donghai telah memperhatikan kemampuan mereka bertiga.Kemampuan kedua murid terlihat biasa saja, tapi memiliki keunikan yang tidak pernah ia temui.“Jadi, apa keahlian kalian bertiga?"“Baik! Akan aku beritahu saat kita telah tiba di kota.”Keputusan Songrui diterima oleh Donghai.*****Tembok besar dan tinggi terlihat dari jarak beberapa ratus meter ke depan.Setelah melewati perjalanan panjang akhirnya mereka boleh tiba di perkotaan.Terlihat barisan panjang yang sedang mengantre melewati peme
Sejauh ini Songrui merasa Donghai seseorang yang tak bisa diremehkan. Kepribadiannya juga belum bisa diprediksi. Namun begitu mengingat tindakan Donghai sebelum menyantap makanan satu hal ia dapati.Seusai makan malam, Songrui meminta kedua kakaknya beristirahat terlebih dahulu karena ingin membicarakan hal penting dengan Donghai.“Adik Xiongrui, jangan menyinggung Tuan Donghai. Ia memperlakukan kita dengan baik,” bisik Haoyun mengingatkan Songrui sebelum beranjak.Ketika kedua murid pergi, suasana menjadi hening.Semua pelayan di dalam ruangan diminta keluar oleh Donghai termasuk pengawal pribadinya.“Tuan Donghai, apa jawaban dari pertanyaan yang kau tanyakan padaku sudah kau dapatkan dari kedua kakakku?”“Ah, itu. Aku harap kau tidak menyalahkanku karena telah mengetahuinya dari mereka.”“Tentu saja tidak!”“Lagipula aku sudah berjanji untuk mengatakannya saat kita tiba di kota. Tapi….”Songrui menjeda perkataannya.Memperhatikan wajah Donghai lalu melirik sisa makanan yang ada di
“Bagaimana kalau aku menolaknya?”Songrui tersenyum santai.“Jangan menguji kesabaranku, Xiongrui!”Donghai melotot!Sebaliknya Songrui memasang wajah santai—tak peduli dengan ancaman itu.“Aku tahu Tuan Donghai orang yang pintar.”“Tapi menambah musuh akan semakin mempersulitmu!”“Tak akanku biarkan kau mencapai tujuan jika terjadi apa-apa pada kedua kakakku?!”Lama kedua lelaki itu saling menatap dalam diam.Hingga akhirnya Donghai berdiri dan memaksakan senyum di wajahnya.“Baik!”“Aku akan menulis kembali sesuai dengan keinginanmu, Xiongrui!”Sambil mengulurkan tangan ke samping—ke arah pintu Donghai berucap, “silakan!”Songrui keluar dari dalam ruangan diantar Donghai sampai ke depan pintu.Meski permintaannya telah disetujui oleh Donghai, tapi Songrui masih sedikit khawatir sebab dengan adanya kontrak tak menutup kemungkinan mereka akan terlibat selamanya dengan Donghai.Songrui mendiskusikan hal itu bersama dengan kedua murid.“Aku setuju!”Tak menyangka Haoyun dan murid pertam
Kedua pendekar mulai menyerang.Mau tak mau Songrui terpaksa harus meladeni kedua lelaki itu.Pertengkaran di tengah kota membuat kegaduhan.Banyak barang dagangan yang hancur!Orang-orang di sekitar ada yang melarikan diri karena takut terkena imbas. Ada yang menonton dan menjadi tim penyorak kedua belah pihak.“Matilah kau!”Songrui terenyak ke belakang saat mencoba menahan serangan dari kedua pendekar.Namun ia berhasil menyeimbangkan kembali tubuhnya dan berdiri tegak.“Baik!”“Karena kalian yang memaksaku, maka!”!!!WOSH!Pedang pusaka muncul.“Aku akan menerima tantangan kalian!”Ia menghunuskan pedang ke depan.“Ha ha ha!”Sayangnya kedua pendekar malah tertawa meremehkan pedang kayu yang Songrui gunakan untuk melawan mereka.“Dasar Bodoh!”“Kau ingin melawan kami dengan mainan anak kecil seperti itu?”“Baik!” Kedua pendekar bersiap menghunuskan pedang.“Kami temani kau bermain!”SWUSH!Pertarungan dilanjutkan kembali.Songrui berusaha mengelak dari layangan pedang berkali-kal
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran ba
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d