Kedua pendekar mulai menyerang.Mau tak mau Songrui terpaksa harus meladeni kedua lelaki itu.Pertengkaran di tengah kota membuat kegaduhan.Banyak barang dagangan yang hancur!Orang-orang di sekitar ada yang melarikan diri karena takut terkena imbas. Ada yang menonton dan menjadi tim penyorak kedua belah pihak.“Matilah kau!”Songrui terenyak ke belakang saat mencoba menahan serangan dari kedua pendekar.Namun ia berhasil menyeimbangkan kembali tubuhnya dan berdiri tegak.“Baik!”“Karena kalian yang memaksaku, maka!”!!!WOSH!Pedang pusaka muncul.“Aku akan menerima tantangan kalian!”Ia menghunuskan pedang ke depan.“Ha ha ha!”Sayangnya kedua pendekar malah tertawa meremehkan pedang kayu yang Songrui gunakan untuk melawan mereka.“Dasar Bodoh!”“Kau ingin melawan kami dengan mainan anak kecil seperti itu?”“Baik!” Kedua pendekar bersiap menghunuskan pedang.“Kami temani kau bermain!”SWUSH!Pertarungan dilanjutkan kembali.Songrui berusaha mengelak dari layangan pedang berkali-kal
PROK!PROK!PROK!“Ternyata seperti ini cara penyelesaian yang bisa diberikan oleh Tuan kepala keamanan kota?”Donghai muncul di depan anak tangga. Ia menaiki anak tangga diikuti oleh banyak pengawal.“Semua orang bisa melihat kalau Xiongrui diperlakukan dengan tidak adil.”“Bagaimana kalau hal ini tersebar keluar dan merugikan nama baik Tuan?”“Tidak bisa!” sela Tuan dari kedua pendekar.“Keputusan sudah dibuat, kau tak bisa menentangnya!”Donghai menoleh ke samping.Dengan santai ia berucap, “tutup mulutmu sebelum kusumpal dengan uang!”“Kau tidak memiliki hak untuk bicara!”Kepala keamanan terlihat gugup. Kedua lelaki yang saling berargumen membuatnya bingung harus memihak kepada siapa.“Em, Tuan Donghai, aku tidak tahu kalau pendekar Xiongrui adalah kenalanmu.” Ia dengan cepat menginstruksikan kedua pengawal melepaskan Songrui.Dengan begitu kepala keamanan memutuskan kembali kalau perkelahian antara Songrui dan kedua pendekar hanya sebatas uji kemampuan saja.“Aku tidak terima!”
Songrui menoleh ke arah Donghai. Keduanya seperti sedang berkomunikasi lewat pandangan mata. Tiba-tiba petugas keamanan mengarahkan telunjuk ke arah Songrui. “Tangkap dia!” Tiga anggota petugas keamanan bergegas melaksanakan perintah itu, tapi sebelum mereka berhasil mendekati Songrui pengawal Donghai menghadang cepat dengan pedangnya. “Jadi kalian mencurigai Xiongrui karena dia adalah orang terakhir yang berselisih dengan korban?” Pertanyaan Donghai tak dijawab. Petugas keamanan menyodorkan ke depan benda yang dipegang agar bisa dilihat oleh semua orang. “I-itu!” Murid pertama merespon cepat seolah mengenali benda yang ada di tangan petugas keamanan. Ia meraba bagian tubuhnya—memeriksa sesuatu yang akhirnya tidak ditemukan. Hal ini membuat Songrui sontak berbalik dan memperhatikan murid pertama yang kebingungan. Menyadari ada jebakan dalam kasus kematian itu, Songrui semakin cemas jika sesuatu terjadi pada murid pertama. “Kau ingin menangkapku hanya dengan mengandalkan kant
BEDUG! Kedua lutut sang pelayan terbentur keras di atas lantai! “A-ampuni nyawaku, Tuan!” Tubuh pelayan perempuan bergetar ketakutan. Ia menjelaskan bahwa surat ijinnya menghilang. Songrui membuang pandangan, mengabaikan wanita itu. Ia berjalan mendekati barisan para penjaga gerbang. “Siapa yang saat itu membiarkan wanita ini keluar?” Enam orang penjaga gerbang saling menatap satu sama lain hingga kedua lelaki di antara mereka mengaku. “Tuan, saat itu aku ke toilet karena perutku mulas. Aku tak tahu jika temanku yang mengijinkan pelayan itu keluar.” Ekspresi pengawal satunya mulai berubah. Ia menatap lama pelayan wanita yang masih berlutut di lantai. “Aku tidak menyangka kau ternyata membohongiku!” Pengawal memasang wajah kecewa. Ia menjelaskan saat itu pelayan wanita memang tidak membawa surat ijin, tapi karena hubungan perasaan terpaksa dia membiarkan sang wanita keluar meski tanpa surat ijin. “Itu tidak benar!” “Tuan, dia berbohong! Jelas-jelas aku memberikan surat ijin
Kereta Donghai berangkat menuju ke kantor keamanan kota. Setibanya di sana, mereka disambut oleh kepala keamanan.Ia memberitahukan bahwa hasil penyelidikan tim forensik membenarkan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban serta ada sedikit racun di bagian dalam hidungnya, yang kemungkinan digunakan untuk melumpuhkan kemampuan korban. Seperti yang diketahui bahwa murid pertama adalah orang yang ahli dengan ramuan-ramuan. Apalagi kantung dompet yang ditemukan bersama korban adalah bukti kuat. “Beri kami waktu untuk membuktikan kalau Kakak pertamaku tidak bersalah!” “Sayangnya kalian hanya punya waktu malam ini!” “Besok adalah hari pengadilan dan penjatuhan hukumannya!” “Besok?!”Donghai melotot. “Kalian ini sengaja yah?! Bagaimana bisa kami mengumpulkan buktinya?!”Songrui mencoba menenangkan Donghai. Ia meminta kepala keamanan mengijinkannya untuk menemui murid pertama. Meski diawal Son
Rencana yang tersusun berhasil. Malam ini semuanya berjalan dengan lancar.Pelayan wanita diberikan kesempatan untuk menebus kesalahannya dengan memberikan kesaksian pada besok hari dimana murid pertama diadili.Halaman pengeksekusian dikelilingi oleh banyak orang. Termasuk para pendekar yang akan mengikuti turnamen juga tak mau ketinggalan hal menghebohkan ini.Dari jauh dilihatnya murid pertama duduk bertekuk lutut di hadapan kepala keamanan dan tuan Luo Jun—tuan dari pendekar yang telah meninggal.Songrui semakin mempercepat langkah ketika telinganya mendengar kalimat desakkan yang ditujukan pada murid pertama.“Aku punya bukti!”Ia menaiki panggung pengeksekusi. Berdiri di samping murid pertama.“Cih!”Luo Jun memandang remeh melihat ke arah Songrui.“Pendekar Xiongrui, bukti yang didapatkan di tubuh pendekarku adalah bukti yang mutlak!”“Sepertinya Tuan Luo Jun terburu-buru ingin menetapkan Kakak pertamaku sebagai tersangka.”“Kenapa? Apa kau takut pada buktiku?”TAK!“Hentikan!”
Meski bukti di depan mata telah ada, tetap saja Luo Jun mampu mengubah situasi menjadi terbalik dengan memanfaatkan bukti. “Ini jelas bukan emas milikku!” Luo Jun mengambil satu emas dari peti dan memberikannya pada kepala keamanan untuk diperiksa. Tak lupa ia juga menunjukkan emas asli miliknya sebagai perbandingan. Selesai diperiksa, emas transaksi itu bukan milik Luo Jun. Dengan bukti ini, tersangka utama telah diputuskan. Lelaki yang dibawa Songrui sebagai saksi menjadi tersangka pembunuhan. Sedangkan murid pertama dibebaskan dari hukuman. “Tunggu!” Luo Jun menjeda cepat! Ia menghadang di depan Songrui dengan salah satu tangannya. “Masalah memang sudah selesai, tapi aku masih keberatan karena saksi yang dibawa pendekar Xiongrui telah mencemari nama baikku!” Songrui yang sejak tadi berpura-pura percaya dengan trik Luo Jun akhirnya mengambil tindakan. Ia melangkah ke depan lalu mendekatkan wajahnya ke samping wajah Luo Jun. “Tujuanku hanya untuk membebaskan Kakak pertamaku!
Dalam perburuan kali ini banyak pendekar yang tereliminasi dalam waktu yang singkat. Beberapa di antara mereka memilih bersembunyi dan menunggu waktu perburuan habis. Namun ada banyak pihak justru menggunakan kesempatan berburu ini untuk menyingkirkan lawan yang nantinya akan mereka hadapi di babak berikut. WUSH!! ARGH! Kegaduhan terdengar tak jauh dari jarak Songrui dan lainnya berada. Penasaran dengan hal itu, mereka bertiga bergegas ke arah dari mana datangnya suara itu. “Kenapa begini?” “Ssst!” Songrui segera memperingatkan Haoyun untuk diam. Dari balik pepohonan mereka bertiga menyaksikan tiga orang misterius bertarung dengan pendekar yang mengikuti turnamen. BEDUG! BUKH! Melihat adegan itu terpikirkan oleh Songrui bahwa ada orang tertentu yang sengaja ingin mengurangi lawan di babak berikut. ARKH! Mata Songrui membulat besar! Melihat salah satu pendekar meninggal akibat pertarungan itu. Ia hendak menolong, tapi sesuatu hal yang disaksikan oleh matanya membuat niat
Usai menyimpan kedua wujud asli kakaknya, Songrui memasang wajah datar berjalan melewati guru misterius.“Xiongrui, kau mau ke mana?”Pertanyaan guru misterius menghentikan langkah kakinya.Ia terdiam.Suasana hening itu berubah setelah kedatangan guru pemabuk dan guru penjudi.“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya guru penjudi.Pertanyaan itu dijawab langsung oleh guru misterius.“Jangan terlalu bersedih, mereka berdua hanya kembali dari awal, seperti saat kami menemukannya,” sambung guru pemabuk.“Tapi, butuh waktu yang sangat lama untuk membuat mereka bereinkarnasi kembali,” lanjut guru penjudi.Sedikitpun ekspresi sedih tidak terlihat di wajah kedua guru itu.Raut wajah Songrui sedikit berubah mendengar perkataan kedua guru.Ia teringat kembali perkataan biksu tua sebelum akhirnya tersadar.“Maksud guru, mereka berdua masih bisa diselamatkan?”Guru penjudi dan guru pemabuk dengan santai menjelaskan bahwa kedua kakaknya adalah benda roh milik para dewa yang kemungkinan besar sedang
“Kak pertama, sekarang bagaimana?” Haoyun menatap murid pertama.“Guru pasti akan menyalahkanku karena tidak menjaga Dik Xiongrui dengan baik.”Murid pertama mengacuhkan perkataan Haoyun. Tatapan matanya hanya fokus pada tubuh Songrui yang terbaring di depan mereka.“Sudahlah Kak, jika kau ingin manangis, maka menangislah—”“Diam!” sela murid pertama memasang wajah serius menatap ke depan.Ngiiing!Haoyun yang sejak tadi ribut kini terdiam.Sebuah benda aneh keluar dari tubuh Songrui.“Kak, ini? Bukankah ini?”“Haoyun, sekarang Songrui masih punya harapan!” tutur murid pertama.“Kak, sejak awal kau sudah tahu dan menyembunyikannya dariku?”Murid pertama menoleh ke arah Haoyun.“Diamlah, dan cepat bantu aku!” desak murid pertama.********“Tempat apa ini?”Mendapati dirinya terbangun di tempat yang serupa seperti langit, Songrui menoleh ke kiri dan ke kanan.Ia kembali mengingat bayangan pertempuran dengan jiwa jahat.“Ini tidak seperti lautan kesadaranku.”“Jadi aku benar-benar sudah m
Gerakan terakhir Songrui mengakhiri ritualnya.Ujung pedang penghakiman tertuju ke arahnya!(Menggunakan pedang penghakiman untuk membunuhku?! Sungguh naif!)Ngiing!Jiwa jahat kembali berupaya mengendalikan tubuh Songrui, tapi Songrui menggunakan kedua energi di dalam tubuhnya untuk menekan jiwa jahat di dalam sana.(Roh pedang sialan! Beraninya kau mengkhianatiku!)Ngiiing!Tsk!Deg!Upaya Songrui berhasil!Pedang penghakiman menembus tubuhnya.“Jiwa jahat, kau sudah kalah! Sekarang semuanya telah berakhir!” ucap Songrui pelan.(Dasar bodoh! Kita berdua telah menyatu, membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri. Selamanya kau tidak akan pernah bereinkarnasi!)Songrui tersenyum lega.Ia sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan jiwa jahat, sebab roh pedang telah memberitahu sebelumnya bahwa satu-satunya cara agar jiwa jahat binasa selamanya, yaitu membiarkan jiwa jahat menyatu dengan tubuh Songrui.Awalnya Songrui sedikit ragu, tapi ketika roh pedang memberitahukan bahwa
“Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana itu
“Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam
Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!
Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan
???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j
Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda