Selamat membaca! Otor mau bagi-bagi koin gratis nih buat pembaca beruntung yang komen sebanyak-banyaknya dengan review bintang 5. Pembaca dengan komentar paling menarik dan unik akan otor bagi koin gratis.
Kesempatan ini digunakan kedua pendekar untuk lanjut menyerang. Salah satu diantara mereka menyerang secara terpisah. Awalnya Songrui sedikit khawatir dengan Hongrui, namun tak menyangka kemampuan Haoyun kini tidak bisa diremehkan! “Jangan khawatirkan aku, Adik Xiongrui!” “Kakakmu ini bukanlah orang yang bisa diremehkan!” Seru Haoyun dengan suara lantang. Pendekar yang menyerang Haoyun sama sekali tidak dapat menyentuh tubuhnya. Ia sangat lihai menghindari serangan musuh. Kekhawatiran Songrui pun menghilang. Ia bisa fokus pada lawan di depan yang sejak tadi menyerang tak henti. Waktu telah lama berlalu, tapi kedua lawan masih belum menunjukkan tanda-tanda kekalahan. “Sudah cukup main-mainnya!” Kesal karena Songrui dan Haoyun tidak bisa dikalahkan meski telah terluka, kedua pendekar menelan cepat pil ke dalam mulut serta melanjutkan ritual penyerapan di dalam tubuh. Energi kedua pendekar pulih dengan cepat. Bahkan kekuatan mereka bertambah dua kali lipat. “HIAT!” WUSH! Peda
“TUAN DONGHAI!”Jerit seorang pengawal yang ketakutan di dalam sana saat melihat tubuh kaku bersimbah darah di atas tempat tidur.Sementara yang lain bertarung melawan sekelompok penyerang misterius, salah satu lelaki berpakaian pengawal berlindung di belakang tubuh Songrui. “Xiongrui, untung saja aku mengikuti rencanamu!” Donghai menarik napas panjang lalu mengembus pasrah.“Jika tidak, maka orang yang meninggal di dalam sana adalah aku!”Songrui sengaja membuat rencana ini untuk mencegah hal buruk terjadi pada Donghai di perjalanan, termasuk mencari tahu siapa yang ingin mencelakainya.Pertanyaan besar yang selama ini dipikirkan akan terjawab sebentar lagi. Hal penting apa yang ada pada Donghai hingga membuat banyak yang menargetkannya akan ditemukan pada penyerang misterius di depannya.“Pendekar Xiongrui, hanya dua orang ini yang tertangkap. Lainnya sudah melarikan diri!”Songrui mendekati kedua penyerang itu dan membuka penutup wajah mereka. Ia mencoba men
Sejak kejadian di tengah-tengah jalanan ibukota, Donghai terlihat gelisah bercampur emosi yang meluap-luap. Bahkan kusir yang membawa kereta di saat kejadian itu telah ia habisi.Songrui dan kedua kakaknya tidak diijinkan sedikit pun untuk menjauh dari Donghai meski di sekitarnya ada lusinan anak buah yang menjaga.“Sebenarnya apa yang Tuan Donghai takuti?”“Bukankah sekarang kita sudah tiba di ibukota?”Donghai yang sejak tadi tak bisa memejamkan matanya berdiri dari tempat tidur.“Justru karena sudah di sini bahaya akan semakin besar!”“TOLOOOONG!!”“KEBAKARAN!” Teriakan dan keributan yang berasal dari luar membuat keempat orang yang ada di dalam ruangan saling memandang. Salah satu pengawal masuk ke dalam ruang dan memberitahukan tentang kebakaran yang terjadi di gudang kayu yang jaraknya tak jauh dari tempat mereka. Ia menyempatkan bertanya apakah mereka harus ikut membantu memadamkan kebakaran itu seperti para pendekar yang lain. “K
“Xiongrui!” “Ce-cepat lakukan sesuatu!”Donghai kesakitan!Dalam keadaan ini Songrui juga kesulitan untuk membebaskan diri.Semakin panik hanya akan membawa akal sehat tenggelam!Benar!Songrui memejamkan mata saat mengingat satu ajaran dasar yang selalu diajarkan gurunya sejak kecil.Ia menarik napas panjang.Menstabilkan pernapasan.Berpikir siapa lawannya lewat jurus yang digunakan padanya. “Bo-bodoh!” “Ji-jika aku mati, jangan harap kau juga bisa hidup, Xiongrui!”Perkataan Donghai diabaikan, Songrui fokus pada pemikirannya.Mata Songrui sontak terbuka!KRAAK!Cengkeraman bayangan hitam di seluruh tubuhnya hancur.SYUUT!Pedang pusaka berhasil digerakkan.Ia dengan cepat memotong penyerapan energi pada Donghai.BEDUK!Donghai jatuh tersungkur ke lantai dengan keadaan lemah.“Ba-bagaimana bisa kau berhasil lolos?!”Songrui tersenyum kecil.Jurus yang digunakan wanita itu hanya berpengaruh bagi tubuh dengan aliran meridian pada manusia bia
Kalimat per kalimat yang dilontarkan Luo Jun seakan menyalahkan Donghai akan masalah yang mereka temui. Namun Songrui mengabaikannya dan mempertanyakan masalah kebakaran ke kepala balai yang menyediakan tempat bagi semua pendekar yang mengikuti turnamen. “Kebakaran yang terjadi adalah kesalahan beberapa pekerja balai. Mohon maaf atas ketidaknyamanan para pendekar,” ucap seorang pria yang adalah kepala balai turnamen.“Mengenai penyerangan yang terjadi terhadap Tuan Donghai, kami juga ingin meminta maaf karena keamanan kami yang rendah.”“Karena masalah ini sudah teratasi, silakan para Tuan dan para pendekar kembali beristirahat. Masalah ini akan kami laporkan pada guru agung.” Dengan begitu satu persatu pendekar dan para tuan kembali ke ruang peristirahatan masing-masing, namun Songrui masih terdiam memikirkan siapa sebenarnya guru agung yang dimaksudkan.****** Ruang aula balai turnamen telah dihadiri oleh sekian banyak pend
Ledakkan kecil yang berasal dari pedang menghentikan aktivitas Songrui. Ia menatap pedang pusaka.Lagi?!Pedang pusaka berapi!Namun sama sekali tidak membakar ataupun menyakiti Songrui.“Wah!”Songrui terkejut sendiri begitu melihat beberapa pohon di sekitarnya hancur terbakar.“Hebat!” pujinya melihat kembali ke pedang pusaka di tangan.Inikah kemampuan pedang pusaka yang dimaksudkan guru misterius?Sudut mulut Songrui melengkung. Ia kembali mencoba menyalurkan energi ke pedang pusaka.“Baik!” Songrui berucap semangat.Kedua bola matanya memantulkan pancaran api yang keluar dari pedang pusaka.“PEDANG API!”“Aku menamaimu pedang api, apa kau suka?”Tak menyangka nyala api di pedang semakin membara seolah setuju dengan nama pemberian Songrui.“Adik Xiongrui!” Murid pertama berlari menghampiri Songrui, tapi pemandangan di sekeliling mengejutkannya. “Kau yang membuat kekacauan ini?” Dipandangnya lagi pedang pusaka di tangan Songrui, “wah!
Lama Donghai berada di dalam sana hingga akhirnya Songrui dan kedua kakak seperguruan diijinkan masuk ke dalam istana. “Yang mulia, biar aku perkenalkan padamu ketiga pendekar ini!” Donghai mulai memperkenalkan Songrui dan lainnya kepada seseorang yang duduk di belakang sekat. Di depan sana terdapat sekat berbingkai emas yang sangat besar. Mereka diinstruksikan Donghai dengan tangannya untuk mendekat setelah selesai diperkenalkan. Namun ketika mendekat Songrui menyadari sesuatu yang membuatnya segera membungkukkan badan. “Salam pada yang mulia permaisuri!” Kedua murid di sisinya juga sontak mengikuti Songrui dengan wajah gugup. Jika tidak melihat dengan jelas yang membingkai sekat emas adalah sepasang burung phoenix maka Songrui tidak tahu bahwa mereka dalam bahaya. Istana permaisuri tidak bisa dimasuki oleh seorang lelaki jika tanpa ijin dari kaisar. “Bagaimana kau bisa tahu aku adalah permais
Songrui kembali mengingatkan tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan kantung wewangian milik dari pelayan wanita di kediaman Donghai. “Benar, Adik Haoyun!” tambah murid pertama menyambung kata tentang bagaimana Haoyun mengetahui dengan cepat letak tumbuhan ramuan hanya dengan menghirup aromanya saja meski dalam jarak yang lumayan jauh.“Ha ha ha ... kalian berdua jangan bercanda, apa itu juga termasuk bakat?” “Tentu saja!” “Coba pikirkan, apakah di dunia ini ada seseorang yang bisa melakukannya?”Haoyun menggaruk kepalanya sambil meringis. “Sebenarnya, semenjak kita berpisah dengan ketiga guru hingga sampai saat ini kupikir hidungku bermasalah. Banyak aroma yang aku temui.”Songrui dan murid pertama terdiam menunggu Haoyun melanjutkan perkataannya.Semua orang memiliki aroma tubuh yang berbeda, dan setiap orang yang telah diketahui aromanya tidak akan menghilang dalam ingatan Haoyun. Bahkan sampai sekarang ia bisa mengeta
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran ba
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d