Share

Guru Kedua

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-11 12:06:29

“Jadi … jangan berani mengganggunya saat sedang tidur. Yang jadi masalah adalah, dia suka tidur di tempat yang tidak akan bisa kamu duga.”

Belum sempat Wang Songrui bertanya, jawaban dari Haoyoun telah membuatnya kecewa. 

Setelah dia melewati masa kritis dan berkesempatan hidup lagi, tidak pernah Songrui merasa frustasi seperti ini.

Ada apa dengan biksu tua sampai membuatnya masuk ke perguruan luar biasa aneh ini?

Rasanya, ia ingin marah. Namun, mengingat kebaikan biksu tua, rasanya tak mungkin pria itu hanya mempermainkannya. Perlahan, Songrui menarik napas. 

Alih-alih marah, dia justru bertanya dengan tenang, “Lalu, bagaimana ketiga guru mengajari kalian?”

Untungnya, Kakak keduanya ini tampak masih antusias menjelaskannya. Dia bahkan menatap Songrui dengan tatapan berbinar.  “Jangan khawatir, beberapa hari lagi semua guru akan berkumpul di aula untuk memberikan pelatihan. Kebetulan karena ada ketambahan satu murid, mereka pasti akan senang.”

Brak!

Percakapan mereka terhenti ketika mendengar suara aneh berbunyi dari dalam bangunan. 

Haoyun menghentikan langkah kaki Songrui dan menginstruksikan agar mereka pergi secara diam-diam, menjauh dari bangunan yang hampir mereka lewati.

Namun, langkah mereka tiba-tiba kembali terhenti.

“Haoyun! Ke mari!” panggil seseorang dari dalam bangunan beriring berhentinya bunyi aneh.

“Ada apa?” tanya Wang Songrui bingung dengan ekspresi Haoyun yang membantu saat namanya dipanggil.

Alih-alih menjawab, justru Haoyun menampilkan ekspresi panik. “Celaka-celaka, kali ini kita tidak akan lolos!”

Songrui jelas semakin bingung dengan ucapan Haoyun. Meski begitu, dia tetap mengikuti Haoyun dari belakang masuk ke dalam sana.

“Tiga permainan, maka kau bisa keluar dari sini! Ayo, temani guru bermain.” Seorang lelaki tua yang memegang tabung pengocok dadu menatap dengan tawa kecil. Namun, di detik berikutnya kehadiran Songrui membuat tawa lelaki memudar. 

“Tunggu, siapa pemuda berwajah cantik di belakangmu itu?”

Menyadari yang dimaksud adalah dirinya, Songrui pun membungkuk dengan hormat pada calon gurunya itu.

“Nama saya Xiongrui. Saya baru diterima di perguruan ini oleh guru yang sedang mabuk di depan.”

“Ha ha ha ….“ tawa guru di depannya sebelum menatapnya tajam, “baik! Kalau begitu, temani aku bermain maka kau resmi diterima di perguruan ini.”

“Guru, biarkan Haoyun yang menemanimu bermain. Adik Xiongrui masih baru, dia—”

Ucapan Kakak Kedua itu tiba-tiba dipotong sang guru, “Tidak bisa! Kau selalu kalah taruhan denganku, Haoyun.”

Sang guru bahkan mengayunkan tangan dan memasang wajah bosan pada Haoyoun. Sebaliknya, ia menatap Songrui dengan senyuman. 

“Kemarilah, Rui-rui, temani aku bermain. Jika kau berhasil mengalahkanku dalam tiga kali permainan dadu ini, maka kau lolos melewati ujian masuk di perguruan ini.”

********

“Benar. Angka Kecil.”

“Lagi!”

“Tebakan Xiongrui benar. Kali ini, angkanya besar”

Beberapa kali bermain, sang guru tak menyangka Songrui ternyata sangat ahli dalam permainan. 

Wajah sang guru bahkan tampak begitu tegang. 

Namun seolah tak mau mengakui kekalahan, ia justru menawarkan hal lain. “Rui-rui. Permainan ini tidak asik! Bagaimana kalau kita perbesar lagi taruhannya?”

Mata Songrui sontak mengernyit. 

Ia melihat gerak-gerik sang guru dan menebak tawaran ini pasti hanyalah sebuah jebakan. Namun, ia tak mengatakannya. Songrui memilih menolaknya dengan halus. 

“Tapi, aku tidak punya barang berharga, guru. Aku pemuda miskin.”

“Hahahaha….” Sang guru tertawa santai. “Tidak masalah. Kau bisa gunakan dirimu sebagai taruhannya. Jika kau kalah dalam 3 ronde, kau harus menemaniku bermain seumur hidupmu. Bagaimana?”

Wang Songrui menelan berat saliva. Seumur hidup?

Apakah dia harus menjadi budak jika kalah dalam permainan ini?

Hanya saja, ini satu-satunya kesempatan untuk belajar di perguruan. Memasang wajah ragu, Songrui akhirnya berkata, “Ba-baik, guru!”

Setelah mengatakannya, tabung pengocok dari kayu yang berisi mata dadu dimainkan. 

Kali pertama, sang guru memulai permainan dan membiarkan Wang Songrui menebak angka yang terbesar atau terkecil.

Sayang sekali, tebakan pertama Wang Songrui salah. Ketiga dadu yang dilihat adalah angka kecil. Hal ini membuatnya memasang wajah cemas.

Kini giliran Wang Songrui memainkan tabung pengocok dadu.

Dua pasang mata memaku ke arah tabung yang masih tertutup di atas meja, menunggu angka apa yang ada di sana.

“Besar!” ucap sang guru menebak.

Sudut mulut Wang Songrui terangkat. Perlahan kedua matanya melirik sang guru dan menyorotkan tatapan kemenangan.

“Tidak mungkin!” pekik sang guru begitu melihat angka di 3 buah dadu.

Wang Songrui bernapas lega. 

Sejak tadi, dia sengaja memasang wajah cemas agar sang guru meremehkannya. 

Sekarang tinggal satu kesempatan lagi yang akan menentukan siapa pemenang dari taruhan ini.

Namun, sang guru sepertinya sudah menyadari strategi dirinya. Terbukti, dengan lelaki tua itu tiba-tiba berkata, “Xiongrui, aku terlalu meremehkanmu.”

Songrui mengendalikan ekspresi. Masih dengan wajah hormat, ia akhirnya membalas, “Guru terlalu memujiku, sebenarnya hanya beruntung saja. Bagaimana kalau membiarkan Haoyun yang mengocok dadunya?”

“Ha ha ha … baik!” Kerendahan hati Songrui membuat sang guru terlihat puas. 

Namun, ia menyadari bahwa tatapan sang guru begitu menakutkan meski dalam keadaan tertawa.

Haoyun yang sempat menolak, kini bahkan tak kuasa saat melihat sang guru memerintahkannya untuk kedua kali. 

Permainan kembali dimulai. 

Bunyi dadu di dalam tabung kayu berirama tak beraturan. Kedua pasang mata saling memandang dalam senyuman kecil.

Saat tabung dadu diletakkan di atas meja, sang guru meneguk semangkuk air, seolah melakukan ritual untuk mencapai kemenangan.

“Kau duluan yang menebak!” perintahnya pada Songrui.

Setelah itu, sang guru meletakkan kembali mangkuk ke atas meja.

Senyuman Wang Songrui memudar cepat. Kali ini, dia begitu khawatir akan nasibnya.

Songrui lantas memejamkan mata sejenak. 

“Kecil!” 

Begitu selesai berucap, Songrui tersenyum kecil menatap sang guru yang saat itu terpaku diam.

“A–apa?! Mustahil!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Supriyonosusanto
lanjut penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Guru Misterius

    Kedua pasang mata tertegun melihat dua titik putih dan satu titik putih yang ada di atas ketiga dadu masing-masing. “Hebat!” Haoyun menggeleng takjub lalu melirik ke arah sang guru yang masih terpaku sambil menahan tawa dan berucap, “Guru … kau? Kau kalah!” Ekspresi sang guru saat ini menyiratkan bahwa sangat mustahil dia dikalahkan oleh seorang bocah yang baru beranjak dewasa. “Bagaimana kau bisa menebaknya?” tanya sang guru memandang serius. Songrui menundukkan wajahnya, merendahkan diri. “Terima kasih karena guru sudah bermurah hati mengizinkanku menebaknya terlebih dahulu. Jika tidak, maka kemenangan ini tentu akan menjadi milik guru,” jawabnya dengan senyum kecil di sudut bibir. "Hahahaha...." Sang guru memaksakan tawa mendengar ucapan Songrui. Pria itu bahkan melambaikan tangan ke depan seolah mengabaikan kekalahannya. “Tidak masalah. Sebagai seorang guru, tentu saja aku tidak boleh mempersulit calon muridku. Benar bukan, Haoyun?” tanyanya melemparkan pandangan ke arah Haoy

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Berita Turnamen Pendekar

    Songru segera mempelajari sedikit demi sedikit setiap gerakkan dan ayunan pedang yang tertulis di buku. Untuk mempelajari tanpa menyalurkan energi ke dalam pedang, memang sangat mudah. Hanya saja, kekuatan yang ada tak akan terlalu berpengaruh pada musuh yang memiliki basis energi dalam tubuh. Sudah sebulan ini, Songrui tak henti mempelajari gerakan yang tertulis di buku, hingga akhirnya berhasil menguasai dan memahami setiap jurus yang ada. Namun, hal itu justru mendorong keinginan untuk mencoba menyalurkan energi lewat pedang. “Aku bisa! Kali ini harus mencobanya!” tekadnya WUSH! “Akh!” Songrui segera terbatuk mengeluarkan darah. Lututnya tertekuk ke tanah dengan pedang di tangan menopang tubuh agar tidak terjatuh. Bukan berhasil, ia justru hampir mencelakai dirinya karena mencoba memaksakan diri. Meridiannya masih belum mengelola energi. “Adik Xiongrui!” Teriakan Haoyun--sang kakak seperguruan--membuat Songrui segera membersihkan noda darah di bibirnya. “Kau baik-baik

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Arena Pertandingan

    "Kalian ingin mengikuti turnamen pendekar?” Wajah kedua guru tampak ragu memandang ketiga murid yang ada di depan mereka. “Ini tidak ada hubungannya dengan kedua Kakak seperguruan. Hanya aku sendiri yang menginginkan mengikuti turnamen ini.” “Adik Xiongrui, kami—” “Tidak apa-apa, Kakak pertama, Kakak Haoyun. Ini kemauanku sendiri, kalian jangan memaksakan diri untuk mengikutiku,” sela Songrui tersenyum kecil. “Kalau memang kau sudah memutuskan, maka pergilah. Gurumu juga tak tahu berada di mana, dan pastinya dia tidak akan melarangmu!” jelas guru pemabuk dengan santai sambil meneguk arak yang baru saja dibeli. Seperti perkataan Haoyun di awal Songrui tiba di perguruan, ketiga guru memang tidak akan melarang setiap murid dalam keputusan apa pun. Tanpa beban, Xiongrui pun berpamitan dengan kedua guru dan kedua kakak perguruannya setelah selesai berkemas. Namun, baru saja langkah kaki melewati pintu gerbang, Haoyun memanggilnya. “Kakak pertama, Kak Haoyun, kalian tidak perlu m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Rahasia Ketiga Guru

    Begitu menjauh dari desa, Songrui mendapati dirinya digendong oleh seseorang. Ketika menengok, wajah seseorang yang dikenali membuat Songrui tak nyaman. “Guru, turunkan aku. Aku bisa berjalan sendiri,” ucap Songrui dengan suara melemah yang akhirnya mendapat penolakan dan bentakkan dari guru misterius. “Berbicara saja kau hampir tak mampu, masih bilang mau berjalan sendiri!?” “Guru, a-aku, ma-maafkan aku.” “Siapa yang kau panggil guru!? Aku bukan gurumu! Diamlah jika tidak ingin kulempar dari sini!” Songrui tak berani lagi berucap mendengar ucapan guru misterius. Diliriknya lagi ke samping kiri dan kanan sebelum kesadarannya benar-benar menghilang. Guru pemabuk dan guru judi juga melakukan hal yang sama terhadap kakak pertama dan Haoyun. ****** Ketika tersadar, Songrui mendapati dirinya telah berada di dalam kamarnya. Dia termenung saat baru beranjak dari tempat tidur. “Aneh?” Alis keningnya mengernyit beriring kedua tangan meraba beberapa bagian tubuhnya sendiri. Semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Tiga Pendekar Legenda

    “Xiongrui!” Keberadaan Songrui diketahui sang guru entah bagaimana caranya. Mau bersembunyi pun, sudah terlambat.Songrui lantas keluar dari balik batu besar. Ia melangkah ragu sambil memasang wajah canggung. Air terjun terlihat kembali mengalir. Dan perlahan, angin sejuk membiaskan air, hingga mengenai kulit wajah Songrui. Sang guru pun mulai terbang--mendekati Songrui setelah menyelesaikan ritualnya “Guru, bolehkah aku bertanya?” Alih-alih meminta maaf karena telah membuntuti sang guru, Songrui justru bertanya. Ia lebih tertarik mencari tahu tentang identitas asli dan jurus rahasia yang digunakannya. "Jurus yang digunakan tadi, apakah itu ‘seratus pedang bayangan?’“ tanyanya lagi, “Di dunia ini, setahuku, hanya satu orang yang bisa menggunakannya. Apakah guru adalah pendekar legenda itu?” Mata Songrui masih berbinar, menatap sang guru penuh harap. Semoga, jawaban yang akan dia dengarkan, sesuai dengan dugaannya. Sang guru menarik napas panjang seolah pasrah harus menjawab

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Diusir Oleh Ketiga Guru

    “Kau akan tahu dengan sendirinya saat kau keluar dari sini.” “Pergilah, Xiongrui. Kau tidak diterima lagi tinggal di sini!” “Kami tak bisa menjadikan seseorang yang membunuh gurunya sendiri sebagai murid kami” Kedua guru itu masih bersikukuh dengan pendapat mereka.Songrui terdiam sejenak. Ia berpikir bahwa seluruh dunia telah menolaknya. Semua orang memperlakukannya dengan buruk sejak fitnah itu tersebar. Biksu tua yang menyelamatkannya juga melemparkan dia ke perguruan ini dengan suatu alasan. Dan sekarang, para guru juga melakukan hal yang sama setelah mengetahui identitasnya, seolah ia tak layak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kembali. “Aku tidak membunuh guruku!” tegas Songrui, “jika fitnahan itu benar, maka aku akan meninggal dengan cara tragis! Dan, aku tak akan bereinkarnasi lagi!” Meski telah bersumpah mengutuki diri sendiri, tapi kedua guru itu memasang wajah datar. Sikap kedua guru berubah drastis dari yang dia kenal sebelumnya. Mereka sangat dingin,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Keberuntungan Di Tengah Musibah

    DEG!Mata Songrui terbuka lebar tak berkedip! “Me-menutupnya?” Mulutnya berucap kaku. Sang guru lalu menatapnya dalam. “Ini untuk kebaikanmu. Percayalah pada guru.” “Kenapa harus menutupnya?” Guru misterius terdiam sejenak. Lalu menoleh ke samping, menatap lama akar Lanchu. “Jika ada kemungkinan lima persen, apakah kau mau mencobanya?” “Tentu saja!” sontak Songrui berucap yakin meski belum tahu apa yang dimaksud sang guru.Hanya saja, terselip kepercayaan bahwa sang guru memiliki alasan yang tak akan merugikannya. “Bahkan jika nyawamu harus dipertaruhkan?!” Guru misterius bertanya lagi sambil menatap tegas. Bagi Songrui, mempertaruhkan nyawa bukanlah masalah besar asalkan ada kemungkinan. Meski sedikit, akan ia lakukan! “Guru, tenang saja! Nyawaku telah berkali-kali dipertaruhkan. Tidak masalah jika harus mengulangi hal yang sama.” Melalui persetujuan Songrui untuk menutup meridiannya, guru misterius bersama kedua guru bekerjasama. Mereka mulai menggunakan energi masing-mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Meridian Terbalik

    Tak lama, ketiga guru yang terpental jauh pun berusaha berdiri. Berjalan di tengah asap yang membuat samar pemandangan, mereka berusaha mencari keberadaan Songrui dalam keheningan.Hanya saja, ketiganya tak banyak berharap karena yakin pemuda itu telah mati. Siapa yang sanggup bertahan bila ledakan luar biasa tersebut di tubuhnya? !!! “Dia!?” Kedua guru memandang heran melihat tubuh Songrui yang tergeletak di rerumputan. “Bagaimana mungkin?!” Tatapan heran tergambar di wajah para guru.Ledakkan energi tadi, seharusnya telah menghancurkan tubuh Songrui berkeping-keping. Namun nyatanya, sedikitpun luka atau goresan tidak dimiliki Songrui. “GURU!” Haoyun dan murid pertama, yang baru sampai setelah berupaya menyusul kedua guru, berteriak panik. Namun, belum sempat memproses informasi, kakak-kakak seperguruan Songrui itu justru telah diperintahkan untuk membawanya yang pingsan kembali ke perguruan. Dalam ketidaksadaran Songrui, ketiga guru berdiri di sisi tempat tidur sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23

Bab terbaru

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Menyatu Dalam Satu Tubuh

    “Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Terlepasnya Segel Jiwa Jahat Di Dalam Tubuh

    Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Bala Bantuan Tiba

    Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Takdir Yang Terikat

    ???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Masa lalu Dan Dendam Hua Rong

    Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Pertempuran Besar Di Benteng Perbatasan

    Jiwa jahat menghajarnya hingga terlempar jauh.Racun di dalam tubuh benar-benar membuat Songrui lemah.Semua orang yang sadar kembali menyatukan kekuatan mereka dan serentak menyerang ke arah jiwa jahat.Namun usaha mereka berakhir sia-sia. Bahkan para guru yang berupaya menyegel jiwa jahat berakhir sama seperti Songrui.“Xiongrui-xiongrui, aku sudah muak dengan permainan lemah seperti ini!”Usai berucap jiwa jahat memulai ritual.“Biar aku tunjukan padamu, seperti apa kekuatan dewa sebenarnya!”Ngiiing!Jiwa jahat mengulurkan kedua tangannya ke depan.Sepasang mata Songrui terbelalak!Jiwa jahat mulai menyerap semua energi di dalam tubuh semua orang.Satu persatu orang yang diserap energinya berjatuhan di tanah bagai mayat kering.Hal ini membangkitkan emosi Songrui.Keadaan memaksanya untuk menghentikan tindakan jiwa jahat.Wuuushhh!Sliing!Ia melayangkan pedang penghakiman hingga berhasil memutus aliran ritual penyerapan dari jiwa jahat.Tak menyangka tindakan Songrui justru mempro

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Jiwa Jahat Muncul Kembali

    Ha ha ha!Jiwa jahat muncul di udara!Tak lama setelah kemunculannya sekian banyak sosok hitam bermata merah memenuhi wilayah sekitar benteng perbatasan.“Xiongrui, kali ini kau tak akan bisa melindungi mereka!” seru jiwa jahat dengan suara yang terdengar mengerikan.Usai berucap jiwa jahat mengulurkan tangannya ke depan—memerintahkan semua sosok hitam menyerang.Kesempatan ini juga digunakan pangeran kedua belas memerintahkan pasukannya menyerang serentak.Para guru dan murid menyatukan kekuatan dan membentuk formasi untuk menyerang balik sekian banyak bayangan hitam yang ada di sekitar mereka.Begitu juga jenderal dan prajuritnya yang berada di dalam benteng berjuang keras menyerang setiap bayangan hitam yang datang menyerang.Sementara Songrui menggunakan kesempatan ini untuk berhadapan dengan jiwa jahat.Namun pangeran kedua belas ikut membantu jiwa jahat dan menyerang Songrui.Meski begitu, pangeran kedua belas yang terluka bukanlah tandingan Songrui.Syuut!Brukh!Serangan terakh

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Bertarung Kembali

    “Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran bah

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Musuh Telah Dekat, Taktik Berubah

    Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status