Share

Sentuhan Langit

Bulan menatap suaminya yang baru saja meletakkan cangkir teh miliknya. Dia tampak sibuk dengan ponsel miliknya.

Bulan berusaha mengabaikannya, dia kembali fokus pada buku yang tadi belum diselesaikannya. Dia tertarik dengan kalimat yang sedang dia baca sekarang.

Manusia itu seperti buku, kalau kamu membukanya kamu akan tahu isinya. Buku dengan sampul yang indah terkadang memiliki isi yang tak sesuai dengan sampulnya.

“Bulan.”

Panggilan Langit padanya membuatnya meninggalkan bacaannya dan menoleh ke arah sumber suara.

“Hm, ada apa?”

“Aku mau menemui Ibuku, pergilah bersiap-siap.”

Bulan mengerutkan dahinya, dia heran dengan Langit. Mana mungkin dia ikut dengannya menemui ibunya. Lalu bagaimana jika ibu Langit bertanya padanya. Apa yang harus dia katakan?

“Aku nggak mau ikut, Langit. Lagi pula kamu belum tidur sejak kamu pulang. Apa ada sesuatu yang penting?”

Langit mengangguk, dia sendiri tak ingin mengajak Bulan pergi menemui ibunya, tapi mengingat Bulan belum sembuh sepenuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status