Share

Kecupan Langit

Bulan merasai sesuatu mengenai kakinya.

“Langit. Langit tolong aku. Ada ular di kakiku.”

Dengan gerakan secepat kilat, Langit segera melihatnya. Dia tersenyum tatkala matanya menemukan seekor belut yang kebetulan diinjak Bulan.

“Langiitt... apa itu?” tanya Bulan bergidik ngeri.

Ini pertama kali dia melihat belut yang menurutnya seperti ular. Langit mengambil belut dan menentengnya, dia menggoda Bulan yang sedang ketakutan.

“Langit, jauhkan dariku.”

“Ini enak di makan, Bulan. Jangan norak.”

“Nggak, aku nggak mau. Langit tolong buang.”

Langit menuruti keinginan istrinya, dia melemparkan belut. Sayangnya bukan ke arah lain melainkan ke arah Bulan. Bulan berhasil menghindar dan menjerit ketakutan. Dia berlari memeluk suaminya dan mengaitkan kedua kakinya di pinggang Langit.

“Langit, jangan, Langit. Aku takut.”

“Salah siapa main di sawah. Bukankah tadi aku sudah melarangmu kemari?”

Langit tersenyum, dia sedang mendapat rezeki nomplok. Kapan lagi dia merasakan pelukan erat dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status