Share

Pupus

Temaram mulai menghilang, remang-remang berganti malam. Setelah Mine menerima telepon dari mamanya, dia segera mengantarkan Bulan pulang ke rumah.

Awalnya sahabatnya itu menolak dengan tegas, dia bilang akan pulang sendiri naik taksi, tapi tak semudah itu Mine mempercayainya, sebab dia tahu, lengah sedikit bisa membahayakan dirinya.

Sampai di rumah, Bulan melemparkan tas miliknya sembarangan. Sepi, kosong menyelimuti hatinya. Entah jam berapa suaminya itu akan pulang ke rumah. Dia tak ingin bertanya padanya meski ingin. Perasaannya campur aduk tak karuan. Kelebatan nasehat Mine padanya seperti sebuah kaset yang disetel berulang-ulang.

Baru saja dia membatin, layar ponsel miliknya menampilkan sebuah nama yang sejak tadi mengisi lamunan panjangnya.

“Halo.”

“Sudah di rumah?”

“Iya.”

“Baiklah.”

Dahi Bulan berkerut mendengar jawaban aneh suaminya. Kalimat yang menurutnya terdengar begitu ambigu. Baru saja Bulan melangkahkan kakinya hendak masuk ke kamar, sebuah bayangan muncul di pi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status