Share

Perdebatan Langit Dan Bulan

Dengan Langkah gontai dia berjalan kembali ke kamarnya. Wajahnya masih memerah menahan malu. Gara-gara` semalaman dia lupa dan tertidur di kamar Bulan, semuanya jadi runyam.

Untung saja Mbok Jasmi mengerti dengan permintaannya untuk menutup mulutnya rapat-rapat.

“Langit nggak ngapa-ngapain, Mbok, hanya tidur saja. Itu pun karena Langit ketiduran. Tolong jangan katakan pada Ibu.”

Mbok Jasmi yang cukup mengenalnya hanya mengangguk seraya tersenyum-senyum penuh arti.

Di depan kamar mandi Langit berpapasan dengan Bulan yang sedang menguap. Dia masih belum sadar dengan apa yang terjadi pagi ini.

“Good morning, Langit,” ucapnya tersenyum.

“Fiuh.”

Mata Bulan menyipit. Namun, sebelum mulutnya membuka, Ibu Langit lebih dulu menyapanya.

“Sudah mandi, Nak.”

“Sudah, Bu. Maafkan Bulan kalau selama Bulan di sini sudah merepotkan Ibu dan membuat kesalahan yang tak disengaja.”

“Ini bukan hari raya, nggak perlu minta maaf.”

Bulan tertawa. Ibu Langit memang paling bisa membuat tawanya meleb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status