Share

Bab 9

Berkali-kali aku pulang dengan rambut dan pakaian yang acak-acakan. Kakakku hanya menatapku dengan ekspresi dingin, lalu menarikku dan bertanya, "Yovita, kamu buat macam-macam di luar? Kamu itu belum genap 18 tahun, kamu nggak malu sama Ibu?"

Aku menahan tangisku dan berusaha diam. Namun, rasa sakit di tubuh dan hatiku tak bisa kutahan. Aku ingin memberi tahu kakakku. Akan tetapi, Safira dan beberapa teman laki-laki di kelas telah menelanjangiku dan mengambil foto-foto yang tidak senonoh.

Dengan senyum tak berdosa di wajahnya yang cantik, Safira berkata, "Yovita, kalau kamu berani ngadu, aku akan sebarkan foto-foto ini. Kalau sampai itu terjadi, kita lihat saja apa yang dipikirkan kakakmu nanti tentang kamu."

Apakah ada gunanya mengadu? Aku tidak tahu. Sejak saat itu, aku mulai minum obat. Rambutku mulai rontok dalam jumlah yang banyak. Akan tetapi, tidak ada yang berubah.

Pada akhirnya, aku pergi ke psikolog. Seorang terapis wanita mengelus kepalaku dengan tatapan penuh kasih dan kele
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status