Share

Bab 8

Ketika pertama kali datang, Safira masih bersikap cukup baik padaku. Setidaknya saat di rumah, dia selalu mengikuti di belakangku dengan senyum malu-malu di wajahnya dan memanggilku "Kak Yovita".

Sampai dia menyadari bahwa ayah tidak peduli padaku dan kakakku memperlakukanku dengan buruk, barulah dia mulai ikut-ikutan memperlakukanku dengan cara yang sama. Saat itulah aku sadar, ternyata Safira bukanlah seseorang yang mudah tersenyum.

Dia pernah mengadangku di toilet sekolah, memimpin para gadis lain untuk menarik rambutku dan menekanku ke lantai. Di bagian tubuh yang tertutup pakaian, mereka menendang dan memukulku.

Sakit, tapi tidak meninggalkan bekas luka. Mereka sangat ahli, bahkan memar pun tidak terlihat.

"Kak Yovita, jangan benci aku. Kalau mau benci, bencilah kakakmu. Semua yang kulakukan padamu ... itu karena dia mengizinkannya. Kalau bukan karena restu kakakmu, kamu pikir anak angkat sepertiku berani bertindak searogan ini?"

Ya, kalau bukan karena kakakku yang memberi izin, m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status