Share

Bab 19

Polisi melewatkan bagian itu. Kemudian, di CCTV pinggir jalan, mereka melihatku yang linglung ditabrak oleh mobil.

Para polisi hanya bisa menepuk bahu Maxim dengan penuh simpati. Mereka tidak bisa mengatakan apa pun.

Maxim terduduk lemas di lantai. Tatapannya hampa, wajahnya cemas. Ini seperti Maxim yang baru berusia 10 tahun. Saat itu, dia hanya bisa menatap adik yang baru lahir dan orang tuanya yang baru meninggal. Hatinya terasa sakit.

Tubuhku ditemukan dengan cepat. Aku berbaring dengan tenang di tanah. Tubuhku sudah kaku dan dingin.

Orang-orang di rumah sakit merasa iba padaku. "Kasihan sekali. Kudengar usianya baru 18 tahun."

Ada juga yang mengeluh, "Sudah berhari-hari lewat, tapi keluarganya baru mencarinya."

Orang-orang menatap Maxim dengan kesal. Ya, bisa dibilang Maxim dan Safira yang mencelakaiku selama ini. Sebagian besar penyebab penderitaanku adalah Maxim. Kedua bersaudara ini memang pembunuh.

Maxim memeluk jenazahku sambil bergumam, "Yovita, Kakak bawa kamu pulang. Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status