Putra tunggal kakakku menderita leukimia akut dan bayi dalam kandunganku menjadi satu-satunya harapan. Setelah mendengar berita itu, aku langsung kembali ke negara asal dengan kandunganku yang berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ. Kakak mengantarku ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Akan tetapi, kakak iparku malah mengira diriku sebagai simpanan kakakku. Dia memanfaatkan ketidakhadiran kakakku untuk mengunciku di kamar mandi, merobek pakaianku, dan menginjak perutku dengan kakinya sambil mencaci-maki diriku. "Kamu merayu suamiku! Berani-beraninya kamu mengandung anaknya?" "Putraku sedang sakit. Kamu buru-buru datang ke sini untuk pamer, 'kan?" "Nggak ada seorang pun yang boleh merebut suamiku! Hari ini, aku akan menunjukkan kepadamu apa yang akan terjadi pada anak seorang simpanan!" Sampai akhirnya kakak datang sambil membawa laporan hasil tes kecocokan transplantasi organ yang ternyata cocok, kakak iparku pun akhirnya menjadi hancur ….
Lihat lebih banyakLalu aku, awalnya aku sudah menjalani kehidupan yang bahagia berkat usahaku sendiri. Namun, sekarang semua sudah dirusak oleh Hera. Bahkan, mungkin aku juga tidak akan pernah bisa punya anak lagi akibat luka yang kualami kali ini ….Aku melambaikan tanganku dengan lembut. Kakak dan suamiku langsung mendekat kepadaku ….…Anggota keluarga Hera makin sering muncul. Ayah Hera yang pecandu alkohol itu menemukan rumah kontrakan tempat Hera bersembunyi. Ayah Hera itu memukuli Hera dan melecehkan Hera. Setiap malam, Hera hidup dalam siksaan. Akhirnya, Hera mengumpulkan keberanian dan menemui kakak.Alih-alih menceraikan Hera, kakak justru memperlakukan Hera dengan lebih baik lagi."Itu karena aku nggak cukup baik padamu, sehingga membuatmu merasa nggak aman. Mulai sekarang, kita akan tetap selalu menjadi suami istri.""Aku sangat mencintai Dodo. Kita harus punya anak lagi," Kakak membelai kepala Hera. "Kamu harus cepat-cepat memulihkan kesehatanmu, agar kita bisa menyambut kehidupan baru.""S
"Aku cuma terlalu takut kehilanganmu …." Hera menangis dan menatap kakak."Waktu kamu mengandung Dodo, aku harus bertanggung jawab untukmu. Itu sebabnya, aku menikahimu. Selama bertahun-tahun, aku nggak pernah melakukan apa pun yang mengecewakanmu. Tapi, kamu selalu curiga padaku dan nggak percaya padaku. Bahkan, aku juga nggak peduli dengan semua kebiasaan buruk yang sering kamu lakukan. Tapi, kali ini kamu sudah menyakiti orang yang paling penting bagiku."Hera menangis dan menggelengkan kepalanya. "Sayang, aku nggak bisa kehilangan dirimu. Adikku masih dipenjara. Tanpa bantuanmu, dia nggak akan bisa bertahan hidup. Aku benar-benar menyadari kesalahanku. Aku mencintaimu, Sayang ….""Aku nggak akan menghukummu.""Sayang, aku tahu kamu masih mencintaiku." Hera bergegas maju dan ingin memeluk kakak. Namun, kakak mendorongnya pergi."Kamu salah. Di depan Rossa, kamu bahkan nggak layak disebut barang bekas. Kamu sudah menyakitinya. Aku akan membiarkan Rossa menghukummu sendiri, begitu dia
Kakak menganggukkan kepalanya. "Benar. Rossa nggak pernah kembali ke negara ini. Itu sebabnya, aku nggak pernah memperkenalkan kalian. Adikku itu bernama Rossa Zubir. Dialah yang melakukan tes kecocokan transplantasi organ untuk Dodo.""Adik?" Mata Hera membelalak tak percaya. "Rossa itu adikmu? Dia yang melakukan tes kecocokan transplantasi organ untuk Dodo?"Suara Hera menjadi melengking. "Dan hasil tes kecocokan transplantasi organ itu cocok!"Kakak menatap Hera dengan bingung. "Benar sekali. Bukankah aku sudah pernah bilang padamu kalau aku punya adik perempuan?""Tapi, kamu nggak bilang kalau namanya Rossa!" Suara Hera terdengar hampir tak berdaya. "Kamu menikahiku cuma karena Dodo. Kamu nggak pernah memperkenalkanku pada keluargamu. Kenapa? Kenapa kamu nggak bilang kalau namanya Rossa?"Hera memegang laporan itu.Dia meremasnya kuat-kuat hingga jari-jarinya memutih.Kakak mengerutkan kening. "Ada apa? Apa yang terjadi?"Hera menggelengkan kepalanya dengan putus asa. "Sudah berakh
Sampai kesadaranku hampir menghilang, Hera kembali menuangkan seember air sedingin es ke atas kepalaku.Kesadaranku dipaksa untuk kembali.Sekarang, aku pasti terlihat menyedihkan.Pakaian terkoyak, pipi merah dan bengkak, juga perut yang cekung.Namun, Hera berjalan perlahan mendekatiku."Kamu pikir, kamu bisa menyingkirkanku cuma karena kamu sedang hamil?" Hera mengangkat kakinya.Perlahan-lahan, Hera menginjak perut bagian bawahku. Rasa sakit yang hebat yang membuatku menjerit."Ahh!"Hera mendengar suara jeritanku ini. Akan tetapi, bagaikan iblis dari neraka, Hera malah menjadi makin bersemangat dan menatap wajahku yang kesakitan."Kalau begitu, aku akan membuatmu nggak akan pernah bisa hamil lagi!""Mau menikah dengan orang kaya?""Jangan mimpi!" Hera kembali mengerahkan kekuatannya. Dia hampir menginjak rahimku sampai hancur dan merusak tulang panggulku.Aku tidak lagi meronta.Aku bisa merasakan nyawa anakku perlahan-lahan menghilang."Sakit? Ya memang sakit."Hera mencibir, "Du
Sebuah kain lap yang kotor dan bau langsung disumpalkan ke mulutku. Aku menatap Hera dengan bingung.Namun, wajahku malah kembali ditampar. Aku merasa wajahku seperti bergeser dari posisinya karena tamparan ini.Salah seorang teman Hera yang berada di belakang Hera menatapku dengan tatapan mengejek. "Kamu adiknya Pak Yogi? Apa kamu pantas untuk itu? Adiknya Pak Yogi itu istri CEO perusahaan publik. Lihatlah dirimu!"Aku memang tidak memakai perhiasan. Bahkan, tidak ada logo apa pun di pakaianku. Itu semua karena aku sedang hamil.Apakah harus mengenakan merek terkenal di seluruh tubuh untuk menunjukkan siapa dirimu?Hera menatapku dengan tatapan mengejek. "Adik suamiku selama ini tinggal di luar negeri. Aku nggak pernah dengar Yogi mengatakan adiknya akan kembali ke negara ini. Adik apaan kamu?""Kamu nggak akan bilang kalau kamu itu pacar gelap suamiku, 'kan? Dasar wanita kurang ajar!"Tatapan tajam Hera hampir mencabik-cabik diriku.Namun, segera saja, aku tidak lagi peduli pada paka
Sebuah tangan menutup mulutku rapat-rapat. Kata "Kak" berubah menjadi isak tertahan di tenggorokanku."Rossa?" Kakakku kembali memanggil. Aku berusaha sekuat tenaga mengeluarkan suara untuk menarik perhatian kakakku. Namun, kami berada di bilik toilet paling ujung. Beberapa orang membungkamku kuat-kuat sehingga suaraku sama sekali tidak terdengar sampai ke luar pintu.Setelah beberapa saat, aku mendengar suara langkah kaki kakakku yang pergi menjauh."Kak Hera, aku juga nggak menyalahkan wanita murahan ini, yang ingin mendekati Pak Yogi. Pak Yogi baru berusia tiga puluh tahun, tapi sudah mampu membuat perusahaannya menjadi peringkat kelima di negara ini. Selain itu, dia juga tampan dan gagah. Pria sehebat Pak Yogi pasti akan didambakan oleh orang lain.""Tapi, Kak Hera nggak usah khawatir. Kalian sudah menikah selama lima tahun. Kamulah satu-satunya yang ada di hati Pak Yogi."Hera mendengus dingin. "Itu sudah pasti."Hera mencengkeram daguku. "Memang benar. Dulu, aku menjebak Yogi aga
Setelah mengetahui jika Dodo, putra kakakku yang berusia lima tahun menderita leukimia, aku pun buru-buru kembali ke negara asal dengan kandunganku yang sudah berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ.Pagi ini, kakak menjemputku dengan mobil untuk mengantarku ke rumah sakit guna mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Jika tes kecocokan transplantasi organ ini hasilnya cocok, aku akan langsung dirawat di rumah sakit sampai bayiku lahir dan mendonorkan darah tali pusarnya untuk Dodo."Rossa, sejak Dodo sakit, aku dan kakak iparmu nggak bisa tidur nyenyak. Dodo itu segalanya bagi kakak iparmu. Kalau kakak iparmu kehilangan Dodo, dia nggak akan sanggup lagi untuk bertahan hidup.""Kami benar-benar nggak punya pilihan lagi. Bayi dalam perutmu itu sekarang menjadi satu-satunya harapan untuk Dodo."Melihat wajah lelah kakakku, aku merasakan kepedihan yang mendalam dan buru-buru memeluknya untuk menghiburnya."Jangan khawatir. Aku ini bibi kandung Dodo.
Setelah mengetahui jika Dodo, putra kakakku yang berusia lima tahun menderita leukimia, aku pun buru-buru kembali ke negara asal dengan kandunganku yang sudah berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ.Pagi ini, kakak menjemputku dengan mobil untuk mengantarku ke rumah sakit guna mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Jika tes kecocokan transplantasi organ ini hasilnya cocok, aku akan langsung dirawat di rumah sakit sampai bayiku lahir dan mendonorkan darah tali pusarnya untuk Dodo."Rossa, sejak Dodo sakit, aku dan kakak iparmu nggak bisa tidur nyenyak. Dodo itu segalanya bagi kakak iparmu. Kalau kakak iparmu kehilangan Dodo, dia nggak akan sanggup lagi untuk bertahan hidup.""Kami benar-benar nggak punya pilihan lagi. Bayi dalam perutmu itu sekarang menjadi satu-satunya harapan untuk Dodo."Melihat wajah lelah kakakku, aku merasakan kepedihan yang mendalam dan buru-buru memeluknya untuk menghiburnya."Jangan khawatir. Aku ini bibi kandung Dodo.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen