Share

Bab 3

Penulis: Luna Aqila
Sebuah kain lap yang kotor dan bau langsung disumpalkan ke mulutku. Aku menatap Hera dengan bingung.

Namun, wajahku malah kembali ditampar. Aku merasa wajahku seperti bergeser dari posisinya karena tamparan ini.

Salah seorang teman Hera yang berada di belakang Hera menatapku dengan tatapan mengejek. "Kamu adiknya Pak Yogi? Apa kamu pantas untuk itu? Adiknya Pak Yogi itu istri CEO perusahaan publik. Lihatlah dirimu!"

Aku memang tidak memakai perhiasan. Bahkan, tidak ada logo apa pun di pakaianku. Itu semua karena aku sedang hamil.

Apakah harus mengenakan merek terkenal di seluruh tubuh untuk menunjukkan siapa dirimu?

Hera menatapku dengan tatapan mengejek. "Adik suamiku selama ini tinggal di luar negeri. Aku nggak pernah dengar Yogi mengatakan adiknya akan kembali ke negara ini. Adik apaan kamu?"

"Kamu nggak akan bilang kalau kamu itu pacar gelap suamiku, 'kan? Dasar wanita kurang ajar!"

Tatapan tajam Hera hampir mencabik-cabik diriku.

Namun, segera saja, aku tidak lagi peduli pada pakaianku yang compang-camping dan rasa sakit yang membakar di wajahku.

Itu semua karena aku melihat Hera menatap tajam pada perutku.

Aku berteriak dalam hati.

Ini adalah anak yang aku dan suamiku harapkan dengan susah payah. Ini juga satu-satunya harapan Dodo. Aku benar-benar berharap Hera tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh.

Aku berharap Hera masih memiliki sedikit hati nurani dan tidak akan menyakiti anakku.

Namun, detik berikutnya, seember air dingin diguyurkan di atas kepalaku.

Air yang sedingin es itu membuatku menggigil dan tatapan mata Hera dipenuhi dengan kebencian.

"Kenapa kamu ikut campur dalam pernikahan yang kupertahankan dengan susah payah ini?"

"Kenapa putraku terbaring di ranjang rumah sakit dalam kondisi kritis, sementara anakmu akan segera lahir?"

"Benar. Bunuh saja anak haram itu!"

"Jangan lepaskan mereka!"

Teman-teman di belakang Hera membuat keributan.

Hera mengambil tongkat pel yang terbuat dari kayu dan memukulkannya ke kepalaku dengan keras.

Aku bisa merasakan darah mengalir di dahiku, bercampur dengan air mataku.

Kain lap di mulutku membuatku tidak bisa menjerit kesakitan dan hanya bisa mengeluarkan isak tangis tertahan.

Aku berteriak dalam hati.

Jangan, jangan sakiti aku lagi!

Jangan sakiti bayiku!

Aku berusaha sekuat tenaga untuk bangun. Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk mendorong dua wanita yang memegangiku. Aku harus melarikan diri.

Aku harus melindungi anakku.

Aku bergegas menuju pintu toilet. Namun, saat aku hampir meraih gagang pintu, salah seorang wanita mendorongku dengan keras.

Perutku membentur wastafel di sampingku.

Rasa sakit yang luar biasa di perut membuatku merasa putus asa. Aku memeluk perutku dengan panik dan air mataku tidak bisa berhenti mengalir.

Jelas-jelas ini adalah rumah sakit. Pada jarak satu pintu, pasti sudah ada dokter di sana. Namun, aku tidak punya kekuatan sedikit pun untuk keluar.

Kakiku gemetar karena kesakitan. Beberapa kali aku mencoba untuk bangun. Akan tetapi, pada akhirnya, aku hanya bisa terjatuh ke lantai dengan keras.

Aku tidak berdaya, layaknya ikan yang sekarat.

Aku menarik kain lap dari mulutku dan menatap Hera. "Tolong, selamatkan bayiku."

Aku merasakan cairan hangat keluar dari bagian bawah tubuhku. Aku tidak berani melihat ke bawah.

Rasa panik, kecewa, dan ketakutan menyelimuti diriku.

Seseorang di belakang Hera menjadi panik. "Kak Hera, darah. Banyak sekali darahnya."

Mereka mundur selangkah. Hera menatapku. Kedua matanya tampak sedingin es dan menakutkan.

"Kenapa panik? Dia sendiri yang menabrak wastafel, apa hubungannya dengan kita?"

"Malah bagus anak haram itu mati. Anak Yogi harus dilahirkan olehku!" kata Hera dengan tegas.

"Itu benar. Semua anak simpanan memang harus mati!" timpal seseorang.

"Semua ini terjadi akibat kesalahan wanita murahan itu sendiri."

Darah terus mengalir keluar, mewarnai lantai dengan warna merah. Mereka menatapku dengan dingin, seakan-akan tengah melihat ikan yang sudah mati.

Mati, bayiku sudah mati.

Dodo juga tidak akan selamat.

Semuanya mati.

Maafkan aku, Kak.

Aku tidak bisa membantumu.

Maafkan aku, Sayang.

Aku tidak bisa melindungi anak kita.

Aku menatap Hera di depanku dan merasa begitu terhina. Hera sangat peduli pada anaknya. Akan tetapi, sekarang dia membunuh anakku dengan tangannya sendiri, sekaligus juga memadamkan satu-satunya harapan hidup bagi anaknya sendiri ….

"Kamu akan menyesal," kataku sambil menggertakkan gigi.

Bab terkait

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 4

    Sampai kesadaranku hampir menghilang, Hera kembali menuangkan seember air sedingin es ke atas kepalaku.Kesadaranku dipaksa untuk kembali.Sekarang, aku pasti terlihat menyedihkan.Pakaian terkoyak, pipi merah dan bengkak, juga perut yang cekung.Namun, Hera berjalan perlahan mendekatiku."Kamu pikir, kamu bisa menyingkirkanku cuma karena kamu sedang hamil?" Hera mengangkat kakinya.Perlahan-lahan, Hera menginjak perut bagian bawahku. Rasa sakit yang hebat yang membuatku menjerit."Ahh!"Hera mendengar suara jeritanku ini. Akan tetapi, bagaikan iblis dari neraka, Hera malah menjadi makin bersemangat dan menatap wajahku yang kesakitan."Kalau begitu, aku akan membuatmu nggak akan pernah bisa hamil lagi!""Mau menikah dengan orang kaya?""Jangan mimpi!" Hera kembali mengerahkan kekuatannya. Dia hampir menginjak rahimku sampai hancur dan merusak tulang panggulku.Aku tidak lagi meronta.Aku bisa merasakan nyawa anakku perlahan-lahan menghilang."Sakit? Ya memang sakit."Hera mencibir, "Du

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 5

    Kakak menganggukkan kepalanya. "Benar. Rossa nggak pernah kembali ke negara ini. Itu sebabnya, aku nggak pernah memperkenalkan kalian. Adikku itu bernama Rossa Zubir. Dialah yang melakukan tes kecocokan transplantasi organ untuk Dodo.""Adik?" Mata Hera membelalak tak percaya. "Rossa itu adikmu? Dia yang melakukan tes kecocokan transplantasi organ untuk Dodo?"Suara Hera menjadi melengking. "Dan hasil tes kecocokan transplantasi organ itu cocok!"Kakak menatap Hera dengan bingung. "Benar sekali. Bukankah aku sudah pernah bilang padamu kalau aku punya adik perempuan?""Tapi, kamu nggak bilang kalau namanya Rossa!" Suara Hera terdengar hampir tak berdaya. "Kamu menikahiku cuma karena Dodo. Kamu nggak pernah memperkenalkanku pada keluargamu. Kenapa? Kenapa kamu nggak bilang kalau namanya Rossa?"Hera memegang laporan itu.Dia meremasnya kuat-kuat hingga jari-jarinya memutih.Kakak mengerutkan kening. "Ada apa? Apa yang terjadi?"Hera menggelengkan kepalanya dengan putus asa. "Sudah berakh

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 6

    "Aku cuma terlalu takut kehilanganmu …." Hera menangis dan menatap kakak."Waktu kamu mengandung Dodo, aku harus bertanggung jawab untukmu. Itu sebabnya, aku menikahimu. Selama bertahun-tahun, aku nggak pernah melakukan apa pun yang mengecewakanmu. Tapi, kamu selalu curiga padaku dan nggak percaya padaku. Bahkan, aku juga nggak peduli dengan semua kebiasaan buruk yang sering kamu lakukan. Tapi, kali ini kamu sudah menyakiti orang yang paling penting bagiku."Hera menangis dan menggelengkan kepalanya. "Sayang, aku nggak bisa kehilangan dirimu. Adikku masih dipenjara. Tanpa bantuanmu, dia nggak akan bisa bertahan hidup. Aku benar-benar menyadari kesalahanku. Aku mencintaimu, Sayang ….""Aku nggak akan menghukummu.""Sayang, aku tahu kamu masih mencintaiku." Hera bergegas maju dan ingin memeluk kakak. Namun, kakak mendorongnya pergi."Kamu salah. Di depan Rossa, kamu bahkan nggak layak disebut barang bekas. Kamu sudah menyakitinya. Aku akan membiarkan Rossa menghukummu sendiri, begitu dia

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 7

    Lalu aku, awalnya aku sudah menjalani kehidupan yang bahagia berkat usahaku sendiri. Namun, sekarang semua sudah dirusak oleh Hera. Bahkan, mungkin aku juga tidak akan pernah bisa punya anak lagi akibat luka yang kualami kali ini ….Aku melambaikan tanganku dengan lembut. Kakak dan suamiku langsung mendekat kepadaku ….…Anggota keluarga Hera makin sering muncul. Ayah Hera yang pecandu alkohol itu menemukan rumah kontrakan tempat Hera bersembunyi. Ayah Hera itu memukuli Hera dan melecehkan Hera. Setiap malam, Hera hidup dalam siksaan. Akhirnya, Hera mengumpulkan keberanian dan menemui kakak.Alih-alih menceraikan Hera, kakak justru memperlakukan Hera dengan lebih baik lagi."Itu karena aku nggak cukup baik padamu, sehingga membuatmu merasa nggak aman. Mulai sekarang, kita akan tetap selalu menjadi suami istri.""Aku sangat mencintai Dodo. Kita harus punya anak lagi," Kakak membelai kepala Hera. "Kamu harus cepat-cepat memulihkan kesehatanmu, agar kita bisa menyambut kehidupan baru.""S

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 1

    Setelah mengetahui jika Dodo, putra kakakku yang berusia lima tahun menderita leukimia, aku pun buru-buru kembali ke negara asal dengan kandunganku yang sudah berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ.Pagi ini, kakak menjemputku dengan mobil untuk mengantarku ke rumah sakit guna mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Jika tes kecocokan transplantasi organ ini hasilnya cocok, aku akan langsung dirawat di rumah sakit sampai bayiku lahir dan mendonorkan darah tali pusarnya untuk Dodo."Rossa, sejak Dodo sakit, aku dan kakak iparmu nggak bisa tidur nyenyak. Dodo itu segalanya bagi kakak iparmu. Kalau kakak iparmu kehilangan Dodo, dia nggak akan sanggup lagi untuk bertahan hidup.""Kami benar-benar nggak punya pilihan lagi. Bayi dalam perutmu itu sekarang menjadi satu-satunya harapan untuk Dodo."Melihat wajah lelah kakakku, aku merasakan kepedihan yang mendalam dan buru-buru memeluknya untuk menghiburnya."Jangan khawatir. Aku ini bibi kandung Dodo.

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 2

    Sebuah tangan menutup mulutku rapat-rapat. Kata "Kak" berubah menjadi isak tertahan di tenggorokanku."Rossa?" Kakakku kembali memanggil. Aku berusaha sekuat tenaga mengeluarkan suara untuk menarik perhatian kakakku. Namun, kami berada di bilik toilet paling ujung. Beberapa orang membungkamku kuat-kuat sehingga suaraku sama sekali tidak terdengar sampai ke luar pintu.Setelah beberapa saat, aku mendengar suara langkah kaki kakakku yang pergi menjauh."Kak Hera, aku juga nggak menyalahkan wanita murahan ini, yang ingin mendekati Pak Yogi. Pak Yogi baru berusia tiga puluh tahun, tapi sudah mampu membuat perusahaannya menjadi peringkat kelima di negara ini. Selain itu, dia juga tampan dan gagah. Pria sehebat Pak Yogi pasti akan didambakan oleh orang lain.""Tapi, Kak Hera nggak usah khawatir. Kalian sudah menikah selama lima tahun. Kamulah satu-satunya yang ada di hati Pak Yogi."Hera mendengus dingin. "Itu sudah pasti."Hera mencengkeram daguku. "Memang benar. Dulu, aku menjebak Yogi aga

Bab terbaru

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 7

    Lalu aku, awalnya aku sudah menjalani kehidupan yang bahagia berkat usahaku sendiri. Namun, sekarang semua sudah dirusak oleh Hera. Bahkan, mungkin aku juga tidak akan pernah bisa punya anak lagi akibat luka yang kualami kali ini ….Aku melambaikan tanganku dengan lembut. Kakak dan suamiku langsung mendekat kepadaku ….…Anggota keluarga Hera makin sering muncul. Ayah Hera yang pecandu alkohol itu menemukan rumah kontrakan tempat Hera bersembunyi. Ayah Hera itu memukuli Hera dan melecehkan Hera. Setiap malam, Hera hidup dalam siksaan. Akhirnya, Hera mengumpulkan keberanian dan menemui kakak.Alih-alih menceraikan Hera, kakak justru memperlakukan Hera dengan lebih baik lagi."Itu karena aku nggak cukup baik padamu, sehingga membuatmu merasa nggak aman. Mulai sekarang, kita akan tetap selalu menjadi suami istri.""Aku sangat mencintai Dodo. Kita harus punya anak lagi," Kakak membelai kepala Hera. "Kamu harus cepat-cepat memulihkan kesehatanmu, agar kita bisa menyambut kehidupan baru.""S

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 6

    "Aku cuma terlalu takut kehilanganmu …." Hera menangis dan menatap kakak."Waktu kamu mengandung Dodo, aku harus bertanggung jawab untukmu. Itu sebabnya, aku menikahimu. Selama bertahun-tahun, aku nggak pernah melakukan apa pun yang mengecewakanmu. Tapi, kamu selalu curiga padaku dan nggak percaya padaku. Bahkan, aku juga nggak peduli dengan semua kebiasaan buruk yang sering kamu lakukan. Tapi, kali ini kamu sudah menyakiti orang yang paling penting bagiku."Hera menangis dan menggelengkan kepalanya. "Sayang, aku nggak bisa kehilangan dirimu. Adikku masih dipenjara. Tanpa bantuanmu, dia nggak akan bisa bertahan hidup. Aku benar-benar menyadari kesalahanku. Aku mencintaimu, Sayang ….""Aku nggak akan menghukummu.""Sayang, aku tahu kamu masih mencintaiku." Hera bergegas maju dan ingin memeluk kakak. Namun, kakak mendorongnya pergi."Kamu salah. Di depan Rossa, kamu bahkan nggak layak disebut barang bekas. Kamu sudah menyakitinya. Aku akan membiarkan Rossa menghukummu sendiri, begitu dia

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 5

    Kakak menganggukkan kepalanya. "Benar. Rossa nggak pernah kembali ke negara ini. Itu sebabnya, aku nggak pernah memperkenalkan kalian. Adikku itu bernama Rossa Zubir. Dialah yang melakukan tes kecocokan transplantasi organ untuk Dodo.""Adik?" Mata Hera membelalak tak percaya. "Rossa itu adikmu? Dia yang melakukan tes kecocokan transplantasi organ untuk Dodo?"Suara Hera menjadi melengking. "Dan hasil tes kecocokan transplantasi organ itu cocok!"Kakak menatap Hera dengan bingung. "Benar sekali. Bukankah aku sudah pernah bilang padamu kalau aku punya adik perempuan?""Tapi, kamu nggak bilang kalau namanya Rossa!" Suara Hera terdengar hampir tak berdaya. "Kamu menikahiku cuma karena Dodo. Kamu nggak pernah memperkenalkanku pada keluargamu. Kenapa? Kenapa kamu nggak bilang kalau namanya Rossa?"Hera memegang laporan itu.Dia meremasnya kuat-kuat hingga jari-jarinya memutih.Kakak mengerutkan kening. "Ada apa? Apa yang terjadi?"Hera menggelengkan kepalanya dengan putus asa. "Sudah berakh

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 4

    Sampai kesadaranku hampir menghilang, Hera kembali menuangkan seember air sedingin es ke atas kepalaku.Kesadaranku dipaksa untuk kembali.Sekarang, aku pasti terlihat menyedihkan.Pakaian terkoyak, pipi merah dan bengkak, juga perut yang cekung.Namun, Hera berjalan perlahan mendekatiku."Kamu pikir, kamu bisa menyingkirkanku cuma karena kamu sedang hamil?" Hera mengangkat kakinya.Perlahan-lahan, Hera menginjak perut bagian bawahku. Rasa sakit yang hebat yang membuatku menjerit."Ahh!"Hera mendengar suara jeritanku ini. Akan tetapi, bagaikan iblis dari neraka, Hera malah menjadi makin bersemangat dan menatap wajahku yang kesakitan."Kalau begitu, aku akan membuatmu nggak akan pernah bisa hamil lagi!""Mau menikah dengan orang kaya?""Jangan mimpi!" Hera kembali mengerahkan kekuatannya. Dia hampir menginjak rahimku sampai hancur dan merusak tulang panggulku.Aku tidak lagi meronta.Aku bisa merasakan nyawa anakku perlahan-lahan menghilang."Sakit? Ya memang sakit."Hera mencibir, "Du

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 3

    Sebuah kain lap yang kotor dan bau langsung disumpalkan ke mulutku. Aku menatap Hera dengan bingung.Namun, wajahku malah kembali ditampar. Aku merasa wajahku seperti bergeser dari posisinya karena tamparan ini.Salah seorang teman Hera yang berada di belakang Hera menatapku dengan tatapan mengejek. "Kamu adiknya Pak Yogi? Apa kamu pantas untuk itu? Adiknya Pak Yogi itu istri CEO perusahaan publik. Lihatlah dirimu!"Aku memang tidak memakai perhiasan. Bahkan, tidak ada logo apa pun di pakaianku. Itu semua karena aku sedang hamil.Apakah harus mengenakan merek terkenal di seluruh tubuh untuk menunjukkan siapa dirimu?Hera menatapku dengan tatapan mengejek. "Adik suamiku selama ini tinggal di luar negeri. Aku nggak pernah dengar Yogi mengatakan adiknya akan kembali ke negara ini. Adik apaan kamu?""Kamu nggak akan bilang kalau kamu itu pacar gelap suamiku, 'kan? Dasar wanita kurang ajar!"Tatapan tajam Hera hampir mencabik-cabik diriku.Namun, segera saja, aku tidak lagi peduli pada paka

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 2

    Sebuah tangan menutup mulutku rapat-rapat. Kata "Kak" berubah menjadi isak tertahan di tenggorokanku."Rossa?" Kakakku kembali memanggil. Aku berusaha sekuat tenaga mengeluarkan suara untuk menarik perhatian kakakku. Namun, kami berada di bilik toilet paling ujung. Beberapa orang membungkamku kuat-kuat sehingga suaraku sama sekali tidak terdengar sampai ke luar pintu.Setelah beberapa saat, aku mendengar suara langkah kaki kakakku yang pergi menjauh."Kak Hera, aku juga nggak menyalahkan wanita murahan ini, yang ingin mendekati Pak Yogi. Pak Yogi baru berusia tiga puluh tahun, tapi sudah mampu membuat perusahaannya menjadi peringkat kelima di negara ini. Selain itu, dia juga tampan dan gagah. Pria sehebat Pak Yogi pasti akan didambakan oleh orang lain.""Tapi, Kak Hera nggak usah khawatir. Kalian sudah menikah selama lima tahun. Kamulah satu-satunya yang ada di hati Pak Yogi."Hera mendengus dingin. "Itu sudah pasti."Hera mencengkeram daguku. "Memang benar. Dulu, aku menjebak Yogi aga

  • Kakak Iparku Ratu Iblis   Bab 1

    Setelah mengetahui jika Dodo, putra kakakku yang berusia lima tahun menderita leukimia, aku pun buru-buru kembali ke negara asal dengan kandunganku yang sudah berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ.Pagi ini, kakak menjemputku dengan mobil untuk mengantarku ke rumah sakit guna mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Jika tes kecocokan transplantasi organ ini hasilnya cocok, aku akan langsung dirawat di rumah sakit sampai bayiku lahir dan mendonorkan darah tali pusarnya untuk Dodo."Rossa, sejak Dodo sakit, aku dan kakak iparmu nggak bisa tidur nyenyak. Dodo itu segalanya bagi kakak iparmu. Kalau kakak iparmu kehilangan Dodo, dia nggak akan sanggup lagi untuk bertahan hidup.""Kami benar-benar nggak punya pilihan lagi. Bayi dalam perutmu itu sekarang menjadi satu-satunya harapan untuk Dodo."Melihat wajah lelah kakakku, aku merasakan kepedihan yang mendalam dan buru-buru memeluknya untuk menghiburnya."Jangan khawatir. Aku ini bibi kandung Dodo.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status