Share

Chapter 151. Kehancuran yang Sebenarnya

Sean menunduk, matanya fokus pada layar laptop. Jari-jarinya menari lincah di atas keyboard, merangkai kata demi kata untuk proposal restrukturisasi Atmajaya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk membuat proposal yang meyakinkan, berharap bank mau memberikan pinjaman untuk menyelamatkan perusahaan.

Semalaman Sean begadang, mengolah data dan mencari solusi terbaik. Ia tahu, kesempatan ini adalah yang terakhir bagi Atmajaya.

Keesokan harinya, Sean melangkah tegap memasuki ruang pertemuan bank. Ia membawa secarik harapan tipis dalam genggamannya, berharap bank mau memberikan pinjaman untuk membantu Atmajaya bangkit.

"Selamat pagi, Pak Sean. Silakan duduk," sapa petugas bank, seorang pria berwajah tegas bernama Pak Johan.

Sean mengangguk, lalu duduk di hadapan Pak Johan. Ia menaruh proposal di atas meja, jantungnya berdebar kencang.

"Terima kasih atas waktu Bapak," ucap Sean. "Kami harap Bapak mau membaca proposal restrukturisasi yang kami ajukan."

Pak Johan mengangguk, membuka proposal dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status