Share

Chapter 155. Harapan

Mentari sore mulai meredup, menandakan waktu beranjak senja. Darren dan Nadia duduk berdampingan di samping ranjang Kakek Brata, menunggu dokter yang sedang memeriksa kondisi sang kakek untuk ketiga kalinya sebelum pulang.

Suasana di kamar itu terasa hening, hanya diiringi suara napas Kakek Brata yang tersengal-sengal.

"Kakek sendiri yang bilang mau menggendong cicit, jadi kakek harus sehat lagi," bisik Nadia.

Sepasang manik beningnya terus meneteskan air mata. Ia memeluk tangan kakeknya erat-erat, mencoba untuk memberikan kekuatan.

"Kita menginap di sini, ya, Kak," ucap Nadia sambil mendongak menatap suaminya. "Aku ingin menemani Kakek."

Darren menoleh, menatap Nadia dengan penuh kasih sayang. "Iya, Sayang. Kita akan menginap di sini."

"Terima kasih, Kak," ucap Nadia, mencoba untuk tersenyum. "Aku mau menjaga Kakek."

Darren mengangguk, helaan napasnya terasa berat melihat kondisi kakeknya dari pagi sampai sore tidak menunjukkan tanda-tanda baik.

.Sayangnya, Brata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status