Share

Chapter 152. Keputusan Mutlak

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Ruang sidang dipenuhi oleh petugas dan kuasa hukum. Darren melangkah tegap memasuki ruang sidang, matanya menyapu ruangan dengan tatapan dingin. Ia tidak mengajak Nadia kali ini.

Rudi dan Rahayu duduk di bangku terdakwa, wajah mereka tampak tegang. Mereka melihat Darren yang berjalan dengan penuh percaya diri, dadanya membusung tegap. Darren menatap Rudi dengan tatapan sinis, senyum licik terukir di bibirnya.

"Dasar brengsek," geram Rahayu, mencengkeram tangan Rudi. "Lihat dia, sombong sekali!"

Rudi hanya bisa diam, matanya menatap tajam ke arah Darren. Ada amarah dan dendam yang membara di dadanya, tapi sadar kekuatannya tak cukup untuk melawan.

Darren tidak menyapa Rudi, ia langsung menuju meja pengacaranya. Ia duduk dengan tenang, menunggu sidang dimulai.

"Darren memang tidak punya hati!" gumam Rudi. "Aku akan melawannya sampai akhir, Ma. Kita akan terus memperjuangkan kebebasan Alana."

Rahayu mengusap punggung Rudi, mencoba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status