Share

Bab 45A

"Ran, kamu harus ke rumah mama sekarang juga!" Mama terdengar gugup dan sedikit membentak saat menelpon. Bahkan sampai lupa mengucapkan salam saat kuangkat panggilannya.

"Maaf, Ma. Ini, Zilva. Mas Amran ada perlu sebentar ke rumah tetangga makanya handphonenya tertinggal. Kalau penting banget, Zilva bisa antar handphonenya ke sana, Mas, tapi kalau sekadar ngobrol biasa nanti biar Mas Amran telepon balik ya." Aku berusaha selembut mungkin agar mama tak lagi tersulut emosi. Namun, selembut dan seramah apapun, tetap saja tak terlalu penting baginya. Mama tetap pada pilihannya untuk membenciku sebagai menantu.

"Ngapain kamu angkat? Lancang sekali kamu jadi istri!" sentak mama membuatku semakin tercekat.

Bisa-bisanya menerima panggilan mertuanya dari handphone suami disebut sebagai istri yang lancang. Entah doktrin darimana yang mama dapatkan detik ini. Terlalu aneh dan mengada-ada.

"Aku pikir ada yang penting makanya menerima telepon ini. Bukannya mama bakal marah-marah kalau panggila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
anne annisa
aamiin. semoga mereka yg benci kena batunya semua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status