Share

KAWIN LARI
KAWIN LARI
Penulis: Chida

Bab 1. Dara

"Pagi Mas Teguh, mau antar laundry." sapa Dara gadis 24 tahun itu tersenyum saat pintu kamar terbuka.

"Eh Dara, kok tumben?" Teguh salah satu penghuni kost-kostan eksklusif di daerah Seturan itu semakin membuka lebar pintu kamarnya.

"Ibu sakit, Dara nganggur ... ya udah jadinya Dara yang antar."

Teguh mengangguk-angguk, "eh iya sebentar." Dia kemudian masuk sebentar tak berapa lama sudah kembali dengan membawa uang ratusan beberapa lembar. "Ini uang laundry bulan ini," ujar Teguh memberikan empat lembar uang ratusan. "Dan ini buat Dara, kata Ibu Sum ... Dara wisuda akhir bulan kan?"

"Eh ...." Dara menolak.

"Cuma segini, buat persiapan wisuda," ujar lelaki beranak satu yang jauh dari keluarga kecilnya lantaran kembali menuntut ilmu di kota melanjutkan jenjang S2 nya. "Dapat salam juga dari istriku, mudah-mudahan bulan depan bisa ketemu kamu katanya."

"Wah, Mas ... Dara jadi nggak enak."

"Terima, kalo belum dibutuhkan ya di tabung." 

"Makasih ya Mas," ucap Dara dengan mata berkaca-kaca. 

"Sama-sama, salam buat ibu ya. Semoga cepat sembuh."

"Iya, Mas."

"Mau antar kemana lagi?"

"Ini ada dua pack lagi kata ibu buat kamar 22, di atas ya Mas?"

"Oh anak baru itu, baru pindah ... dokter kalo nggak salah."

"Oh oke kalo gitu, Dara antar dulu ya."

"Kuat?" tanya Teguh melihat tubuh semampai itu membawa dua bungkusan berisi baju. Dara hanya menoleh sambil mengacungkan ibu jarinya.

Dara berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka, mendengar percakapan seorang lelaki dengan bahasa daerah tertentu sepertinya berbicara melalui panggilan telepon. Dia mengurungkan ketukan di pintu saat mendengar nada tinggi lelaki itu seakan marah.

"Ma, Ichal alah kecekkan ka Mama ... batalkan sajo! Indak ado tunangan tuka cincin apolai pernikahan. Ichal nio fokus samo kuliah Ichal. Tingga duo tahun lai, Ma, tolonglah mangarati." (Sudah Ichal bilang kan Ma, batalkan! Enggak ada pertunangan apalagi pernikahan. Ichal masih harus pokus dengan pendidikan Ichal. Tinggal dua tahun lagi Ma, tolonglah mengerti.)

"Enggak Ma, enggak ... cukup Ichal bilang! Atau mama sama papa mau Ichal lari lagi!".

Seketika ruangan itu senyap tak ada lagi suara, Dara masih terpaku di sana tanpa sadar sosok lelaki bertubuh tinggi itu berdiri di depannya.

"Cari siapa?" tanyanya garang.

Dara mengangkat wajahnya, tubuh itu hanya berselisih kira-kira hampir 20 sentimeter dari tinggi tubuhnya.

"Oh ... eh, ini— mau antar laundry," ucap Dara gugup.

"Kamu siapa?" Pertanyaan itu seperti mengintimidasi.

"Sa—saya Dara, anak Bu Sum."

"Oh ibu laundry kemarin? Kenapa bukan dia?"

"Ibu sakit, jadi saya yang antar. Kalo begitu saya permisi," ujar Dara cepat-cepat melangkah.

"Uangnya?" panggil lelaki bernama Rizal itu.

"Mau dibayar sekarang?" Dara menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Lah? mau di bayar enggak?"

"Ya terserah, kata ibu bisa harian, mingguan atau bulanan."

"Oh ... mingguan aja kalo gitu," jawabnya.

Dara mengulum senyumnya, lalu kembali melangkah menuruni anak tangga. Tiba di parkiran motor kost eksklusif itu, Dara menyalakan motor Mio tuanya dan melaju perlahan. Tanpa sadar pun, Rizal melihat ke arah gadis itu hingga kendaraan Dara tak lagi nampak.

*****

"Surat rujukannya sudah bisa di pakai besok," ujar Bagas menyodorkan surat rujukan BPJS pada Dara. "Tapi Bagas nggak bisa antar ya Mbak, Bagas ada latihan untuk acara lusa di sekolah."

"Sebentar, besok Sabtu kan nggak sekolah." 

"Latihan Mbak, acaranya Senin. Mbak bisa kan?"

"Bisa sih tapi mungkin jam 10-an, karena pagi-pagi sekali Mbak mau liat-liat kebaya di tempat persewaan."

"Ibu pergi sendiri juga enggak apa-apa kok kalo kalian sibuk." Wanita paruh baya itu keluar dari kamarnya dengan tempelan beberapa koyok di area kepalanya serta leher.

"Bisa, Bu ... Lagian itu dokternya kata perawat tadi praktek jam 11 di Rumah Sakit." Bagas membantu Bu Sum duduk di kursi makan. "Hati-hati, Bu."

"Iya bisa kok, Bu. Oh iya laundry sudah Dara antar semua, sisa yang belum di setrika dan cuci nanti biar Dara yang kerjakan."

"Semoga Ibu cepet sehat ya, biar kerjaan Ibu nggak numpuk," ucap Bu Sum melihat dua kantung plastik besar berisi baju yang belum di cuci dan dua tas laundry yang tinggal di setrika.

"Enggak usah Ibu pikirkan, semua beres kalo Dara dan Bagas yang kerjakan, iya kan Gas?"

"Siap." Bagas memberi sikap hormat.

*****

"Antrian 12, Bu," kata Dara sambil menuntun Bu Sum duduk di kursi panjang rumah sakit salah satu universitas negeri di kota itu. "Minum dulu." Dara menyodorkan sebotol air mineral kepada Bu Sum.

"Ini yang periksa dokter spesialisnya kan, Ra?" Mata Bu Sum membaca papan nama dokter spesialis saraf di pintu berwarna putih itu.

"Ya iya dong, Bu. Kan kita mau ketemu dokternya masa perawatnya." Dara tertawa kecil.

"Kata tetangga, di sini banyak dokter yang masih belajar, takutnya Ibu jadi kelinci percobaan."

"Kelinci percobaan gimana? Ibu ada-ada aja. Udah tenang, yang penting sekarang kita pokus untuk pengobatan Ibu. Biar kita tahu kenapa leher, pundak dan belikat Ibu suka sakit."

Nomer antrian Bu Sum pun akhirnya mendapat urutannya. Pintu ruangan dokter pun terbuka, di dalam ruangan itu nampak tiga orang yang memakai jas berwarna putih. Ketiganya adalah laki-laki, satu dari mereka sudah cukup tua dan senior dan satu lagi tersenyum pada mereka, serta satunya lagi sedang membereskan hasil poto rontgen dari pasien sebelumnya.

"Selamat siang, Dok," sapa Dara sambil mengangguk dan menarik kursi untuk Bu Sum duduk. 

"Selamat siang," ucap dokter yang lebih senior. "Silahkan duduk, ada keluhan apa, Mbak?"

"Ibu saya, Dok. Katanya pundak, leher dan belikatnya sakit. Sudah minum obat dari Puskesmas tapi hampir dua bulan ini masih sakit." Dara menjelaskan.

"Kita periksa dulu ya, Bu. Dokter Rizal bisa bantu saya," pinta sang Dokter senior pada salah satu dokter yang di awal masuk masih sibuk membereskan hasil rontgen pasien sebelumnya.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Indah Wirdianingsih
akhirnya muncul juga kak chi
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Nah ...ketemu deh sama dokter yg dianterin laundriyan sama Dara hihi
goodnovel comment avatar
Christina Natalia
mampir aku kak chida gegara ada Uda ..liat Uda ngomong bahasa Padang jadi pingin nyayi yg lagi viral Fauziah itu udah dilirik dipandang2 ...semakin gagah ....marupo...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status