Share

Tunggu Aku

Penulis: Baby Yangfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-06 20:18:46

Valeria mengetuk jari jemarinya dengan gusar di atas meja. Matanya melirik ke arah jam dinding di apartemen Revan. Ia duduk dengan gelisah, sudah pukul sepuluh malam, namun belum ada kabar apapun yang ia terima dari Revan saat ini. Valeria menatap ke arah ponselnya yang sedari tadi hanya diam tak berkutik, sebenarnya kenapa benda itu sama sekali tidak bergerak? Kenapa Revan Mahendra tidak menghubunginya sama sekali setelah meninggalkan dirinya selarut ini? Apa pria itu sama sekali tidak merasa khawatir?

Gemas, Valeria mengambil ponselnya dengan cepat. Apa ia harus menghubunginya lebih dulu? Apa ia akan dianggap murahan jika menanyakan dimanakah posisi Revan saat ini? Apa meetingnya sudah selesai? Valeria menghela nafasnya panjang merasakan banyaknya pertanyaan yang begitu berkecamuk saat ini. Kenapa ia merasa sangat cemas karena Revan Mahendra tidak ada di sampingnya?

Mungkin tidak apa-apa, ya ia hanya ingin memastikan kepulangan Revan hari ini. Ia hanya ingin tahu. Valeria sudah men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Mimpi Buruk Terkelam

    Valeria mengerjapkan matanya setelah sadarkan diri. Ia langsung tersentak saat melihat sekeliling dirinya. Di suatu ruangan yang gelap ia ditempatkan dengan tangan yang diikat dan mulut yang dibekap sempurna. Tubuh Valeria gemetar ketakutan, ia dimana sebenarnya?"Bos, sepertinya dia bangun."Valeria memicing waspada saat melihat seorang pria bertubuh gempal dengan kepala botak menghampirinya. Di sekelilingnya terlihat beberapa pria dengan dandanan preman, Valeria beringsut mundur. Apa yang mereka inginkan sebenarnya?"Kenapa kau bangun? Seharusnya kau tidur saja, Manis...""Hmmm...uhmm...uhmmm.."Valeria mencoba berbicara dengan suara yang tenggelam akibat dibekap. Bagaimanapun ia harus berbicara dengan para preman ini agar ia bisa bebas."Kenapa? Kau ingin bicara?"Valeria mengangguk mendengar pertanyaan pria gempal itu."Baik-baik, kau boleh bicara. Lagipula sebentar lagi kau akan mati."Saat lakban yang membekap mulutnya terlepas, Valeria sontak berteriak, "Siapa kalian sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Ini Aku, Aku Revan, Suamimu

    Braak!Saat Valeria merasa bahwa hidupnya akan berakhir, suara yang keras dari arah belakang membuat perhatian pria gempal teralihkan. Ia bangkit dari tubuh Valeria."Sial, ada apa ini?"Namun, belum sempat ia mengatakan sesuatu, pria gempal itu dikagetkan dengan tubuh anak buahnya yang dilempar ke arahnya. Pria gempal itu terbelalak dengan lebar melihat Revan berdiri di sana dengan mata yang menyala-nyala. Melihat Valeria tergolek dengan pakaian yang acak-acakan, emosi Revan seketika meninggi."Si-siapa kau?"Tanpa menjawab pertanyaan pria gempal itu, Revan segera menerjang ke arahnya lalu memukulnya dengan membabi buta."Beraninya, beraninya kau menyentuh istrimu!""Hentikan, tolong hentikan! Tolong maafkan aku, maafkan aku! Argh sakit sekali, tolong maafkan aku!"Revan sama sekali tidak menghiraukan permohonan pria itu, ia terus saja menghujani wajah pria gempal itu dengan pukulan yang bertubi-tubi. Darah segar mulai keluar dari sela-sela hidung pria gempal itu, tanpa bisa membalas

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Jatuh Cinta Kembali

    Valeria mengerjapkan matanya saat merasakan sebuah tangan kukuh tengah memeluknya dengan erat. Mata Valeria melebar sempurna saat melihat Revan Mahendra berada di hadapannya. Pemandangan ini sontak membuat Valeria teringat dengan pertemuan mereka pertama kali."Astaga!"Valeria seketika bangkit membuat Revan yang berada di sampingnya ikut terjaga."Kau sudah bangun?"Revan terlihat menggaruk tengkuknya, merasa harus menjelaskan kenapa mereka kembali tidur bersama, "Maafkan aku, kemarin sepertinya kau sangat kacau, jadi aku–""Tidak apa-apa, saya tidak keberatan. Saya ingat semuanya,"Revan terlihat terkejut dengan jawaban Valeria. Sementara Valeria hanya menunduk, wajahnya seketika memerah dengan sempurna teringat dengan apa yang kemarin terjadi. Tiba-tiba ia merasa sangat gugup, kemarin ia sungguh seperti anak kecil yang meminta perlindungan kepada Revan."Bagaimana keadaanmu?"Revan terlihat mendekat ke arahnya, Valeria hanya tertegun saat Revan menangkup wajahnya lalu memeriksanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kau Membangunkan yang Seharusnya Tertidur

    Valeria mengerjap saat merasakan kecupan basah di bibirnya. Namun, kecupan itu hanya sekejap, Revan terlihat segera menjauhkan diri lalu berkata dengan nada canggung, "Ah aku... Aku minta maaf,"Valeria hanya bisa mengerjapkan matanya mendengar reaksi Revan. Meminta maaf? Kenapa pria itu meminta maaf? Namun, rasa gugup karena ciuman yang tiba-tiba membuat Valeria tidak bisa berkata-kata. Ia hanya memeluk tubuhnya sendiri dengan tangannya, tidak bisa berkomentar apapun karena ledakan hatinya yang terlalu dahsyat. Untunglah kecanggungan yang mereka rasakan akhirnya berakhir saat bianglala mereka turun ke dasar. Valeria dan Revan segera turun dari sana, berbeda dari saat mereka datang, tidak ada satupun yang terlihat mau membahas ciuman mereka saat ini.Melihat Revan yang hanya terdiam hingga mereka sampai di rumah membuat Valeria merasa gemas untuk membuka pembicaraan, apa benar pria itu tidak ingin mengatakan sesuatu padanya?"Ah saya sangat berterimakasih karena Anda mau mengajak saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Malam Kedua Bercinta

    Valeria sungguh terkejut, langkah Revan yang saat ini sedang dilakukan oleh pria itu sama sekali tidak bisa Valeria prediksi. Ia bahkan tak sempat melawan, Revan terus melumat bibirnya tanpa memberikan sedikitpun kesempatan baginya untuk menolak. Valeria seolah dibawa melayang ketika Revan terus menyentuh lembab bibirnya dengan begitu rakus dan menuntut. Valeria terperangah merasakan sensasi ini, tanpa sadar ia bahkan membuka lebih lebar bagian mulutnya membuat Revan dengan leluasa masuk lebih dalam lalu mengabsen bagian dalam mulutnya satu per satu."Eummhhh... Pakk..." Desah Valeria tanpa sadar.Revan baru melepaskan pagutannya saat mendengar sebutan itu, ia menatap Valeria tidak senang, "Jangan Pak, Revan. Panggil Revan."Malu-malu Valeria segera mengucap dengan lirih, "Revan..."Revan seketika tersenyum, ia kemudian kembali memagut bibir Valeria, kali ini dengan lebih dalam dan intens. Tidak hanya mulutnya yang bekerja, Revan juga menyelipkan tangannya di sela-sela tubuh Valeria y

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Ayah Anda Terlibat

    Revan segera menuju mobilnya setelah selesai bersiap-siap. Sebenarnya ia masih ingin bersama dengan Valeria hari ini, namun urusannya dengan para preman itu harus ia selesaikan."Aku pergi dulu, hati-hati di rumah,"Valeria tersentak saat melihat area rumah Revan, ia menunjuk beberapa pria berseragam hitam yang berdiri teratur di depan rumah, "Itu... Mereka siapa?""Mereka yang akan menjagamu di rumah ini, aku tidak ingin mengambil resiko kejadian kemarin terulang lagi."Valeria terperangah, "Sebanyak ini?""Kenapa? Kurang?"Dengan cepat Valeria mengibaskan tangannya, "Ah malah menurut saya ini berlebihan. Apa tidak sebaiknya mengurangi beberapa orang-orang ini? Rasanya terlalu menyesakkan melihat banyak orang berkumpul seperti ini," Tutur Valeria, hampir puluhan orang yang berjajar di depan rumahnya, bagaimana ia bisa melakukan aktivitas dengan leluasa?"Kalau kau berkata seperti itu, sebaiknya aku menambah orangnya."Valeria melongo, dengan cepat ia menahan tangan Revan yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Demi Valeria

    Ketenangan yang sedari tadi dipupuk oleh Agung Mahendra seketika terkikis melihat sikap Revan yang begitu membangkang, urat wajahnya mulai menonjol dan rahangnya bergemretak, "Jadi, demi membela wanita rendahan itu, kau mengancam ayahmu sendiri?""Jika itu diperlukan, ya, saya akan melakukannya."Agung mengepalkan tangannya dengan teramat kesal, perasaannya seolah terlukai. Ia tidak menyangka jika Revan malah semakin membangkang padanya setelah semua usaha yang sudah ia lakukan."Itu saja ingin saya katakan, saya permisi." ujar Revan kembali.Saat Revan terlihat mulai beranjak meninggalkan ruangannya, Agung Mahendra segera berdiri, raut wajahnya menunjukkan amarah yang teramat tinggi, "Memangnya apa yang bisa kau lakukan pada ayahmu ini, hah?"Revan seketika menghentikan langkah mendengar teriakan Agung Mahendra yang menggelegar. Ketenangan itu akhirnya runtuh dengan amarah yang terasa mendominasi."Kau tidak akan bisa melakukan apa-apa pada ayahmu ini, Revan. Bahkan secuil rambut ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Demi Valeria bagian Dua

    Benar saja hanya selang satu jam kemudian, Agung mendapatkan informasi bahwa ayahnya, Pandu Mahendra sudah tiba di depan kantor. Dengan langkah tergesa, ia segera bergerak ke arah depan kantor. Sial, karena kunjungan ayahnya yang mendadak ini, ia jadi tidak sempat membereskan apa saja yang akan menjadi fokus kritikan dari Pandu. Agung hanya bisa berharap semoga Pandu tidak memperhatikan apapun yang tidak beres di kantornya."Kau memang selalu dapat diandalkan Revan, Kakek selalu bangga padamu.""Terimakasih Kek,"Agung terhenyak saat melihat ternyata Revan sudah berada di samping Pandu. Belum sampai sehari ia terlewat mengawasinya, ternyata Revan sudah mencuri waktu untuk kembali mendapatkan perhatian dari Pandu. Agung segera bergegas ke hadapan Pandu dengan senyuman merekah, "Ayah, kenapa Ayah berkunjung secara mendadak seperti ini?" Agung mengalihkan pandangannya ke arah Revan lalu kembali melanjutkan, "Seharusnya kamu memberi tahu Papa atas kedatangan kakekmu ini kemari, Revan. Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05

Bab terbaru

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Tingkah Barbara

    "Apa maksud?"Melihat Barbara yang menatapnya dengan raut wajah tidak mengerti membuat Revan seketika mendengus, "Rupanya kau benar-benar tidak tahu. Baiklah akan ku beritahu yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini karena kekacauan yang kita buat. Aku dipecat oleh ayahku."Barbara tersentak mendengar ucapan Revan, "Apa?""Ya aku baru saja dipecat secara tidak hormat oleh ayahku kemarin. Semua pemilik saham mengambil keputusan agar aku dikeluarkan dari perusahan. Jadi ya sekarang, aku tidak memiliki apa-apa. Aku bahkan berniat menjual apartemen ini nanti,"Mata Barbara seketika melebar, ia mundur beberapa langkah dari pegangan Revan. Kata-kata Revan sekarang seolah tidak bisa dipercaya, "Kau bercanda, bukan?""Astaga, untuk apa aku bercanda? Jadi kau benar-benar ingin bersamaku. Kalau begitu pertama kita jual tas mewahmu ini!"Revan seketika bergerak ke arah Barbara hendak merampas tasnya. Melihat tindakan Revan, Barbara semakin terkejut ia menepis tangan Revan dengan panik, "Apa yang

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pelukan Terakhir

    Melihat Revan yang masih saja terdiam saat ia mengulurkan berkas perceraian itu, Valeria seketika menghela nafas. Ia segera menyimpan berkas itu di atas meja lalu berkata, "Jika Anda masih tidak mau menerimanya terserah. Saya akan menyimpan berkas itu di sini. Anda harus menandatanganinya segera.""Lalu bagaimana dengan anak kita?" Tanya Revan lirih. Penyesalan yang ia rasakan semakin dalam. Ia sudah hancur lebur saat ini dan kehancurannya semakin terasa menyakitkan karena harus berpisah dengan Valeria."Saya yang akan merawatnya sendirian.""Tapi aku ayahnya, Valeria. Tidak bisakah kau memberiku kesempatan lagi? Setidaknya untuk anak kita?""Saya yang akan mengurusnya, Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa melakukan apapun yang Anda mau tanpa harus terbebani dengan janin yang sedang saya kandung ini."Satu air mata seketika jatuh dari kelopak mata Revan. Merasa sangat terpukul karena ia sama sekali tidak berdaya. Kesalahannya terhadap wanita yang dicintainya ini memang sungguh tidak b

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Konsekuensi

    "Ada pengumuman mendadak yang diselenggarakan oleh Pak Agung dan seluruh pemilik anggota saham hari ini, Pak. Anda harus datang,"Revan menghela nafasnya panjang setelah mendapat pesan dari Erik beberapa menit yang lalu. Sudah ia duga ayahnya tidak akan menunggu lama untuk menyelesaikan masalah mereka. Tepat setelah hubungan masa lalu dirinya dan juga Barbara terbongkar, ayahnya segera bertindak.Revan segera masuk ke dalam ruang meeting yang sudah diisi oleh anggota pemilik saham dan juga ayahnya sendiri. Masalahnya dengan Barbara pasti akan ayahnya gunakan untuk menyingkirkannya dari perusahaan ini."Rupanya kamu masih punya muka untuk datang ke perusahaan,"Revan hanya terdiam mendengar sindiran sang ayah sebelum rapat berlangsung. Kali ini ia memilih untuk tidak mendebat pria paruh baya yang sedarah dengannya itu. Ia yakin setelah mengetahui sifat Barbara, ayahnya sama terlukanya dengan dirinya."Rasakan sendiri akibat dari perbuatanmu, Revan. Aku akan mendepakmu dari perusahaan k

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kehancuran Barbara

    Melihat Barbara yang hanya terdiam, penjaga keamanan itu kembali mengulurkan tangannya, "Bu? Tolong kuncinya...""Yang benar saja, kamu lupa siapa saya?""Berikan kunci itu Barbara, mobil itu merupakan pemberianku!"Barbara berdecak saat Agung rupanya sudah menyusulnya keluar, dengan kesal ia mengembalikan kunci kepada penjaga keamanan itu, "Aku sama sekali tidak butuh mobil ini!" ujarnya dengan nada angkuh sambil melirik ke arah Agung.Setelah berkata seperti itu, Barbara segera menyetop taksi lalu masuk ke dalamnya. Ia sangat kesal dengan tindakan Agung yang seenaknya, seharusnya sejak dulu ia meninggalkan Agung agar ia tidak perlu bersusah payah seperti ini. Barbara segera meminta supir taksi untuk bergerak menuju ke alamat Revan. Ia harus segera kembali bersama Revan agar tua bangka itu tau rasa.Setelah sampai Barbara mengetuk pintu Revan dengan kuat."Revan buka! Tolong buka pintunya Revan!"Revan segera membuka pintu lalu terhenyak melihat Barbara di sana, "Barbara? Kenapa kau

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pak Tua dan Wanita Gila

    "Revan!"Revan memutar matanya dengan jengah saat melihat Barbara ada di depan apartemennya. Setelah membuat dirinya dan Valeria bertengkar, bagaimana bisa Barbara masih memiliki muka untuk menemuinya?Revan memilih mengabaikan wanita itu lalu berjalan maju meninggalkannya."Revan, aku sedang bicara! Aku bahkan sudah jauh-jauh datang kemari, kenapa kamu malah mengabaikan ku?"Revan berdecak saat Barbara menarik lengannya dengan kuat. Ia menatap Barbara dengan raut wajah kesal, "Tidak ada yang menyuruhmu untuk datang kemari, Barbara. Ada apa? Apa yang kau inginkan lagi sekarang?""Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku Revan? Aku kemari tentu saja untuk menemuimu."Revan menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Barbara, "Sebenarnya apa lagi yang kau inginkan dariku? Kau sudah berhasil membuat Valeria keluar dari rumah ini sekarang. Keinginanmu sudah terpenuhi, jadi tolong berhenti menggangguku."Sepertinya Barbara sama sekali tidak mendengarkan nada bahasa Revan yang sama sekali ti

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Terungkap

    Agung Mahendra tidak menyangka jika Valeria akan mengajaknya bertemu hari ini. Meski entah apa yang sebenarnya ingin wanita muda itu katakan hingga menyebutkan nama Barbara dan Revan hanya agar ia tidak menolak pertemuan mereka.Agung mengepalkan sebelah tangannya, lihat saja jika wanita rendahan itu berkata hal yang konyol, ia sungguh tidak akan diam saja kali ini.Agung merapihkan jasnya sebelum ia menghampiri Valeria. Tatapannya angkuh menatap tajam ke arah Valeria yang sudah datang terlebih dulu di tempat pertemuan mereka."Akhirnya Anda datang," ujar Valeria dengan senyuman tipis.Agung sama sekali tidak menunjukkan keramahtamahannya, "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan? Hubungan kita bukanlah sebagai mertua dan menantu yang baik hingga bisa berbincang seperti ini.""Bukankah Anda datang kemari karena penasaran dengan apa yang hendak saya katakan? Silahkan duduk terlebih dulu," ujar Valeria sambil mengulurkan tangannya meminta Revan untuk duduk di hadapannya.Agung berdeham se

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Hancurkan Aku

    Tadinya Revan hanya ingin mengikuti Valeria diam-diam tanpa diketahui oleh wanita itu. Setelah meninggalkan kediaman mereka semalam, Valeria sama sekali tidak mau mengangkat panggilannya. Wanita itu terus saja menghindar seolah ingin menjauh darinya setelah semua yang terjadi. Baru semalam Valeria meninggalkan rumah, tapi sungguh Revan sudah teramat kehilangannya. Jadi di sinilah ia sekarang menguntit wanita itu diam-diam demi untuk mengetahui kabarnya. Namun, siapa yang menyangka, Rionandra tiba-tiba muncul di sana memaksa Valeria entah untuk apa. Apa pria itu sengaja melakukan itu demi mendekati Valeria lagi?Revan segera mengambil langkah, tatapannya tajam mengarah ke arah tangan Valeria yang dicekal oleh Rionandra."Lepaskan dia, Pak Rionandra Mahendra."Mau tak mau Rio melepaskan pegangan tangannya, keduanya saling menatap tajam seolah sama-sama saling menantang."Sedang ada urusan apa Anda dengan istri saya?" tanya Revan dengan nada dominan.Rio terlihat mendengus, "Astaga, apa

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Rionandra Sudah Gila?

    Hari ini Rio sengaja mengajukan cuti demi bertemu Valeria. Ia berdiri di depan rumah mertuanya dengan bingung. Ia datang kemari tanpa pemberitahuan terlebih dulu, alasan apa yang bisa ia berikan kepada mertuanya agar tidak menimbulkan rasa curiga. Ah sudahlah, ia bisa berpura-pura menanyakan masalah pekerjaan sambil menemui Valeria.Rio segera menekan bel pintu, asisten rumah tangga Yanuar yang sudah mengenalnya segera mempersilahkan dirinya untuk masuk.Setelah meminta menunggu sebentar, Kalina datang menyambutnya."Rio, kenapa datang kemari mendadak begini? Kamu sendirian?"Rio mengangguk kecil, "Ya, Rio sendiri, Ma. Kata Lucia, kalian juga akan bertemu nanti sore.""Ah ya Mama mau pergi dengan Lucia, sudah lama sekali Mama tidak jalan-jalan dengan anak Mama."Rio hanya tersenyum, ia melemparkan pandangannya ke seluruh rumah, mencari keberadaan Valeria. Melihat gerak gerik Rio, Kalina menjadi curiga, "Kamu kenapa datang kemari?"Mendapat teguran dari Kalina, Rio menyentuh tengkuknya

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kabar

    "Aku akan berpisah dari Revan Mahendra,"Perkataan Valeria sontak membuat Herman tertegun di tempat, ia menatap ke arah puterinya mencoba mencari keraguan dalam nada bicara yang penuh dengan keyakinan itu, namun Valeria tetap menatapnya dengan tatapan tajam seolah sudah yakin dan memutuskan semuanya dengan tepat."Berpisah? Tapi bukankah pernikahan kalian baru berusia seumur jagung?""Pernikahan kami hanyalah sebuah kesepakatan untuk saling membantu, cepat atau lambat pernikahan ini akan berakhir, jadi aku hanya mempercepatnya.""Kau yakin?"Ada jeda sejenak untuk kemudian Valeria mengangguk, "Ya, jadi ayah tidak perlu bertanya bagaimana sikap dirinya padaku. Ku rasa tidak ada kewajiban dia harus berbuat baik padaku di pernikahan ini, benar bukan?"Meski merasa kesal dengan fakta yang diberikan oleh Valeria, Herman terlihat menghela nafas. Ya, pernikahan puterinya memang bukanlah pernikahan yang bisa dikatakan normal, jadi bagaimana bisa mereka menuntut keluarga Mahendra untuk bersika

DMCA.com Protection Status