Share

Kejujuran Asih.

Papa ... Papa! Bangun, Pa!" Ayra berteriak histeris sambil mengguncang tubuh Papanya. Namun, tubuh itu sama sekali tak merespon. Tampak para perawat melepas semua alat medis yang masih terpasang di tubuh Raditya. Ayra yang melihat itu semakin histeris. Ia tak menyangka jika apa yang ia bayangkan akan terjadi dan menjadi kenyataan. Rasanya ia belum bisa menerima takdir yang menurutnya terlalu cepat.

"Tidak, Pa. Tolong jangan tinggalkan Ayra," ratap Ayra dengan air mata yang terus saja mengalir membasahi wajah.

"Nona, sabar ya," ucap salah satu seorang perawat yang merasa kasihan sambil merangkul Ayra.

"Nona." Ayra mengangkat wajah saat mendengar suara seorang wanita yang telah lama menjadi perawat papanya.

"Mbak Asih, apa yang terjadi, Mbak? Kenapa papa begitu cepat meninggalkan Ayra?" tanya Ayra kembali menangis.

Asih langsung memeluk tubuh Ayra. Wanita itu juga merasakan kesedihan yang mendalam. Baginya, keluarga Ayra merupakan keluarga yang baik.

"Sabar, Nona. Tuan sudah tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status