Share

Bab 92. dingin.

Aku menarik kuat lengan Abian yang terulur, Alhamdulillah akhirnya dia muncul di permukaan.

Abian menggulingkan tubuhnya di atas dermaga, di tangan kanannya ada ponsel milikku berhasil ia dapatkan.

Abian terengah-engah.

"Abian! Kamu nggak apa-apa?" tanyaku yang masih di selimuti rasa khawatir.

Abian tak menjawab, ia justru memejamkan matanya. Tak kupedulikan lagi ponsel milikku yang berhasil ia temukan di dasar laut.

Menurutku yang dia lakukan ini sangat konyol, dia membahayakan nyawanya sendiri, demi untuk sebuah ponsel.

"Abian! Bangun!"

Aku menggoyangkan tubuhnya, tapi dia diam tak bergeming.

Ya ampun, Abian! Apa dia pingsan? Atau jangan-jangan dia meninggal kehabisan napas, karena cukup lama tadi dia di dalam air.

Tiba-tiba saja aku merasakan ketakutan yang luar biasa.

"Abian! Bangun Bi! Bangun!"

Aku tekan-tekan perutnya, agar air yang masuk bisa keluar.

"Abian, bangun! Kamu harus bangun Bi, please!"

Aku panik. Tanpa sadar air mataku merembes membasahi pipi.

"Abiiiii!" teriakku lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status