Share

Bab 94. Pemaksaan.

"Abian! Kita mau kemana?"

"Ke KUA."

Abian terus saja menarik lenganku hingga sampai ke mobil. Lalu dengan cepat ia melempar kunci motor sportnya pada Riyan. Dan dia sendiri langsung duduk di depan kemudi.

Melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Kayaknya kamu kesambet setan dasar lautan Bi, main seret aja!" ketusku.

"Aku akan temui Pak Aditama, kalau kita akan segera menikah." Seketika netraku membelalak.

Ternyata dia serius.

"Tapi Bi, aku nggak bisa. Kamu nggak bisa dong maksa aku gini!" sentakku.

"Kenapa? Gara-gara mikirin temen kamu itu?"

Tiba-tiba Abian menepikan mobil, dan menatapku lekat.

Aku terdiam.

"Aku yang akan bilang pada Amel."

"Abian! Jangan gitu dong!" Aku keberatan.

"Terus kamu maunya kayak gimana?" tanya Abian terlihat putus asa.

Abian kembali mengemudikan mobil setelah beberapa saat kami saling diam.

Sampai mobil memasuki gerbang rumah, kami masih saling diam.

"Bi, jangan bilang apa-apa dulu sama Amel, nanti biar aku yang bilang sama dia."

Abian diam tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status