Sekuel istri pilihan.Dava Atmadja (27 tahun) sahabat dari Arnando Wicaksana adalah seorang pria playboy akut yang humoris dan pelupa. Lupa akan nama pasangan ranjangnya. Bagi Dava tak penting mengingat nama seseorang yang sudah menjadi bekas penghangat tidurnya.Airaa Manisa (24 tahun) gadis feminim yang selalu berpenampilan seksi, paling anti dengan pria playboy di muka bumi ini.Dua anak manusia yang sifatnya bertolak belakang sekali. Suatu ketika mereka dipertemukan dalam waktu tak disengaja. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
View MoreSetelah memarkir mobilnya di area parkiran kantor, Dava melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor tempatnya bekerja. Perusahaan milik keluarga Wicaksana, dimana Nando Wicaksana sendiri adalah sahabatnya sejak mereka SMA.
Dava Atmaja adalah seorang pria dari keluarga terpandang, ayahnya seorang pebisnis suskes pemilik perusahaan terkenal setara dengan keluarga Wicaksana. Bukan tak mudah bagi Dava untuk ikut menguasai perusahaan keluarganya tersebut. namun Dava bukanlah seseorang yang suka terikat dan di tuntut dengan banyaknya tanggung jawab, ia lebih menyukai kehidupan yang bebas. Dimana ia sendiri yang bisa memilih kemana arah tujuan yang dia inginkan.Seperti sekarang ini, bekerja di perusahaan Wicaksana sebagai bawahan Nando malah membuatnya tenang, nyaman dan santai."Selamat pagi pak Dava." sapaan hangat dari para staf-staf kantor."Selamat pagi," balas Dava tersenyum hangat seraya memberikan kedipan mata yang nakal untuk para staf wanita.Satu lagi hal yang tak pernah lepas dari diri Dava adalah sifat playboy-nya. Berbanding terbalik dengan Nando sahabatnya, yang kini lebih memilih tobat menjadi playboy.Hal itu Nando lakukan karena mendiang tunangannya Eva, meninggal sekitar 1 bulan lebih yang lalu. semenjak kepergian Eva membuat luka tersendiri bagi Nando, pria itu tampak seperti tak bersemangat hidup.Dava jadi prihatin melihatnya, pernah suatu hari Dava mencoba mengajak Nando untuk bersenang-senang di club agar melupakan kesedihan tentang Eva. Tapi yang ada Dava malah kena semprot tante Nella dan om Rasyid.Dava mengernyitkan dahinya saat membuka ruangan Nando dan melihat pria itu sudah duduk nyaman di kursi kebesarannya."Wow!" teriakan Dava nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.Nando menoleh ke arah pintu dengan wajah datar, dan kembali fokus pada berkas yang sedang ia pegang."Hai bro! kaget gue lihat lo udah masuk kerja aja. kirain gue, lo udah gak niat buat kerja lagi." kekeh Dava menggoda Nando."Apaan sih lo, berisik banget." keluh Nando merasa kesal."Oke, gue diam." Dava menggerakkan tangannya seakan mengunci mulutnya.Nando mengeluarkan sebuah benda pipih panjang tipis dari dalam tas kerjanya. Ia menyodorkannya ke hadapan Dava."Ambil!" titah Nando saat Dava tak kunjung bereaksi.Dava pun mengambilnya dan spontan membulatkan matanya."Undangan pernikahan mu!" ucap Dava cepat sangking kagetnya.Nando mengangguk. "Datang ya nanti ke acara pernikahanku Dav.""Sama siapa?""Apanya?""Ck, lo menikahnya sama siapa?" kesal Dava."Yang pasti sama wanita lah.""Gue tahu, maksudnya sama siapa?""Itu!" Nando menunjuk kartu undangan di tangan Dava. "Lo bisa baca kan?"Dava pun dengan gerakan cepat membuka kartu undangan dari Nando."Kia...?" ucap Dava berusaha mengingat nama calon pengantin wanita yang akan Nando nikahi nantinya."Kia ini bukannya teman mendiang Eva ya?" Nando mengangguk lagi."Astaga! Kenapa bisa..., maksud gue bagaimana mungkin lo__""Panjang ceritanya Dav, nanti gue ceritain sama lo kalau waktunya udah tepat." ucap Nando menghela nafas beratnya."Oke, gue tunggu.""Eh tapi, lo beneran udah sepenuhnya ngelupain Eva?" tanya Dava penasaran dengan Nando yang kini jauh lebih tampak tegar.Nando tersenyum kecut mendengarnya. "Menurut lo gimana Dav?""Aelaah, mana gue tau Ndo. memang lu pikir gue cenayang." kesal Dava membuat Nando terkekeh."Ya udah, kalau gitu gue pamit ke ruangan gue dulu." Nando mengangguk."Aku pun sedang berusaha secara perlahan untuk melupakan Eva dan segala kenangannya Dav." gumam Nando lirih setelah Dava keluar dari ruangannya.*******Saat sampai di ruangannya Dava kembali membaca undangan pernikahan Nando."Anjirr lo Ndo! tuh anak gendeng kali ya, menikahnya sebulan lagi tapi undangan udah di cetak dan di sebarkan. Astaga!" umpat Dava menggelengkan kepalanya tak percaya.Drrrrttt, drrrttt.Bunyi suara getar ponsel milik Dava. Satu notifikasi pesan dari seseorang membuat senyuman terbit menghiasi wajah tampannya."Ooouugghh, sampai bertemu nanti malam sayang." gumamnya seraya mengecup layar ponselnya yang menampilkan foto seksi seorang wanita yang hanya memakai pakaian dalam.Sepertinya nanti malam Dava akan bersenang-senang dengan salah satu wanita, teman kencannya."Wait for me beib!"Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi, setelah tadi berulang kali Dava mengetuk pintu kamar mandi serta memanggil namanya. Kini gedoran pintu sudah tak terdengar, suara menjadi sangat senyap. Karena rasa penasaran itulah Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi."Apakah Dava sudah keluar dari kamar?" gumamnya bertanya-tanya.Rasa penasaran Airaa begitu tinggi hingga ia pun membuka perlahan pintu kamar mandi. Airaa mengintip di balik celah pintu yang terbuka sedikit. Pelan-pelan namun pasti pintu terbuka sepenuhnya, Airaa melangkahkan kakinya dengan sangat perlahan sekali.Celingak-celinguk mencari keberadaan Dava yang sama sekali tak terlihat di dalam kamar. Benar dugaannya jika Dava pergi keluar dari kamar. Hhhh, bukankah itu bagus? Jadi Airaa tak perlu repot-repot untuk mengusir pria itu agar keluar sebentar dari kamar selama ia memakai pakaiannya.Airaa bernafas lega, dengan c
"Aaaaa!" jerit Airaa karena kaget melihat Dava yang menendang pintu kamar."Kenapa menjerit sayangku?" tanya Dava heran sembari melangkah masuk ke dalam kamar."Kau gila! Kenapa kau menendang pintu kamar kita Dav? Bagaimana jika rusak?" kata Airaa gemas."Itu tidak masalah." dengan entengnya Dava berkata seraya meletakkan dengan lembut tubuh Airaa di atas ranjang yang bertabur bunga mawar.Karena asyik berdebat masalah soal pintu kamar yang rusak atau tidak. Airaa dan Dava tak menyadari bagaimana romantisnya nuansa suasana kamar mereka.Setelah meletakkan Airaa di ranjang, Dava berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Syukurlah pintu tak rusak seperti yang di takuti Airaa, Dava mengunci pintu kamar itu serapat-rapatnya.Setelah memastikan pintu terkunci dengan aman tanpa ada celah orang dapat mengintipnya. Dava berbalik badan menghadap ke arah ranjang, Airaa berbaring telentang me
Airaa menatap tak percaya pada pantulan dirinya di cermin, ia bersemu merah melihat dirinya sendiri yang sangat cantik memakai kebaya pengantin berwarna putih beserta hijab yang menutupi dan melindungi kepalanya sesuai permintaan Airaa sendiri.Pria kemayu yang mendandaninya pun ikut tersanjung melihat betapa cantiknya calon pengantin wanitanya. Suara ketukan pintu ruangan khusus pengantin wanita terdengar, si perias pria kemayu tersebut pun dengan cepat membukanya. Wajah Kia yang cantik, anggun dan bersahaja pun dengan ramah tersenyum pada pria kemayu itu. Sang perias membuka pintu lebar memberi jalan agar Kia masuk sementara dirinya keluar. Kia tersenyum menatap Airaa dari kaca cermin, Airaa juga membalas tatapan Airaa dengan tersenyum malu.Hari ini adalah hari yang sangat penting, sangat dinanti. Hari bersejarah bagi setiap pasangan yang ingin menyatukan hubungan mereka dengan di lengkapi kata halal yang setelah di dahului kata sah sebelumnya.Hari ini Airaa da
Airaa menatap sayu sosok Dava yang duduk sendirian dalam diam di bangku taman belakang rumah sakit ini. Perlahan Airaa mendekat dan duduk di samping Dava ikut terdiam.Lama mereka berdiam diri seperti ini hingga Dava membuka suaranya. "Untuk apa kau mengikutiku? Bukankah kau tidak percaya padaku? Apapun yang aku katakan adalah kebohongan bagimu. Iya, kan?"Airaa menggeleng. "Bukan begitu Dav, kumohon mengertilah jika aku hanya sedang bimbang.""Bimbang yang didasari kecurigaan, hal itu timbul karena intinya kau tidak mempercayai orang tersebut. Itu sama saja Airaa!" sentak Dava menggeram marah."Tinggalkan aku!" kata Dava membuat Airaa melongo kaget.Dava merasa sangat cukup lelah, jika ia memang tak mempercayainya ya sudah. Dava pasrah, daripada ia memaksakan Airaa untuk menikah dengannya."Apa kau tuli? Aku bilang pergi Airaa!" titah Dava untuk kedua kalinya, kali ini dengan nada cukup kuat.Airaa menggeleng, pertanda ia tak in
"Sayang, Nando kode kita tuh. Kapan kita menikah?"Itu suara Dava yang mengkode Airaa dengan membawa nama Nando sebagai tersangka yang bertanya.Mendengar itu, Airaa membalikkan badan sepenuhnya menghadap Dava. Tatapan matanya menyipit menatap Dava penuh selidik."Seharusnya jangan tanya aku soal kapan kita menikah. Kau sendiri saja bahkan belum bisa mengatasi wanita-wanita masa lalumu yang setiap hari datang silih berganti," geramnya agar Dava sadar apa yang menjadi pertimbangan Airaa yang hingga kini masih menggantungkan rencana pernikahan mereka.Jika saja dari jauh-jauh hari Airaa bersedia menikah dengan Dava, mungkin status mereka saat ini sudah resmi menjadi suami istri. Tapi apalah daya Airaa ketika rasa bimbang terus menghantuinya, bagaimana bisa dia tenang jika persoalan wanita masa lalu Dava masih gencar berdatangan.Airaa tahu dari sedikit banyaknya wanita itu memiliki tujuan, yaitu meminta pertanggungjawaban bujuk rayu Dava dulu yang s
Satu bulan kemudian...Dava dan Airaa panik setelah mendapatkan kabar dari Nando, jika Kia sudah melahirkan siang tadi. Untuk itu kini mereka sedang bersiap-siap menuju ke rumah sakit tempat Kia melahirkan.Memang awalnya mereka berdua sedikit terkejut dengan kabar itu, pasalnya Kia pernah bercerita dokternya mengatakan jika ia akan melahirkan sekitar seminggu lagi.Namun di luar dugaan semua orang, Kia sudah menunjukkan reaksi tanda-tanda akan melahirkan pagi-pagi sekali tadi. Dan jangan tanyakan bagaimana reaksi kepanikan Nando melihat Kia istrinya meringis kesakitan. Nando sungguh benar-benar sosok calon bapak siaga yang langsung mempersiapkan semuanya di saat kepanikan melanda. Kini kata calon itu hilang dan menjadi kata seorang bapak.Ya, Nando sudah menjadi seorang bapak. Bapak untuk anaknya tercinta.Mobil yang ditumpangi Dava dan Airaa baru saja sampai di area rumah sakit, mereka keluar secara bersamaan. Raut keduanya pun menampilkan aura ke-kha
"Aku membatalkan semuanya!"Jederrrr.Bagaikan suara petir yang menggelegar kuat saat Airaa mengatakan tiga kata itu. Mata Dava melotot horor mendengarnya, dengan cepat kepalanya menggeleng pertanda tak setuju."Enggak, aku gak mau!" tolaknya sangat jelas."Aku tidak butuh persetujuanmu, bagaimanapun juga akulah di sini yang menjadi korban. Korban dari kebohongan dan perilaku burukmu.""Astaga Airaa!" teriak Dava frustasi. Rasanya hilang sudah seluruh kewarasannya."Mau berapa kali harus kukatakan, Jika aku sudah tidak melakukan kegiatan buruk masa laluku!""Lalu, soal jumlah wanita yang kau tiduri hingga tak bisa kau hitung dengan jari tangan serta jari kaki itu. Apakah kau pikir aku akan melupakannya begitu saja?" kata Airaa sengit."I-itu—" Dava tergagap ingin menjawabnya."Bagaimana?"Dava terdiam. Sungguh! Ia tidak tahu lagi harus mengatakannya bagaimana dengan Airaa.Maksud hatinya Dava berusaha ingi
"Sayang, kamu kenapa ketawa?" tanya Dava panik ketika tawa Airaa semakin menggelegar.Sambil masih memegangi pipinya yang bekas di tampar wanita aneh tadi, Dava memperhatikan Airaa dengan seksama.Takut terjadi sesuatu Dava mendekatinya lalu mengguncang tubuh Airaa kuat."Iiihhh, lepas!" sentak Airaa berusaha mendorong dada Dava agar menjauh."Jangan cari kesempatan buat sentuh-sentuh aku!" ancam Airaa sengit."Siapa yang coba-coba buat cari kesempatan sih, Yang? Kan, aku cuma memastikan kamu kenapa tiba-tiba ketawa ngakak gitu. Aku pikir kamu kesurupan.""Ya, aku memang kesurupan. Dan sekarang aku ingin membunuhmu," kata Airaa merubah raut wajahnya menjadi sangar."Eeh!" Dava bergidik ngeri melihatnya."Kok mau dibunuh sih beb? Mendingan dikelonin aja lagi," goda Dava usil."Dalam mimpimu saja sana, dasar pria gatel!""Digaruk dong sayang kalau gatel.""Iya, sini kugaruk pakai cangkul.""Dih, m
"Hei, bajingan tengik bangun kau!" teriak wanita itu mengguncang tubuh kekar Dava."Bangun kau berengsek!"Dava tersentak kaget bangun dari tidur nyenyaknya, rasa pusing dan ngantuk yang masih menderanya membuat ia tak begitu jelas melihat wajah wanita yang bertamu ke rumahnya itu.Demi memastikan penglihatannya agar jelas melihat, Dava mengucek kedua matanya. Dan saat itu ia baru tahu jika wanita yang di depannya ini bukan Airaa."Siapa kau?" sentak Dava panik seraya menatap ke segala arah mencari keberadaan Airaa."Airaa!" teriaknya memanggil nama Airaa."Sayang! Kamu di mana?" Dava terus berteriak memanggil nama Airaa.Merasa tak tenang Dava pun bangkit turun dari ranjang, membiarkan ketelanjangannya di depan wanita yang sepertinya pernah menghabiskan satu malam dengannya.Dava mengambil boksernya yang tergeletak di lantai, memakainya cepat seraya berjalan keluar kamar.Wanita itu pun dengan cepat mencegah kepergian Dava
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments