Menjadi Baby Sitter cowok cute 18 tahun kelakuan 8 tahun? Seru!! Itulah takdir yang mendadak menghampiri hidup Titi setelah bibinya meninggal dan ia terjerat hutang besar. Untuk melunasi hutang tersebut, Titi terpaksa menjadi baby sitter anak keluarga konglomerat tempat bibinya berhutang. Siapa yang menyangka anak asuhnya adalah cowok remaja yang mengalami keterbelakangan mental? Ya Tuhan, dia begitu tampan dan sempurna penampilannya! Siapa yang menyangka jika hidupnya begitu malang? Lahir sebagai putra bungsu keluarga konglomerat terpandang, bagi keluarganya Choco merupakan aib yang harus disembunyikan rapat-rapat Dia hidup kesepian tanpa kasih sayang keluarganya. Hingga muncullah si baby sitter yang tingkahnya absurd namun tulus menyayanginya.. Meski dia mengalami retardasi mental, Choco tetaplah manusia yang bisa jatuh cinta. Salahkah bila dia mencintai baby sitternya sendiri? Lalu bagaimana jika saingan cintanya adalah kakak kandungnya sendiri, si sulung yang sempurna, Xander Edisson? Ikuti aja kisah cinta segitiga ini...yang pasti sweet, romantis, lucu tapi mengharukan
View MoreSETAHUN KEMUDIAN... TITI POV Akhirnya setelah setahun, hati Chocho luluh juga. Dia mau menemui Mommy, di rumah sakit. Yah, penyakit Mommy semakin kronis, dia sedang kritis dan ingin bertemu Chocho di penghujung hidupnya. Meski bersedia datang, Chocho masih terlihat enggan. “Haruskah kita kemari?” tanya sembari menggigit kuku tangannya. Aku menghela napas panjang. Ini ketiga kalinya dia bertanya hal yang sama padaku. “Hanya sekali, temui dia sebentar Chocho. Please..” Aku memohon padanya bukan hanya sekedar demi Mommy mertua, tapi demi Chocho. Supaya di kemudian hari tak ada peny
XANDER POV “Om...” panggil Gladhys yang langsung meralatnya begitu aku melotot padanya, “Xander, aku cuma sekedar mengingatkan.. tak memaksa. Jika kamu ada waktu, kamu boleh mendampingiku kontrol ke dokter kandungan.” Dia mengangkat dagunya angkuh saat aku menatapnya datar. Ck, lagaknya seperti nyonya besar saja. Tapi bukannya kesal, aku justru gemas padanya. Kutowel dagunya hingga wajahnya menghadap padaku. “Apa yang kau harapkan? Aku mengantarmu atau tidak?!” desisku sembari menatapnya lekat. Bibir mungilnya bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu yang frontal, namun kembali ter
TITI POV Belakangan ini Chocho sibuk sekali. Entah apa yang dikerjakannya. Dia sering mengadakan meeting bersama orang-orang kepercayaannya. Di satu pihak aku bangga melihat kesuksesan Chocho, tapi di lain pihak aku nyaris tak mengenali Chocho yang sekarang. Bukan berarti cintanya padaku berubah. Aku yakin dia masih mencintaiku seperti dulu. Hanya saja, aku kehilangan sosok Chocho yang polos dan berhati hangat. Dia menjadi keras, dingin, dan sulit mempercayai orang lain. Hanya padaku Chocho masih bisa bersikap hangat dan penuh kasih. Malam ini dia pulang larut, dan segera menemukanku yang tertidur di sofa menungguinya. Dia memandangku penuh cinta, lalu mengecup dahiku.&
GLADHYS POVAku hamil.Tapi tak ada yang menyambut kehamilanku dengan riang gembira. Papa mertuaku hanya mengucapkan selamat dengan wajah datarnya. Sebelas duabelas dengan anaknya yang sekaligus suamiku."Jaga kandunganmu baik-baik."Uni mengangkat sebelas alisnya, gemas."Hanya itu yang dia ucapkan?" cetus Uni menanggapi ucapanku sebelumnya.Aku mengangguk, "mending. Awalnya kupikir dia tak menghendaki bayi kami."Bukan aku yang kesal, malah Uni yang panas hati."Eyke dah bilang, jangan bucin Say. Keluarga suami lo emang gak beres semua! But btw, dimana mom mertua lo. Mestinya dia yang antusias kalau tahu lo hamil."Seharusnya begitu. Tapi udah lama aku gak melihat Mommy."Itulah, dia menghilang. Aku juga heran. Kemana dia gerangan?""Jangan-jangan..." Uni men
XANDER POV Kabar itu sangat mengagetkanku. Titikoma mengalami musibah. Aku juga tak jelas musibah seperti apa yang menimpanya, tapi sepertinya ada kaitannya dengan keterlibatan Mommy di dalamnya. Kali ini Mommy sungguh keterlaluan! Aku harus menegurnya. Namun untuk saat ini aku memutuskan untuk memastikan keadaan Titi. Apakah Chocho dapat mengurusnya dengan baik? Bergegas aku meraih kunci mobilku dan melangkah meninggalkan rumah. Menuju ke mobilku. "Tunggu!" Aku mendengus mendengar seseorang yang berusaha menahan kepergianku. "Om, aku ikut!" Eh, dia bukan berniat memintaku tinggal? Aku tersenyum sinis padanya. "Jangan sembarangan meminta ikut bila kau tak tahu tujuanku hendak kemana! Bagaimana seandainya aku berniat pergi ke tempat pelacuran?" Gladhys balas tersenyum mencemooh, bibirnya yang manyun membuatku gemas ingin meng
TITI POVSudah malam.Chocho masih belum menyusul tidur. Aku penasaran, apa sih yang dilakukannya sedari tadi? Main game di laptop? Secara Chocho asik sekali berkutat dengan laptopnya sejak siang tadi.Kuhampiri Chocho sambil membawakannya camilan tengah malamnya, sate buah."Hei cowok gantengku, bisakah kau berhenti sebentar dari apapun yang kau kerjakan untuk menikmati sate buah manis ini bersamaku?" tanyaku dengan mata mengerling kenes.Chocho melirik dengan gaya menggoda."Ya, buahnya terlihat manis dan menantang."Menantang? Sepertinya itu bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan sate buah yang kubawa. Kecuali yang Chocho maksud.. Aku melirik dadaku sendiri. Buah dada? Chocho tertawa terbahak melihat respon yang kutunjukkan. Ohhhhhh, pasti itu yang dimaksudnya!! Astaga, bocah ini berubah jadi mesum sekali! Dengan gemas k
TITI POVChocho pulang dengan wajah muram. Aku balas memeluknya ketika ia memelukku dan menaruh kepalanya di bahuku. Pasti ada sesuatu yang terjadi, seharusnya ia belum saatnya pulang."Chocho, ada sesuatu yang terjadi?" tanyaku lembut."Yang kukhawatirkan terjadi juga, mereka sudah bertindak."Maksudnya mereka itu siapa?"Chocho, siapa yang menganggumu?" tanyaku to the point."Siapa lagi? Mommy!" dengus Chocho kesal.Dia mengangkat wajahnya dan menatapku galau."Titi, apapun yang terjadi jangan lepaskan aku.. seperti Titi melepas Kak Xander!"Oh, dia mulai ketakutan lagi gegara masalah ini. Perpisahanku dengan Mas Aro begitu membekas di hatinya dan menimbulkan trauma. Aku mengelus rambutnya lembut, kutatap dia intens."Kali ini aku akan berjuang, Chocho. Demi cinta kita!" tandasku mantap.Mata Chocho berpijar penuh kebahagiaan men
XANDER POVHari ini Gladhys nampak beda. Dia yang biasanya bersikap acuh padaku, kini berlagak mau jadi istri yang baik. Aku hanya tersenyum sinis menanggapinya. Ada mommy datang menginap ke rumah kami, paling dia hanya pencitraan didepan mertua. Tapi biarlah, kuikuti saja permainannya. Aku menikmati perlakuan manis nan munafik dari istriku.Hari ini Mommy minta diantar ke supermarket, Gladhys merayuku mengantar mereka. Dan disinilah kami, berada di supermarket yang cukup jauh dari rumah kami."Apa tidak ada supermarket yang buka di sekitar rumah kita?" dengusku sinis.Gladys tersenyum manis seraya menepuk pelan pahaku."Sayang, aku sengaja mencari yang lokasinya jauh. Supaya bisa menikmati perjalanan penuh kemesraan bersamamu."Mesra apanya, hah! Istriku sungguh munafik. Namun aku juga tak kalah munafiknya."Baiklah, Sayang. Aku akan menikm
TITI POVKehidupan kami mulai membaik. Berkat pendapatan yang diperoleh Chocho sebagai model, kami bisa menyewa rumah dengan kondisi yang lebih baik. Hari ini kami pindahan, Mas Gino dan Ginuk khusus datang membantu proses pindahan kami. Tapi barang-barang kami gak banyak, jadinya Ginuk malah bantuin makan doang. Hehehe.."Haishhhh, iki toh jajanan yang ta lihat di tivi. Ternyata begini rasanya, enakan jemblem!" komentar Ginuk sambil mengunyah telo kekinian yang diolah secara modern."Bilangnya ndak enak, tapi ya kamu abisno, Dek," timpal Mas Gino, meledek adiknya yang gembul."Eman toh, daripada mubazir! Yang kurus-kurus macam Chocho sama Titi pasti ndak sanggup makan banyak," kilah Ginuk."Halah, alasan! Bilang aja doyan," aku ikut menggoda Ginuk.Kucubit pipi tembemnya, hingga dia greget. Ginuk mengejarku yang berlari menghindari cubitan balasannya. Jiahhhh, aku
TITI POVPemakaman bibi baru saja kulaksanakan seminggu lalu, dan aku lega karenanya. Nah, jangan mengira aku itu ratu tega! Andai kalian tahu betapa kejam perlakuan bibi padaku, mungkin kalian bisa memaklumiku.Dia suka menyiksaku dan menyuruhku bekerja keras seakan aku adalah pembokatnya. Aku tinggal bersama Bibi semenjak Papa dan Mamaku meninggal terkena wabah campak di desa kami, ketika itu aku berusia delapan tahun.Bibi terpaksa memboyongku ke kota karena dia satu-satunya keluargaku. Yeah, aku disekolahkan, sekalian dijadikan pembantunya. Hidupku dari tahun ke tahun hanya berkisar antara sekolah sebagai siswa dan di rumah sebagai pembantu. Itulah drama sedih kehidupanku.Hingga dua tahun belakangan ini bibiku mulai sakit-sakitan, otomatis aku mendapat tugas tambahan sebagai suster perawatnya. But now.. I'm done! Bye-bye pada kehidupanku sebagai pembantu dan ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments