Home / Romansa / MY BABY / 02 : Baby Sitter Kenthir!

Share

02 : Baby Sitter Kenthir!

Author: Valent C
last update Last Updated: 2021-06-19 23:09:51

FRANS POV

            Namaku Frans.  Aku sudah lama bekerja di keluarga Edisson.  Tigapuluh tahun bukan waktu yang singkat kan?  Mereka adalah keluarga konglomerat terpandang secara turun temurun.  Dan selain karena kekayaan, kecerdasan, dan kekuasaannya, mereka juga terkenal akan keindahan parasnya.  Yang pria tampan, lalu mereka menikah dengan wanita cantik  dan selalu membuahkan keturunan anak laki.  Kurasa keluarga mereka dominan gen lelaki. 

Mereka sempurna sekali kan?  Namun Tuhan mungkin punya maksud khusus.  Kesempurnaan mereka tak lagi utuh sejak kelahiran anak bungsu keluarga Edisson.  Xander menginjak usia sepuluh tahun saat memiliki adik bayi.  Bayi lelaki yang sangat tampan dan cemerlang.  Bahkan lebih tampan si kecil dibanding kakaknya atau ayahnya.  Awalnya mereka menerima kehadiran si kecil dengan penuh kebanggaan.  Hingga si kecil berusia dua tahun, satu kenyataan miris menghancurkan harapan mereka!  Si bungsu memiliki kekurangan tercela.  Dia menderita keterbelakangan mental.  Tentu itu aib bagi keluarga Edisson yang sangat memuja kesempurnaan!  Dan aib itu harus disembunyikan rapat-rapat. 

Itulah awal kehidupan si bungsu di sangkar emasnya.  Kemanjaan dan perhatian untuknya di pangkas habis, dan ia diabaikan, cenderung dianggap tak ada.  Disembunyikan di villa besar milik keluarga Edisson diluar kota.  Mulut kami yang bekerja melayani Tuan kecil dibungkam rapat-rapat dengan kontrak kerja yang sangat mengikat dan besar resikonya bila melanggarnya.  Akhirnya aku diberi tugas khusus mengasuh Tuan kecil.  Kami semua memanggilnya Chocho karena ia sangat menyukai semua hal yang berkaitan dengan coklat.  Nama sebenarnya adalah Keanu Edisson, namun nama aslinya itu seakan dikuburkan untuk mengaburkan asal usulnya.  Tidak boleh ada yang tahu hubungannya dengan keluarga Edisson. 

Chocho tumbuh menjadi anak kesepian dan haus akan kasih sayang.  Tuan Besar sudah bertahun-tahun tak pernah menjenguknya, Nyonya Besar setahun sekali datang saat Chocho berulang-tahun, itupun dia cuma menemui anaknya selama sejam, dua jam.  Hanya Tuan muda Xander yang lumayan sering menengok adiknya, tapi karena kesibukannya belakangan ini dia datang sebulan sekali.

            Kasihan nasib Tuan Kecil Chocho.  Itulah yang membuatku bertekad merawatnya dengan baik.  Berhubung dia hanya sempurna pada fisiknya, aku selalu berusaha mendandaninya semodis mungkin.  Juga di perilakunya, aku mendidiknya hingga ia tumbuh menjadi pemuda yang baik, sopan, dan sangat terpelajar.  Bukan pemuda, tepatnya bocah.  Umur Tuan kecil Chocho 18 tahun, tapi kelakuannya seperti bocah berusia delapan tahun.  Namun manjanya seperti anak balita!  Dia masih suka dipangku, dipeluk, dan digendong seperti bocah balita. 

Usiaku kini 60 tahun, tenagaku semakin berkurang, sedang Tuan Kecil tumbuh menjadi pemuda yang tinggi dan tegap.  Aku tak mampu menggendong atau mengurusinya sebaik dulu.  Akhir-akhir ini aku mudah capek dan sering sakit-sakitan.  Itulah yang membuatku memutuskan untuk pensiun.  Meski berat bagiku meninggalkan Tuan kecil yang malang ini, tapi aku terpaksa harus melakukannya.  Tuan kecil Chocho berhak mendapatkan pengasuh yang lebih baik dariku.  Namun aku jadi terkejut saat Tuan muda Xander membawa gadis itu.

            ”Astaga, gadis itu seperti anak SMP!  Apa dia mampu mengurus Tuan kecil?” gumamku ragu.

Kuperhatikan tubuhnya yang imut, mana bisa dia memangku atau menggendong Tuan kecil yang ukuran badannya dua kali lebih besar dari dirinya!  Lagipula, aku kurang menyukai sikapnya yang terlalu lancang!  Bahkan dia berani melawan Tuan muda Xander yang sangat dingin dan ditakuti kami-kami ini!  Matanya juga terlalu berani, seakan siap menantang siapa saja yang tak sependapat dengannya!  Mengapa Tuan muda memilihnya?  Apa karena dia cantik?  Ah, seingatku Tuan muda tak pernah menghiraukan kecantikan seorang gadis.  Dia dingin terhadap kaum wanita.

            "Tuan muda.. maaf, apa Tuan tak salah memilih pengasuh untuk Tuan kecil?" tanyaku sehalus mungkin supaya tak menyinggung perasaan Tuan muda Xander.

            "Mengapa?"  Tuan muda balik bertanya sambil melirikku tajam.

Aku menelan ludahku gugup.

            "Gadis itu kecil, mana sanggup dia menggendong atau memangku Tuan kecil?"

            "Jadi menurut kamu, saya harus mencari gadis model pegulat?  Yang beratnya seratus kilogram?" sindir Tuan muda Xander.

Aku tak bisa menjawabnya.  Gadis seperti itu amat berbahaya bagi Tuan kecil Chocho!  Kalau dia tergoda ketampanan Tuan kecil Chocho dan berniat melecehkannya, Tuan kecilku tak akan berdaya melawannya.  Aku bergidik ngeri membayangkannya.

            "Chocho sudah besar.  Jangan memanjakannya lagi!  Dia tak perlu dipangku atau digendong-gendong lagi," tandas Tuan Muda Xander.

Kurasa itu berarti keputusannya udah final, titik!  Tak ada koma.  Aku hanya bisa menghela napas pasrah.  Lalu aku membelalakkan mata, nyaris tak percaya saat melihat Tuan kecil Chocho memeluk gadis kecil itu.  Tuan kecil Chocho sangat sulit dekat dengan orang lain.  Butuh waktu berbulan-bulan untuk mendekatinya karena ia sangat pemalu.  Tapi meski gadis kecil ini baru ditemuinya sepuluh menit lalu, Tuan kecil Chocho sudah menerimanya dengan tangan terbuka!  Aku nyaris tak percaya!  Pesona apa yang ada pada gadis itu?

Aku mengamatinya dengan teliti.  Apa karena ia terlihat seumuran dengan Tuan Kecil?  Mungkin Tuan Kecil rindu bermain dengan teman sebayanya.  Baiklah, kurasa aku harus menerimanya dan mempersiapkan gadis itu supaya bisa menggantikanku bila saatnya tiba. 

==== >(*~*)< ====

Mata gadis kecil itu membulat saat aku menyerahkan lima pasang seragam baby sitter padanya.

            "Apa ini harus dipakai, Om?" ucap gadis itu dengan nada keberatan.

            ”Om, om, memangnya aku om kamu?!  Yak!  Panggil saya Pak Frans," sungutku kesal.

            "Kenapa, Om?  Apa gunanya aku memakai seragam ini?  Gerah, Om.  Dan gak leluasa!  Nanti kalau Chocho lari-lari aku gak bisa mengejarnya dengan cepat bila memakai rok span panjang kayak gini!"

Nah kan, dia memang tipe gadis pembangkang!  Aku harus menegaskan beberapa hal padanya.

            "Yak, kamu harus memakainya.  Seharusnya kamu tahu bahwa kita bekerja disini untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat majikan kita.  Titi, sadarlah..” aku mengetuk dahinya tiga kali sebelum lanjut mengomelinya, “kamu itu kerja di keluarga bangsawan kaya yang sangat terpandang.  Dan Tuan kecil Chocho, kau harus memanggilnya begitu!  Dia tak suka lari-lari.  Aku telah mendidiknya dengan baik hingga menjadi pemuda berbudi pekerti halus dan anggun."

Gadis itu mencebikkan bibirnya sebal, tapi aku tak peduli.  Tugasku mendidiknya supaya dia tak liar lagi.

            "Dan ini daftar tugas yang harus kau pelajari.  Ada jadwal kegiatan Tuan Kecil Chocho.  Hobinya, hal yang tak disukainya, dan pantangan yang harus dijalankan.  Seperti dia tak boleh makan terlalu banyak makanan yang terbuat dari tepung, makanan yang terlalu manis, junk food..."

            "Haisshh, Om... aku bisa baca sendiri lagi!" potongnya kurang ajar.

Gadis semprul!  Kurang ajar!  Ya ampun, kenapa mulutku berucap kotor untuk memakinya?!  Habis dia membuatku gemas.  Lihat saja Titi, aku akan mengawasi dan menangkap kesalahanmu!

==== >(*~*)< ====

Kesalahan pertama yang kutangkap.  Dari atas sepinggang benar dia memakai seragam baby sitternya, tapi dari pinggang kebawah..?  Astaga, aku mengelus dada prihatin.  Kemana rok span panjang yang kuberikan padanya?  Mengapa bisa berubah menjadi celana pendek tak sopan itu?!

Dia menyadari aku sedang memelototinya, sambil nyengir tanpa dosa ia berkata, "Om, aku mempermak seragamku.  Keren kan?"  Ia sengaja pamer dengan berputar-putar seperti peragawati.

Keren ndasmu! Astaga aku memakinya lagi!  Sejak bertemu gadis kecil ini mulutku berubah bar-bar.  Dia membawa pengaruh kurang baik padaku.

            "Ganti bajumu!" perintahku tegas.

            "Asik!  Aku boleh pakai bajuku sendiri?  Akhirnya!" serunya riang dengan kedua tangan terangkat keatas.

            Sontoloyo!

            "Ganti seragammu yang lain, yang masih utuh!" perintahku

            "Tapi Om, semua sudah kupermak kayak gini lho!"

Ampun.  Betapa cekatan tangannya merusak sesuatu!  Aku meremas rambutku kesal.

            "Jadi bagaimana, Om?  Perlu ganti gak?" tantangnya sambil tersenyum nakal.

Oh, kini aku tahu!  Dia sengaja melakukannya supaya aku mengijinkannya memakai bajunya sendiri.  Huh, jangan mimpi gadis nakal!

            "Tetap pakai yang ini!" kataku bersikukuh.

Mendengarnya gadis kenthir itu memberengutkan bibirnya sebal.  Nah lho, bisa-bisanya mulutku bicara kotor lagi!  

Tapi keprihatinanku tak hanya disitu saja.  Karena tiba waktu Tuan Kecil Chocho tidur siang, aku menuju kamarnya untuk mengecek apakah si gadis kenthir (sinting) itu menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak.  Lah, hanya kekosongan yang kutemukan di kamar Tuan Kecil!  Kemana mereka?  Apa gadis nakal itu tak tahu jika sekarang saatnya Tuan kecil Chocho minum susu coklat dan tidur siang?  Kemana gadis kenthir itu membawa Tuan Kecilku?

Setelah berkeliling seperti layangan lepas, barulah aku berhasil menemukan mereka.  Ya Tuhan, dasar baby sitter kenthir!!  Aku mau muntah dan pingsan sekaligus!!

Omo, omo.. kemana Tuan kecilku yang bersih, tampan, elegan dan berbudi pekerti halus itu?!  pikirku galau.  Dia diajak nyemplung ke got!  Mereka main ciprat-cipratan air got seperti anak liar!  Tuan kecilku terlihat mengenaskan, kotor, bau dan berantakan!  Dan tingkah lakunya berubah kampungan!!  Aku nyaris tak mengenalinya.  Aku betul-betul syok dibuatnya.  Kuhembuskan napas panjang untuk meredam emosiku.  Tegurlah secara bermartabat. 

Lalu, satu.. dua.. tiga..  Aku berteriak seperti tarzan, "woiiiii.. baby sitter kenthir!!  Naik kamu!!"

Dua pasang mata polos menatapku dengan mulut ternganga lebar.  Mungkin mereka kaget mendengarku bicara kotor untuk pertama kalinya.

            "Paman, Chocho takut.  Paman kasar," Tuan kecilku mulai mencebik pertanda akan mewek.

Buru-buru aku menariknya ke atas dengan lembut, lalu memeluk dan menepuk-nepuk punggungnya pelan untuk menenangkannya.

            "Maaf, Tuan Kecil Chocho.  Paman bukan bermaksud bicara kasar padamu, Paman mengatakan itu pada pengasuhmuu," kataku menjelaskan.

            "Tidak boleh!  Paman kasar!  Jahat!  Kak Titi baik," Tuan kecil Chocho mengomeliku dengan raut wajah kecewa.

Wah gawat, sebentar lagi Tuan kecilku bisa menangis.  Aku harus segera menenangkannya.

            "Iya, maaf.  Paman salah.  Kak Titi baik."

Aku tersenyum ramah pada gadis kenthir itu, tapi saat Tuan kecilku tak melihat aku melotot geram padanya.

            "Tuan kecil Chocho, ayo kita kembali ke rumah.  Tuan kecil perlu mandi."   

            "Mandi?  Horeee!!  Mandi!  Segar," pekik Tuan kecil Chocho dengan senang.

Tuan kecil Chocho paling suka mandi karena saat mandi dia bisa bermain dengan mainan bebek kuningnya.  Dia berlari mendahului kami, masuk ke dalam rumah sambil melepas bajunya satu per satu.  Dasar bocah, Tuan kecilku memang masih polos dan belum mengenal rasa malu. 

Aku tersenyum geli, tak sengaja tatapanku bertemu dengan pandangan gadis kenthir itu yang melongo menatap pantat polos Tuan kecilku.  Astagah.  Aku lupa kalau ada dia!  Buru-buru aku menghampiri Tuan kecilku dan menutupi bagian bawah tubuhnya dengan kaus yang tadi dilepasnya.  Ah, kurasa aku harus mengajarkan etika antara pria dan wanita pada Tuan kecilku.

            "Paman, Chocho mandi.  Mandi!" protesnya sambil berusaha melepas baju yang kupakai menutupi bagian bawah tubuhnya.

            "Iya, yuk mandi.  Paman mandiin," sahutku cepat.  Segera kuseret dia masuk ke kamar mandi. 

Setengah jam kemudian, Tuan kecilku sudah bersih, wangi dan ganteng.  Dan dia sudah siap tidur siang.  Dia memang ganteng, kiyut kalau istilah anak jaman now.

            "Kak Titi..  Dongeng.  Baca," dia merengek manja.

            "Paman yang baca dongeng saja ya?" tawarku.

Paling gadis kenthir itu belum selesai mandi, biasa.. anak gadis mandinya kan lama.  Tapi Tuan kecilku menggeleng tegas menolakku.

            "Mau Kak Titi.  Seru!  Lucu.  Mau Kak Titi!"

Dia mulai memukul-mukul ranjangnya.  Aku mengeluh dalam hatiku.  Sepertinya kedudukanku  mulai digeser oleh gadis kecil itu.

            "Chocho, Kak Titi coming!"

Gadis itu membuka pintu kamar sambil berteriak kencang.  Duh, gak bisa kalem dikit apa ngomongnya, Neng?!  Mata Tuan kecilku berbinar menyambut kedatangannya.

            "Coming!  Coming!" teriaknya menirukan baby sitter kenthirnya itu.

Aku mengelus dada prihatin, lama-kelamaan Tuan kecilku bisa menjadi tarzan betulan.  Sekarang dia suka sekali berteriak, berlarian kesana-kemari dan lompat-lompat... huh!!  Dalam sekejab hancur sudah hasil didikan budi pekerti dariku selama bertahun-tahun!  Aku mendengus kasar sambil melirik jutek gadis itu.

            "Apa kamu sudah mandi?" sindirku.

            "Ya udahlah, Om," sahutnya enteng.

            "Bersih?" tanyaku.

Dia mencium tubuhnya sendiri dan ketiaknya.

            "Wangi kok, masa gak bersih?" gumamnya sambil cengengesan.

Duh, wangi belum tentu bersih.  Tapi ya sudahlah, pusing aku melihatnya.  Lebih baik aku mengambil susu coklat hangat untuk Tuan kecilku.  Beberapa menit kemudian aku kembali ke kamar Tuan kecilku sambil membawa segelas susu coklat hangat.  Kubuka pintu kamar perlahan dan aku terpaku menatap kedua insan di dalamnya.  Tuan Kecilku sudah tertidur lelap sambil memeluk baby sitternya.  Dan gadis itu nampak mengusap airmatanya ketika  mengecup kening Tuan kecil Chocho.  Mereka terlihat sangat manis bersama. 

Kini aku percaya bahwa gadis itu tulus menyayangi Tuan kecilku.  Memang dia banyak kekurangan, tapi kurasa gadis kecil itu adalah sosok yang tepat untuk menggantikanku dalam mengasuh Tuan kecilku.  Sekarang aku dapat bernapas lega.

==== >(*~*)< ====

Bersambung

Related chapters

  • MY BABY   03 : Ta gendong kemana-mana

    Chapter ini dari sudut pandang si Chocho. Jadi mudah-mudahan bisa dipahami. Aku bikin sejelas mungkin walau Chocho itu tuna grahita. Enjoy it. CHOCHO POV Suka, suka. Lagu ini.. suka. Chocho suka! Lucu! Ta gendong... kemana-mana.. Mbah kriwul lucu. Ya, mbah di video itu. Suka ketawa... lucu. Choco suka! Kayak Kak Titi... lucu. Kak Titi suka ketawa. Kak Titi cantik. Ya. Cantik kalau ketawa. Paman gak cantik, cemberut, jarang ketawa, gak lucu. Tapi baik. Paman.. sayang. Sayang Chocho. Chocho iya. Tapi Paman bosenin."Ta gendong! Ta gendong!" Chocho tiruin lagu.Terus Paman masuk. Paman bosenin. Lihat video... cemberut.&n

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   04 : Baby's swimming time

    TITI POV Finally si Om udah balik kampung. Lega, euy. Gak ada lagi si tukang ngomel yang suka mengkritikku.Titi kamu mesti gini. Titi kamu mesti gitu. Titi gak boleh gini. Tini jangan begitu!! Duh puyeng dah menghadapi kecerewetan si Om! And now, i am free! Bye-bye seragam suster norak super menyebalkan itu! Sekarang aku bisa memakai bajuku sendiri, kebanyakan hotpen sih. Aku senang memakai hotpen. Sesuai dengan jiwaku yang suka bebas, meski kenyataannya hidupku banyak dikekang orang. Dulu dikekang Bibiku, kini dipenjara di rumah mewah ini. Tapi bersama Chocho membuatku hepi. Bocah ganteng itu sangat manis, lucu, manja, dan penyayang. Dalam waktu singkat ia berhasil membuatku sayang banget padanya, juga iba akan nasibnya.Terkad

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   05 : Between Brother n Baby Sitter

    XANDER POV Brakkkkk!!Tabrakan itu tak terhindarkan lagi. Sebuah motor menabrakku saat aku sedang menyebrang menuju mobilku. Tubuhku terpental beberapa meter. Untung aku masih sempat merubah posisi tubuhku hingga saat aku terjatuh ke aspal kepalaku tak terhantuk kerasnya jalanan. Tapi kaki kananku terasa sangat sakit, ngilu dan susah digerakkan. Darah pun mulai membasahi betis dan pahaku. Sial, akan kupastikan penabrakku mendekam di penjara selamanya!==== >(*~*)< ====Mom ikut mengantarku ke villa. Dia terlihat khawatir sekali dan kesal karena tak bisa mengubah keputusanku. "Xander Edisson, seharusnya kau mengikuti saran Dad. Berobat di luar negri dan terapi disana!  

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   06 : Baperin Mas Aro

    TITI POV Aku baru saja melewati kamar Mas Aro saat melihat Adam keluar dari sana dengan mata sembab. Idih, pasti si Atam abis menangis. Mas Aro sih mulutnya pedes kayak boncabe level 20. Tengah aku mencibir sambil geleng-geleng kepala, Mas Aro melihatku galak. "Titikoma, sini kau!" perintahnya ketus. "Iya Mas, aku kesana?" tanyaku sambil menunjuk kamarnya. "Iya, buruan!" jawab Mas Aro kesal.Kayaknya Mas Aro lagi badmood deh, pasti dia berniat memarahiku. Huh! "Tutup pintunya!" perintahnya.Aku menutup pintu kamar Mas Aro, lantas mendekatinya.&n

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   07 : Chocho Home Schooling

    TITI POV Aku sedang menggandeng Chocho saat berpapasan dengan perawat bisu Mas Aro yang keluar dari kamar tuannya sambil menyusut airmatanya. Siapa ya nama perawat ini? Adam? Alam? Ih, aku emang susah mengingat nama orang.Paling si Adam abis dimarahin Mas Aro. Ih, si jutek itu! Bisa gak betah tuh si Alam kena judesnya dia, emang bibir seksinya perlu di sambel! Eh, ntar makin pedes dong. Lagian, ngapain coba aku membatin bibir seksi Mas Aro?! "Kak Titi! Sekolah!" ucap Chocho membuatku tersadar.Chocho menarik tanganku, kami berjalan menjauhi kamar kakaknya. Aku tersenyum padanya. "Yuk, kita main sekolahan dulu.."Memang aku suka men

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY    08 : Where is Chocho?

    TITI POV Aku tak sanggup mengatakannya.Ucapan itu selalu kutunda dan kutunda terus. Melihat wajah polos Chocho yang selalu memandangku berbinar-binar dengan senyum manisnya, membuatku tak tega menyampaikannya.Hei Chocho, pagi yang cerah. Bentar lagi Kak Titi pergi loh. Masa aku mesti bilang begitu? Atau.. Dedek, walau Kak Titi udah pergi harus tetap minum susu sehari tiga kali ya. Ah, sepertinya kata-kata perpisahanku gesrek semua! Lah, disaat aku tengah bingung bin galau, Chocho tiba-tiba memperagakan kiss bye di depanku. Gayanya cool dan seksi abis, apalagi tatapan matanya itu.. membuat hatiku meriang. Rasanya jantungku bisa kolaps nih. Aku tahu pasti dia menirukan gaya oppa-oppa korea di klip video yang sering kutonton. Tapi tetap aku baperrrrrr dibuatnya.&n

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY    09 : Choco's Day Out

    TITI POV Kami sedang duduk di halte bis. Menunggu bis yang akan membawa kami menjelajah kota. Chocho nampak gak sabar menanti petualangannya. Maklum, ini baru pertama kalinya bocah itu naik bis. Dia mengamati bis-bis yang lalu lalang dengan mata berbinar. Jika ada bis yang berhenti di depan kami, dia bertepuk tangan girang. Lalu bangkit berdiri. "Belum Dek, Itu bukan bis kita," aku menariknya duduk sambil tersenyum geli.Mulutnya mencebik kecewa. Tapi sesaat kemudian dia kembali tersenyum menatap sekelilingnya. Ada aja yang membuatnya geli. Kucing dikejar anjing. Orang jalan terhantuk tiang. Orang nyaris terpeleset. Ibu-ibu gendut yang roknya tertiup angin. Chocho mengamati penuh minat dan tertawa terus sedari tadi. Bagaikan

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY   10 : Chocho sick

    REBECCA POV Kehidupanku sempurna di mata semua orang. Suamiku tampan dan sukses, kehidupan bergelimang harta, anak yang tampan dan pandai. Dan keluarga kami tampak harmonis. Terlihat sempurna! Memang betul, hingga kelahiran anak keduaku. Aku sungguh tak menduganya, bahkan saat itu aku sedang rutin mengkonsumsi obat pelangsing yang digembar-gemborkan bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Begitu tahu aku hamil aku sangat khawatir bila ada apa-apa dengan janinku. Sempat ingin menggugurkannya, tapi dokter kandunganku tak mau mengaborsinya. Jadilah aku menjalani kehamilanku dengan perasaan kacau, was-was bila anak yang akan kulahirkan cacat atau tak sempurna.Ternyata saat dilahirkan dia terlihat sempurna, tampan sekali! Bahkan lebih tampan dari kakaknya. Aku sangat menyayanginya saat itu karena merasa bersalah semp

    Last Updated : 2021-06-20

Latest chapter

  • MY BABY   52 : Selamat Jalan (Tamat)

    SETAHUN KEMUDIAN... TITI POV Akhirnya setelah setahun, hati Chocho luluh juga. Dia mau menemui Mommy, di rumah sakit. Yah, penyakit Mommy semakin kronis, dia sedang kritis dan ingin bertemu Chocho di penghujung hidupnya. Meski bersedia datang, Chocho masih terlihat enggan. “Haruskah kita kemari?” tanya sembari menggigit kuku tangannya. Aku menghela napas panjang. Ini ketiga kalinya dia bertanya hal yang sama padaku. “Hanya sekali, temui dia sebentar Chocho. Please..” Aku memohon padanya bukan hanya sekedar demi Mommy mertua, tapi demi Chocho. Supaya di kemudian hari tak ada peny

  • MY BABY   51 : No Turning Back

    XANDER POV “Om...” panggil Gladhys yang langsung meralatnya begitu aku melotot padanya, “Xander, aku cuma sekedar mengingatkan.. tak memaksa. Jika kamu ada waktu, kamu boleh mendampingiku kontrol ke dokter kandungan.” Dia mengangkat dagunya angkuh saat aku menatapnya datar. Ck, lagaknya seperti nyonya besar saja. Tapi bukannya kesal, aku justru gemas padanya. Kutowel dagunya hingga wajahnya menghadap padaku. “Apa yang kau harapkan? Aku mengantarmu atau tidak?!” desisku sembari menatapnya lekat. Bibir mungilnya bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu yang frontal, namun kembali ter

  • MY BABY   50 : Yang Kembali Hadir

    TITI POV Belakangan ini Chocho sibuk sekali. Entah apa yang dikerjakannya. Dia sering mengadakan meeting bersama orang-orang kepercayaannya. Di satu pihak aku bangga melihat kesuksesan Chocho, tapi di lain pihak aku nyaris tak mengenali Chocho yang sekarang. Bukan berarti cintanya padaku berubah. Aku yakin dia masih mencintaiku seperti dulu. Hanya saja, aku kehilangan sosok Chocho yang polos dan berhati hangat. Dia menjadi keras, dingin, dan sulit mempercayai orang lain. Hanya padaku Chocho masih bisa bersikap hangat dan penuh kasih. Malam ini dia pulang larut, dan segera menemukanku yang tertidur di sofa menungguinya. Dia memandangku penuh cinta, lalu mengecup dahiku.&

  • MY BABY   49 : Trick n Trick

    GLADHYS POVAku hamil.Tapi tak ada yang menyambut kehamilanku dengan riang gembira. Papa mertuaku hanya mengucapkan selamat dengan wajah datarnya. Sebelas duabelas dengan anaknya yang sekaligus suamiku."Jaga kandunganmu baik-baik."Uni mengangkat sebelas alisnya, gemas."Hanya itu yang dia ucapkan?" cetus Uni menanggapi ucapanku sebelumnya.Aku mengangguk, "mending. Awalnya kupikir dia tak menghendaki bayi kami."Bukan aku yang kesal, malah Uni yang panas hati."Eyke dah bilang, jangan bucin Say. Keluarga suami lo emang gak beres semua! But btw, dimana mom mertua lo. Mestinya dia yang antusias kalau tahu lo hamil."Seharusnya begitu. Tapi udah lama aku gak melihat Mommy."Itulah, dia menghilang. Aku juga heran. Kemana dia gerangan?""Jangan-jangan..." Uni men

  • MY BABY   48 : It's too late (2)

    XANDER POV Kabar itu sangat mengagetkanku. Titikoma mengalami musibah. Aku juga tak jelas musibah seperti apa yang menimpanya, tapi sepertinya ada kaitannya dengan keterlibatan Mommy di dalamnya. Kali ini Mommy sungguh keterlaluan! Aku harus menegurnya. Namun untuk saat ini aku memutuskan untuk memastikan keadaan Titi. Apakah Chocho dapat mengurusnya dengan baik? Bergegas aku meraih kunci mobilku dan melangkah meninggalkan rumah. Menuju ke mobilku. "Tunggu!" Aku mendengus mendengar seseorang yang berusaha menahan kepergianku. "Om, aku ikut!" Eh, dia bukan berniat memintaku tinggal? Aku tersenyum sinis padanya. "Jangan sembarangan meminta ikut bila kau tak tahu tujuanku hendak kemana! Bagaimana seandainya aku berniat pergi ke tempat pelacuran?" Gladhys balas tersenyum mencemooh, bibirnya yang manyun membuatku gemas ingin meng

  • MY BABY   47 : It's too late (1)

    TITI POVSudah malam.Chocho masih belum menyusul tidur. Aku penasaran, apa sih yang dilakukannya sedari tadi? Main game di laptop? Secara Chocho asik sekali berkutat dengan laptopnya sejak siang tadi.Kuhampiri Chocho sambil membawakannya camilan tengah malamnya, sate buah."Hei cowok gantengku, bisakah kau berhenti sebentar dari apapun yang kau kerjakan untuk menikmati sate buah manis ini bersamaku?" tanyaku dengan mata mengerling kenes.Chocho melirik dengan gaya menggoda."Ya, buahnya terlihat manis dan menantang."Menantang? Sepertinya itu bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan sate buah yang kubawa. Kecuali yang Chocho maksud.. Aku melirik dadaku sendiri. Buah dada? Chocho tertawa terbahak melihat respon yang kutunjukkan. Ohhhhhh, pasti itu yang dimaksudnya!! Astaga, bocah ini berubah jadi mesum sekali! Dengan gemas k

  • MY BABY   46. Intimidasi Licik

    TITI POVChocho pulang dengan wajah muram. Aku balas memeluknya ketika ia memelukku dan menaruh kepalanya di bahuku. Pasti ada sesuatu yang terjadi, seharusnya ia belum saatnya pulang."Chocho, ada sesuatu yang terjadi?" tanyaku lembut."Yang kukhawatirkan terjadi juga, mereka sudah bertindak."Maksudnya mereka itu siapa?"Chocho, siapa yang menganggumu?" tanyaku to the point."Siapa lagi? Mommy!" dengus Chocho kesal.Dia mengangkat wajahnya dan menatapku galau."Titi, apapun yang terjadi jangan lepaskan aku.. seperti Titi melepas Kak Xander!"Oh, dia mulai ketakutan lagi gegara masalah ini. Perpisahanku dengan Mas Aro begitu membekas di hatinya dan menimbulkan trauma. Aku mengelus rambutnya lembut, kutatap dia intens."Kali ini aku akan berjuang, Chocho. Demi cinta kita!" tandasku mantap.Mata Chocho berpijar penuh kebahagiaan men

  • MY BABY   45 : Ambigu Chocho

    XANDER POVHari ini Gladhys nampak beda. Dia yang biasanya bersikap acuh padaku, kini berlagak mau jadi istri yang baik. Aku hanya tersenyum sinis menanggapinya. Ada mommy datang menginap ke rumah kami, paling dia hanya pencitraan didepan mertua. Tapi biarlah, kuikuti saja permainannya. Aku menikmati perlakuan manis nan munafik dari istriku.Hari ini Mommy minta diantar ke supermarket, Gladhys merayuku mengantar mereka. Dan disinilah kami, berada di supermarket yang cukup jauh dari rumah kami."Apa tidak ada supermarket yang buka di sekitar rumah kita?" dengusku sinis.Gladys tersenyum manis seraya menepuk pelan pahaku."Sayang, aku sengaja mencari yang lokasinya jauh. Supaya bisa menikmati perjalanan penuh kemesraan bersamamu."Mesra apanya, hah! Istriku sungguh munafik. Namun aku juga tak kalah munafiknya."Baiklah, Sayang. Aku akan menikm

  • MY BABY   44 : Pindah

    TITI POVKehidupan kami mulai membaik. Berkat pendapatan yang diperoleh Chocho sebagai model, kami bisa menyewa rumah dengan kondisi yang lebih baik. Hari ini kami pindahan, Mas Gino dan Ginuk khusus datang membantu proses pindahan kami. Tapi barang-barang kami gak banyak, jadinya Ginuk malah bantuin makan doang. Hehehe.."Haishhhh, iki toh jajanan yang ta lihat di tivi. Ternyata begini rasanya, enakan jemblem!" komentar Ginuk sambil mengunyah telo kekinian yang diolah secara modern."Bilangnya ndak enak, tapi ya kamu abisno, Dek," timpal Mas Gino, meledek adiknya yang gembul."Eman toh, daripada mubazir! Yang kurus-kurus macam Chocho sama Titi pasti ndak sanggup makan banyak," kilah Ginuk."Halah, alasan! Bilang aja doyan," aku ikut menggoda Ginuk.Kucubit pipi tembemnya, hingga dia greget. Ginuk mengejarku yang berlari menghindari cubitan balasannya. Jiahhhh, aku

DMCA.com Protection Status