Home / Romansa / MY BABY / 03 : Ta gendong kemana-mana

Share

03 : Ta gendong kemana-mana

Author: Valent C
last update Last Updated: 2021-06-19 23:11:06

Chapter ini dari sudut pandang si Chocho.  Jadi mudah-mudahan bisa dipahami.  Aku bikin sejelas mungkin walau Chocho itu tuna grahita.  Enjoy it.

CHOCHO POV

            Suka, suka.  Lagu ini.. suka.  Chocho suka!  Lucu!  Ta gendong... kemana-mana..  Mbah kriwul lucu.  Ya, mbah di video itu.  Suka ketawa... lucu.  Choco suka!  Kayak Kak Titi... lucu.  Kak Titi suka ketawa.  Kak Titi cantik.  Ya.  Cantik kalau ketawa.  Paman gak cantik, cemberut, jarang ketawa, gak lucu.  Tapi baik.  Paman.. sayang.  Sayang Chocho.  Chocho iya.  Tapi Paman bosenin.

"Ta gendong!  Ta gendong!" Chocho tiruin lagu.

Terus Paman masuk.  Paman bosenin.  Lihat video... cemberut.

            "Tuan kecil Chocho, buat apa  menonton lagu kampungan seperti ini?  Siapa yang memberi CD ini?"

            Choco sebal!  Paman bosenin.  Ini punya Chocho.  Kak Titi kasih. 

Paman matiin video.  Chocho sebal!

            "Maaf ya Tuan kecil Chocho, paman minta waktu dikiiittt aja."

            Paman aneh!  Chocho gak punya.. apa itu?  Mainan apa itu waktu? 

“Waktu... gak punya!  Chocho gak punya!”

            "Ah, maksud Paman... Paman mau bicara sebentar dengan Tuan kecil Chocho.  Sebentar lagi paman akan meninggalkan tempat ini, paman mau pulang kampung..."

Aaahhhh... Paman sedih.  Chocho sedih.  Chocho peluk Paman.  Pengin nangis.

            "Napa pergi?  Paman gak sayang lagi?  Chocho nakal ya?  Kapok Paman!  Gak berani nakal!  Choco mau baik!  Chocho baik kok!  Jangan pergi!  Tidak boleh, Paman!"

Chocho sedih.  Chocho nangis terus.  Paman nangis juga.  Paman usap airmata Chocho.  Tapi Chocho keluarin lagi.

            "Tuan kecil, Paman sayang sekali padamu.  Tapi Paman sudah tua.  Paman mudah capek dan mulai sakit-sakitan.  Paman pergi bukan karena tak sayang Tuan kecil Chocho.  Justru sayang maka Paman pergi, supaya Tuan kecil Chocho bisa dirawat oleh pengasuh yang baik.  Kak Titi baik kan?"

Chocho angguk-angguk.

            "Kak Titi baik.  Baik.  Lucu.  Baik.  Sayang Kak Titi."

            "Yah, Kak Titi yang akan mengurus Tuan kecil Chocho tapi Paman harus memberitahu, Kak Titi itu beda dengan Paman.."

            "Beda!  Beda!  Kak Titi lucu.  Paman tidak!”

Chocho ngomong gitu, Paman cemberut.  Paman marah?  Napa marah?

            "Bukan begitu, Tuan kecil.  Paman itu pria.  Kak Titi wanita.  Tuan kecil pria."

            Chocho tau.

“Trus napa?" Chocho tanya.

            "Tuan kecil Chocho harus sopan, lebih sopan pada Kak Titi."

            " Chocho sopan.  Chocho gak nakal.  Chocho baik."

            Iya kan?

            "Ya, Tuan kecil baik.  Sopan yang Paman maksud. jangan lepas baju sembarangan di depan Kak Titi."

            "Napa?"  Napa gak boleh?  Bingung!

            "Karena Kak Titi cewek, malu dong."

            "Napa malu?”

Chocho bingung.  Paman ngomong apa?  Chocho gak tau.

            "Ya karena tubuh kalian berbeda.  Dia pasti risih melihat tubuh Tuan kecil."

            "Napa beda?"

            "Tuan kecil Chocho pria.  Dia wanita.  Tubuh kalian beda.  Misal dada Kak Titi lebih besar.  Terus, dia gak punya kuk-kuk seperti Tuan Kecil."

            Kak Titi gak punya kuk-kuk?  Kasihan.  Kak Titi kasihan.  Chocho sedih.  Kak Titi gak punya kuk-kuk.  Chocho nangis.

            "Lho, mengapa Tuan Kecil menangis?"  Paman heran.  Gak ngerti ya?

“Kasihan.  Kak Titi gak punya kuk-kuk.  Kasihan.  Chocho kasih kuk-kuk Chocho saja.  Kuk-kuk Chocho kasih Kak Titi aja!"

Paman kaget.  Bingung.  Chocho pegang kuk-kuk.  Mau kasih Kak Titi.  Cari Kak Titi.  Mau kasih kuk-kuk ini!

            "Jangan, Tuan Kecil!!  Astaga!  Ya Tuhan.  Gak boleh kasih kuk-kuk ke sembarangan orang!"  Paman pegang Chocho.  Chocho gak boleh pergi.

            "Cuma kak Titi.  Bukan orang lain.  Kak Titi aja!"  Choco mau kasih kuk-kuk buat Kak Titi!

Paman keringat.  Dia hapus keringat di pelipisnya.

            "Tidak boleh, Tuan Kecil.  Kuk-kuk hanya boleh diberikan untuk istri Tuan kecil nanti."

            "Istri?  Apa istri?  Chocho gak tau.  Siapa itu istri?  Chocho gak kenal!  Chocho cuma mau kasih kuk-kuk buat Kak Titi.  Bukan buat istri!!"

            "Istri itu adalah orang yang kita nikahi."

Chocho bingung.  Paman bicara aneh.  Gak ngerti!

            "Nikah itu apa?"

Paman garuk-garuk.  Paman gak jawab.

            "Ya itu..  Itu, dua orang cowok dan cewek hidup bersama, tidur sekamar, boleh main kuk-kuk kalau sudah diresmikan, artinya sudah didaftarkan ke kantor yang mengurus pernikahan."

Chocho bingung.  Paman cerita apa.  Chocho cuma tau, cowok cewek tidur sekamar.  Main kuk-kuk... apa itu?  Pusing, ah!

            "Jadi Chocho boleh kasih kuk-kuk kalau nikah?  Chocho nikah aja.  Nikah kak Titi!"

            "Jangan!  Astaga, Tuan kecil Chocho masih kecil!"  Paman teriak.  Kok Paman gitu?

            "Kasihan Kak Titi.  Chocho gak boleh kasih kuk-kuk.  Napa?!"

            "Gak usah dikasih kuk-kuk.  Meski gak punya kuk-kuk, Kak Titi punya dompet koin."

            "Dompet koin??  Chocho punya?"

            "Tuan kecil tidak punya.  Kita hanya bisa punya satu.  Kuk-kuk atau dompet koin.  Nantinya kalau sudah nikah, kuk-kuk baru boleh disimpan didalam dompet koin."

            "Chocho mau.  Mau dompet koin!  Buat simpan kuk-kuk!"

Chocho teriak.  Paman pusing.  Dia pegang kepala.

            "Aduh pusing aku.  Susah jelasinnya!"

Chocho pusing juga.  Uh, Paman bikin bingung.

            "Sudah, jangan dibahas lagi.  Yang penting Kak Titi jangan dilihatin kuk-kuk Tuan kecil.  Makanya Tuan kecil jangan buka baju di depan Kak Titi."

            "Napa?"

            "Sudah jangan tanyak alasannya!  Pokoknya gak boleh!"  Paman marah.  Chocho takut.

            "Maaf Tuan Kecil, paman hanya bingung menjelaskannya.  Percaya Paman saja, pokoknya gak boleh."

Chocho ngangguk.  Tapi bingung.

            "Dan sekarang, Chocho sudah besar.  Gak boleh minta pangku atau gendong lagi pada Kak Titi."

            “Tadi katanya Chocho masih kecil!  Chocho kecil?  Chocho besar?"

Paman garuk-garuk lagi.  Gak boleh pangku.  Gak boleh gendong.  Chocho sedih.  Chocho ingin disayang Kak Titi.

            "Napa gak boleh?  Kak Titi sayang Chocho."

            "Meski sayang tetap gak boleh minta pangku atau gendong Kak Titi.  Kasihan Kak Titi, badannya kak Titi lebih kecil daripada Tuan kecil Chocho.  Nih lihat contohnya.."

Paman ambil kotak besar, taruh diatas kotak kecil.  Kotak jatuh.

            "Kotak kecil itu ibaratnya Kak Titi, kotak besar itu Tuan Chocho.  Jatuh kan kalau kotak besar dipangku kotak kecil."

            "Gak kuat."  Chocho mengangguk.

            "Ya, Tuan Chocho pintar.  Sebaliknya kalau kotak kecil ditaruh diatas kotak besar gak jatuh kan?  Sekarang Tuan Chocho ngerti kan?"

Chocho ngerti.  Kak Titi gak kuat.  Gak bisa pangku Chocho.  Gak bisa gendong Chocho.

==== >(*~*)< ====

Kak Titi nyanyi.  Bagus.  Lucu.

            "Ta gendong kemana-mana, ta gendong kemana-mana.  Enak toh, asik toh... daripada kamu..."

Chocho ketawa.  Kak Titi lucu!  Lucu!

            "Ta gendong!  Ta gendong!"  Chocho ikut nyanyi.

Kak Titi ketawa.  Chocho gemas.  Kak Titi cubit pipi Chocho.  Kak Titi sayang Chocho.

            "Gendong kak Titi!"

Kak Titi diam.  Kak Titi bingung.  Ah, Chocho ingat.  Kotak kecil gak kuat angkat kotak besar.  Kotak besar kuat angkat kotak kecil.  Chocho aja yang gendong.  Chocho angkat Kak Titi.

            "Aduh Chocho, stop.  Turunin Kak Titi.  Nanti jatuh!  Jangan gendong Kak Titi!"

            "Chocho sayang.  Sayang Kak Titi."

            "Tapi jangan gendong!  Kak Titi takut!"

Gak boleh gendong.  Pangku aja.  Chocho pangku Kak Titi.  Kak Titi kaget.  Terus diam.  Terus senyum.  Kak Titi cantik.  Chocho gemas.  Chocho cium.  Cium pipi Kak Titi. 

Cup.  Kak Titi diam.  Chocho bingung.  Napa ada yang dag dig dug kencang?  Ya disini.  Dalam dada Chocho.  Kayak ada yang main drumband.  Gak ngerti.  Tapi ingin cium lagi.  Chocho mau cium lagi.  Cium pipi Kak Titi enak.  Baru mau cium, Paman datang.  Dia kaget!

            "Titi, Mengapa kamu minta pangku bayimu?!  Gak tahu malu, kamu!  Dia itu bayimu, kamu baby sitternya!!  Sinting!!"

            "Om, aku bukan minta dipangku.  Chocho yang maksa memangkuku!  Sebelumnya malah mau menggendongku!  Aduh, aku sampai takut kalau jatuh, pantat seksiku bisa tepos!   Ya, lebih aman di pangku ajalah daripada digendong bayi raksasa ini."

            "Astaga, ngomong gak difilter!  Jangan ngomong kotor didepan Tuan kecil Chocho.  Dan jangan panggil dia Chocho saja,  panggil Tuan kecil Chocho."

            "Gak mau, Om!  Saya bukan bawahan jaman feodal kayak situ.  Kita sama-sama manusia kok!"

            "Panggil aja Baby Chocho."

            "Emang dia bayi?  Kalau masih bayi bisa ta gendong kemana-mana!  Dia bukan bayi, Om!  Badannya besar gini lho!"

Kak Titi pegang dada Chocho.  Ih ada setrum.  Darimana?  Aneh!

            "Panggil aja Dedek Chocho.  Pokoknya jangan panggil Chocho saja!  Gak sopan kamu!"

            "Dedek, ya Dedek.."

            "Lah, mengapa kamu jadi keenakan dipangku bayimu?!  Apa ada baby sitter yang dipangku bayinya?"

            "Dedek Chocho yang pengin kok.  Bukan salahku, Om!"

            "Ck!  Dia masih polos!  Paling kamu yang ngajarin!"

            "Ish, gak percaya.  Tanya sendiri deh sama Dedek Chocho!"

Chocho bingung.  Mereka marahan?  Tentang apa?

            "Apa memang Tuan Chocho yang ingin memangku dan menggendong Kak Titi?"  Paman tanya.  Chocho angguk-angguk.

            "Kotak besar angkat kotak kecil.. Chocho ngerti kok.  Chocho pintar?"

Paman bingung.  Terus tepok jidatnya. 

Napa sih?!  Chocho salah apa?  Chocho gak nakal kok.  Chocho baik.  Chocho cuma sayang.  Sayang Kak Titi.  Banget!  Jadi pengin.   Gendong.. pangku... cium pipi Kak Titi.  Tapi, gak mau gendong, pangku.... cium Paman!  Meski sayang, tetap gak mau gitu sama Paman.  Napa?  Chocho bingung.

Ta gendong kemana-mana, Kak Titi.  Enak toh?

==== >(*~*)< ====

                                   

Bersambung

Related chapters

  • MY BABY   04 : Baby's swimming time

    TITI POV Finally si Om udah balik kampung. Lega, euy. Gak ada lagi si tukang ngomel yang suka mengkritikku.Titi kamu mesti gini. Titi kamu mesti gitu. Titi gak boleh gini. Tini jangan begitu!! Duh puyeng dah menghadapi kecerewetan si Om! And now, i am free! Bye-bye seragam suster norak super menyebalkan itu! Sekarang aku bisa memakai bajuku sendiri, kebanyakan hotpen sih. Aku senang memakai hotpen. Sesuai dengan jiwaku yang suka bebas, meski kenyataannya hidupku banyak dikekang orang. Dulu dikekang Bibiku, kini dipenjara di rumah mewah ini. Tapi bersama Chocho membuatku hepi. Bocah ganteng itu sangat manis, lucu, manja, dan penyayang. Dalam waktu singkat ia berhasil membuatku sayang banget padanya, juga iba akan nasibnya.Terkad

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   05 : Between Brother n Baby Sitter

    XANDER POV Brakkkkk!!Tabrakan itu tak terhindarkan lagi. Sebuah motor menabrakku saat aku sedang menyebrang menuju mobilku. Tubuhku terpental beberapa meter. Untung aku masih sempat merubah posisi tubuhku hingga saat aku terjatuh ke aspal kepalaku tak terhantuk kerasnya jalanan. Tapi kaki kananku terasa sangat sakit, ngilu dan susah digerakkan. Darah pun mulai membasahi betis dan pahaku. Sial, akan kupastikan penabrakku mendekam di penjara selamanya!==== >(*~*)< ====Mom ikut mengantarku ke villa. Dia terlihat khawatir sekali dan kesal karena tak bisa mengubah keputusanku. "Xander Edisson, seharusnya kau mengikuti saran Dad. Berobat di luar negri dan terapi disana!  

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   06 : Baperin Mas Aro

    TITI POV Aku baru saja melewati kamar Mas Aro saat melihat Adam keluar dari sana dengan mata sembab. Idih, pasti si Atam abis menangis. Mas Aro sih mulutnya pedes kayak boncabe level 20. Tengah aku mencibir sambil geleng-geleng kepala, Mas Aro melihatku galak. "Titikoma, sini kau!" perintahnya ketus. "Iya Mas, aku kesana?" tanyaku sambil menunjuk kamarnya. "Iya, buruan!" jawab Mas Aro kesal.Kayaknya Mas Aro lagi badmood deh, pasti dia berniat memarahiku. Huh! "Tutup pintunya!" perintahnya.Aku menutup pintu kamar Mas Aro, lantas mendekatinya.&n

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   07 : Chocho Home Schooling

    TITI POV Aku sedang menggandeng Chocho saat berpapasan dengan perawat bisu Mas Aro yang keluar dari kamar tuannya sambil menyusut airmatanya. Siapa ya nama perawat ini? Adam? Alam? Ih, aku emang susah mengingat nama orang.Paling si Adam abis dimarahin Mas Aro. Ih, si jutek itu! Bisa gak betah tuh si Alam kena judesnya dia, emang bibir seksinya perlu di sambel! Eh, ntar makin pedes dong. Lagian, ngapain coba aku membatin bibir seksi Mas Aro?! "Kak Titi! Sekolah!" ucap Chocho membuatku tersadar.Chocho menarik tanganku, kami berjalan menjauhi kamar kakaknya. Aku tersenyum padanya. "Yuk, kita main sekolahan dulu.."Memang aku suka men

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY    08 : Where is Chocho?

    TITI POV Aku tak sanggup mengatakannya.Ucapan itu selalu kutunda dan kutunda terus. Melihat wajah polos Chocho yang selalu memandangku berbinar-binar dengan senyum manisnya, membuatku tak tega menyampaikannya.Hei Chocho, pagi yang cerah. Bentar lagi Kak Titi pergi loh. Masa aku mesti bilang begitu? Atau.. Dedek, walau Kak Titi udah pergi harus tetap minum susu sehari tiga kali ya. Ah, sepertinya kata-kata perpisahanku gesrek semua! Lah, disaat aku tengah bingung bin galau, Chocho tiba-tiba memperagakan kiss bye di depanku. Gayanya cool dan seksi abis, apalagi tatapan matanya itu.. membuat hatiku meriang. Rasanya jantungku bisa kolaps nih. Aku tahu pasti dia menirukan gaya oppa-oppa korea di klip video yang sering kutonton. Tapi tetap aku baperrrrrr dibuatnya.&n

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY    09 : Choco's Day Out

    TITI POV Kami sedang duduk di halte bis. Menunggu bis yang akan membawa kami menjelajah kota. Chocho nampak gak sabar menanti petualangannya. Maklum, ini baru pertama kalinya bocah itu naik bis. Dia mengamati bis-bis yang lalu lalang dengan mata berbinar. Jika ada bis yang berhenti di depan kami, dia bertepuk tangan girang. Lalu bangkit berdiri. "Belum Dek, Itu bukan bis kita," aku menariknya duduk sambil tersenyum geli.Mulutnya mencebik kecewa. Tapi sesaat kemudian dia kembali tersenyum menatap sekelilingnya. Ada aja yang membuatnya geli. Kucing dikejar anjing. Orang jalan terhantuk tiang. Orang nyaris terpeleset. Ibu-ibu gendut yang roknya tertiup angin. Chocho mengamati penuh minat dan tertawa terus sedari tadi. Bagaikan

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY   10 : Chocho sick

    REBECCA POV Kehidupanku sempurna di mata semua orang. Suamiku tampan dan sukses, kehidupan bergelimang harta, anak yang tampan dan pandai. Dan keluarga kami tampak harmonis. Terlihat sempurna! Memang betul, hingga kelahiran anak keduaku. Aku sungguh tak menduganya, bahkan saat itu aku sedang rutin mengkonsumsi obat pelangsing yang digembar-gemborkan bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Begitu tahu aku hamil aku sangat khawatir bila ada apa-apa dengan janinku. Sempat ingin menggugurkannya, tapi dokter kandunganku tak mau mengaborsinya. Jadilah aku menjalani kehamilanku dengan perasaan kacau, was-was bila anak yang akan kulahirkan cacat atau tak sempurna.Ternyata saat dilahirkan dia terlihat sempurna, tampan sekali! Bahkan lebih tampan dari kakaknya. Aku sangat menyayanginya saat itu karena merasa bersalah semp

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY   11 : Mas Aro, Wo ai ni

    TITI POV Aku berlari mengejar Chocho. Napasku sampai tersenggal-senggal. Sial, kencang sekali lari bocah itu! Sepertinya perlu siasat khusus untuk menangkapnya. "Aargghh!!" aku menjerit pura-pura jatuh.Chocho sontak berhenti lari dan menatapku panik. Dia menghampiriku dengan tergesa-gesa. "Kak Titi! Kak Titi!" dia memanggilku khawatir.Aku pura-pura memejamkan mataku sambil berbaring di lantai. Chocho berlutut di dekatku. Dia membungkukkan badannya, wajahnya nyaris bersentuhan dengan wajahku. Gotcha! Ku dekap tubuhnya erat-erat dan kubalikkan tubuhku. Kini aku ganti menindih tubuh Chocho. "Kak

    Last Updated : 2021-06-23

Latest chapter

  • MY BABY   52 : Selamat Jalan (Tamat)

    SETAHUN KEMUDIAN... TITI POV Akhirnya setelah setahun, hati Chocho luluh juga. Dia mau menemui Mommy, di rumah sakit. Yah, penyakit Mommy semakin kronis, dia sedang kritis dan ingin bertemu Chocho di penghujung hidupnya. Meski bersedia datang, Chocho masih terlihat enggan. “Haruskah kita kemari?” tanya sembari menggigit kuku tangannya. Aku menghela napas panjang. Ini ketiga kalinya dia bertanya hal yang sama padaku. “Hanya sekali, temui dia sebentar Chocho. Please..” Aku memohon padanya bukan hanya sekedar demi Mommy mertua, tapi demi Chocho. Supaya di kemudian hari tak ada peny

  • MY BABY   51 : No Turning Back

    XANDER POV “Om...” panggil Gladhys yang langsung meralatnya begitu aku melotot padanya, “Xander, aku cuma sekedar mengingatkan.. tak memaksa. Jika kamu ada waktu, kamu boleh mendampingiku kontrol ke dokter kandungan.” Dia mengangkat dagunya angkuh saat aku menatapnya datar. Ck, lagaknya seperti nyonya besar saja. Tapi bukannya kesal, aku justru gemas padanya. Kutowel dagunya hingga wajahnya menghadap padaku. “Apa yang kau harapkan? Aku mengantarmu atau tidak?!” desisku sembari menatapnya lekat. Bibir mungilnya bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu yang frontal, namun kembali ter

  • MY BABY   50 : Yang Kembali Hadir

    TITI POV Belakangan ini Chocho sibuk sekali. Entah apa yang dikerjakannya. Dia sering mengadakan meeting bersama orang-orang kepercayaannya. Di satu pihak aku bangga melihat kesuksesan Chocho, tapi di lain pihak aku nyaris tak mengenali Chocho yang sekarang. Bukan berarti cintanya padaku berubah. Aku yakin dia masih mencintaiku seperti dulu. Hanya saja, aku kehilangan sosok Chocho yang polos dan berhati hangat. Dia menjadi keras, dingin, dan sulit mempercayai orang lain. Hanya padaku Chocho masih bisa bersikap hangat dan penuh kasih. Malam ini dia pulang larut, dan segera menemukanku yang tertidur di sofa menungguinya. Dia memandangku penuh cinta, lalu mengecup dahiku.&

  • MY BABY   49 : Trick n Trick

    GLADHYS POVAku hamil.Tapi tak ada yang menyambut kehamilanku dengan riang gembira. Papa mertuaku hanya mengucapkan selamat dengan wajah datarnya. Sebelas duabelas dengan anaknya yang sekaligus suamiku."Jaga kandunganmu baik-baik."Uni mengangkat sebelas alisnya, gemas."Hanya itu yang dia ucapkan?" cetus Uni menanggapi ucapanku sebelumnya.Aku mengangguk, "mending. Awalnya kupikir dia tak menghendaki bayi kami."Bukan aku yang kesal, malah Uni yang panas hati."Eyke dah bilang, jangan bucin Say. Keluarga suami lo emang gak beres semua! But btw, dimana mom mertua lo. Mestinya dia yang antusias kalau tahu lo hamil."Seharusnya begitu. Tapi udah lama aku gak melihat Mommy."Itulah, dia menghilang. Aku juga heran. Kemana dia gerangan?""Jangan-jangan..." Uni men

  • MY BABY   48 : It's too late (2)

    XANDER POV Kabar itu sangat mengagetkanku. Titikoma mengalami musibah. Aku juga tak jelas musibah seperti apa yang menimpanya, tapi sepertinya ada kaitannya dengan keterlibatan Mommy di dalamnya. Kali ini Mommy sungguh keterlaluan! Aku harus menegurnya. Namun untuk saat ini aku memutuskan untuk memastikan keadaan Titi. Apakah Chocho dapat mengurusnya dengan baik? Bergegas aku meraih kunci mobilku dan melangkah meninggalkan rumah. Menuju ke mobilku. "Tunggu!" Aku mendengus mendengar seseorang yang berusaha menahan kepergianku. "Om, aku ikut!" Eh, dia bukan berniat memintaku tinggal? Aku tersenyum sinis padanya. "Jangan sembarangan meminta ikut bila kau tak tahu tujuanku hendak kemana! Bagaimana seandainya aku berniat pergi ke tempat pelacuran?" Gladhys balas tersenyum mencemooh, bibirnya yang manyun membuatku gemas ingin meng

  • MY BABY   47 : It's too late (1)

    TITI POVSudah malam.Chocho masih belum menyusul tidur. Aku penasaran, apa sih yang dilakukannya sedari tadi? Main game di laptop? Secara Chocho asik sekali berkutat dengan laptopnya sejak siang tadi.Kuhampiri Chocho sambil membawakannya camilan tengah malamnya, sate buah."Hei cowok gantengku, bisakah kau berhenti sebentar dari apapun yang kau kerjakan untuk menikmati sate buah manis ini bersamaku?" tanyaku dengan mata mengerling kenes.Chocho melirik dengan gaya menggoda."Ya, buahnya terlihat manis dan menantang."Menantang? Sepertinya itu bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan sate buah yang kubawa. Kecuali yang Chocho maksud.. Aku melirik dadaku sendiri. Buah dada? Chocho tertawa terbahak melihat respon yang kutunjukkan. Ohhhhhh, pasti itu yang dimaksudnya!! Astaga, bocah ini berubah jadi mesum sekali! Dengan gemas k

  • MY BABY   46. Intimidasi Licik

    TITI POVChocho pulang dengan wajah muram. Aku balas memeluknya ketika ia memelukku dan menaruh kepalanya di bahuku. Pasti ada sesuatu yang terjadi, seharusnya ia belum saatnya pulang."Chocho, ada sesuatu yang terjadi?" tanyaku lembut."Yang kukhawatirkan terjadi juga, mereka sudah bertindak."Maksudnya mereka itu siapa?"Chocho, siapa yang menganggumu?" tanyaku to the point."Siapa lagi? Mommy!" dengus Chocho kesal.Dia mengangkat wajahnya dan menatapku galau."Titi, apapun yang terjadi jangan lepaskan aku.. seperti Titi melepas Kak Xander!"Oh, dia mulai ketakutan lagi gegara masalah ini. Perpisahanku dengan Mas Aro begitu membekas di hatinya dan menimbulkan trauma. Aku mengelus rambutnya lembut, kutatap dia intens."Kali ini aku akan berjuang, Chocho. Demi cinta kita!" tandasku mantap.Mata Chocho berpijar penuh kebahagiaan men

  • MY BABY   45 : Ambigu Chocho

    XANDER POVHari ini Gladhys nampak beda. Dia yang biasanya bersikap acuh padaku, kini berlagak mau jadi istri yang baik. Aku hanya tersenyum sinis menanggapinya. Ada mommy datang menginap ke rumah kami, paling dia hanya pencitraan didepan mertua. Tapi biarlah, kuikuti saja permainannya. Aku menikmati perlakuan manis nan munafik dari istriku.Hari ini Mommy minta diantar ke supermarket, Gladhys merayuku mengantar mereka. Dan disinilah kami, berada di supermarket yang cukup jauh dari rumah kami."Apa tidak ada supermarket yang buka di sekitar rumah kita?" dengusku sinis.Gladys tersenyum manis seraya menepuk pelan pahaku."Sayang, aku sengaja mencari yang lokasinya jauh. Supaya bisa menikmati perjalanan penuh kemesraan bersamamu."Mesra apanya, hah! Istriku sungguh munafik. Namun aku juga tak kalah munafiknya."Baiklah, Sayang. Aku akan menikm

  • MY BABY   44 : Pindah

    TITI POVKehidupan kami mulai membaik. Berkat pendapatan yang diperoleh Chocho sebagai model, kami bisa menyewa rumah dengan kondisi yang lebih baik. Hari ini kami pindahan, Mas Gino dan Ginuk khusus datang membantu proses pindahan kami. Tapi barang-barang kami gak banyak, jadinya Ginuk malah bantuin makan doang. Hehehe.."Haishhhh, iki toh jajanan yang ta lihat di tivi. Ternyata begini rasanya, enakan jemblem!" komentar Ginuk sambil mengunyah telo kekinian yang diolah secara modern."Bilangnya ndak enak, tapi ya kamu abisno, Dek," timpal Mas Gino, meledek adiknya yang gembul."Eman toh, daripada mubazir! Yang kurus-kurus macam Chocho sama Titi pasti ndak sanggup makan banyak," kilah Ginuk."Halah, alasan! Bilang aja doyan," aku ikut menggoda Ginuk.Kucubit pipi tembemnya, hingga dia greget. Ginuk mengejarku yang berlari menghindari cubitan balasannya. Jiahhhh, aku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status