Beranda / Romansa / MY BABY / 08 : Where is Chocho?

Share

08 : Where is Chocho?

Penulis: Valent C
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-20 16:02:36

TITI POV

            Aku tak sanggup mengatakannya. 

Ucapan itu selalu kutunda dan kutunda terus.  Melihat wajah polos Chocho yang selalu memandangku berbinar-binar dengan senyum manisnya, membuatku tak tega menyampaikannya. 

Hei Chocho, pagi yang cerah.  Bentar lagi Kak Titi pergi loh.  Masa aku mesti bilang begitu?  

Atau..  Dedek, walau Kak Titi udah pergi harus tetap minum susu sehari tiga kali ya. 

Ah, sepertinya kata-kata perpisahanku gesrek semua!  Lah, disaat aku tengah bingung bin galau, Chocho tiba-tiba memperagakan kiss bye di depanku.  Gayanya cool dan seksi abis, apalagi tatapan matanya itu.. membuat hatiku meriang.  Rasanya jantungku bisa kolaps nih.  Aku tahu pasti dia menirukan gaya oppa-oppa korea di klip video yang sering kutonton.  Tapi tetap aku baperrrrrr dibuatnya.  Aku aja yang tahu kondisi mentalnya bisa baper karena Chocho, apalagi orang lain yang gak tahu kalau Chocho anak tuna grahita.

            "Kak Titi!  Kak Titi!  Goodbye?" teriaknya senang.

Rupanya dia mengkaitkan gerakannya dengan kata-kata bahasa Inggris simpel yang kuajarkan padanya.

            "Kissbye!" aku menirukan gerakannya tadi.

Chocho memandangku bingung.  Lalu ia mengecup bibirku dan berkata, "kiss!!"

            "I love you!" imbuhnya.

Lalu ia kembali menaruh jarinya di bibir dan mengecup jari itu.

            "Goodbye!"

Ah, dia bingung membedakan kiss, goodbye dan kissbye.  Akupun memperagakan untuknya.  Cup.  Kukecup pipinya.

            "Kiss.." ucapku pelan.

Chocho meniruku.

"Kiss."  Tapi dia mengecup bibirku..

            "I love you," sambungnya.

So sweet Chocho, hatiku terasa hangat karenanya.

            "Goodbye," kataku sambil melambaikan tanganku.

Chocho mulai paham.

            "Goodbye," tirunya, dia melambaikan tangannya.

            "Dedek pinter!" pujiku tulus.  Aku mengelus pipinya gemas.  Wajah Chocho berubah sumringah.

            "Kiss. .." aku mengecup jariku, "bye."  Kulambaikan jariku yang tadi kukecup.

Chocho mengernyitkan dahinya bingung.  Lalu aku mengambil jarinya, kukecup dengan bibirku, lalu kulambaikan jari Chocho itu.

            "Kissbye..."

Senyum Chocho berkembang sempurna.  Sekonyong-konyong dia menarik jariku dan mengecupnya mesra.

            "Kiss...."  Lalu dia melambaikan jariku sambil berkata, "bye...  Kissbye!!"

Aku tertawa geli melihatnya.  Muka Chocho lucu dan imut banget.  Bikin gemes.  Mendadak hatiku terasa perih, sebentar lagi aku akan berpisah dengannya.  Apakah kami masih bisa bertemu?  Bagaimana kalau aku kangen padanya?  Mataku terasa panas dan berkaca-kaca.  Ya Tuhan, baru kusadari aku sangat menyayangi bocah imut ini.

            "Paman!  Paman!"

Teriakan Chocho mengalihkan perhatianku.  Si Om telah datang, dia menghampiri kami bersama Mas Aro di sampingnya.  Mas Aro terlihat tampan seperti biasanya, namun agak kusut.  Sepertinya dia lagi banyak pikiran.  Dia menatapku tajam, saat itu aku diam-diam menyusut airmataku.  Perpisahanku dengan Chocho telah tiba dan kurasa aku tak sanggup bilang goodbye padanya.  Biarlah pelajaran bahasa Inggris kali ini yang mewakili perasaanku.

XANDER POV

            Gadis aneh itu telah pergi.  Seharusnya aku merasa lega.  Tapi mengapa hatiku terasa kosong?!  Padahal aku sengaja memecatnya supaya perasaanku tak lagi dikacaukan olehnya.  Aku putra sulung keluarga Edisson, anak yang dibanggakan Mom dan Dad.  Tak mungkin hubungan kami direstui oleh orangtuaku.  Secara Titi cuma anak yatim piatu yang tak memiliki apapun kecuali hutangnya pada keluargaku.  Aku tak mau membuang waktu menjalin kasih dengannya yang berujung kegagalan.  Itu sebabnya aku memecatnya. 

Tak ada harapan diantara kami sedangkan berdekatan dengannya membuat aku kehilangan akal sehatku.  Ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut, maka kami harus berpisah.  Seharusnya aku lega, masalahku selesai.  Tapi mengapa hati ini terasa hampa.  Hidupku terasa kosong, gak berarti.  Aku jadi benci pada diriku sendiri!  Mengapa aku tak bisa mengontrol perasaanku?!

            "Tuan muda!  Tuan muda!"

Pak Frans menghampiriku dengan tergopoh-gopoh.  Wajahnya terlihat pucat dan sangat khawatir.

            "Ada apa Pak Frans?" tanyaku datar.

            "Tuan kecil... tuan kecil Chocho!  Dia... dia... menghilang!" teriak Pak Frans panik.

Aku terhenyak mendengar berita itu.  Chocho pergi kemana?  Apa ia pergi mencari baby sitternya?  Perasaanku jadi kacau berat!

==== >(*~*)< ====

CHOCHO POV

            Cari Kak Titi.  Pokoknya cari.  Kemana aja.  Harus dapat.  Chocho jalan terus.  Meski kaki sakit.  Capek.  Tapi harus cari.  Kak Titi mana?  Napa semua orang lihat Chocho?  Chocho takut!

            "Ih gantengnya, imut!  Gemes, ih!"

Ada kakak ngelihat Chocho.  Matanya aneh.  Ngiler lagi.  Chocho takut.  Dia kayak mau makan Chocho!  Jangan-jangan dia nenek sihir!  Kak Titi, Chocho takut!  Chocho nunduk.  Gak berani lihat orang.  Kayak ada kuntilanak ngikik.

            "Gemes gue, boleh culik gak sih?  Pengin gue kekepin di kamar!"

Apa?!  Culik?  Takut!!  Keringat dingin Chocho.  Kak Titi mana?

Baby Shark.... dodododo....  Baby shark.... dodododo..   Baby shark... dodododo..  Baby shark!

Itu lagu Kak Titi, Chocho ikuti aja.  Ada adik kecil yang setel.  Chocho ikuti adik kecil.  Dia sama maminya.  Pasti nanti ketemu Kak Titi.  Chocho ikut mereka.  Naik kereta.  Pas bapak kumis gak lihat.  Chocho masuk.  Ikut si adik baby shark.  Si adik duduk di bangku kereta.  Sama Maminya.  Chocho berdiri.  Di depan mereka.  Adik kecil senyum.  Manis.

            "Kakak mau?"

Ada coklat di tangannya.  Chocho ngangguk.

            "Makasih."

Kak Titi bilang dikasih orang harus bilang gitu.  Adik kecil senyum lebar.  Giginya ompong.

            "Kamu malas sikat gigi?" Chocho tanya.

Gigi ompong karna malas sikat gigi.  Kak Titi yang bilang.  Mami si adik melirik galak.   Tapi adik cuma ketawa.

            "Psssttt, jangan bilang Mami.  Iya, aku malas sikat gigi."

            "Kak Titi bilang bisa lubang giginya."

            "Siapa kak Titi?" adik kecil tanya.

Siapa Kak Titi?  I love you-nya Chocho.

            "Love Kak Titi."

Si Adik kecil tertawa, "pacarnya Kakak?"

Pacar?  Apa itu?

            "Pacar itu orang yang kita love," bilang si adik.

Chocho ngangguk.  Berarti Kak Titi pacar Chocho!  Pacar Chocho... Kak Titi!  Chocho senang punya pacar.

            "Mimi, sudah jangan ngobrol terus."  Mami si Adik negur.

            "Dik, ini keretanya sudah jalan lho.  Coba cari bangku yang kosong."  Si Mami ngomong.

Bangku kosong.  Bangku kosong.  Gak ada bangku kosong.  Chocho jalan terus hingga sepi.  Paling ujung.  Ada dua orang berdiri.  Mereka marahan?

            "Serahkan uang dan dompetmu atau...."

            "Tidak akan!!"

Trus orang satu jatuh.  Bobok di lantai.  Iiiihhhh apa itu?!  Ada cairan merah ngalir di perutnya.  Chocho menjerit.  Orang yang berdiri noleh.  Kaget lihat Chocho.  Dia berlari.  Lewati Chocho.  Kasih pisau ke Chocho.  Pisau ada cairan merah.  Chocho bingung.

            "Tolong aku...."

Orang bobok itu ngomong gitu.  Chocho mendekat.  Berlutut.  Pegang perutnya.  Tangan Chocho jadi merah.  Rasanya lengket.

            "Aaaaaaahhhhhh ada pembunuhhhh!!!"

Tiba-tiba ada yang teriak.  Pembunuh?  Siapa dia?  Orang yang bobok inikah?  Chocho takut.  Kak Titi!  Kak Titi mana?

==== >(*~*)< ====

TITI POV

            Dimana Chocho? Aku sangat mengkhawatirkannya!  Si Om baru memberi kabar bahwa Chocho menghilang.  Mereka menduga Chocho mencariku.  Aku jadi trenyuh.  My baby, apa dia merindukanku?  Aku juga merindukanmu Chocho, kangen banget!  Plus khawatir!  Aku sudah seperti orang gila mencarinya.  

Kukirimkan foto Chocho pada teman-temanku., berharap mereka mau bantu broadcast.  Siapa tahu ada yang melihat dan mau mengabari kami.  Kucantumkan nomor kontakku bila mereka menemukan Chocho.  Tentu saja aku gak mencantumin nama asli Chocho dan hubungannya dengan keluarga Edisson.  Yang tak kuduga, semua temanku justru terpikat abis pada Chocho. 

Kalau seganteng ini mah biar ketemu, gak bakal gue balikin.  Gue simpan buat gue sendirilah. 

Mauuuuuu, dijual berapa?

Yaelah, ini mah bidadara!  Udah balik ke kahyangan kali. 

Ini bukan cowok lo kan? Tapi biar cowok lo juga tetap gue embat!

Asyemmmm.  Bukannya memberi info berfaedah, mereka malah bikin kisruh!  Rada nyesel aku mem-broadcast berita kehilangan Chocho.  Apalagi dalam waktu singkat foto Chocho menjadi fenomenal, jadi viral!  Semua mengagumi ketampanannya.  Untungnya ada yang berbaik hati memberi kabar, dia melihat Chocho di kereta.  Berbincang dengan seorang gadis kecil dan ibunya.  Dia mendengar orang yang diduganya Chocho menyebut nama 'Kak Titi'.  Ya itu Chochoku!!  Tanpa membuang waktu aku segera ke stasiun kereta api yang disebutnya.  Dan langsung mendengar kabar mengejutkan, ada perampokan dan percobaan pembunuhan dalam kereta.  Tersangkanya pemuda bernama Chocho.  Astaga, itu tak mungkin!!  Chochoku sangat lembut hati. 

Aku segera menuju ke kantor polisi yang berada di stasiun kereta.  Saat aku masuk kedalam, kulihat Chocho sangat ketakutan dan menjerit-jerit saat dibentak petugas polisi.  Darahku mendidih melihatnya.  Dasar polisi oon!!  Apa mereka tak menyadari kondisi mental Chocho?!

            "Chocho!!" seruku memanggilnya.

Chocho berhenti menjerit.  Berhenti menangis.  Matanya membulat menatapku penuh kerinduan.  Aku gak tahan lagi.  Aku berlari menghampirinya dan dia juga berlari mendekati diriku.  Kami bertemu di tengah-tengah dan saling berpelukan.  Airmata kami mengalir bersamaan.  Chocho menatapku terus, seakan takut dia cuma bermimpi.  Bahkan dia mencubit pipiku untuk memastikannya.  Aku tertawa geli ditengah derai airmataku.

            "Ini Kak Titi beneran.  Bukan boong.."

Cup.  Sekonyong-konyong dia mengecup bibirku dan berkata, "i love you."

Aku terpaku.  Memang Chocho sering berbuat seperti ini jika kami berduaan, tapi...  Yaelah, ini kan di kantor polisi!

Plok plok plok.  

Lah, mengapa banyak yang bertepuk tangan menonton kami?  Astaga aku jadi malu, kami seperti sepasang kekasih yang akhirnya bertemu setelah dipaksa berpisah.

            "Jadi Chocho, inikah Kak Titi, pacar kamu, yang kau ceritakan itu?  Dia cantik sekali!" goda salah seorang polwan.

Aku melongo seketika.  Apa Chocho mengakui aku sebagai pacarnya?  Bagaimana bisa?  Masa dia mengerti arti kata ‘pacar’?

==== >(*~*)< ====

Untungnya perampok yang sebenarnya sudah tertangkap.  Jadi Chocho dibebaskan dari segala tuduhan.  Aku membawa pulang Chocho ke kost-ku.  Masa bodo deh.  Aku gak menghubungi Mas Aro.  Sengaja, biar Chocho bisa merasakan kehidupan bebasnya selama sehari sebelum besok dia terkurung di penjara emasnya.  Lagian, aku masih kangen sama Chocho.  Biarlah Mas Aro yang arogan itu kebingungan mencari adiknya.  Jahat ya aku. 

Kami tiba di kosku di malam hari.  Aku memandikan Chocho.  Duh, kok aku jadi grogi?  Biasanya aku memandikan Chocho di kamar mandinya yang luas dan mewah.  Ini di kamar mandi kosku yang super sempit.  Tubuh kami jadi sering bersentuhan dan bergesekan terus.  Tubuhku ikut basah terkena cipratan air shower.  Jadi ribet.  Jantungku berdebar kencang.  Apa yang harus kulakukan?  Chocho melihat tubuhku dengan tatapan aneh.

            "Kak Titi, ininya besar... Chocho kecil."

Dia menyentuh dadaku lembut.  Membandingkan dengan dadanya.  Aku tahu dia gak berniat mesum, Chocho hanya ingin tahu saja.  Tapi sentuhannya membuatku gemetar.  Pikiranku blank, gak tahu mesti jawab apa.  Apalagi kemudian tangannya menuntun tanganku memegang kemaluannya yang besar.

            "Ada kuk-kuk.." ucapnya lirih.  Lalu tangannya menyentuh halus bagian bawah tubuhku.

            " Gak ada kuk-kuk.. dompet koin!" katanya polos.

Astagah, wajahku terasa panas.  Pipiku serasa terbakar.  Gak mungkin aku marah digrepe halus seperti ini oleh Chocho.  Dia cuma anak kecil yang penasaran!  Secepat mungkin kuselesaikan sesi mandi bersama Chocho sebelum aku khilaf.  Bagaimana enggak?! Kulihat miliknya mengembang dan itu besar banget!  Aku ini masih gadis, gak pernah pacaran tapi mataku dah ternoda!  Alamak, jadi membayangkan yang tidak-tidak. 

Malam ini malam yang mendebarkan bagiku.  Kami sudah terbiasa tidur berdua sambil berpelukan, tapi entah mengapa malam ini sikap Chocho menjadi aneh.  Dia tidur sambil memelukku dari belakang, lalu mengecup leherku hingga membuatku menggelinjang geli.

            "Darimana Chocho belajar meluk seperti ini?" tanyaku heran.

            "Paman polisi lihatin.  Film orang pacaran.  Kak Titi pacar Chocho," jawabnya polos.

Ampun deh, sekalinya Chocho keluar dia udah terkontaminasi banyak hal.  Memang anak sepertinya harus selalu didampingi, supaya gak salah persepsi begini.  Tapi malam ini aku udah terlalu capek dan sangat mengantuk, besok aja deh aku menjelaskan padanya.  Aku menguap dan segera terlelap.  Ternyata tidur dalam pelukan Chocho terasa nyaman bagiku.  Antara sadar atau tidak, aku merasa Chocho menggesek-gesekkan miliknya ke pantatku dan ‘itu’nya mengembang dengan sempurna.  Ah, mungkin ini hanya mimpi..

==== >(*~*)< ====

Bersambung

Bab terkait

  • MY BABY    09 : Choco's Day Out

    TITI POV Kami sedang duduk di halte bis. Menunggu bis yang akan membawa kami menjelajah kota. Chocho nampak gak sabar menanti petualangannya. Maklum, ini baru pertama kalinya bocah itu naik bis. Dia mengamati bis-bis yang lalu lalang dengan mata berbinar. Jika ada bis yang berhenti di depan kami, dia bertepuk tangan girang. Lalu bangkit berdiri. "Belum Dek, Itu bukan bis kita," aku menariknya duduk sambil tersenyum geli.Mulutnya mencebik kecewa. Tapi sesaat kemudian dia kembali tersenyum menatap sekelilingnya. Ada aja yang membuatnya geli. Kucing dikejar anjing. Orang jalan terhantuk tiang. Orang nyaris terpeleset. Ibu-ibu gendut yang roknya tertiup angin. Chocho mengamati penuh minat dan tertawa terus sedari tadi. Bagaikan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • MY BABY   10 : Chocho sick

    REBECCA POV Kehidupanku sempurna di mata semua orang. Suamiku tampan dan sukses, kehidupan bergelimang harta, anak yang tampan dan pandai. Dan keluarga kami tampak harmonis. Terlihat sempurna! Memang betul, hingga kelahiran anak keduaku. Aku sungguh tak menduganya, bahkan saat itu aku sedang rutin mengkonsumsi obat pelangsing yang digembar-gemborkan bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Begitu tahu aku hamil aku sangat khawatir bila ada apa-apa dengan janinku. Sempat ingin menggugurkannya, tapi dokter kandunganku tak mau mengaborsinya. Jadilah aku menjalani kehamilanku dengan perasaan kacau, was-was bila anak yang akan kulahirkan cacat atau tak sempurna.Ternyata saat dilahirkan dia terlihat sempurna, tampan sekali! Bahkan lebih tampan dari kakaknya. Aku sangat menyayanginya saat itu karena merasa bersalah semp

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • MY BABY   11 : Mas Aro, Wo ai ni

    TITI POV Aku berlari mengejar Chocho. Napasku sampai tersenggal-senggal. Sial, kencang sekali lari bocah itu! Sepertinya perlu siasat khusus untuk menangkapnya. "Aargghh!!" aku menjerit pura-pura jatuh.Chocho sontak berhenti lari dan menatapku panik. Dia menghampiriku dengan tergesa-gesa. "Kak Titi! Kak Titi!" dia memanggilku khawatir.Aku pura-pura memejamkan mataku sambil berbaring di lantai. Chocho berlutut di dekatku. Dia membungkukkan badannya, wajahnya nyaris bersentuhan dengan wajahku. Gotcha! Ku dekap tubuhnya erat-erat dan kubalikkan tubuhku. Kini aku ganti menindih tubuh Chocho. "Kak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • MY BABY   12 : Hug me please...

    TITI POV Aku baru saja akan masuk ke kamar Mas Aro ketika pintu kamarnya dibuka dari dalam. Jadi ternganga melihat penampilan Mas Aro yang berdiri di pintu kamarnya. Itu, itu kan baju yang dulu kupilihkan buatnya dan ditolaknya mentah-mentah. Kaus tanpa lengan dan celana selutut sobek-sobek. Astaga, sekseh-nya Mas Aro memakai baju pilihanku ini!Mas Aro jadi jengah kupandangi mulu, dengan salting dia berkata, "sepertinya aku salah mengambil baju."Dia hendak berbalik masuk kamarnya, tapi kutahan. "Eh Mas, kenapa mau diganti? Bagus kok," cengirku lebar.Mas Aro tersenyum kaku menanggapiku. "Mas Aro seksi," bisikku nakal.Mata Mas Aro membulat kaget. Aku te

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • MY BABY   13 : Manjanya Chocho

    CHOCHO POV Kak Titi sekarang gak pelit waktu. Chocho senang! Senang sekali. Kak Titi bisa nemenin. Meski sebentar. Sebal! Kak Ander udah curi Kak Titi! Chocho sebal. Dulu Kak Titi punya Chocho. Sekarang punya Kak Ander juga. Chocho gak suka Kak Titi di kamar Kak Ander. Chocho ikut masuk. "Chocho!" Kak Titi kaget.Dia berdiri cepat. Dari ranjang Kak Ander. Kak Ander duduk. Rambut Kakak kacau. "Kalian ngapain?" Chocho tanyaPipi Kak Titi merah. Kak Ander rapiin rambutnya. "Kak Titi bobokin Kak Ander?" Chocho tanya. Gak seneng! Sebal!

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • MY BABY   14 : Down...

    XANDER POV Kakiku semakin membaik. Dad dan Mom sering mendesakku agar segera kembali ke rumah. Dengan berbagai alasan yang logis, aku selalu menunda kepulanganku. Sebenarnya memang sudah saatnya aku kembali ke 'dunia' ku yang dulu, tapi ada sesuatu yang membuatku enggan melakukannya. Sesuatu yang bernama 'Titi'. Dia yang telah mewarnai hari-hariku belakangan ini dengan keceriaan, kepolosan dan tingkah antiknya. Dia membuatku sangat bahagia hingga aku tak bisa mengenali diriku sendiri. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta, dan membuat hidupku jadi lebih semarak.Kami menjalin kasih secara sembunyi-sembunyi, tapi sepertinya Pak Frans mencurigai kami meski ia tak berani mengungkapkannya langsung padaku. Sedang Chocho, adikku itu akan mencemburui siapapun yang dekat dengan Titi. Duh posesif sekali. Yang jadi cowoknya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • MY BABY   15 : On The Beach

    TITI POV "Masih lama?" Lagi-lagi Chocho bertanya tak sabar. "Sebentar lagi, Sayang," jawabku menenangkannya. "Oke!" kata Chocho sambil mengedipkan matanya.Chocho duduk dengan gelisah didalam mobil. Kakinya bergoyang terus seakan tak sabar ingin meloncat keluar saat mobil berhenti tiba di tujuan. Wajahnya nampak sangat antusias! Berbeda ketika dia bertanya padaku, apa aku cinta Mas Aro. Saat itu aku bingung harus menjawab apa. Akhirnya aku hanya berkata bahwa Mas Aro sudah ada yang punya. Anehnya Chocho diam saja dan bisa menerimanya. Entah dia mengerti atau tidak aku juga tak tahu. "Mana pantainya? Gak kelih

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • MY BABY   16 Keraguan yang menyiksa

    XANDER POV Untungnya pertunangan yang membuatku muak ini telah usai. Bahkan selama acara itu berlangsung, aku tak pernah sekalipun menatap mata tunanganku. Pasti pandangan mataku kosong, wajahku nampak dingin. Namun gadis itu tak bereaksi apapun meski aku yakin dia menyadari betapa dinginnya sikapku padanya. Kurasa ia juga tak menghendaki pertunangan ini. Kami adalah pion dalam biduk permainan politik bisnis yang dimainkan keluarga kami. Entahlah, mungkin ini sudah menjadi kutukan bagiku sebagai anak sulung keluarga Edisson. Terkadang aku merasa Chocho lebih beruntung dariku. Meski sudah menjadi nasibnya disembunyikan sebagai aib keluarga Edisson, tapi tak ada yang mengatur kehidupan cintanya atau dia diharuskan menikah dengan putri konglomerat lainnya. Dia bebas mencintai siapapun! Ehm, sampai sekarang aku masih bingung melihat hubungan Chocho dan Titi. Hubungan mereka terasa istimewa, s

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24

Bab terbaru

  • MY BABY   52 : Selamat Jalan (Tamat)

    SETAHUN KEMUDIAN... TITI POV Akhirnya setelah setahun, hati Chocho luluh juga. Dia mau menemui Mommy, di rumah sakit. Yah, penyakit Mommy semakin kronis, dia sedang kritis dan ingin bertemu Chocho di penghujung hidupnya. Meski bersedia datang, Chocho masih terlihat enggan. “Haruskah kita kemari?” tanya sembari menggigit kuku tangannya. Aku menghela napas panjang. Ini ketiga kalinya dia bertanya hal yang sama padaku. “Hanya sekali, temui dia sebentar Chocho. Please..” Aku memohon padanya bukan hanya sekedar demi Mommy mertua, tapi demi Chocho. Supaya di kemudian hari tak ada peny

  • MY BABY   51 : No Turning Back

    XANDER POV “Om...” panggil Gladhys yang langsung meralatnya begitu aku melotot padanya, “Xander, aku cuma sekedar mengingatkan.. tak memaksa. Jika kamu ada waktu, kamu boleh mendampingiku kontrol ke dokter kandungan.” Dia mengangkat dagunya angkuh saat aku menatapnya datar. Ck, lagaknya seperti nyonya besar saja. Tapi bukannya kesal, aku justru gemas padanya. Kutowel dagunya hingga wajahnya menghadap padaku. “Apa yang kau harapkan? Aku mengantarmu atau tidak?!” desisku sembari menatapnya lekat. Bibir mungilnya bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu yang frontal, namun kembali ter

  • MY BABY   50 : Yang Kembali Hadir

    TITI POV Belakangan ini Chocho sibuk sekali. Entah apa yang dikerjakannya. Dia sering mengadakan meeting bersama orang-orang kepercayaannya. Di satu pihak aku bangga melihat kesuksesan Chocho, tapi di lain pihak aku nyaris tak mengenali Chocho yang sekarang. Bukan berarti cintanya padaku berubah. Aku yakin dia masih mencintaiku seperti dulu. Hanya saja, aku kehilangan sosok Chocho yang polos dan berhati hangat. Dia menjadi keras, dingin, dan sulit mempercayai orang lain. Hanya padaku Chocho masih bisa bersikap hangat dan penuh kasih. Malam ini dia pulang larut, dan segera menemukanku yang tertidur di sofa menungguinya. Dia memandangku penuh cinta, lalu mengecup dahiku.&

  • MY BABY   49 : Trick n Trick

    GLADHYS POVAku hamil.Tapi tak ada yang menyambut kehamilanku dengan riang gembira. Papa mertuaku hanya mengucapkan selamat dengan wajah datarnya. Sebelas duabelas dengan anaknya yang sekaligus suamiku."Jaga kandunganmu baik-baik."Uni mengangkat sebelas alisnya, gemas."Hanya itu yang dia ucapkan?" cetus Uni menanggapi ucapanku sebelumnya.Aku mengangguk, "mending. Awalnya kupikir dia tak menghendaki bayi kami."Bukan aku yang kesal, malah Uni yang panas hati."Eyke dah bilang, jangan bucin Say. Keluarga suami lo emang gak beres semua! But btw, dimana mom mertua lo. Mestinya dia yang antusias kalau tahu lo hamil."Seharusnya begitu. Tapi udah lama aku gak melihat Mommy."Itulah, dia menghilang. Aku juga heran. Kemana dia gerangan?""Jangan-jangan..." Uni men

  • MY BABY   48 : It's too late (2)

    XANDER POV Kabar itu sangat mengagetkanku. Titikoma mengalami musibah. Aku juga tak jelas musibah seperti apa yang menimpanya, tapi sepertinya ada kaitannya dengan keterlibatan Mommy di dalamnya. Kali ini Mommy sungguh keterlaluan! Aku harus menegurnya. Namun untuk saat ini aku memutuskan untuk memastikan keadaan Titi. Apakah Chocho dapat mengurusnya dengan baik? Bergegas aku meraih kunci mobilku dan melangkah meninggalkan rumah. Menuju ke mobilku. "Tunggu!" Aku mendengus mendengar seseorang yang berusaha menahan kepergianku. "Om, aku ikut!" Eh, dia bukan berniat memintaku tinggal? Aku tersenyum sinis padanya. "Jangan sembarangan meminta ikut bila kau tak tahu tujuanku hendak kemana! Bagaimana seandainya aku berniat pergi ke tempat pelacuran?" Gladhys balas tersenyum mencemooh, bibirnya yang manyun membuatku gemas ingin meng

  • MY BABY   47 : It's too late (1)

    TITI POVSudah malam.Chocho masih belum menyusul tidur. Aku penasaran, apa sih yang dilakukannya sedari tadi? Main game di laptop? Secara Chocho asik sekali berkutat dengan laptopnya sejak siang tadi.Kuhampiri Chocho sambil membawakannya camilan tengah malamnya, sate buah."Hei cowok gantengku, bisakah kau berhenti sebentar dari apapun yang kau kerjakan untuk menikmati sate buah manis ini bersamaku?" tanyaku dengan mata mengerling kenes.Chocho melirik dengan gaya menggoda."Ya, buahnya terlihat manis dan menantang."Menantang? Sepertinya itu bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan sate buah yang kubawa. Kecuali yang Chocho maksud.. Aku melirik dadaku sendiri. Buah dada? Chocho tertawa terbahak melihat respon yang kutunjukkan. Ohhhhhh, pasti itu yang dimaksudnya!! Astaga, bocah ini berubah jadi mesum sekali! Dengan gemas k

  • MY BABY   46. Intimidasi Licik

    TITI POVChocho pulang dengan wajah muram. Aku balas memeluknya ketika ia memelukku dan menaruh kepalanya di bahuku. Pasti ada sesuatu yang terjadi, seharusnya ia belum saatnya pulang."Chocho, ada sesuatu yang terjadi?" tanyaku lembut."Yang kukhawatirkan terjadi juga, mereka sudah bertindak."Maksudnya mereka itu siapa?"Chocho, siapa yang menganggumu?" tanyaku to the point."Siapa lagi? Mommy!" dengus Chocho kesal.Dia mengangkat wajahnya dan menatapku galau."Titi, apapun yang terjadi jangan lepaskan aku.. seperti Titi melepas Kak Xander!"Oh, dia mulai ketakutan lagi gegara masalah ini. Perpisahanku dengan Mas Aro begitu membekas di hatinya dan menimbulkan trauma. Aku mengelus rambutnya lembut, kutatap dia intens."Kali ini aku akan berjuang, Chocho. Demi cinta kita!" tandasku mantap.Mata Chocho berpijar penuh kebahagiaan men

  • MY BABY   45 : Ambigu Chocho

    XANDER POVHari ini Gladhys nampak beda. Dia yang biasanya bersikap acuh padaku, kini berlagak mau jadi istri yang baik. Aku hanya tersenyum sinis menanggapinya. Ada mommy datang menginap ke rumah kami, paling dia hanya pencitraan didepan mertua. Tapi biarlah, kuikuti saja permainannya. Aku menikmati perlakuan manis nan munafik dari istriku.Hari ini Mommy minta diantar ke supermarket, Gladhys merayuku mengantar mereka. Dan disinilah kami, berada di supermarket yang cukup jauh dari rumah kami."Apa tidak ada supermarket yang buka di sekitar rumah kita?" dengusku sinis.Gladys tersenyum manis seraya menepuk pelan pahaku."Sayang, aku sengaja mencari yang lokasinya jauh. Supaya bisa menikmati perjalanan penuh kemesraan bersamamu."Mesra apanya, hah! Istriku sungguh munafik. Namun aku juga tak kalah munafiknya."Baiklah, Sayang. Aku akan menikm

  • MY BABY   44 : Pindah

    TITI POVKehidupan kami mulai membaik. Berkat pendapatan yang diperoleh Chocho sebagai model, kami bisa menyewa rumah dengan kondisi yang lebih baik. Hari ini kami pindahan, Mas Gino dan Ginuk khusus datang membantu proses pindahan kami. Tapi barang-barang kami gak banyak, jadinya Ginuk malah bantuin makan doang. Hehehe.."Haishhhh, iki toh jajanan yang ta lihat di tivi. Ternyata begini rasanya, enakan jemblem!" komentar Ginuk sambil mengunyah telo kekinian yang diolah secara modern."Bilangnya ndak enak, tapi ya kamu abisno, Dek," timpal Mas Gino, meledek adiknya yang gembul."Eman toh, daripada mubazir! Yang kurus-kurus macam Chocho sama Titi pasti ndak sanggup makan banyak," kilah Ginuk."Halah, alasan! Bilang aja doyan," aku ikut menggoda Ginuk.Kucubit pipi tembemnya, hingga dia greget. Ginuk mengejarku yang berlari menghindari cubitan balasannya. Jiahhhh, aku

DMCA.com Protection Status