Home / Romansa / MY BABY / 05 : Between Brother n Baby Sitter

Share

05 : Between Brother n Baby Sitter

Author: Valent C
last update Last Updated: 2021-06-19 23:13:19

XANDER POV

            Brakkkkk!!

Tabrakan itu tak terhindarkan lagi.  Sebuah motor menabrakku saat aku sedang menyebrang menuju mobilku.  Tubuhku terpental beberapa meter.  Untung aku masih sempat merubah posisi tubuhku hingga saat aku terjatuh ke aspal kepalaku tak terhantuk kerasnya jalanan.  Tapi kaki kananku terasa sangat sakit, ngilu dan susah digerakkan.  Darah pun mulai membasahi betis dan pahaku.  Sial, akan kupastikan penabrakku mendekam di penjara selamanya!

==== >(*~*)< ====

Mom ikut mengantarku ke villa.  Dia terlihat khawatir sekali dan kesal karena tak bisa mengubah keputusanku.

            "Xander Edisson, seharusnya kau mengikuti saran Dad.  Berobat di luar negri dan terapi disana!  Kau adalah anak emas kami, kau patut mendapat yang terbaik!" gerutu Mom.

            "Come on, Mom.  I'am okay. Tulangku hanya patah dan sedikit retak.  I just need to relax my body."

            "Tapi dua bulan itu lama, Xander!  Mom will miss you and Dad.. dia bakal repot kehilangan tangan kanannya," keluh Mom.

Aku tersenyum miris, dua bulan lama?!  Lalu bagaimana dengan Chocho yang sudah kalian asingkan selama enambelas tahun dan cenderung diabaikan keberadaannya?!  Aku merasa iba pada nasib adikku.  Mungkin aku sama saja dengan kedua ortuku, kesibukanku membuatku jarang menengok adikku.  Aku merasa bersalah padanya.  Jadi itulah yang membuatku bersikeras ingin dirawat disini.  Karena aku ingin menemani Chocho sebisa mungkin supaya dia tak merasa kesepian sebelum aku terjebak pada kesibukanku lagi.

            "Mom, aku tetap akan mengerjakan tugas kantor.  Semua bisa diatur via mail.  Mom tak usah khawatir," kataku datar.

Mobil kami sampai di depan villa.  Mom turun duluan sedang aku masih didalam mobil.  Agam, perawat bisuku sedang mempersiapkan kursi roda untukku.  Yah aku sengaja memilih perawat bisu supaya rahasia keluargaku aman, tentunya plus ditamengi perjanjian kerja super ketat seperti biasanya.  Kami tak ingin orang tahu tentang keberadan Chocho yang mengalami keterbelakangan mental.  Dad dan Mom melakukan itu karena malu dan gengsi.  Kalau aku hanya ingin melindungi adikku satu-satunya itu, supaya ia aman di sangkar emasnya.  Tak tersentuh kejamnya dunia. 

Tiba-tiba dari dalam villa melejit sosok aneh yang berlari kearah kami.  Dan aku agak syok saat mengenali sosok aneh itu adalah Chocho!  Biasanya tampilan fisiknya tanpa cela... keren, modis, bersih dan wangi.  Sikapnya halus dan tertata baik meski manja luar biasa.  Mengapa sekarang Choco berubah menjadi makhluk bar-bar seperti ini?!  Dia berlari kencang sambil berteriak sangat keras dan tampilannya... apa-apaan ini?!  Seperti orang gila!  Bajunya tumpang tindih berantakan, belum lagi ditambah aksesoris di tangannya.  Sintingnya lagi, dia memakai bando yang ada dua telinga hewan entah apa itu.  Lalu di pipinya ada stiker love menjijikkan!

            "Mommmmmm!!!! Mommmmm!!"  Dia menjerit sambil melonjak riang hingga Mom mengernyitkan dahinya heran.

            "Siapa kamu?" tanya Mom bingung.

            "Chocho!  Chocho!"

Mom mengamati penampilan Chocho dari atas sampai bawah dengan mulut ternganga lebar.  Tapi dia tak berkomentar apapun, buat Mom penampilan Chocho seperti apapun tak berpengaruh padanya asalkan anaknya yang merupakan aib baginya itu tak dibawa 'keluar'!

            "Mom... ini ultah Chocho?!  Chocho ultah?!" dia bertanya heran.

Tentu saja, Mom biasanya datang saat Chocho berulang tahun.  Jadi wajar adikku berpikir seperti itu.  Mom tersenyum kecut, dia mengira Chocho menyindirnya.  Padahal aku tahu persis si polos Chocho tak mungkin menyindir orang.  Dia cuma mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranya.  Dia tuna grahita, pikirannya kelewat sederhana.

            "Bukan.  Mom kemari mengantar Kakak.  Dia ada didalam mobil."

Chocho sontak mengalihkan tatapannya padaku, matanya berbinar melihat kehadiranku.

            "Kakak!!  Kak Ander!" jeritnya senang.

Dia membuka pintu mobil dan menunjukkan bola kecil gambar panda di tangannya.

            "Kakak, lihat!  Bola kecil!  Lucu!  Ball, inggrisnya.  Ball!"

Hah?  Chocho mulai belajar bahasa Inggris? Apa Titikoma yang mengajarnya?  Dan apa yang dilakukan Titikoma?  Bisa-bisanya Chocho lepas sendiri begini!  Seakan tahu sedang kubatin, Titikoma berlari cepat kearahku.  Dih, pantas Chocho berubah bar-bar, baby sitternya sama saja.  Urakan bin seksi.  Seksi?!  Bagaimana bisa pikiranku melenceng kesana?  Apa karena pakaian yang dikenakannya?

Dia memakai pakaian serba putih, agak transparan.  Celana pendeknya putih, dengan blus putih yang memperlihatkan bra hitamnya.  Sialnya blus itu diikat bagian bawahnya hingga menonjolkan perut datarnya yang seksi.  Nah, kenapa pikiranku melenceng kesana lagi?!  Aku berusaha mengalihkan pikiranku yang error dengan menegurnya ketus.

            "Kemana saja kamu, Titikoma?  Bagaimana bisa kamu membiarkan  Chocho lepas begitu saja?!"

            "Iiih, Mas Aro... lepas?!  Emang Chocho anak anjing?  Meski sama lucunya, tapi Chocho itu manusia lho.. yang punya akal budi, perasaan, otak dan...."

Huh bawelnya!!  Aku mendengus dingin.  Titikoma baru terdiam saat melihat Agam mendorong kursi roda mendekatiku, lantas terperanjat.

            "Mas Aroooo!!  Astaganaga... kenapa kakimu?!  Diamputasi?!" jeritnya panik.

Dia berlari mendekatiku dan dengan lancang mengambil selimut yang menutupi kakiku.  Matanya membulat menatap kakiku, lalu ia berjongkok di depanku.

            "Mas Aro!!  Kenapa setelah lama tak bertemu, sekarang aku melihat dirimu jadi cacat begini?! Huaaaaaa..."

Dia menangis alay, membuatku melongo bengong.  Mengapa tingkahnya mengesankan seakan ada hubungan khusus antara kami?!

            "Kau begini, lalu aku bagaimana Mas Arooooo?!  Huaaaaa.... kedepannya kita bagaimana?  Kamu punya masih berfungsi tah?  Bisa menghamiliku?" tangannya meraba-raba kaki dan pahaku.

Shittttt!!  Apa si Titikoma lagi mabuk?!  Apa-apaan ini?!  Aku langsung mencekal tangan lancangnya dan mencengkeramnya keras.

            "Titik!  Hentikan!  Sandiwaramu menjijikkan!!" desisku tajam.

            "San.. di.. wa... ra?" dia bertanya sok polos.

            "Xander Edisson, tolong jelaskan apa yang sedang terjadi?  Kau menyembunyikan kekasihmu disini?  Apa itu sebabnya kau tak mau diterapi di luar negri dan memilih menyepi disini?"

Double shit!!  Aku melupakan kehadiran Mom.  Kini dia menatapku tajam, siap menginterograsiku!  Dan aku melupakan Chocho yang kini memandangku dengan mata berlinang airmata.  Triple shit!!  Ini semua gara-gara baby siter sinting nan seksi ini!!  Shit... shit... shit... otakku error lagi!

==== >(*~*)< ====

Meyakinkan Mom bukan hal yang mudah dilakukan, untung ia percaya penjelasanku.  Meski sebelum pergi ia menitipkan amanahnya agar aku segera memecat baby sitter sinting itu.  Huh, emang mudah apa mencari baby sitter untuk anak tunagrahita seperti Chocho?!  Dan yang mulutnya bisa dibungkam!  Sedang Titikoma terbelit banyak hutang pada perusahaan kami.  Lebih mudah menekannya dengan kenyataan itu.  Cuma memang mulut toanya menyebalkan sekali!  Belum lagi disertai tingkah anehnya.  Aku harus menegurnya nanti!

Aku mendorong kursi rodaku mencari baby sitter toa itu.  Ternyata ia berada di kamar Chocho, sedang menenangkan adikku yang menangis sedih.

            "Kakak.. dia mau mati?" tanya Chocho ketakutan.

Titikoma menghapus airmata Chocho dengan jarinya.

            "Tidak, Dedek.  Kakak tidak akan mati.  Kakinya hanya patah.  Ada tulangnya yang retak."

Kulihat Titikoma berkata lembut sambil mengelus rambut Chocho.  Tak sadar aku ikut mengelus rambutku sendiri, sepertinya enak dielus seperti itu.  Buktinya Chocho memejamkan matanya sambil memeluk baby sitternya manja.  Eh, apa-apain ini?!  Mereka terlalu dekat!!

            "Kakak dah rusak?" tanya Chocho polos.

            "Masih bisa diperbaiki," jawab  Titikoma sembari nyengir.

Sial, emangnya aku barang?!

            "Makanya Kakak disini untuk memperbaiki dirinya supaya kembali utuh.  Chocho senang kan ada Kakak?"

            "Senang!  Senang!  Senang ada Kakak! Senang ada Kak Titi!"  Chocho berkata sambil bertepuk tangan riang.  

Aku tersenyum melihat tingkah polosnya.

            "I love you!"

Aku berjingkat kaget mendengar Chocho berkata seperti itu pada baby sitternya.  Apa-apaan ini?! Siapa yang mengajarinya?  Titikoma?  Aku makin syok saat melihat Chocho menarik tubuh gadis itu dan memangkunya dengan mesra.  Titikoma diam saja diperlakukan seperti itu, bahkan dia mengelus pipi Chocho dengan mesra.

            "I... love... you..." ulang Chocho pelan.

Cup.  Aku membelalakkan mata menyaksikan Chocho mencium pipi baby sitternya dari belakang. 

Astaga!!  Ada apa diantara mereka?!  Apa mereka berpacaran?!!

==== >(*~*)< ====

Bersambung

Related chapters

  • MY BABY   06 : Baperin Mas Aro

    TITI POV Aku baru saja melewati kamar Mas Aro saat melihat Adam keluar dari sana dengan mata sembab. Idih, pasti si Atam abis menangis. Mas Aro sih mulutnya pedes kayak boncabe level 20. Tengah aku mencibir sambil geleng-geleng kepala, Mas Aro melihatku galak. "Titikoma, sini kau!" perintahnya ketus. "Iya Mas, aku kesana?" tanyaku sambil menunjuk kamarnya. "Iya, buruan!" jawab Mas Aro kesal.Kayaknya Mas Aro lagi badmood deh, pasti dia berniat memarahiku. Huh! "Tutup pintunya!" perintahnya.Aku menutup pintu kamar Mas Aro, lantas mendekatinya.&n

    Last Updated : 2021-06-19
  • MY BABY   07 : Chocho Home Schooling

    TITI POV Aku sedang menggandeng Chocho saat berpapasan dengan perawat bisu Mas Aro yang keluar dari kamar tuannya sambil menyusut airmatanya. Siapa ya nama perawat ini? Adam? Alam? Ih, aku emang susah mengingat nama orang.Paling si Adam abis dimarahin Mas Aro. Ih, si jutek itu! Bisa gak betah tuh si Alam kena judesnya dia, emang bibir seksinya perlu di sambel! Eh, ntar makin pedes dong. Lagian, ngapain coba aku membatin bibir seksi Mas Aro?! "Kak Titi! Sekolah!" ucap Chocho membuatku tersadar.Chocho menarik tanganku, kami berjalan menjauhi kamar kakaknya. Aku tersenyum padanya. "Yuk, kita main sekolahan dulu.."Memang aku suka men

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY    08 : Where is Chocho?

    TITI POV Aku tak sanggup mengatakannya.Ucapan itu selalu kutunda dan kutunda terus. Melihat wajah polos Chocho yang selalu memandangku berbinar-binar dengan senyum manisnya, membuatku tak tega menyampaikannya.Hei Chocho, pagi yang cerah. Bentar lagi Kak Titi pergi loh. Masa aku mesti bilang begitu? Atau.. Dedek, walau Kak Titi udah pergi harus tetap minum susu sehari tiga kali ya. Ah, sepertinya kata-kata perpisahanku gesrek semua! Lah, disaat aku tengah bingung bin galau, Chocho tiba-tiba memperagakan kiss bye di depanku. Gayanya cool dan seksi abis, apalagi tatapan matanya itu.. membuat hatiku meriang. Rasanya jantungku bisa kolaps nih. Aku tahu pasti dia menirukan gaya oppa-oppa korea di klip video yang sering kutonton. Tapi tetap aku baperrrrrr dibuatnya.&n

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY    09 : Choco's Day Out

    TITI POV Kami sedang duduk di halte bis. Menunggu bis yang akan membawa kami menjelajah kota. Chocho nampak gak sabar menanti petualangannya. Maklum, ini baru pertama kalinya bocah itu naik bis. Dia mengamati bis-bis yang lalu lalang dengan mata berbinar. Jika ada bis yang berhenti di depan kami, dia bertepuk tangan girang. Lalu bangkit berdiri. "Belum Dek, Itu bukan bis kita," aku menariknya duduk sambil tersenyum geli.Mulutnya mencebik kecewa. Tapi sesaat kemudian dia kembali tersenyum menatap sekelilingnya. Ada aja yang membuatnya geli. Kucing dikejar anjing. Orang jalan terhantuk tiang. Orang nyaris terpeleset. Ibu-ibu gendut yang roknya tertiup angin. Chocho mengamati penuh minat dan tertawa terus sedari tadi. Bagaikan

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY   10 : Chocho sick

    REBECCA POV Kehidupanku sempurna di mata semua orang. Suamiku tampan dan sukses, kehidupan bergelimang harta, anak yang tampan dan pandai. Dan keluarga kami tampak harmonis. Terlihat sempurna! Memang betul, hingga kelahiran anak keduaku. Aku sungguh tak menduganya, bahkan saat itu aku sedang rutin mengkonsumsi obat pelangsing yang digembar-gemborkan bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Begitu tahu aku hamil aku sangat khawatir bila ada apa-apa dengan janinku. Sempat ingin menggugurkannya, tapi dokter kandunganku tak mau mengaborsinya. Jadilah aku menjalani kehamilanku dengan perasaan kacau, was-was bila anak yang akan kulahirkan cacat atau tak sempurna.Ternyata saat dilahirkan dia terlihat sempurna, tampan sekali! Bahkan lebih tampan dari kakaknya. Aku sangat menyayanginya saat itu karena merasa bersalah semp

    Last Updated : 2021-06-20
  • MY BABY   11 : Mas Aro, Wo ai ni

    TITI POV Aku berlari mengejar Chocho. Napasku sampai tersenggal-senggal. Sial, kencang sekali lari bocah itu! Sepertinya perlu siasat khusus untuk menangkapnya. "Aargghh!!" aku menjerit pura-pura jatuh.Chocho sontak berhenti lari dan menatapku panik. Dia menghampiriku dengan tergesa-gesa. "Kak Titi! Kak Titi!" dia memanggilku khawatir.Aku pura-pura memejamkan mataku sambil berbaring di lantai. Chocho berlutut di dekatku. Dia membungkukkan badannya, wajahnya nyaris bersentuhan dengan wajahku. Gotcha! Ku dekap tubuhnya erat-erat dan kubalikkan tubuhku. Kini aku ganti menindih tubuh Chocho. "Kak

    Last Updated : 2021-06-23
  • MY BABY   12 : Hug me please...

    TITI POV Aku baru saja akan masuk ke kamar Mas Aro ketika pintu kamarnya dibuka dari dalam. Jadi ternganga melihat penampilan Mas Aro yang berdiri di pintu kamarnya. Itu, itu kan baju yang dulu kupilihkan buatnya dan ditolaknya mentah-mentah. Kaus tanpa lengan dan celana selutut sobek-sobek. Astaga, sekseh-nya Mas Aro memakai baju pilihanku ini!Mas Aro jadi jengah kupandangi mulu, dengan salting dia berkata, "sepertinya aku salah mengambil baju."Dia hendak berbalik masuk kamarnya, tapi kutahan. "Eh Mas, kenapa mau diganti? Bagus kok," cengirku lebar.Mas Aro tersenyum kaku menanggapiku. "Mas Aro seksi," bisikku nakal.Mata Mas Aro membulat kaget. Aku te

    Last Updated : 2021-06-23
  • MY BABY   13 : Manjanya Chocho

    CHOCHO POV Kak Titi sekarang gak pelit waktu. Chocho senang! Senang sekali. Kak Titi bisa nemenin. Meski sebentar. Sebal! Kak Ander udah curi Kak Titi! Chocho sebal. Dulu Kak Titi punya Chocho. Sekarang punya Kak Ander juga. Chocho gak suka Kak Titi di kamar Kak Ander. Chocho ikut masuk. "Chocho!" Kak Titi kaget.Dia berdiri cepat. Dari ranjang Kak Ander. Kak Ander duduk. Rambut Kakak kacau. "Kalian ngapain?" Chocho tanyaPipi Kak Titi merah. Kak Ander rapiin rambutnya. "Kak Titi bobokin Kak Ander?" Chocho tanya. Gak seneng! Sebal!

    Last Updated : 2021-06-23

Latest chapter

  • MY BABY   52 : Selamat Jalan (Tamat)

    SETAHUN KEMUDIAN... TITI POV Akhirnya setelah setahun, hati Chocho luluh juga. Dia mau menemui Mommy, di rumah sakit. Yah, penyakit Mommy semakin kronis, dia sedang kritis dan ingin bertemu Chocho di penghujung hidupnya. Meski bersedia datang, Chocho masih terlihat enggan. “Haruskah kita kemari?” tanya sembari menggigit kuku tangannya. Aku menghela napas panjang. Ini ketiga kalinya dia bertanya hal yang sama padaku. “Hanya sekali, temui dia sebentar Chocho. Please..” Aku memohon padanya bukan hanya sekedar demi Mommy mertua, tapi demi Chocho. Supaya di kemudian hari tak ada peny

  • MY BABY   51 : No Turning Back

    XANDER POV “Om...” panggil Gladhys yang langsung meralatnya begitu aku melotot padanya, “Xander, aku cuma sekedar mengingatkan.. tak memaksa. Jika kamu ada waktu, kamu boleh mendampingiku kontrol ke dokter kandungan.” Dia mengangkat dagunya angkuh saat aku menatapnya datar. Ck, lagaknya seperti nyonya besar saja. Tapi bukannya kesal, aku justru gemas padanya. Kutowel dagunya hingga wajahnya menghadap padaku. “Apa yang kau harapkan? Aku mengantarmu atau tidak?!” desisku sembari menatapnya lekat. Bibir mungilnya bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu yang frontal, namun kembali ter

  • MY BABY   50 : Yang Kembali Hadir

    TITI POV Belakangan ini Chocho sibuk sekali. Entah apa yang dikerjakannya. Dia sering mengadakan meeting bersama orang-orang kepercayaannya. Di satu pihak aku bangga melihat kesuksesan Chocho, tapi di lain pihak aku nyaris tak mengenali Chocho yang sekarang. Bukan berarti cintanya padaku berubah. Aku yakin dia masih mencintaiku seperti dulu. Hanya saja, aku kehilangan sosok Chocho yang polos dan berhati hangat. Dia menjadi keras, dingin, dan sulit mempercayai orang lain. Hanya padaku Chocho masih bisa bersikap hangat dan penuh kasih. Malam ini dia pulang larut, dan segera menemukanku yang tertidur di sofa menungguinya. Dia memandangku penuh cinta, lalu mengecup dahiku.&

  • MY BABY   49 : Trick n Trick

    GLADHYS POVAku hamil.Tapi tak ada yang menyambut kehamilanku dengan riang gembira. Papa mertuaku hanya mengucapkan selamat dengan wajah datarnya. Sebelas duabelas dengan anaknya yang sekaligus suamiku."Jaga kandunganmu baik-baik."Uni mengangkat sebelas alisnya, gemas."Hanya itu yang dia ucapkan?" cetus Uni menanggapi ucapanku sebelumnya.Aku mengangguk, "mending. Awalnya kupikir dia tak menghendaki bayi kami."Bukan aku yang kesal, malah Uni yang panas hati."Eyke dah bilang, jangan bucin Say. Keluarga suami lo emang gak beres semua! But btw, dimana mom mertua lo. Mestinya dia yang antusias kalau tahu lo hamil."Seharusnya begitu. Tapi udah lama aku gak melihat Mommy."Itulah, dia menghilang. Aku juga heran. Kemana dia gerangan?""Jangan-jangan..." Uni men

  • MY BABY   48 : It's too late (2)

    XANDER POV Kabar itu sangat mengagetkanku. Titikoma mengalami musibah. Aku juga tak jelas musibah seperti apa yang menimpanya, tapi sepertinya ada kaitannya dengan keterlibatan Mommy di dalamnya. Kali ini Mommy sungguh keterlaluan! Aku harus menegurnya. Namun untuk saat ini aku memutuskan untuk memastikan keadaan Titi. Apakah Chocho dapat mengurusnya dengan baik? Bergegas aku meraih kunci mobilku dan melangkah meninggalkan rumah. Menuju ke mobilku. "Tunggu!" Aku mendengus mendengar seseorang yang berusaha menahan kepergianku. "Om, aku ikut!" Eh, dia bukan berniat memintaku tinggal? Aku tersenyum sinis padanya. "Jangan sembarangan meminta ikut bila kau tak tahu tujuanku hendak kemana! Bagaimana seandainya aku berniat pergi ke tempat pelacuran?" Gladhys balas tersenyum mencemooh, bibirnya yang manyun membuatku gemas ingin meng

  • MY BABY   47 : It's too late (1)

    TITI POVSudah malam.Chocho masih belum menyusul tidur. Aku penasaran, apa sih yang dilakukannya sedari tadi? Main game di laptop? Secara Chocho asik sekali berkutat dengan laptopnya sejak siang tadi.Kuhampiri Chocho sambil membawakannya camilan tengah malamnya, sate buah."Hei cowok gantengku, bisakah kau berhenti sebentar dari apapun yang kau kerjakan untuk menikmati sate buah manis ini bersamaku?" tanyaku dengan mata mengerling kenes.Chocho melirik dengan gaya menggoda."Ya, buahnya terlihat manis dan menantang."Menantang? Sepertinya itu bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan sate buah yang kubawa. Kecuali yang Chocho maksud.. Aku melirik dadaku sendiri. Buah dada? Chocho tertawa terbahak melihat respon yang kutunjukkan. Ohhhhhh, pasti itu yang dimaksudnya!! Astaga, bocah ini berubah jadi mesum sekali! Dengan gemas k

  • MY BABY   46. Intimidasi Licik

    TITI POVChocho pulang dengan wajah muram. Aku balas memeluknya ketika ia memelukku dan menaruh kepalanya di bahuku. Pasti ada sesuatu yang terjadi, seharusnya ia belum saatnya pulang."Chocho, ada sesuatu yang terjadi?" tanyaku lembut."Yang kukhawatirkan terjadi juga, mereka sudah bertindak."Maksudnya mereka itu siapa?"Chocho, siapa yang menganggumu?" tanyaku to the point."Siapa lagi? Mommy!" dengus Chocho kesal.Dia mengangkat wajahnya dan menatapku galau."Titi, apapun yang terjadi jangan lepaskan aku.. seperti Titi melepas Kak Xander!"Oh, dia mulai ketakutan lagi gegara masalah ini. Perpisahanku dengan Mas Aro begitu membekas di hatinya dan menimbulkan trauma. Aku mengelus rambutnya lembut, kutatap dia intens."Kali ini aku akan berjuang, Chocho. Demi cinta kita!" tandasku mantap.Mata Chocho berpijar penuh kebahagiaan men

  • MY BABY   45 : Ambigu Chocho

    XANDER POVHari ini Gladhys nampak beda. Dia yang biasanya bersikap acuh padaku, kini berlagak mau jadi istri yang baik. Aku hanya tersenyum sinis menanggapinya. Ada mommy datang menginap ke rumah kami, paling dia hanya pencitraan didepan mertua. Tapi biarlah, kuikuti saja permainannya. Aku menikmati perlakuan manis nan munafik dari istriku.Hari ini Mommy minta diantar ke supermarket, Gladhys merayuku mengantar mereka. Dan disinilah kami, berada di supermarket yang cukup jauh dari rumah kami."Apa tidak ada supermarket yang buka di sekitar rumah kita?" dengusku sinis.Gladys tersenyum manis seraya menepuk pelan pahaku."Sayang, aku sengaja mencari yang lokasinya jauh. Supaya bisa menikmati perjalanan penuh kemesraan bersamamu."Mesra apanya, hah! Istriku sungguh munafik. Namun aku juga tak kalah munafiknya."Baiklah, Sayang. Aku akan menikm

  • MY BABY   44 : Pindah

    TITI POVKehidupan kami mulai membaik. Berkat pendapatan yang diperoleh Chocho sebagai model, kami bisa menyewa rumah dengan kondisi yang lebih baik. Hari ini kami pindahan, Mas Gino dan Ginuk khusus datang membantu proses pindahan kami. Tapi barang-barang kami gak banyak, jadinya Ginuk malah bantuin makan doang. Hehehe.."Haishhhh, iki toh jajanan yang ta lihat di tivi. Ternyata begini rasanya, enakan jemblem!" komentar Ginuk sambil mengunyah telo kekinian yang diolah secara modern."Bilangnya ndak enak, tapi ya kamu abisno, Dek," timpal Mas Gino, meledek adiknya yang gembul."Eman toh, daripada mubazir! Yang kurus-kurus macam Chocho sama Titi pasti ndak sanggup makan banyak," kilah Ginuk."Halah, alasan! Bilang aja doyan," aku ikut menggoda Ginuk.Kucubit pipi tembemnya, hingga dia greget. Ginuk mengejarku yang berlari menghindari cubitan balasannya. Jiahhhh, aku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status