Seolah diselingkuhi belum cukup, Akira merasa hidupnya hancur saat mengetahui wanita selingkuhan suaminya hamil. Dengan itu, Akira memutuskan meninggalkan suami, dan kembali ke rumah orang tuanya. Siapa sangka, jika beberapa hari kemudian, Akira kembali sebagai Presiden Direktur dari perusahaan tempat mantan suaminya bekerja!?
Lihat lebih banyakAkira sudah bersiap untuk membawakan bekal untuk suaminya yang bekerja sebagai sekretaris, dia tampak begitu semangat dengan tersenyum kecil menemui suaminya dan memberikan kejutan kecil di tanggal pernikahan mereka. Wanita muda itu menaiki taksi agar tidak menimbulkan kecurigaan suaminya.
Sesampainya di sebuah gedung tinggi, wanita cantik itu turun dan bertanya kepada resepsionis tentang jadwal suaminya.
"Hari ini Pak Andre tidak banyak pekerjaan, Bu. Bu Akira bisa langsung ke ruangan Pak Andre jika ingin, sekalian membawakan makan siang untuk bapak," ucap resepsionis tersebut dengan nada ramah kepada Akira, karena perempuan itu tahu siapa Akira.
"Baik, terima kasih untuk informasinya," sahut Akira ke arah resepsionis, dengan senyuman indah yang tak lepas dari wajah cantiknya.
Akira menaiki lift dengan beberapa karyawan yang ada di dalamnya.
"Bu Akira ini termasuk wanita yang sangat setia dan juga perhatian sama suami ya, sudah cantik baik dan juga sempurna," tutur wanita cantik yang ada di samping Akira.
"Beruntung sekali Pak Andre punya istri spek bidadari seperti itu, rasanya aku juga mau punya satu kayak Bu Akira," puji salah satu karyawan yang ikut satu lift dengan wanita muda itu.
Mendengar bisik-bisik dari para karyawan, Akira menunjukkan senyum tulis, dan pamit untuk segera bertemu dengan suamiya.
Saat berada di depan ruangan Andre, Akira segera menarik handle pintu, namun tenaganya tertahan karena mendengar suara yang membuat hatinya perih seketika.
"Siska sayang, kamu benar-benar hebat bisa mengimbangi semua perlakuan panasku tadi di sofa," terang Andre yang kini sedang memangku wanita muda yang berpakaian minim.
"Wah! Benarkah!" sahut Siska antusias.
"Tentu saja, sayang!" seru Andre meyakinkan kekasihnya.
"Tapi bagaimana dengan Bu Akira, Pak? Bukankah dia setiap hari melayani bapak di rumah? Apa dia kurang memuaskan?" tanya Siska dengan gaya centil nan juga manja di dekapan Andre yang memeluk tubuhnya dengan posesif.
"Ck, wanita itu bahkan tidak bisa mengimbangi kelihaianmu! Dia terlalu pasif jika sudah berada di bawah permainanku, aku bosan dengan gaya itu-itu saja tanpa inisiatif!" terang Andre dengan nada yang begitu menyakitkan.
"Kalau begitu, biar aku yang akan memberikan sensasi luar biasa tiap di kantor, bagaimana?” tawar Siska yang membuat Andre dan Siska tertawa di dalam ruangan tersebut.
Akira yang mendengar ucapan suaminya hanya bisa menangis dalam diam. Selama 5 tahun pernikahan dengan sang suami, dirinya malah dikejutkan dengan penuturan Andre, suaminya yang sangat dia cintai selama ini.
Wanita muda itu mengusap air matanya yang sedari tadi meluncur di pipi mulusnya tanpa dia inginkan. Akira mengatur napasnya sendiri agar lebih tenang, dirinya juga bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak mengetahui perselingkuhan yang suaminya lakukan di belakang dirinya.
Ketukan pintu membuat Andre dan Siska menjauh, wanita muda itu duduk di sofa sambil merapikan penampilan dan dokumen yang ada di meja, sedangkan Andre sendiri duduk dengan tenang sambil memberikan kode kepada kekasih keduanya.
"Sayang! Apa kamu sedang rapat?" seru Akira yang berhenti mengetuk pintu dan beralih untuk bersuara.
"Masuk saja, Sayang!"
Akira menampilkan senyum manisnya lalu berjalan kepada Andre sambil memberikan bekal makanan di atas meja.
"Sayang! Kamu sungguh datang, sampai sini pasti capek," ucap Andre dengan perhatian yang manis.
"Tidak kok, setiap hari bukankah aku seperti ini? Apa kamu mau jajan di luar?"
Akira sengaja mengucap kata “jajan” dengan lebih keras, sehingga dia bisa melihat wajah sang suami dan juga Siska yang seketika terlihat kurang nyaman, sembari sesekali bertukar tatapan.
Tak mendengar jawaban dari suami, Akira melanjutkan ucapannya, "Kalau kamu jajan di luar, kan kebersihannya tidak jelas, dan belum tentu steril. Nanti kalau kamu sakit bagaimana, Mas? Itulah mengapa, aku sering bawakan bekal untuk kamu."
Kini, Akira menatap manik suaminya. Akira semakin bisa melihat betapa gugupnya sang suami, karena bulir-bulir keringat mulai muncul di sekitar dahi Andre.
"Loh dari tadi ada Mbak Siska ya? Apa dia sakit, Mas? Kok, wajahnya merah, dan kancing bajunya berantakan banget?" tanya Akira sembari memasang wajah lugunya.
Ucapan Akira, membuat suasana di ruangan Andre semakin dingin. Hingga tiba-tiba, Siska tiba-tiba berdiri dan pamit, semakin merasa tak nyaman dengan ucapan-ucapan Akira.
"M-Maaf, Pak, Bu saya permisi dulu."
Setelah kepergian Siska, Akira duduk di pangkuan suaminya, membuat Andre dengan sigap menahan berat tubuh istrinya.
"Mas, apa aku kurang cantik ya?" tanya Akira dengan wajah serius.
"Kamu cantik, Sayang! Bahkan tidak ada yang bisa menandingi kecantikan kamu," ucap Andre sambil mengecup pipi Akira.
Tangan Akira mengepal, dia ingin memukul suaminya yang jelas-jelas telah membohonginya, dan berkhianat kepadanya.
"Jika aku tidak lagi muda, apa Mas masih akan mencintai aku?"
"Masih dong, Sayang."
Jawaban yang begitu lancar di bibir Andre-suaminya tersebut membuat Akira yakin jika di hati suaminya sudah tidak ada nama dirinya, bahkan sikap bucin yang dilakukan suami tidak lagi ada.
"Ya sudah, Mas aku pulang dulu, makanannya jangan lupa di makan, kalau kurang enak buang saja di tempat sampah."
Setelah Akira berlalu, Andre tercengang dengan ucapan dari istrinya, namun dia tidak ambil pusing karena dianggap hal yang wajar saat mereka bercanda.
Akira yang sudah masuk taksi, segera menangis, meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan.
Hingga beberapa menit kemudian dirinya sampai di rumah megah yang berlantai dua. Langkahnya terhenti saat seseorang berdiri di depan pintu dengan wajah angkuh.
"Dari mana kamu?" tanya wanita paruh baya yang merupakan ibunya Andre.
"Dari kantor Mas Andre, Bu." sahut Akira dengan wajah sembab karena menangis.
"Kenapa wajahmu terlihat menyedihkan seperti itu?" selidik wanita paruh baya yang melihat tajam ke arah Akira.
"Soalnya Mas Andre selingkuh, Bu. Dia sudah bermain hati dengan wanita lain," ucap Akira yang sudah tidak mampu menahan tangisnya.
"Bagus dong! Andre dan Siska tidak perlu lagi bermain kucing-kucingan lagi padamu," teriak Sarah, ibu mertuanya.
Ucapan dari sang mertua membuat hati Akira semakin terluka. Ternyata, ibu mertuanya sendiri selama ini sudah mengetahui kelakuan anaknya sendiri, namun wanita itu memilih diam saja.
"Jadi, Ibu sudah mengetahui semua, tapi Ibu diam saja? Kenapa? Kenapa Ibu setuju sama pengkhianatan yang dilakukan anak Ibu sendiri?" tanya Akira yang tidak bisa menahan emosi dalam hatinya.
"Biar kamu melihat kebahagiaan dari Andre dan Siska yang sebentar lagi akan mempunyai anak, sedangkan kamu? Sudah lima tahun menikah tidak juga punya anak, sudah dipastikan kamu ada masalah dengan rahim kamu! Saranku, lebih baik kamu keluar dari rumah ini, dan ceraikan Andre."
"Maaf, Bu. Tapi aku tidak akan menceraikan Mas Andre sebelum Mas Andre sendiri yang menceraikanku!” tegas Akira yang diliputi oleh emosi.
"Kamu gak usah banyak bicara, sayang."
Jawaban sang ibu mertua membuat Akira menautkan alisnya. Apa maksudnya?
Tiba-tiba, ibu mertuanya melempar selembar kertas, dengan tanda tangan sang suami yang sudah dibubuhkan di atasnya.
SURAT PERNYATAAN CERAI
Detik itu juga, Akira merasa seolah darah di tubuhnya hilang seketika.
Malam itu, markas besar Phoenix of Gold masih bermandikan cahaya holografik, seolah bintang-bintang turun dari langit untuk menyaksikan kebangkitan era baru. Namun, di balik euforia itu, ketegangan mulai mengendap di bawah permukaan.Di ruang rapat utama, Noah duduk di depan meja bundar raksasa. Layar di sekeliling menampilkan gambar-gambar yang berubah cepat: berita dunia, pesan diplomatik, hingga laporan ancaman.Phoenix baru saja lahir sebagai negara digital, tetapi dunia lama tidak tinggal diam."Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Uni Eropa sudah mengeluarkan pernyataan resmi," lapor Gabriel, kepala intelijen. "Mereka tidak mengakui kedaulatan Phoenix. Mereka menganggap ini pemberontakan teknologi."Noah mengetukkan jarinya di meja. "Seperti yang kita duga.""Lebih buruk lagi," tambah Vanya, berdiri di sudut ruangan. "Beberapa negara berusaha menyusup lewat dunia maya. Mereka meluncurkan virus generasi baru—dirancang khusus untuk menghancurkan Helios dari dalam."Akira, yang du
Angin dingin Balkan menggigit kulit saat tim ekspedisi Phoenix mendarat di dataran tinggi berlapis salju. Di antara kabut pekat, berdiri benteng tua yang kini menjadi markas Dragunov—pusat operasi rahasia musuh.Arka mengenakan seragam tempur khusus Phoenix: serat karbon ringan, dilapisi nano-armor. Di pundaknya, emblem Phoenix bersinar redup.Vanya di sampingnya, membawa konsol portable. Di belakang mereka, regu elit Orion Unit bergerak tanpa suara."Target kita ada di ruang bawah tanah kompleks itu," bisik Vanya. "Mereka mencoba memanipulasi sinyal Helios menggunakan Resonator—sebuah alat frekuensi balik yang bisa membuat Helios meledak."Arka mengangguk. "Waktu kita sedikit. Serang cepat, akurat, dan bersih."Mereka bergerak menyusuri lereng curam, menembus hutan gelap, hingga akhirnya mencapai perimeter luar benteng.Arka memberi isyarat.Tiga... Dua... Satu.Bom EMP mini diledakkan, memutus semua listrik di area luar. Dalam hitungan detik, mereka menyusup masuk ke dalam.Koridor
Seminggu telah berlalu sejak penyelamatan Talia. Meskipun luka-lukanya mulai membaik, trauma yang ditinggalkan oleh para penculik masih melekat. Akira memutuskan untuk memberinya waktu istirahat penuh, menghindarkannya dari segala rapat strategis.Namun di balik dinding kaca Phoenix Headquarters, badai tengah mengumpul.Sejumlah negara, dipimpin oleh Eropa Timur dan beberapa pihak dari Asia Tengah, membentuk koalisi darurat—menuntut audit terbuka terhadap teknologi Phoenix of Gold. Mereka menganggap perusahaan yang dulunya adalah Mahendra Corp itu telah berubah menjadi kekuatan supranasional yang tak bisa diawasi.“Kita menjadi trending topic bukan karena pujian saja,” kata Noah dalam rapat utama. “Tapi juga karena rasa takut. Dunia melihat kita sebagai ancaman baru.”Arka duduk tak jauh dari ayahnya, ekspresinya kaku. Ia telah mempelajari reaksi publik, membaca lebih dari dua ratus artikel opini dalam empat hari terakhir. Kesimpulannya hanya satu—Phoenix mulai kehilangan kendali atas
Senja menyelimuti markas utama Phoenix of Gold. Gedung kaca yang menjulang tinggi itu memantulkan warna jingga dari matahari yang perlahan tenggelam. Di dalam ruang observasi, Arka duduk diam menatap layar hologram, meninjau ulang data-data yang berhasil direbut dari Leo.Di sampingnya, Vanya membungkuk memeriksa pola-pola anomali dalam algoritma yang digunakan Leo untuk menyalin blueprint milik Hydra Star Corp.“Leo bekerja sendiri?” tanya Vanya, masih menatap layar.Arka menggeleng pelan. “Enggak. Pola enkripsinya bukan gaya Leo. Ini lebih kompleks. Lebih... khas Dragunov.”Vanya menegakkan tubuh. “Tapi Dragunov udah dihancurkan, Ka. Kita sendiri yang mengakhiri jaringan mereka.”Arka mengangguk. “Iya. Tapi sisa-sisanya masih berkeliaran. Dan aku curiga... mereka tidak pernah benar-benar hancur. Hanya bersembunyi.”Belum sempat Vanya menjawab, pintu ruang observasi terbuka cepat. Gabriel masuk dengan ekspresi tegang.“Kalian harus lihat ini.”Mereka mengikuti Gabriel menuju ruang ko
Tiga minggu telah berlalu sejak insiden pelabuhan. Dunia mulai menaruh perhatian besar pada dua sosok remaja jenius, Arka Mahendra dan Vanya Laurent. Tak hanya karena keberanian mereka melawan jaringan Black Shadow, tetapi karena simbol baru yang mereka wakili—harapan generasi masa depan.Media internasional menjuluki mereka sebagai Phoenix Twins, mengacu pada nama perusahaan keluarga Arka, Phoenix of Gold, dan kebangkitan mereka dari ancaman masa lalu. Namun, bagi Arka, popularitas bukanlah sesuatu yang ia nikmati. Ia lebih memilih duduk di ruang riset, berkutat dengan sistem keamanan, memantau jejak sisa kelompok Rio yang kini menghilang dari radar.Sementara itu, Vanya, yang mulai tinggal di markas Phoenix sebagai bagian dari program rehabilitasi dan perlindungan, tak kunjung merasa nyaman. Meskipun Arka membelanya di depan seluruh dewan direksi Phoenix, beberapa anggota senior perusahaan—terutama dari pihak investor lama Mahendra Corp—masih mencurigainya.
Pagi itu, langit kota London terlihat kelabu. Kabut menyelimuti kaca-kaca pencakar langit, seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih besar dari sekadar perubahan cuaca. Di salah satu ruangan paling aman di markas Phoenix of Gold, Arka sedang bersiap untuk melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya—keluar dari perlindungan ayahnya.Ia telah meretas jalur khusus di dalam sistem bawah tanah milik Phoenix. Jalur itu dulunya hanya diketahui oleh Noah dan Gabriel, namun kini Arka telah berhasil menciptakan duplikat pintu masuk virtualnya sendiri. Ia tahu, jika ia ingin menyelamatkan Vanya dan menghentikan Rio, ia harus melangkah seorang diri.Dengan mengenakan pakaian khusus berteknologi ringan dan chip identifikasi palsu, Arka menyelinap keluar melalui lorong belakang, diiringi suara langkah robot pengawas yang nyaris tak terdengar. Ia tidak meninggalkan pesan, kecuali surat di bawah bantalnya yang bertuliskan satu kalimat,"Jangan cari aku. Aku akan kembali saat sudah bisa m
Pagi di kediaman keluarga Mahendra begitu tenang, nyaris terlalu tenang jika dibandingkan dengan malam sebelumnya. Burung-burung berkicau seperti tak tahu bahwa dunia di luar pagar besar itu tengah bersiap meledak dalam badai yang lebih besar dari sebelumnya.Di dalam ruang latihan rahasia, Arka yang kini berusia tujuh tahun, mengenakan seragam khusus dengan lambang Phoenix kecil di dadanya. Di depan layar kaca transparan, ia mempelajari ulang taktik bertahan, membaca kode sinyal, dan membedakan pola gerakan drone musuh. Noah berdiri tak jauh darinya, mengamati.“Kamu sudah makin cepat, Arka. Tapi ingat, bukan soal kecepatan. Ini tentang ketepatan dan niat.”Arka menoleh, berkeringat namun penuh semangat. “Papa, kenapa mereka mau menyakiti kita? Padahal kita tidak pernah mengganggu mereka.”Noah menarik napas. Ia tahu, anaknya terlalu cerdas untuk dibohongi, tapi juga terlalu muda untuk menanggung semua kebenaran.“Karena mereka takut. Karena kita punya sesuatu yang tidak bisa mereka
Malam itu langit Jakarta berwarna gelap pekat. Awan hitam menggulung seakan menyembunyikan badai yang akan datang. Di ruang observasi Phoenix of Gold, cahaya layar komputer menyala redup. Noah berdiri di tengah ruangan seperti bayangan diam yang sedang menyatu dengan gelap. Di hadapannya, lusinan monitor menampilkan gambar-gambar: aktivitas Black Shadow, pergerakan logistik Rio, dan pesan-pesan terenkripsi yang telah berhasil dibuka oleh sistem keamanan rahasia mereka.“Aku akan turun langsung,” gumam Noah.Akira yang berdiri di belakangnya mengernyit. “Maksudmu ke Montenegro? Noah, kamu baru saja menarik perhatian dunia. Kamu akan menjadi target utama jika kembali menyamar.”Noah memalingkan wajahnya. “Bukan menyamar. Aku akan kembali menjadi diriku yang dulu. Phantom. Hanya itu cara untuk menuntaskan semuanya.”Akira menatapnya dalam-dalam. “Kalau kamu masuk terlalu dalam… bagaimana caranya kamu kembali ke kami?”Noah melangkah pelan mendekati istrinya, menangkup wajahnya dengan ked
Phoenix of Gold kini menjadi sorotan dunia. Media internasional menyoroti perusahaan yang tak hanya bergerak di bidang energi hijau, tetapi juga menjadi simbol ketahanan keluarga di tengah ancaman global. Akira dan Noah menjadi pasangan fenomenal yang disegani—bukan karena kekayaan mereka, tapi karena integritas dan keberanian mereka mempertahankan nilai.Namun di balik sorotan itu, ada ketegangan yang terus menguat. Noah kini tidur hanya dua hingga tiga jam sehari. Sisanya ia habiskan untuk memperkuat keamanan digital, memperluas jaringan intelijen, dan yang paling penting: menyusun serangan balik terhadap Rio Vasilyev.Di ruang bawah tanah Phoenix of Gold—ruang yang tak diketahui siapa pun kecuali Akira dan beberapa orang kepercayaannya—Noah berdiri di hadapan layar besar yang menampilkan peta dunia.“Operasi Valkyrie akan dimulai dalam empat puluh delapan jam,” ucap Raka sambil menunjukkan serangkaian data. “Kami sudah menanam orang dalam di markas Rio di Montenegro. Namun mereka m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen