Share

Bab 75: Jangan Menyiksanya Terlalu Lama

Rumah sakit itu terasa dingin, meski udara luar cukup hangat. Lampu-lampu putih menerangi lorong panjang yang sepi, hanya terdengar suara langkah-langkah tergesa dan bunyi mesin di kejauhan.

Tristan baru saja dibawa ke ruang gawat darurat setelah pingsan di taman. Untungnya, seorang teman yang kebetulan berada di café segera memanggil ambulans dan membawanya ke rumah sakit.

Revana kini berdiri di depan pintu ruang IGD, matanya merah dan bengkak akibat tangis yang tak henti-henti sejak tadi.

Pikirannya masih dipenuhi dengan bayangan Tristan yang tergeletak tak sadarkan diri, kulitnya yang pucat dan napasnya yang lemah membuat hati Revana terasa seperti ditikam.

Tak lama kemudian, dua sosok yang sangat dikenalnya muncul di ujung lorong. Gave dan Hendri, dua orang kepercayaan Tristan, berjalan cepat menghampiri Revana. Ekspresi mereka serius, penuh kekhawatiran.

“Revana …,” suara Hendri pecah di udara saat melihat wajah adik iparnya. Ia sedikit terkejut melihat Revana setelah sekian lama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status