Share

Bab 76: Jangan Pergi lagi

Tristan membuka matanya secara perlahan setelah satu hari lamanya tidak sadarkan diri. Kegelapan dan kebisingan yang mengelilinginya perlahan-lahan memudar, meninggalkan keheningan yang menggetarkan.

Lampu-lampu redup di kamar rumah sakit menyebar cahaya lembut ke wajahnya, yang kini mulai merasakan kehangatan dan kelembutan dari sesuatu yang lebih berharga daripada apa pun di dunia ini.

Revana, yang masih setia menemani Tristan, berada di samping ranjang dengan tatapan cemas namun penuh kasih. Dia tidak pernah meninggalkan sisi Tristan selama waktu-waktu kritis itu.

Saat Tristan membuka matanya, Revana langsung menoleh. Ada kelegaan yang tergambar di wajahnya, seolah seluruh dunia akhirnya kembali ke tempatnya yang semestinya.

“Sayang …,” Tristan berucap lirih, suaranya nyaris seperti bisikan angin di tengah malam. Meski tubuhnya masih lemas dan terasa berat, ia tetap berusaha untuk bangun.

Kepalanya berdenyut-denyut seperti sebuah drum yang tidak mau berhenti, tetapi dia berusaha me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status