Home / Rumah Tangga / Istri Minim Nafkah / Pernikahan Kirana dan Aldi

Share

Istri Minim Nafkah
Istri Minim Nafkah
Author: Goresan Tinta Bunda Arsya

Pernikahan Kirana dan Aldi

last update Last Updated: 2024-12-02 20:06:01

Hari ini pernikahan Kirana dan Aldi digelar dengan cukup mewah dikediaman orang tua, Kirana. Banyak tetangga yang ikut serta membantu karena, Kirana tinggal di perkampungan yang warganya masih suka bergotong royong jika ada yang melaksanakan hajatan.

"Kamu deg-degan, Ki?" Tanya Ara sepupunya.

"Iya ni, Ra. Aku deg-degan banget." Jawab Kirana dengan wajah yang terlihat tidak tenang karena, Aldi sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul. Sementara, Kirana menunggu di kamar dan akan keluar setelah sah menjadi seorang istri.

"Doakan saja semoga semuanya lancar, Ki. Jangan terlalu gelisah."

Kemudian Aldi telah bersiap untuk melaksanakan ijab kabul yang diwalikan langsung oleh Ayah kandung Kirana.

"Saya terima nikahnya, Kirana Larasati binti bapak Syamsuddin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 40 juta rupiah di bayar tunai." Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas dan hanya sekali, karena saksi sudah mengatakan sah.

"Alhamdulillah..."

Mereka yang ikut menyaksikan mengucap Alhamdulillah. Tidak terkecuali, Kirana dan Ara.

Namun ternyata sebagian orang justru membicarakan mas kawin yang diberikan, Aldi untuk Kirana. Mereka menganggap itu terlalu kecil, karena keluarga Kirana cukup terpandang di kampungnya.

"Mau-maunya, Kirana dinikahi dengan mahar segitu" Ucap Bu Romlah tetangganya yang memang suka julid.

"Iya ya, buk. Padahal dengar-dengar Aldi itu kerja di perusahaan besar. Jabatannya juga lumayan."

"Emangnya ibu-ibu gak tau apa, waktu lamaran bulan lalu katanya si Aldi itu akan memberikan mahar 200 juta untuk Kirana?" Sahut Bu Siti yang suka ikut bergosip juga.

"Halah, palingan juga nutupin malu buk ibuk, noh denger sendiri kan tadi berapa mahar yang diberikan suami, Kirana?"

"Iya, gak mampu tapi sok-sokan mau ngasih 200 juta."

"Tapi, buk. Bukankah Aldi seorang manajer? Seharusnya gajinya besar dong, masa seorang manajer cuma ngasih mahar 40 juta. Aneh gak sih?" Sambung ibu lainnya yang sejak tadi ikut mendengarkan.

"Atau mereka sengaja berbohong, karena takut diomongin sama tetangga kali buk?"

"Sudah, buk. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan orang lain. Semua yang diomongin juga belum tentu benar." Sahut, bu Laras yang memang tidak suka melihat orang bergosip.

Meninggalkan para tetangga julid...

Setelah acara ijab kabul selesai, MC meminta agar mempelai wanita dibawa keluar untuk bersanding dengan mempelai pria.

Sore harinya, acara yang digelar telah usai. Para tamu undangan dan para tetangga sudah banyak yang pulang. Hanya tinggal tersisa beberapa keluarga dekat yang ikut membantu bebenah rumah.

Malam harinya...

"Kamu cantik sekali, sayang" Ucap Aldi memuji istrinya yang sudah menggunakan piyama.

"Terima kasih, Mas."

"Sini, Mas sudah tidak sabar"

"Kita sholat isya' dulu yuk, Mas!" Ajak, Kirana pada suaminya.

"Kamu duluan saja." Aldi justru malah mengambil handphone dan memainkannya.

Akhirnya, Kirana melaksanakan sholat isya' sendirian. Ada raut kekecewaan di hatinya melihat Aldi yang baru saja menjadi suaminya enggan untuk sholat.

Setelah selesai sholat, Kirana kembali mengingatkan Aldi. Namun, Aldi justru menarik, Kirana ke atas ranjang dan langsung mencumbuinya tanpa celah. Sehingga, Kirana tidak bisa menolak. Apalagi ini adalah malam pertama mereka, dengan sangat bergairah, Aldi melakukan kewajiban sebagai seorang suami.

"Awwww, Mas sakit."

"Tapi enak kan, sayang" bisik, Aldi di telinga istrinya.

"Ahhh, ssss." Kirana tanpa sadar mengeluarkan desahan halus.

Setelah sama-sama mencapai puncaknya, Aldi dan Kirana yang sudah polos langsung menarik selimutnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Ki, uang amplop tadi boleh gak mas pinjem?"

Deggg... Kirana kaget dengan penuturan suaminya yang belum apa-apa sudah mau meminjam uang.

"Untuk apa, Mas?" Tanya Kirana dengan wajah datar.

"Untuk bayar hutang, sayang. Mas sudah tidak pegang uang. Uang, Mas habis untuk membantu biaya pernikahan kita. Malah, Mas sampai berhutang."

"Bukannya itu memang sudah seharusnya, Mas. Kamu hanya memberiku uang 40 juta, gak lebih. Bahkan untuk seserahan aku membelinya sendiri, dengan dalih itu uang dari kamu, Mas. Karena aku gak mau orang tuaku berpikir buruk tentang kamu."

"Kamu pikir gampang ngumpulin duit sebanyak itu, kamu taunya hanya meminta." Jawab, Aldi dengan suara pelan tapi penuh penekanan.

"Mas, bisa ya kamu bicara seperti itu padaku yang baru sehari menjadi istrimu. Apa kamu lupa biaya pesta pernikahan kita bahkan lebih dari 100 juta. Dari awal kamu mengatakan akan memberikan mahar yang besar, lalu meminta keluargaku mengadakan pesta yang mewah. Tapi, apa?? Saat sudah mendekati hari-H kamu justru mengatakan hanya punya uang 40 juta."

Kirana terlihat kesal dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Flash back off...

"Apa kamu serius ingin menikah dengan, Aldi?" Tanya, bu Risma orang tua Kirana.

"Iya, buk. Aldi bilang dia akan datang untuk melamar, Kirana."

Akhirnya, pak Rasyid dan bu Risma merestui untuk anaknya menikah. Walaupun mereka sebenarnya kurang menyukai Aldi karena sikapnya yang kurang sopan. Kirana sempat beberapa kali mengajak Aldi untuk bertemu dengan orang tuanya.

Acara lamaran pun dilaksanakan dengan di hadiri RT setempat, tokoh agama dan beberapa tetangga dekat juga kerabat.

Setelah keluarga Aldi datang, mereka mengutarakan niatnya untuk melamar, Kirana. Yang diwakilkan oleh pamannya Aldi, namun Ayah nya Aldi tetap turut hadir.

"Kirana Larasati, apakah kamu mau menjadi istriku?" Tanya Adam dengan senyuman dan menatap, Kirana.

Kirana yang malu-malu wajahnya sedikit memerah "Iya, Mas. Insyallah aku mau dan bersedia untuk menjadi istrimu."

Setelah diterima mereka membicarakan uang mahar yang akan diberikan oleh Aldi untuk Kirana. Karena memang sudah tradisi di kampung jika mahar dan seserahan dibicarakan saat acara lamaran.

"Kami tidak memberatkan, Nak Aldi. Berapa sekiranya, Nak Aldi mampu?" Tanya pak RT yang mewakili dari pihak Kirana.

"Eemmm, bagaimana kalau 200 juta pak?" Aldi berkata dengan gayanya yang terlihat sombong.

Semua yang hadir dibuat takjub dengan nominal yang disebutkan, Aldi. Maklum saja di kampung uang segitu terdengar sudah sangat banyak.

"Aldi, kamu apa-apaan memberikan mahar sebesar itu?" Bisik, bu Nuri mama nya Aldi.

"Mama tenang saja, aku hanya tidak mau dikira miskin sama orang yang ikut hadir, Ma."

Ternyata, Aldi berbohong. Iya sengaja ingin mencari muka di depan banyak orang, agar dikira dirinya kaya. Padahal, Aldi hanya bekerja di perusahaan kecil dan gajinya hanya 10 juta perbulan. Tapi, dia mengaku kepada, Kirana jabatannya adalah manager yang gajinya sangat besar.

Sesampainya di rumah "pokoknya, mama gak mau kamu berikan mahar sebanyak itu untuk, Kirana. Mending kamu kasih buat, Mama!!!"

"Lagian mana punya aku uang sebanyak itu, Ma. Mama tau sendiri kan sebanyak apa uangku, belum lagi harus bayar hutang-hutangku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Minim Nafkah    Pulang ke Rumah Mertua

    Keesokan harinya, Aldi mengajak istrinya untuk pulang ke rumah ibunya."Kamu siapin semua barang² yang mau dibawa, setelah itu siap-siap untuk pulang ke rumah ibu!!!""Mas, bukannya kita disini selama seminggu?" Jawab, Kirana yang sedikit kaget tiba-tiba suaminya mengajaknya pulang."Aku harus kerja" jawab Aldi ketus."Kamu itu manager, Mas. Bukannya seharusnya mendapatkan cuti? Staf karyawan biasa juga biasanya mendapat cuti nikah, bagaimana mungkin kamu tidak?""Baru juga sehari jadi istri udah gak nurut apa kata suami" Bentak Aldi yang membuat Kirana sedikit takut."Pak, itukan suara Aldi. Mereka kenapa?" Bu Risma berbicara pada suaminya dengan raut wajah khawatir."Bapak juga gak tau, buk. Gak mungkin mereka bertengkar, apalagi masih pengantin baru""Tapi, pak?""Sudahlah, buk. Kita jangan terlalu ikut campur."Sebenarnya Aldi mendapat cuti dari perusahaan selama 1 Minggu, namun ia sengaja berbohong pada Kirana agar segera pulang ke rumah ibunya.Aldi merupakan anak pertama dari t

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Aldi Pergi ke Bar

    Kirana yang masih terus mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban. Kirana juga mengirimkan pesan melalui aplikasi hijau menanyakan keberadaan Aldi suaminya."Sebenarnya kamu ke mana, Mas. Kenapa pergi gak pamit?" Batin Kirana.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kirana yang sedang menunggu suaminya mulai gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada Aldi suaminya.Di tempat lain...Aldi yang sedang berada di bar bersama dengan teman tongkrongannya sedang asyik menikmati bir, mereka minum dengan ditemani oleh beberapa teman wanitanya. Lebih tepatnya, wanita yang memang bekerja untuk menghibur tamu yang datang."Gila lo, Aldi. Baru kemarin menikah udah nyari cewek aja Lo disini." Ucap, Anton teman tongkrongan Aldi."Bodo amat, bro. Gue gak peduli sama itu cewek." Jawab, Aldi yang sudah mulai meracau karena efek alkohol."Terus apa gunanya lo nikah kalau masih main perempuan di luar?""Itu urusan gue, bukan urusan kalian semua. Ngerti?"Aldi yang memang keras kepala tidak akan bis

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

    Last Updated : 2024-12-07
  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

    Last Updated : 2025-01-19
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

    Last Updated : 2025-01-20
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

    Last Updated : 2025-01-22
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Sebenarnya Bagas?

    Aldi tidak menyangka, Kinanti sudah mengetahui semuanya, atau jangan-jangan, Kinanti memang pergi mengikutiku bertemu dengan, Sandra tadi. Aldi mencoba berkelit, ia tidak mau semua yang sudah direncanakannya gagal hanya karena, Kirana sudah mengetahui semuanya.“Sa,,,Sandra siapa, Sayang. Aku tidak mengerti maksud kamu?” Jawab Aldi gugup. “Ya ampun, kenapa aku bisa keceplosan begini.” Batin Kirana.“Itu, Mas. Maksud aku, siapa tau, Mas Aldi kenal sama, Sandra. Soalnya dulu kan, Mas Aldi pernah bilang punya teman namanya, Sandra.” Jawab Kirana berharap suaminya percaya.Aldi kembali mengingat-ingat, ternyata benar dia pernah mengatakan itu pada, Kirana. Tapi apa mungkin itu yang dimaksud, Kirana. Aku harus lebih hati-hati sekarang, jangan sampai, Kirana curiga.“Gak mungkin lah, Sayang. Sandra temanku itu sudah menikah dan punya anak, gak mungkin dia mau menjalin hubungan sama suami orang.” Jawab Aldi.“Siapa tau aja, Mas, kalau memang benar aku kan bisa minta tolong kamu buat ngasih

  • Istri Minim Nafkah    Pelakor Itu Ternyata Suruhan Suamiku

    Kirana pulang dengan perasaan campur aduk, kecewa, marah dan sakit hati dengan semua yang sudah ia dengar. Suami yang seharusnya melindungi istrinya justru ia yang paling menyakiti. Pernikahan macam apa ini, sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku, Mas?Kirana pulang naik taksi, dengan berlinang air mata ia tetap berusaha kuat. Ingin sekali aku mengadu pada kedua orang tuaku, tapi mereka pasti akan kecewa. Aku takut darah tinggi, Bapak kumat lagi.“Dari mana kamu, Kirana?” Tanya Nuri melihat menantunya turun dari mobil.“Dari luar, Bu.” Jawab Kirana lalu pergi ke kamarnya.“Mbak, Kirana kenapa, Bu? Matanya sembab begitu seperti habis nangis.” Tanya Tania pada Ibunya “Ibu juga gak tau, tadi, Ibu liat dia baru saja pulang diantar taksi.” Jawab Nuri.“Aneh, pulang-pulang malah nangis. Jadi penasaran dia dari mana.” Ujar Tania.Tak berselang lama, Aldi pulang. Nuri dan Tania yang masih berada di ruang tamu siap mengintrogasi, Aldi.“Aldi sini cepetan.” Panggil Nuri padahal, Aldi baru

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

  • Istri Minim Nafkah    Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

  • Istri Minim Nafkah    Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status