Home / Rumah Tangga / Istri Minim Nafkah / Kirana Merasa Dibohongi

Share

Kirana Merasa Dibohongi

last update Last Updated: 2025-01-20 10:04:58

Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.

“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.

“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.

“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.

“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.”

“Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap Aldi justru membela, Ibunya.

“Ternyata kamu sama saja, Mas.”

Aldi tak lagi menghiraukan, Kirana. Ia mengambil jaketnya lalu pergi keluar rumah. Kirana mendengar suara deru mobil suaminya, entah mau ke mana laki-laki yang bergelar suami itu. Pergi pun ia tak pernah pamit, keberadaanku seperti tak dianggap disini.

Setelah menyiapkan makan sore, Kirana tak lagi keluar kamar. Bahkan ia mengabaikan panggilan dari adik iparnya, Kirana justru dengan sengaja mengunci pintu dari dalam.

“Aku tidak bisa berdiam diri begini terus, aku akan izin pada, Mas Aldi untuk bekerja. Aku tidak ingin bergantung pada laki-laki yang sudah mulai mengabaikanku.” Ucap Kirana sendirian di kamar.

Hingga pagi hari, Kirana tak melihat suaminya pulang, Kirana sempat menghubungi suaminya semalam, namun lagi-lagi ia diabaikan. Namun, saat keluar kamar ternyata, Aldi tidur di sofa ruang tamu. Entah pulang jam berapa dia semalam, Kirana sendiri pun tidak tau.

Saat, Kirana menuju dapur, ia melewati meja makan yang terlihat berantakan. Piring kotor berada di sembarang tempat, tisu juga berhamburan di mana-mana.

“Apa mereka semua sengaja melakukan ini?” Batin Kirana.

Dengan cekatan, Kirana membereskan semua piring kotor dan juga tisu yang berserakan. Lalu ia mencucinya semua piring kotor, setelah itu ia memasak untuk sarapan. Kali ini, Kirana memasak menu sederhana, tumis kangkung dan sambal ayam rica-rica.

Setelah selesai menyiapkan sarapan di meja, Kirana langsung bergegas masuk kamar dengan membawa sepiring sarapan dan juga segelas air putih, lalu ia mengunci pintu. Kirana menyantap makanannya dengan lahap, karena sejak semalam ia menahan lapar dan hanya minum air putih.

Selesai sarapan, Kirana mengerjakan semua pekerjaan rumah, mulai dari mencuci pakaian, hingga bersih-bersih rumah. Saat semua pekerjaannya selesai, orang rumah baru saja bangun.

“Mas bangun, ayo sarapan.” Ajak Kirana.

Aldi hanya menggeliat, ia terlihat masih sangat mengantuk, entah pulang jam berapa ia semalam hingga sepagi ini ia belum juga bangun.

“Ayo dong, Mas bangun. Liat ini sudah jam berapa?” Kirana terus menggoyangkan tubuh, Aldi hingga laki-laki itu terbangun.

“Iya, berisik banget sih.” Jawab Aldi saat ia membuka matanya.

“Kamu pulang jam berapa semalam, Mas?” Tanya Kirana.

“Aku mau mandi, katanya tadi ngajak sarapan.” Bukannya menjawab pertanyaan, Kiranya. Aldi justru melengos pergi ke kamar.

Setelah hampir 30 menit, semua orang di rumah sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan, Kirana juga sudah duduk manis di sana, ia mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk, Aldi suaminya. Kirana juga ikut makan meskipun sedikit, ia tak ingin ada yang curiga dirinya sudah makan.

“Dikit banget makannya, Mbak?” Tanya Tomi adik iparnya.

“Lagi kurang selera aja.” Jawab Kirana padahal perutnya sudah kenyang.

Ibu mertua menatap nanar, ia seperti aneh melihat ke arahku, mungkin saja ia heran karena aku makan sedikit, padahal yang ia tau aku belum makan sejak kemarin. Tapi bodoh amat, aku tak memperdulikannya.

“Mas,” panggil Kirana.

“Hemmmm.”

“Aku boleh kerja gak, Mas?” Tanya Kirana dengan suara pelan.

“Terserah kamu aja, itung-itung bantu keuangan di rumah ini.” Jawab Aldi.

“Aku ingin kita bisa menabung, Mas. Nanti kalau uangnya sudah terkumpul kita bisa bangun atau beli rumah, kalau kebutuhan rumah, aku rasa dari gaji kamu masih cukup, Mas.” Ujar Kirana menyampaikan niatnya.

“Gak perlu punya rumah sendiri, kalian tinggal saja disini.” Sambung Ibu mertua.

“Tapi, Bu. Mas Aldi masih punya dua orang adik, nantinya mereka juga akan menikah. Kita gak mungkin terus menerus tinggal satu atap.” Terang Kirana.

“Aku belum punya niat menikah kok, Mbak. Jadi santai aja, gak usah terlalu buru-buru.” Sahut Tomi.

“Iya, aku juga.” Sambung Tania.

Kirana terlihat kesal, kenapa semua keluarga suaminya selalu ikut campur, namun ia berusaha menyembunyikannya kekesalan itu.

“Iya, Kirana, gajiku belum cukup kalau untuk membeli rumah, untuk kebutuhan kita sehari-hari saja masih kurang. Kalau kamu kerja, kebutuhan rumah ini nanti kamu yang tanggung.”

“Betul kata, Aldi, kamu itu jangan cuma bisanya makan tidur di rumah ini.”

Sakit sekali rasanya mendengar perkataan, Ibu mertua. Padahal selama beberapa hari berada di rumah ini, semua pekerjaan rumah, Kirana yang melakukannya. Bahkan belanja untuk kebutuhan dapur juga menggunakan uang, Kirana. Tapi bisa-bisanya, Ibu mertua berkata seperti itu.

“Tapi kamu seorang manajer, Mas. Gaji kamu besar, kamu juga gak punya cicilan. Seharusnya uang itu lebih, dari gaji kamu saja kita bisa menabung.”

“Menabung kamu bilang, Aldi harus bayar cicilan mobil dan juga cicilan bank, ini semua juga gara-gara menikahi kamu, Aldi sampai harus meminjam uang di bank.” Terang Ibu mertua.

Kirana sedikit kaget, pasalnya yang ia tau mobil itu dibeli cash oleh, Aldi. Sementara uang mahar hanya 40 juta, dengan dua bulan gajinya saja sudah bisa menutupi.

“Jadi kamu beli mobil itu kredit, Mas?” Tanya Kirana sambil menatap suaminya.

“Iya, lagian mana punya uang aku kalau beli cash.” Jawab Aldi dengan terus melanjutkan sarapannya.

“Jadi kamu berbohong padaku, Mas?” Tanya lagi Kirana.

“Sudahlah, Kirana, sekarang kamu juga sudah tau semuanya kan. Satu hal lagi yang perlu kamu tau, aku bukan seorang manajer, aku hanya staf biasa yang gajinya juga gak seberapa. Nanti kalau kamu kerja, aku yang bayar cicilan, kamu yang belanja untuk kebutuhan rumah.” Ucap Aldi dengan entengnya.

“Keterlaluan kamu, Mas. Kamu bukan hanya berbohong padaku, tapi juga keluargaku.”

“Terus kamu mau ngadu ke orang tua kamu, atau kamu gak mau hidup susah sama, Aldi. Dasar perempuan mata duitan.” Cecar Ibu mertua.

“Iya, Mbak. Mas, Aldi juga harus membiayai kuliah aku dan, Mas Tomi. Seharusnya, Mbak ngerti, kalau bukan minta sama, Mas Aldi kita mau minta ke siapa? Mbak kan tau sendiri kita udah gak punya Ayah.” Sahut Tania.

Kenapa banyak sekali kebohongan di keluarga ini, seharusnya, Mas Aldi jujur dari awal.

“Kamu bisa kuliah sambil kerja, Tom. Setidaknya bisa mengurangi beban, Mas Aldi.”

“Mbak kenapa jadi ngatur-ngatur aku, nanti ada saatnya aku kerja setelah lulus kuliah.” Jawab Tomi.

Kirana sangat kecewa, ia merasa dibohongi oleh keluarga suaminya. Tanpa menghabiskan sarapannya, Kirana hendak beranjak pergi ke kamar. Karena menurutnya percuma berbicara pada orang-orang di rumah ini.

“Tunggu, Kirana…” Panggil Ibu mertua.

“Ada apa, Bu?” Jawab Kirana mengurungkan niatnya untuk berdiri.

“Ingat ya, kamu boleh saja bekerja, tapi sebelum berangkat kerja semua makanan sudah siap, rumah juga sudah rapi. Ibu gak mau kamu melalaikan pekerjaan rumah.”

Huffftttt, Kirana menghela nafas panjang, padahal, Ibu mertuanya masih muda. Kalau hanya untuk memasak ia masih cukup kuat. Tapi semenjak kehadiran, Kirana di rumah ini, semua pekerjaan rumah dilimpahkan pada, Kirana. Sementara anak gadisnya justru sangat ia manjakan. Padahal aku ini seorang menantu, bukan babu di rumah ini.

Related chapters

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

    Last Updated : 2025-01-22
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

    Last Updated : 2025-01-25
  • Istri Minim Nafkah    Pelakor Itu Ternyata Suruhan Suamiku

    Kirana pulang dengan perasaan campur aduk, kecewa, marah dan sakit hati dengan semua yang sudah ia dengar. Suami yang seharusnya melindungi istrinya justru ia yang paling menyakiti. Pernikahan macam apa ini, sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku, Mas?Kirana pulang naik taksi, dengan berlinang air mata ia tetap berusaha kuat. Ingin sekali aku mengadu pada kedua orang tuaku, tapi mereka pasti akan kecewa. Aku takut darah tinggi, Bapak kumat lagi.“Dari mana kamu, Kirana?” Tanya Nuri melihat menantunya turun dari mobil.“Dari luar, Bu.” Jawab Kirana lalu pergi ke kamarnya.“Mbak, Kirana kenapa, Bu? Matanya sembab begitu seperti habis nangis.” Tanya Tania pada Ibunya “Ibu juga gak tau, tadi, Ibu liat dia baru saja pulang diantar taksi.” Jawab Nuri.“Aneh, pulang-pulang malah nangis. Jadi penasaran dia dari mana.” Ujar Tania.Tak berselang lama, Aldi pulang. Nuri dan Tania yang masih berada di ruang tamu siap mengintrogasi, Aldi.“Aldi sini cepetan.” Panggil Nuri padahal, Aldi baru

    Last Updated : 2025-01-28
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Sebenarnya Bagas?

    Aldi tidak menyangka, Kinanti sudah mengetahui semuanya, atau jangan-jangan, Kinanti memang pergi mengikutiku bertemu dengan, Sandra tadi. Aldi mencoba berkelit, ia tidak mau semua yang sudah direncanakannya gagal hanya karena, Kirana sudah mengetahui semuanya.“Sa,,,Sandra siapa, Sayang. Aku tidak mengerti maksud kamu?” Jawab Aldi gugup. “Ya ampun, kenapa aku bisa keceplosan begini.” Batin Kirana.“Itu, Mas. Maksud aku, siapa tau, Mas Aldi kenal sama, Sandra. Soalnya dulu kan, Mas Aldi pernah bilang punya teman namanya, Sandra.” Jawab Kirana berharap suaminya percaya.Aldi kembali mengingat-ingat, ternyata benar dia pernah mengatakan itu pada, Kirana. Tapi apa mungkin itu yang dimaksud, Kirana. Aku harus lebih hati-hati sekarang, jangan sampai, Kirana curiga.“Gak mungkin lah, Sayang. Sandra temanku itu sudah menikah dan punya anak, gak mungkin dia mau menjalin hubungan sama suami orang.” Jawab Aldi.“Siapa tau aja, Mas, kalau memang benar aku kan bisa minta tolong kamu buat ngasih

    Last Updated : 2025-01-30
  • Istri Minim Nafkah    Pernikahan Kirana dan Aldi

    Hari ini pernikahan Kirana dan Aldi digelar dengan cukup mewah dikediaman orang tua, Kirana. Banyak tetangga yang ikut serta membantu karena, Kirana tinggal di perkampungan yang warganya masih suka bergotong royong jika ada yang melaksanakan hajatan. "Kamu deg-degan, Ki?" Tanya Ara sepupunya. "Iya ni, Ra. Aku deg-degan banget." Jawab Kirana dengan wajah yang terlihat tidak tenang karena, Aldi sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul. Sementara, Kirana menunggu di kamar dan akan keluar setelah sah menjadi seorang istri. "Doakan saja semoga semuanya lancar, Ki. Jangan terlalu gelisah." Kemudian Aldi telah bersiap untuk melaksanakan ijab kabul yang diwalikan langsung oleh Ayah kandung Kirana. "Saya terima nikahnya, Kirana Larasati binti bapak Syamsuddin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 40 juta rupiah di bayar tunai." Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas dan hanya sekali, karena saksi sudah mengatakan sah. "Alhamdulillah..." Mereka yang ik

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Pulang ke Rumah Mertua

    Keesokan harinya, Aldi mengajak istrinya untuk pulang ke rumah ibunya."Kamu siapin semua barang² yang mau dibawa, setelah itu siap-siap untuk pulang ke rumah ibu!!!""Mas, bukannya kita disini selama seminggu?" Jawab, Kirana yang sedikit kaget tiba-tiba suaminya mengajaknya pulang."Aku harus kerja" jawab Aldi ketus."Kamu itu manager, Mas. Bukannya seharusnya mendapatkan cuti? Staf karyawan biasa juga biasanya mendapat cuti nikah, bagaimana mungkin kamu tidak?""Baru juga sehari jadi istri udah gak nurut apa kata suami" Bentak Aldi yang membuat Kirana sedikit takut."Pak, itukan suara Aldi. Mereka kenapa?" Bu Risma berbicara pada suaminya dengan raut wajah khawatir."Bapak juga gak tau, buk. Gak mungkin mereka bertengkar, apalagi masih pengantin baru""Tapi, pak?""Sudahlah, buk. Kita jangan terlalu ikut campur."Sebenarnya Aldi mendapat cuti dari perusahaan selama 1 Minggu, namun ia sengaja berbohong pada Kirana agar segera pulang ke rumah ibunya.Aldi merupakan anak pertama dari t

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Aldi Pergi ke Bar

    Kirana yang masih terus mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban. Kirana juga mengirimkan pesan melalui aplikasi hijau menanyakan keberadaan Aldi suaminya."Sebenarnya kamu ke mana, Mas. Kenapa pergi gak pamit?" Batin Kirana.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kirana yang sedang menunggu suaminya mulai gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada Aldi suaminya.Di tempat lain...Aldi yang sedang berada di bar bersama dengan teman tongkrongannya sedang asyik menikmati bir, mereka minum dengan ditemani oleh beberapa teman wanitanya. Lebih tepatnya, wanita yang memang bekerja untuk menghibur tamu yang datang."Gila lo, Aldi. Baru kemarin menikah udah nyari cewek aja Lo disini." Ucap, Anton teman tongkrongan Aldi."Bodo amat, bro. Gue gak peduli sama itu cewek." Jawab, Aldi yang sudah mulai meracau karena efek alkohol."Terus apa gunanya lo nikah kalau masih main perempuan di luar?""Itu urusan gue, bukan urusan kalian semua. Ngerti?"Aldi yang memang keras kepala tidak akan bis

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Sebenarnya Bagas?

    Aldi tidak menyangka, Kinanti sudah mengetahui semuanya, atau jangan-jangan, Kinanti memang pergi mengikutiku bertemu dengan, Sandra tadi. Aldi mencoba berkelit, ia tidak mau semua yang sudah direncanakannya gagal hanya karena, Kirana sudah mengetahui semuanya.“Sa,,,Sandra siapa, Sayang. Aku tidak mengerti maksud kamu?” Jawab Aldi gugup. “Ya ampun, kenapa aku bisa keceplosan begini.” Batin Kirana.“Itu, Mas. Maksud aku, siapa tau, Mas Aldi kenal sama, Sandra. Soalnya dulu kan, Mas Aldi pernah bilang punya teman namanya, Sandra.” Jawab Kirana berharap suaminya percaya.Aldi kembali mengingat-ingat, ternyata benar dia pernah mengatakan itu pada, Kirana. Tapi apa mungkin itu yang dimaksud, Kirana. Aku harus lebih hati-hati sekarang, jangan sampai, Kirana curiga.“Gak mungkin lah, Sayang. Sandra temanku itu sudah menikah dan punya anak, gak mungkin dia mau menjalin hubungan sama suami orang.” Jawab Aldi.“Siapa tau aja, Mas, kalau memang benar aku kan bisa minta tolong kamu buat ngasih

  • Istri Minim Nafkah    Pelakor Itu Ternyata Suruhan Suamiku

    Kirana pulang dengan perasaan campur aduk, kecewa, marah dan sakit hati dengan semua yang sudah ia dengar. Suami yang seharusnya melindungi istrinya justru ia yang paling menyakiti. Pernikahan macam apa ini, sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku, Mas?Kirana pulang naik taksi, dengan berlinang air mata ia tetap berusaha kuat. Ingin sekali aku mengadu pada kedua orang tuaku, tapi mereka pasti akan kecewa. Aku takut darah tinggi, Bapak kumat lagi.“Dari mana kamu, Kirana?” Tanya Nuri melihat menantunya turun dari mobil.“Dari luar, Bu.” Jawab Kirana lalu pergi ke kamarnya.“Mbak, Kirana kenapa, Bu? Matanya sembab begitu seperti habis nangis.” Tanya Tania pada Ibunya “Ibu juga gak tau, tadi, Ibu liat dia baru saja pulang diantar taksi.” Jawab Nuri.“Aneh, pulang-pulang malah nangis. Jadi penasaran dia dari mana.” Ujar Tania.Tak berselang lama, Aldi pulang. Nuri dan Tania yang masih berada di ruang tamu siap mengintrogasi, Aldi.“Aldi sini cepetan.” Panggil Nuri padahal, Aldi baru

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

  • Istri Minim Nafkah    Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

  • Istri Minim Nafkah    Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status