Home / Rumah Tangga / Istri Minim Nafkah / Pulang ke Rumah Mertua

Share

Pulang ke Rumah Mertua

last update Last Updated: 2024-12-02 20:08:46

Keesokan harinya, Aldi mengajak istrinya untuk pulang ke rumah ibunya.

"Kamu siapin semua barangĀ² yang mau dibawa, setelah itu siap-siap untuk pulang ke rumah ibu!!!"

"Mas, bukannya kita disini selama seminggu?" Jawab, Kirana yang sedikit kaget tiba-tiba suaminya mengajaknya pulang.

"Aku harus kerja" jawab Aldi ketus.

"Kamu itu manager, Mas. Bukannya seharusnya mendapatkan cuti? Staf karyawan biasa juga biasanya mendapat cuti nikah, bagaimana mungkin kamu tidak?"

"Baru juga sehari jadi istri udah gak nurut apa kata suami" Bentak Aldi yang membuat Kirana sedikit takut.

"Pak, itukan suara Aldi. Mereka kenapa?" Bu Risma berbicara pada suaminya dengan raut wajah khawatir.

"Bapak juga gak tau, buk. Gak mungkin mereka bertengkar, apalagi masih pengantin baru"

"Tapi, pak?"

"Sudahlah, buk. Kita jangan terlalu ikut campur."

Sebenarnya Aldi mendapat cuti dari perusahaan selama 1 Minggu, namun ia sengaja berbohong pada Kirana agar segera pulang ke rumah ibunya.

Aldi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adiknya belum menikah dan ibunya adalah seorang janda. Ayah Aldi meninggal beberapa Minggu setelah Aldi lulus kuliah.

Tidak lama setelah lulus, Aldi sempat melamar pekerjaan di berbagai perusahaan, dan akhirnya ia diterima bekerja di salah satu perusahaan tempat ia bekerja sekarang sebagai staf pemasaran.

Kini Aldi bisa dikatakan tulang punggung keluarga, ia memenuhi semua kebutuhan ibu dan adik-adiknya.

Akhirnya Kirana ikut apa kata suaminya, ia segera mengatakan pada kedua orang tuanya akan pulang ke rumah mertuanya siang nanti.

"Bu, Pak. Maaf sebelumnya, aku dan Mas Aldi akan pulang siang nanti ke rumah ibunya Mas Aldi"

"Loh kenapa buru-buru, Nak. Bukannya kamu bilang mau seminggu disini?" Tanya bu Risma yang seperti melihat kesedihan di wajah putrinya.

"Iya, Nak. Kamu baru saja menikah, setidaknya menginaplah disini untuk beberapa hari ke depan!" Pinta pak Syamsuddin pada anaknya.

"Maaf, pak. Tapi Mas Aldi besok harus masuk kerja, Kirana tidak bisa menolak"

"Padahal kamu bilang suamimu cuti seminggu, Nak"

"Kirana juga tidak tau, bu. Semuanya mendadak. Katanya tadi, Mas Aldi dihubungi oleh bosnya untuk masuk kerja besok" Jawab, Kirana dengan sedikit berbohong pada orang tuanya agar mereka tidak berpikir macam-macam.

"Ya sudah kalau memang itu keputusan kalian, ibu dan bapak tidak bisa melarang. Sebab sekarang kamu sudah menjadi tanggung jawab suamimu, Nak."

"Iya, Nak. Bapak minta jadilah istri yang baik, layani suamimu dengan baik, kamu juga harus bersikap baik dengan ibu mertua dan kedua adik iparmu" Pak Syamsuddin memberikan nasehat untuk putrinya.

"Iya, Pak. Kirana akan selalu ingat pesan-pesan bapak sama ibuk. Bapak sama ibu juga baik-baik disini, aku janji akan sering jenguk bapak dan ibu nanti."

Kirana sendiri merupakan putri bungsu yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Ia memiliki satu kakak laki-laki yang bernama Tama, namun karena sudah menikah dan mereka ingin hidup mandiri, akhirnya Tama memilih tinggal di rumah yang sudah dibelinya sebelum menikah dengan Ratih dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Kehidupan orang tua Kirana dan Tama bisa dikatakan berkecukupan, apalagi sekarang Tama sudah memiliki pekerjaan yang gajinya juga lumayan.

Bahkan, Kirana sendiri sebelum menikah ia juga sempat bekerja di salah satu pabrik cemilan di kampungnya. Tapi, karena harus ikut suami setelah menikah akhirnya Kirana resign dari pekerjaannya.

"Sebenarnya berat harus berpisah dengan kalian, tapi aku harus taat pada suamiku. Tapi, entah kenapa sekarang Mas Aldi sepertinya berubah, ia bahkan lebih kasar padaku." Batin Kirana.

Setelah makan siang akhirnya Aldi dan Kirana berpamitan kepada kedua orang tuanya. Kakaknya, Tama sudah kembali tadi pagi bersama dengan istrinya.

"Pak, buk. Kirana sama Mas Aldi pamit dulu" kemudian Kirana mencium tangan kedua orang tuanya, begitupun Aldi.

"Hati-hati selama di perjalanan, Nak. Jaga diri baik-baik. Bapak titip, Kirana sama Nak Aldi. Tolong di jaga dengan baik putri bapak dan ibuk!"

"Iya buk, Kirana sekarang sudah menjadi istriku. Sudah kewajibanku untuk menjaganya"

"Alhamdulillah, ibu dan bapak lega mendengarnya, Nak."

"Kita pamit buk, pak. Assalamualaikum." Kirana melambaikan tangan pada kedua orang tuanya.

"Walaikumsalam, Nak."

Di perjalanan pulang, Aldi mengendarai mobil miliknya yang dibelinya secara kredit. Banyak yang disembunyikan Aldi dari istrinya, mulai dari pekerjaan hingga mobil yang digunakannya. Aldi mengaku mobil itu dibelinya cash.

"Kita mampir ke pom bensin dulu ya sayang," Ajak Aldi.

"Iya, Mas." Kirana menjawab dengan wajah murung.

"Kamu kenapa?" Aldi yang menyadari istrinya seperti tidak bersemangat.

"Gak, Mas. Aku baik-baik saja."

"Baguslah, mana uang untuk beli bensin?" Aldi menengadahkan tangannya seperti anak kecil yang sedang meminta uang pada orang tuanya.

"Mas, uang bensin kamu minta ke aku?"

"Ya terus aku minta ke siapa, Kirana. Kan kamu yang lagi pegang uang."

"Mas, baru kemarin kamu menggunakan uangku. Sekarang bahkan untuk beli bensin, Mas minta lagi sama aku?"

" Terus aku harus minta ke siapa, gak mungkin kan aku minta ke ibuku. Ibuku saja kalau gak aku kasih gak pegang uang."

Kirana memberikan uang dua lembar merah sembari menggelengkan kepala.

"Nah gitu dong, jadi istri itu gak boleh pelit."

"Bukannya bilang makasih," batin Kirana.

Sesampainya di rumah, Kirana mengucapkan salam dan mencium punggung tangan ibu mertuanya. Mereka sampai dikediaman Aldi sudah hampir gelap karena perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh.

"Itu kamar kalian."

"Iya buk, Kirana ijin masuk kamar dulu."

"Hemmmm, setelah beresin pakaian kamu jangan lupa masak untuk makan malam!" Perintah bu Nuri pada menantunya.

"I...iya, buk." Jawab Kirana dengan sedikit terbata.

"Padahal aku baru saja sampai, bahkan ibu tidak menawariku minum, tapi justru langsung memintaku untuk memasak. Bukankah di rumah ini juga ada Tania, ke mana dia sejak tadi tidak keliatan."

Kirana akhirnya menyeret kopernya ke dalam kamar, sebelum menikah ia pernah sekali datang ke rumah Aldi. Saat itu ia di perlukan dengan sangat baik, sehingga membuat Kirana tidak percaya dengan sikap mertuanya.

Saat menuju ke kamar, Kirana melewati kamar adik iparnya yang pintunya sedikit terbuka. Tania terlihat sedang asyik memainkan ponselnya sembari senyum-senyum sendiri.

"Nanti biar aku ajak, Tania memasak." Batin, Kirana.

"Rumah ibunya, Mas Aldi cukup besar juga. Walaupun tidak sebesar rumah bapak, tapi terlihat cukup nyaman." Kirana berbicara sendiri sembari melihat-lihat setiap sudut rumah ibu mertuanya.

Setelah hampir 30 menit akhirnya, Kirana selesai menata barangnya. Karena ia memang tidak banyak membawa barang.

"Aku mandi dulu deh, setelah itu sholat magrib terus baru masak deh." Kirana mengambil handuk yang tadi ia bawa dari rumah dan segera menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

Hingga selesai mandi, Kirana tidak menemukan suaminya masuk ke kamar. Padahal hari sudah hampir magrib, "kemana, Mas Aldi" batin Kirana.

Setelah selesai, Kirana mencari suaminya ke ruang tamu. Tapi ia justru tidak melihat suaminya, melainkan Tomi adiknya Aldi yang sedang asyik bermain game.

"Tom, kamu liat Mas Aldi, gak?" Tanya Kirana.

"Sepertinya lagi keluar, Mbak," Jawab Tomi tanpa menoleh ke arah kakak iparnya.

"Ke mana keluar sore-sore begini? mana udah mau magrib."

"Gak tau, Mbak. Mending telpon aja deh, Mbak. Mengganggu saja."

"Maaf, Tom. Kalau gitu Mbak permisi."

Setelah selesai melaksanakan sholat magrib, Kirana langsung menuju dapur. Tidak lupa ia mengajak, Tania adik ipar perempuannya untuk membantunya memasak.

"Hai, Tania. Mbak boleh masuk?" Sapa, Kirana sambil berdiri di depan pintu.

"Masuk saja, ada apa?" Tanya, Tania dengan wajahnya yang cemberut.

"Bantuin Mbak masak untuk makan malam yuk," ajak Kirana.

"Males ah, Mbak. Aku kan gak bisa masak."

"Kamu bantu iris-iris, nanti Mbak Yang masak." Kirana mencoba merayu Tania.

"Siapa yang suruh kamu ngajak anak saya masak?" Tanya, bu Nuri yang tiba-tiba muncul dari balik pintu masuk.

"Maaf, buk. Aku mengajaknya karena sepertinya Tania sedang tidak ada kerjaan, ini juga sudah malam buk, takutnya ibu udah keburu lapar."

"Saya suruh kamu yang masak, ngapain malah ngajak anak saya? Sana ke dapur masak!" Perintah, Bu Nuri pada menantunya.

"Kuatkan aku, ya Allah." Batin Kirana.

Akhirnya, Kirana dengan cekatan menyelesaikan tugas memasaknya. Dalam waktu satu jam ia sudah selesai memasak, lalu menyusunnya di meja makan.

"Udah matang masakannya?" Tanya bu Nuri yang tiba-tiba ke ruang makan.

Tidak dapat dipungkiri sejak tadi mereka mencium aroma masakan, Kirana yang sepertinya sangat lezat. Dari baunya saja sudah ketahuan kalau masakannya enak.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Kirana kerap melihat ibunya memasak dan ikut belajar. Hingga akhirnya ia juga jadi jago masak.

Setelah selesai menghidangkan makanan, Kirana bergegas kembali ke kamar dan menghubungi suaminya. Karena sejak tadi sebelum magrib ia mencoba menghubungi, tapi tidak diangkat. Bahkan saat ini pun, Kirana kembali menghubungi ponsel suaminya tetap sama, aktif tapi tidak di angkat.

Kirana menunggu dengan gelisah, ia bahkan membiarkan ibu mertua dan kedua adik iparnya makan lebih dulu, dengan alasan menunggu suaminya pulang.

Ke mana kira-kira suaminya, Kirana pergi???

Related chapters

  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Aldi Pergi ke Bar

    Kirana yang masih terus mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban. Kirana juga mengirimkan pesan melalui aplikasi hijau menanyakan keberadaan Aldi suaminya."Sebenarnya kamu ke mana, Mas. Kenapa pergi gak pamit?" Batin Kirana.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kirana yang sedang menunggu suaminya mulai gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada Aldi suaminya.Di tempat lain...Aldi yang sedang berada di bar bersama dengan teman tongkrongannya sedang asyik menikmati bir, mereka minum dengan ditemani oleh beberapa teman wanitanya. Lebih tepatnya, wanita yang memang bekerja untuk menghibur tamu yang datang."Gila lo, Aldi. Baru kemarin menikah udah nyari cewek aja Lo disini." Ucap, Anton teman tongkrongan Aldi."Bodo amat, bro. Gue gak peduli sama itu cewek." Jawab, Aldi yang sudah mulai meracau karena efek alkohol."Terus apa gunanya lo nikah kalau masih main perempuan di luar?""Itu urusan gue, bukan urusan kalian semua. Ngerti?"Aldi yang memang keras kepala tidak akan bis

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

    Last Updated : 2024-12-07
  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Pernikahan Kirana dan Aldi

    Hari ini pernikahan Kirana dan Aldi digelar dengan cukup mewah dikediaman orang tua, Kirana. Banyak tetangga yang ikut serta membantu karena, Kirana tinggal di perkampungan yang warganya masih suka bergotong royong jika ada yang melaksanakan hajatan. "Kamu deg-degan, Ki?" Tanya Ara sepupunya. "Iya ni, Ra. Aku deg-degan banget." Jawab Kirana dengan wajah yang terlihat tidak tenang karena, Aldi sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul. Sementara, Kirana menunggu di kamar dan akan keluar setelah sah menjadi seorang istri. "Doakan saja semoga semuanya lancar, Ki. Jangan terlalu gelisah." Kemudian Aldi telah bersiap untuk melaksanakan ijab kabul yang diwalikan langsung oleh Ayah kandung Kirana. "Saya terima nikahnya, Kirana Larasati binti bapak Syamsuddin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 40 juta rupiah di bayar tunai." Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas dan hanya sekali, karena saksi sudah mengatakan sah. "Alhamdulillah..." Mereka yang ik

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Aldi Pergi ke Bar

    Kirana yang masih terus mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban. Kirana juga mengirimkan pesan melalui aplikasi hijau menanyakan keberadaan Aldi suaminya."Sebenarnya kamu ke mana, Mas. Kenapa pergi gak pamit?" Batin Kirana.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kirana yang sedang menunggu suaminya mulai gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada Aldi suaminya.Di tempat lain...Aldi yang sedang berada di bar bersama dengan teman tongkrongannya sedang asyik menikmati bir, mereka minum dengan ditemani oleh beberapa teman wanitanya. Lebih tepatnya, wanita yang memang bekerja untuk menghibur tamu yang datang."Gila lo, Aldi. Baru kemarin menikah udah nyari cewek aja Lo disini." Ucap, Anton teman tongkrongan Aldi."Bodo amat, bro. Gue gak peduli sama itu cewek." Jawab, Aldi yang sudah mulai meracau karena efek alkohol."Terus apa gunanya lo nikah kalau masih main perempuan di luar?""Itu urusan gue, bukan urusan kalian semua. Ngerti?"Aldi yang memang keras kepala tidak akan bis

  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Pulang ke Rumah Mertua

    Keesokan harinya, Aldi mengajak istrinya untuk pulang ke rumah ibunya."Kamu siapin semua barangĀ² yang mau dibawa, setelah itu siap-siap untuk pulang ke rumah ibu!!!""Mas, bukannya kita disini selama seminggu?" Jawab, Kirana yang sedikit kaget tiba-tiba suaminya mengajaknya pulang."Aku harus kerja" jawab Aldi ketus."Kamu itu manager, Mas. Bukannya seharusnya mendapatkan cuti? Staf karyawan biasa juga biasanya mendapat cuti nikah, bagaimana mungkin kamu tidak?""Baru juga sehari jadi istri udah gak nurut apa kata suami" Bentak Aldi yang membuat Kirana sedikit takut."Pak, itukan suara Aldi. Mereka kenapa?" Bu Risma berbicara pada suaminya dengan raut wajah khawatir."Bapak juga gak tau, buk. Gak mungkin mereka bertengkar, apalagi masih pengantin baru""Tapi, pak?""Sudahlah, buk. Kita jangan terlalu ikut campur."Sebenarnya Aldi mendapat cuti dari perusahaan selama 1 Minggu, namun ia sengaja berbohong pada Kirana agar segera pulang ke rumah ibunya.Aldi merupakan anak pertama dari t

  • Istri Minim Nafkah Ā Ā Ā Pernikahan Kirana dan Aldi

    Hari ini pernikahan Kirana dan Aldi digelar dengan cukup mewah dikediaman orang tua, Kirana. Banyak tetangga yang ikut serta membantu karena, Kirana tinggal di perkampungan yang warganya masih suka bergotong royong jika ada yang melaksanakan hajatan. "Kamu deg-degan, Ki?" Tanya Ara sepupunya. "Iya ni, Ra. Aku deg-degan banget." Jawab Kirana dengan wajah yang terlihat tidak tenang karena, Aldi sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul. Sementara, Kirana menunggu di kamar dan akan keluar setelah sah menjadi seorang istri. "Doakan saja semoga semuanya lancar, Ki. Jangan terlalu gelisah." Kemudian Aldi telah bersiap untuk melaksanakan ijab kabul yang diwalikan langsung oleh Ayah kandung Kirana. "Saya terima nikahnya, Kirana Larasati binti bapak Syamsuddin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 40 juta rupiah di bayar tunai." Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas dan hanya sekali, karena saksi sudah mengatakan sah. "Alhamdulillah..." Mereka yang ik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status