Beranda / Rumah Tangga / Istri Minim Nafkah / Pulang ke Rumah Mertua

Share

Pulang ke Rumah Mertua

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 20:08:46

Keesokan harinya, Aldi mengajak istrinya untuk pulang ke rumah ibunya.

"Kamu siapin semua barang² yang mau dibawa, setelah itu siap-siap untuk pulang ke rumah ibu!!!"

"Mas, bukannya kita disini selama seminggu?" Jawab, Kirana yang sedikit kaget tiba-tiba suaminya mengajaknya pulang.

"Aku harus kerja" jawab Aldi ketus.

"Kamu itu manager, Mas. Bukannya seharusnya mendapatkan cuti? Staf karyawan biasa juga biasanya mendapat cuti nikah, bagaimana mungkin kamu tidak?"

"Baru juga sehari jadi istri udah gak nurut apa kata suami" Bentak Aldi yang membuat Kirana sedikit takut.

"Pak, itukan suara Aldi. Mereka kenapa?" Bu Risma berbicara pada suaminya dengan raut wajah khawatir.

"Bapak juga gak tau, buk. Gak mungkin mereka bertengkar, apalagi masih pengantin baru"

"Tapi, pak?"

"Sudahlah, buk. Kita jangan terlalu ikut campur."

Sebenarnya Aldi mendapat cuti dari perusahaan selama 1 Minggu, namun ia sengaja berbohong pada Kirana agar segera pulang ke rumah ibunya.

Aldi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adiknya belum menikah dan ibunya adalah seorang janda. Ayah Aldi meninggal beberapa Minggu setelah Aldi lulus kuliah.

Tidak lama setelah lulus, Aldi sempat melamar pekerjaan di berbagai perusahaan, dan akhirnya ia diterima bekerja di salah satu perusahaan tempat ia bekerja sekarang sebagai staf pemasaran.

Kini Aldi bisa dikatakan tulang punggung keluarga, ia memenuhi semua kebutuhan ibu dan adik-adiknya.

Akhirnya Kirana ikut apa kata suaminya, ia segera mengatakan pada kedua orang tuanya akan pulang ke rumah mertuanya siang nanti.

"Bu, Pak. Maaf sebelumnya, aku dan Mas Aldi akan pulang siang nanti ke rumah ibunya Mas Aldi"

"Loh kenapa buru-buru, Nak. Bukannya kamu bilang mau seminggu disini?" Tanya bu Risma yang seperti melihat kesedihan di wajah putrinya.

"Iya, Nak. Kamu baru saja menikah, setidaknya menginaplah disini untuk beberapa hari ke depan!" Pinta pak Syamsuddin pada anaknya.

"Maaf, pak. Tapi Mas Aldi besok harus masuk kerja, Kirana tidak bisa menolak"

"Padahal kamu bilang suamimu cuti seminggu, Nak"

"Kirana juga tidak tau, bu. Semuanya mendadak. Katanya tadi, Mas Aldi dihubungi oleh bosnya untuk masuk kerja besok" Jawab, Kirana dengan sedikit berbohong pada orang tuanya agar mereka tidak berpikir macam-macam.

"Ya sudah kalau memang itu keputusan kalian, ibu dan bapak tidak bisa melarang. Sebab sekarang kamu sudah menjadi tanggung jawab suamimu, Nak."

"Iya, Nak. Bapak minta jadilah istri yang baik, layani suamimu dengan baik, kamu juga harus bersikap baik dengan ibu mertua dan kedua adik iparmu" Pak Syamsuddin memberikan nasehat untuk putrinya.

"Iya, Pak. Kirana akan selalu ingat pesan-pesan bapak sama ibuk. Bapak sama ibu juga baik-baik disini, aku janji akan sering jenguk bapak dan ibu nanti."

Kirana sendiri merupakan putri bungsu yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Ia memiliki satu kakak laki-laki yang bernama Tama, namun karena sudah menikah dan mereka ingin hidup mandiri, akhirnya Tama memilih tinggal di rumah yang sudah dibelinya sebelum menikah dengan Ratih dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Kehidupan orang tua Kirana dan Tama bisa dikatakan berkecukupan, apalagi sekarang Tama sudah memiliki pekerjaan yang gajinya juga lumayan.

Bahkan, Kirana sendiri sebelum menikah ia juga sempat bekerja di salah satu pabrik cemilan di kampungnya. Tapi, karena harus ikut suami setelah menikah akhirnya Kirana resign dari pekerjaannya.

"Sebenarnya berat harus berpisah dengan kalian, tapi aku harus taat pada suamiku. Tapi, entah kenapa sekarang Mas Aldi sepertinya berubah, ia bahkan lebih kasar padaku." Batin Kirana.

Setelah makan siang akhirnya Aldi dan Kirana berpamitan kepada kedua orang tuanya. Kakaknya, Tama sudah kembali tadi pagi bersama dengan istrinya.

"Pak, buk. Kirana sama Mas Aldi pamit dulu" kemudian Kirana mencium tangan kedua orang tuanya, begitupun Aldi.

"Hati-hati selama di perjalanan, Nak. Jaga diri baik-baik. Bapak titip, Kirana sama Nak Aldi. Tolong di jaga dengan baik putri bapak dan ibuk!"

"Iya buk, Kirana sekarang sudah menjadi istriku. Sudah kewajibanku untuk menjaganya"

"Alhamdulillah, ibu dan bapak lega mendengarnya, Nak."

"Kita pamit buk, pak. Assalamualaikum." Kirana melambaikan tangan pada kedua orang tuanya.

"Walaikumsalam, Nak."

Di perjalanan pulang, Aldi mengendarai mobil miliknya yang dibelinya secara kredit. Banyak yang disembunyikan Aldi dari istrinya, mulai dari pekerjaan hingga mobil yang digunakannya. Aldi mengaku mobil itu dibelinya cash.

"Kita mampir ke pom bensin dulu ya sayang," Ajak Aldi.

"Iya, Mas." Kirana menjawab dengan wajah murung.

"Kamu kenapa?" Aldi yang menyadari istrinya seperti tidak bersemangat.

"Gak, Mas. Aku baik-baik saja."

"Baguslah, mana uang untuk beli bensin?" Aldi menengadahkan tangannya seperti anak kecil yang sedang meminta uang pada orang tuanya.

"Mas, uang bensin kamu minta ke aku?"

"Ya terus aku minta ke siapa, Kirana. Kan kamu yang lagi pegang uang."

"Mas, baru kemarin kamu menggunakan uangku. Sekarang bahkan untuk beli bensin, Mas minta lagi sama aku?"

" Terus aku harus minta ke siapa, gak mungkin kan aku minta ke ibuku. Ibuku saja kalau gak aku kasih gak pegang uang."

Kirana memberikan uang dua lembar merah sembari menggelengkan kepala.

"Nah gitu dong, jadi istri itu gak boleh pelit."

"Bukannya bilang makasih," batin Kirana.

Sesampainya di rumah, Kirana mengucapkan salam dan mencium punggung tangan ibu mertuanya. Mereka sampai dikediaman Aldi sudah hampir gelap karena perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh.

"Itu kamar kalian."

"Iya buk, Kirana ijin masuk kamar dulu."

"Hemmmm, setelah beresin pakaian kamu jangan lupa masak untuk makan malam!" Perintah bu Nuri pada menantunya.

"I...iya, buk." Jawab Kirana dengan sedikit terbata.

"Padahal aku baru saja sampai, bahkan ibu tidak menawariku minum, tapi justru langsung memintaku untuk memasak. Bukankah di rumah ini juga ada Tania, ke mana dia sejak tadi tidak keliatan."

Kirana akhirnya menyeret kopernya ke dalam kamar, sebelum menikah ia pernah sekali datang ke rumah Aldi. Saat itu ia di perlukan dengan sangat baik, sehingga membuat Kirana tidak percaya dengan sikap mertuanya.

Saat menuju ke kamar, Kirana melewati kamar adik iparnya yang pintunya sedikit terbuka. Tania terlihat sedang asyik memainkan ponselnya sembari senyum-senyum sendiri.

"Nanti biar aku ajak, Tania memasak." Batin, Kirana.

"Rumah ibunya, Mas Aldi cukup besar juga. Walaupun tidak sebesar rumah bapak, tapi terlihat cukup nyaman." Kirana berbicara sendiri sembari melihat-lihat setiap sudut rumah ibu mertuanya.

Setelah hampir 30 menit akhirnya, Kirana selesai menata barangnya. Karena ia memang tidak banyak membawa barang.

"Aku mandi dulu deh, setelah itu sholat magrib terus baru masak deh." Kirana mengambil handuk yang tadi ia bawa dari rumah dan segera menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

Hingga selesai mandi, Kirana tidak menemukan suaminya masuk ke kamar. Padahal hari sudah hampir magrib, "kemana, Mas Aldi" batin Kirana.

Setelah selesai, Kirana mencari suaminya ke ruang tamu. Tapi ia justru tidak melihat suaminya, melainkan Tomi adiknya Aldi yang sedang asyik bermain game.

"Tom, kamu liat Mas Aldi, gak?" Tanya Kirana.

"Sepertinya lagi keluar, Mbak," Jawab Tomi tanpa menoleh ke arah kakak iparnya.

"Ke mana keluar sore-sore begini? mana udah mau magrib."

"Gak tau, Mbak. Mending telpon aja deh, Mbak. Mengganggu saja."

"Maaf, Tom. Kalau gitu Mbak permisi."

Setelah selesai melaksanakan sholat magrib, Kirana langsung menuju dapur. Tidak lupa ia mengajak, Tania adik ipar perempuannya untuk membantunya memasak.

"Hai, Tania. Mbak boleh masuk?" Sapa, Kirana sambil berdiri di depan pintu.

"Masuk saja, ada apa?" Tanya, Tania dengan wajahnya yang cemberut.

"Bantuin Mbak masak untuk makan malam yuk," ajak Kirana.

"Males ah, Mbak. Aku kan gak bisa masak."

"Kamu bantu iris-iris, nanti Mbak Yang masak." Kirana mencoba merayu Tania.

"Siapa yang suruh kamu ngajak anak saya masak?" Tanya, bu Nuri yang tiba-tiba muncul dari balik pintu masuk.

"Maaf, buk. Aku mengajaknya karena sepertinya Tania sedang tidak ada kerjaan, ini juga sudah malam buk, takutnya ibu udah keburu lapar."

"Saya suruh kamu yang masak, ngapain malah ngajak anak saya? Sana ke dapur masak!" Perintah, Bu Nuri pada menantunya.

"Kuatkan aku, ya Allah." Batin Kirana.

Akhirnya, Kirana dengan cekatan menyelesaikan tugas memasaknya. Dalam waktu satu jam ia sudah selesai memasak, lalu menyusunnya di meja makan.

"Udah matang masakannya?" Tanya bu Nuri yang tiba-tiba ke ruang makan.

Tidak dapat dipungkiri sejak tadi mereka mencium aroma masakan, Kirana yang sepertinya sangat lezat. Dari baunya saja sudah ketahuan kalau masakannya enak.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Kirana kerap melihat ibunya memasak dan ikut belajar. Hingga akhirnya ia juga jadi jago masak.

Setelah selesai menghidangkan makanan, Kirana bergegas kembali ke kamar dan menghubungi suaminya. Karena sejak tadi sebelum magrib ia mencoba menghubungi, tapi tidak diangkat. Bahkan saat ini pun, Kirana kembali menghubungi ponsel suaminya tetap sama, aktif tapi tidak di angkat.

Kirana menunggu dengan gelisah, ia bahkan membiarkan ibu mertua dan kedua adik iparnya makan lebih dulu, dengan alasan menunggu suaminya pulang.

Ke mana kira-kira suaminya, Kirana pergi???

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Minim Nafkah    Aldi Pergi ke Bar

    Kirana yang masih terus mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban. Kirana juga mengirimkan pesan melalui aplikasi hijau menanyakan keberadaan Aldi suaminya."Sebenarnya kamu ke mana, Mas. Kenapa pergi gak pamit?" Batin Kirana.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kirana yang sedang menunggu suaminya mulai gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada Aldi suaminya.Di tempat lain...Aldi yang sedang berada di bar bersama dengan teman tongkrongannya sedang asyik menikmati bir, mereka minum dengan ditemani oleh beberapa teman wanitanya. Lebih tepatnya, wanita yang memang bekerja untuk menghibur tamu yang datang."Gila lo, Aldi. Baru kemarin menikah udah nyari cewek aja Lo disini." Ucap, Anton teman tongkrongan Aldi."Bodo amat, bro. Gue gak peduli sama itu cewek." Jawab, Aldi yang sudah mulai meracau karena efek alkohol."Terus apa gunanya lo nikah kalau masih main perempuan di luar?""Itu urusan gue, bukan urusan kalian semua. Ngerti?"Aldi yang memang keras kepala tidak akan bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25

Bab terbaru

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Sebenarnya Bagas?

    Aldi tidak menyangka, Kinanti sudah mengetahui semuanya, atau jangan-jangan, Kinanti memang pergi mengikutiku bertemu dengan, Sandra tadi. Aldi mencoba berkelit, ia tidak mau semua yang sudah direncanakannya gagal hanya karena, Kirana sudah mengetahui semuanya.“Sa,,,Sandra siapa, Sayang. Aku tidak mengerti maksud kamu?” Jawab Aldi gugup. “Ya ampun, kenapa aku bisa keceplosan begini.” Batin Kirana.“Itu, Mas. Maksud aku, siapa tau, Mas Aldi kenal sama, Sandra. Soalnya dulu kan, Mas Aldi pernah bilang punya teman namanya, Sandra.” Jawab Kirana berharap suaminya percaya.Aldi kembali mengingat-ingat, ternyata benar dia pernah mengatakan itu pada, Kirana. Tapi apa mungkin itu yang dimaksud, Kirana. Aku harus lebih hati-hati sekarang, jangan sampai, Kirana curiga.“Gak mungkin lah, Sayang. Sandra temanku itu sudah menikah dan punya anak, gak mungkin dia mau menjalin hubungan sama suami orang.” Jawab Aldi.“Siapa tau aja, Mas, kalau memang benar aku kan bisa minta tolong kamu buat ngasih

  • Istri Minim Nafkah    Pelakor Itu Ternyata Suruhan Suamiku

    Kirana pulang dengan perasaan campur aduk, kecewa, marah dan sakit hati dengan semua yang sudah ia dengar. Suami yang seharusnya melindungi istrinya justru ia yang paling menyakiti. Pernikahan macam apa ini, sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku, Mas?Kirana pulang naik taksi, dengan berlinang air mata ia tetap berusaha kuat. Ingin sekali aku mengadu pada kedua orang tuaku, tapi mereka pasti akan kecewa. Aku takut darah tinggi, Bapak kumat lagi.“Dari mana kamu, Kirana?” Tanya Nuri melihat menantunya turun dari mobil.“Dari luar, Bu.” Jawab Kirana lalu pergi ke kamarnya.“Mbak, Kirana kenapa, Bu? Matanya sembab begitu seperti habis nangis.” Tanya Tania pada Ibunya “Ibu juga gak tau, tadi, Ibu liat dia baru saja pulang diantar taksi.” Jawab Nuri.“Aneh, pulang-pulang malah nangis. Jadi penasaran dia dari mana.” Ujar Tania.Tak berselang lama, Aldi pulang. Nuri dan Tania yang masih berada di ruang tamu siap mengintrogasi, Aldi.“Aldi sini cepetan.” Panggil Nuri padahal, Aldi baru

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

  • Istri Minim Nafkah    Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

  • Istri Minim Nafkah    Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status