Beranda / Rumah Tangga / Istri Minim Nafkah / Pertemuan Aldi dan Sandra

Share

Pertemuan Aldi dan Sandra

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 09:03:46

Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.

Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.

Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.

Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman.

"Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi

"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."

Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.

Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh Kirana. Tangannya meremas kedua belah dada Kirana yang ukurannya sangat besar dan kencang. Tangannya juga sangat cekatan melepaskan semua pakaian Kirana juga dirinya, sekarang mereka berdua sudah sama-sama polos.

Aldi terus mencumbui istrinya, satu tangannya turun meremas buah dada istrinya dan satunya lagi merayap ke bagian bawah milik Kirana.

"Kamu basah, sayang. Sepertinya kamu sudah tidak sabar" bisik Aldi di telinga Kirana.

"Ahhh... Mas," Tubuh Kirana mulai menggeliat merasakan kenikmatan. Padahal Aldi baru memainkan dengan jarinya.

Bluusss.... Aldi memasukkan senjatanya ke lubang surgawi milik istrinya, ia terus menggenjot Kirana dengan Kecepatan yang makin intens. Tangannya terus meraba-raba setiap sisi tubuh Kirana.

"Ahhhhh...enak, Mas"

Akhirnya mereka sama-sama mencapai puncaknya, dan seketika tergeletak lemas di atas tempat tidur.

Setelah pergumulan panas itu, Kirana yang terlihat kelelahan akhirnya terlelap. Aldi kemudian diam-diam keluar untuk menemui Sandra.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, Aldi sampai ke lokasi yang dikirimkan Sandra.

Sandra yang ternyata sudah menunggu Aldi sejak tadi melambaikan tangan ke arah Aldi.

"Akhirnya kamu datang juga, Mas. Aku sudah menunggu lama" ucap, Sandra.

"Langsung saja, apa mau kamu?"

"Panggil aku, Sandra. Mas!"

"Tidak perlu basa-basi, cepat katakan"

"Aku mau kamu menikahi aku, Mas"

"Apa..." Aldi memukul meja cukup keras, sehingga para pengunjung lain menatap ke arah mereka berdua.

"Mas, jangan bikin malu. Liat semua orang ngelihatin kita" ujar, Sandra yang berusaha menenangkan Aldi.

"Kamu tau kan, Sandra. Aku ini laki-laki beristri, mana mungkin aku menikahi kamu" ujar, Aldi.

"Kenapa tidak mungkin, Mas. Kamu bisa menceraikan istri kamu bukan?" Pinta, Sandra dengan senyuman percaya diri.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan istriku, kecuali..." Ucap, Aldi yang hampir saja keceplosan.

"Kecuali apa, Mas?" Tanya, Sandra yang terlihat begitu penasaran.

"Sandra sudahlah, lebih baik stop menggangguku, yang jelas aku tidak akan menceraikan istriku"

"Oke, kalau begitu aku kirim sekarang foto ini ke istri kamu" ancam, Sandra.

"Aku berusaha payah mencari kesempatan untuk mendekati Kirana dan menikahinya, kamu justru ingin menghancurkan semua rencanaku" ungkap, Aldi.

"Rencana...? Apa maksud kamu, Mas?"

"Asal kamu tau, aku menikahi Kirana bukan karena cinta. Tapi karena aku dendam padanya"

"Balas dendam untuk apa, Mas?" Tanya, Sandra keheranan.

"3 tahun yang lalu, Ayahku mengalami kecelakaan lalu lintas. Orang yang menabraknya kabur, dan saat warga sekitar ingin menolong ternyata keadaan Ayah sangat parah. Sehingga tidak ada yang berani membawanya ke rumah sakit sebelum polisi datang"

"Lalu bagaimana keadaan Ayah sekarang, Mas?"

"Ayah sudah meninggal setelah dua hari koma di rumah sakit, sampai meninggal pun Ayah tidak membuka matanya" ujar, Aldi yang matanya mulai berkaca-kaca mengingat kejadian itu.

"Apa polisi diam saja tanpa menyelidiki pelakunya, Mas?"

"Sudah, tapi disana tidak ada CCTV jalan dan jauh dari rumah warga. Tidak ada bukti apapun yang bisa menjebloskan pelaku ke penjara"

"Kalau polisi tidak menemukan bukti, lalu apa hubungannya kematian Ayah sama Kirana, Mas?" Tanya, Sandra.

"Bukan, Kirana. Tapi, Tama kakaknya Kirana"

"Maksud, Mas Aldi yang menabrak Ayah itu kakak ipar Mas?"

"Iya... Aku ingin mereka semua merasakan penderitaan yang Ayah rasakan"

"Tapi dari mana, Mas bisa tau?" Tanya, Sandra.

"Sehari setelah Ayah kecelakaan, aku melihat ada seorang laki-laki yang datang ke rumah sakit. Orang itu langsung menuju ke meja resepsionis dan menanyakan tentang korban kecelakaan di jalan A**** pada petugas. Saat itu kebetulan aku juga sedang berada disana untuk menanyakan biaya rumah sakit. Aku yang mendengar percakapan mereka dari awal hingga akhir, orang itu membayar seluruh biaya rumah sakit Ayahku. Bahkan dia meminta petugas resepsionis untuk menutupi identitasnya, saat itu aku curiga orang itu adalah pelakunya. Aku langsung mengikutinya dan mencari tahu semua tentang keluarganya, itulah sebabnya kenapa aku menikahi Kirana." Ungkap, Aldi yang menceritakan tragedi kecelakaan Ayahnya.

"Kasian sekali Ayah kamu, Mas. Kalau saja kecelakaan itu tidak terjadi Ayah kamu pasti masih hidup sampai sekarang" ucap, Sandra yang sengaja memanasi Aldi.

Padahal kematian itu adalah rahasia Allah, semua atas kehendak-Nya.

"Maaf aku jadi menceritakan masalah keluargaku ke kamu Sandra"

"Tidak apa, Mas. Aku justru senang kamu mau terbuka sama aku" ujar, Sandra.

"Apa sekarang kamu masih mau mengirimkan foto itu ke Kirana?" Tanya, Aldi dengan penuh harap Sandra mau mengurungkan niatnya.

"Tidak, Mas. Aku tidak akan menggagalkan rencana balas dendam kamu, apa ada yang bisa aku lakukan untuk bisa membantu kamu, Mas?"

Aldi berpikir sejenak, ia mulai merencanakan sesuatu untuk menghancurkan keluarga Kirana.

"Mas..." Tegur, Sandra yang melihat Aldi melamun.

"Iya, Sandra. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

"Memikirkan apa, Mas?"

Apa kamu serius ingin membantuku?" Tanya, Aldi.

"Iya, Mas. Aku serius" Jawab, Sandra.

"Aku mau kamu menghancurkan rumah tangga...Tama dan Ratih dengan cara merebut, Tama dari Ratih" pinta, Aldi.

"Tapi, Mas apa imbalannya untuk aku?"

Ternyata, Sandra tidak sepolos yang aku pikirkan. Aku harus berpura-pura bersikap baik padanya agar dia mau membantuku.

"Kita bisa berteman bukan?"

"Aku mau kita menikah setelah semua rencana balas dendam kamu berhasil, Mas" pinta, Sandra.

Aldi tidak punya pilihan lain, "iya...aku akan menikahi kamu setelah semuanya selesai."

"Awas ya, Mas kalau sampai kamu berani berbohong" ancam, Sandra.

"Kamu tenang saja, Sandra. Kamu boleh pegang omonganku."

Setelah itu, mereka memesan makanan sambil mengobrol tentang rencana balas dendam mereka. Aldi memberitahu, Sandra dengan detail di mana tempat tinggal dan pekerjaan, Tama. Aldi banyak tau tentang, Tama karena dia sudah menyelidiki semuanya.

Sandra begitu senang di perhatikan oleh, Aldi. Karena rasa cintanya pada Aldi, laki-laki yang sering dilihatnya di Bar, Sandra rela melakukan apapun. Tanpa, Sandra sadari bahwa Aldi hanya memanfaatkannya untuk membantu rencana balas dendamnya pada keluarga Kirana.

Setelah selesai makan malam, Aldi dan Sandra pulang. Aldi mengantarkan, Sandra pulang agar dia tahu di mana Sandra tinggal saat ini.

Sandra tentunya sangat senang diantar pulang oleh Aldi, "terima kasih sudah mau mengantarkan aku, Mas" ucap, Sandra.

"Sama-sama, kalau gitu aku pulang."

"Aku harus cepat. Semoga, Kirana tidak bangun." Batin Aldi.

Aldi sampai di rumahnya, ia masuk dengan pelan-pelan agar tidak terdengar suara. Tiba-tiba saat hendak menuju kamar, "dari mana kamu, Aldi?" Tanya, bu Nuri.

"Ya ampun, ibu mengangetkan saja."

"Ibu tanya kamu dari mana? Bukannya di jawab," cecar, bu Nuri.

"Besok aku ceritain ke ibu, sekarang aku mau ke kamar dulu. Takutnya, Kirana bangun."

"Oke... ibu tunggu besok."

"Iya, buk."

Aldi masuk ke kamarnya, Kirana masih tertidur pulas. Aldi langsung membersihkan dirinya, lalu merebahkan badannya di atas kasur.

"Dari mana, Mas?" Tanya, Kirana yang ternyata hanya berpura-pura tidur.

Aldi tersentak kaget... kebohongan apalagi yang akan dikatakan Aldi untuk mengelabuhi, Kirana?

Bab terkait

  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Istri Minim Nafkah    Pelakor Itu Ternyata Suruhan Suamiku

    Kirana pulang dengan perasaan campur aduk, kecewa, marah dan sakit hati dengan semua yang sudah ia dengar. Suami yang seharusnya melindungi istrinya justru ia yang paling menyakiti. Pernikahan macam apa ini, sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku, Mas?Kirana pulang naik taksi, dengan berlinang air mata ia tetap berusaha kuat. Ingin sekali aku mengadu pada kedua orang tuaku, tapi mereka pasti akan kecewa. Aku takut darah tinggi, Bapak kumat lagi.“Dari mana kamu, Kirana?” Tanya Nuri melihat menantunya turun dari mobil.“Dari luar, Bu.” Jawab Kirana lalu pergi ke kamarnya.“Mbak, Kirana kenapa, Bu? Matanya sembab begitu seperti habis nangis.” Tanya Tania pada Ibunya “Ibu juga gak tau, tadi, Ibu liat dia baru saja pulang diantar taksi.” Jawab Nuri.“Aneh, pulang-pulang malah nangis. Jadi penasaran dia dari mana.” Ujar Tania.Tak berselang lama, Aldi pulang. Nuri dan Tania yang masih berada di ruang tamu siap mengintrogasi, Aldi.“Aldi sini cepetan.” Panggil Nuri padahal, Aldi baru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Istri Minim Nafkah    Pernikahan Kirana dan Aldi

    Hari ini pernikahan Kirana dan Aldi digelar dengan cukup mewah dikediaman orang tua, Kirana. Banyak tetangga yang ikut serta membantu karena, Kirana tinggal di perkampungan yang warganya masih suka bergotong royong jika ada yang melaksanakan hajatan. "Kamu deg-degan, Ki?" Tanya Ara sepupunya. "Iya ni, Ra. Aku deg-degan banget." Jawab Kirana dengan wajah yang terlihat tidak tenang karena, Aldi sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul. Sementara, Kirana menunggu di kamar dan akan keluar setelah sah menjadi seorang istri. "Doakan saja semoga semuanya lancar, Ki. Jangan terlalu gelisah." Kemudian Aldi telah bersiap untuk melaksanakan ijab kabul yang diwalikan langsung oleh Ayah kandung Kirana. "Saya terima nikahnya, Kirana Larasati binti bapak Syamsuddin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 40 juta rupiah di bayar tunai." Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas dan hanya sekali, karena saksi sudah mengatakan sah. "Alhamdulillah..." Mereka yang ik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Minim Nafkah    Pulang ke Rumah Mertua

    Keesokan harinya, Aldi mengajak istrinya untuk pulang ke rumah ibunya."Kamu siapin semua barang² yang mau dibawa, setelah itu siap-siap untuk pulang ke rumah ibu!!!""Mas, bukannya kita disini selama seminggu?" Jawab, Kirana yang sedikit kaget tiba-tiba suaminya mengajaknya pulang."Aku harus kerja" jawab Aldi ketus."Kamu itu manager, Mas. Bukannya seharusnya mendapatkan cuti? Staf karyawan biasa juga biasanya mendapat cuti nikah, bagaimana mungkin kamu tidak?""Baru juga sehari jadi istri udah gak nurut apa kata suami" Bentak Aldi yang membuat Kirana sedikit takut."Pak, itukan suara Aldi. Mereka kenapa?" Bu Risma berbicara pada suaminya dengan raut wajah khawatir."Bapak juga gak tau, buk. Gak mungkin mereka bertengkar, apalagi masih pengantin baru""Tapi, pak?""Sudahlah, buk. Kita jangan terlalu ikut campur."Sebenarnya Aldi mendapat cuti dari perusahaan selama 1 Minggu, namun ia sengaja berbohong pada Kirana agar segera pulang ke rumah ibunya.Aldi merupakan anak pertama dari t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Istri Minim Nafkah    Pelakor Itu Ternyata Suruhan Suamiku

    Kirana pulang dengan perasaan campur aduk, kecewa, marah dan sakit hati dengan semua yang sudah ia dengar. Suami yang seharusnya melindungi istrinya justru ia yang paling menyakiti. Pernikahan macam apa ini, sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku, Mas?Kirana pulang naik taksi, dengan berlinang air mata ia tetap berusaha kuat. Ingin sekali aku mengadu pada kedua orang tuaku, tapi mereka pasti akan kecewa. Aku takut darah tinggi, Bapak kumat lagi.“Dari mana kamu, Kirana?” Tanya Nuri melihat menantunya turun dari mobil.“Dari luar, Bu.” Jawab Kirana lalu pergi ke kamarnya.“Mbak, Kirana kenapa, Bu? Matanya sembab begitu seperti habis nangis.” Tanya Tania pada Ibunya “Ibu juga gak tau, tadi, Ibu liat dia baru saja pulang diantar taksi.” Jawab Nuri.“Aneh, pulang-pulang malah nangis. Jadi penasaran dia dari mana.” Ujar Tania.Tak berselang lama, Aldi pulang. Nuri dan Tania yang masih berada di ruang tamu siap mengintrogasi, Aldi.“Aldi sini cepetan.” Panggil Nuri padahal, Aldi baru

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Wanita Yang Ditemui Suamiku

    Entah apa yang sebenarnya keluarga ini inginkan, mereka selalu memperlakukanku dengan buruk di rumah ini, padahal sebelum aku menikah dengan, Mas Aldi mereka semua bersikap sangat baik. Aku benar-benar dibuat bingung, apalagi sekarang suamiku justru mengganggu, Mas Tama dan Mbak Ratih. Rasanya aku sangat ingin bertanya langsung pada suamiku, namun aku khawatir ia melakukan hal yang lebih jika mengetahui aku sudah mulai mencurigainya.“Dari mana kamu, Ki?” Tanya Aldi saat, Kirana baru saja masuk kamar.“Dari depan bantuin, Ibu angkat belanjaannya.” Jawab Kirana.“Kamu kenapa lancang mengangkat handphone, Mas?” “Maksud, Mas Aldi apa? Aku gak ngerti.”“Jangan bohong kamu, Ki. Kalau bukan kamu yang angkat lalu siapa?” Tanyanya lagi.“Ya mana aku tau, bukannya handphone, Mas selalu terkunci. Kenapa sekarang jadi menuduhku?” Jawab Kirana berbohong.“Tapi disini terlihat jelas ada notifikasi panggilan masuk dan diangkat.”“Siapa tau, Mas yang angkat sendiri. Mas ngigau kali.”“Masa orang me

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Mencurigai Suaminya

    Tama mendorong tubuh, Sandra hingga ia tersungkur di lantai. Sandra merasakan sakit di lututnya, namun ia tetap tersenyum senang.“Mas, kamu jahat banget. Tolongin, ini sakit.” Ucap Sandra bersandiwara.“Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak mengenal perempuan ini, dia tiba-tiba ingin bertemu denganku hari ini.” Terang Tama.“Gak kenal kamu bilang, Mas. Kalian saling berpelukan tapi kamu masih berani bilang tidak mengenal wanita ini?” Tanya Ratih merasakan sesak di dada.“Aku gak bohong, Sayang, kamu harus percaya.” “Mas, tega kamu ya berpura-pura tidak mengenalku. Bukankah ini bukan pertemuan pertama kita.” Sahut Sandra semakin memperkeruh keadaan.“Cukup, apa mau kamu sebenarnya.” Bentak Tama.“Kamu yang cukup, Mas. Jadi selama ini kalian bermain api di belakangku, tega kamu, Mas. Dan kamu wanita tidak tau diri, dia ini laki-laki beristri. Masih banyak laki-laki lajang di luaran sana.” Ratih berusaha menahan air matanya, hatinya teramat sakit menerima kenyataannya in

  • Istri Minim Nafkah    Siapa Dia, Mas?

    Sebagai seorang istri sekaligus menantu yang tinggal seatap dengan mertua, Kirana kini bisa merasakan apa yang pernah teman-temannya ceritakan bahwa tidak ada mertua yang benar-benar bisa menyayangi menantunya.Dulu aku mengelak dengan pernyataan itu, aku selalu membanggakan calon ibu mertua dan juga iparku pada teman-teman kantorku sebelum aku mengundurkan diri. Kini aku justru merasakan itu semua, Dengan derai air mata aku berusaha menguatkan diriku sendiri. Karena suamiku sendiri enggan untuk membelaku di depan, Ibu Mertua dan kedua iparku.“Kenapa nasibku begini, Tuhan. Aku baru saja tinggal beberapa hari disini, tapi tempat ini sudah seperti neraka.”Tiba-tiba terdengar seseorang membuka gagang pintu, Kirana bergegas menghapus air matanya karena tak ingin terlihat menangis.“Ibu manggil tuh, disuruh beresin piring kotor bekas sarapan tadi.” Ucap Aldi, lalu ia langsung berbaring di atas tempat tidur.“Kenapa harus aku, Mas? Kan ada, Tania.” Jawab Kirana.Kemudian, Aldi langsung be

  • Istri Minim Nafkah    Kirana Merasa Dibohongi

    Kehidupan, Kirana sangat berbeda dari sebelum ia menikah dengan, Aldi. Bukannya bahagia, Kirana justru hidup menderita. Rasanya ingin sekali, Kirana menelpon dan mengadu pada orang tuanya, tapi ia mengurungkan niatnya. Biar bagaimanapun ia sudah berumah tangga, ia harus ikhlas menjalani ini semua. Selain itu, Kirana tak ingin membuat orang tuanya khawatir, apalagi yang mereka tau, Aldi adalah laki-laki yang baik.“Kamu kenapa?” Tanya Aldi saat melihat, Kirana masuk kamar dengan mata yang masih merah karena habis menangis.“Ibu melarang aku makan, Mas. Padahal aku sangat lapar, kamu bahkan tak menyisakan sarapan pagi untukku, dan saat aku hendak makan, Ibu datang dan membuang makananku.” Ujar Kirana berharap, Aldi membelanya.“Lagian kamu kenapa gak ikut sarapan, malah nyalahin, Ibuku.” Jawab Aldi.“Mas, kenapa kamu tidak mengerti perasaanku, Ibu selalu menyalahkan aku dan suka marah-marah.” “Sudahlah, Kirana. Kalau kamu menjadi menantu yang baik, gak mungkin, Ibu marah-marah.” Ucap A

  • Istri Minim Nafkah    Perlakuan Buruk Ibu Mertua

    “Kamu belum tidur, Sayang?” Tanya Aldi.“Aku nungguin kamu, Mas. Kita ini masih pengantin baru, tapi kamu pergi-pergi terus, sebenarnya apa yang kamu lakukan di luaran sana?” Tanya balik Kirana.“Mas diundang makan malam sama bos di kantor.” Jawab Aldi beralasan.“Selarut ini, Mas?” Tanya Kirana tak percaya.“Sudahlah, Mas ngantuk.” Jawab Aldi kemudian tidur membelakangi, Kirana.Seketika, Kirana meneteskan air mata, ia tak menyangka ternyata begini sifat asli suaminya. “Entah kenapa firasatku mengatakan kamu sedang berbohong, Mas.” Ucap Kirana dalam hati dengan masih berlinang air mata.Tiba-tiba terdengar ponsel, Aldi yang terus berbunyi tanda pesan masuk. Namun diabaikan oleh, Aldi. Sepertinya dia benar-benar tertidur sehingga tak menyadari ada pesan masuk.Setelah memastikan, Aldi benar-benar tidur, Kirana pelan-pelan mengambil ponsel milik suaminya. Ia penasaran siapa yang mengirimkan pesan tengah malam begini, Kirana mencoba beberapa kali membuka sandi ponsel suaminya, mulai dar

  • Istri Minim Nafkah    Pertemuan Aldi dan Sandra

    Sandra telah mengirimkan lokasi pertemuan mereka, mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Sandra.Kirana melihat gelagat suaminya merasa curiga, apalagi semenjak ia melihat pesan yang meminta suaminya untuk tanggung jawab. Di tambah lagi ia mendengar suaminya yang sedang menghubungi seseorang dan terlihat sangat marah.Kirana sengaja tidak menyinggung apapun tentang pesan itu ke suaminya. Ia takut nantinya akan terjadi salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka.Malam hari, setelah Kirana selesai melaksanakan sholat isya', ia memakai pakaian tidur pendek dan sedikit menerawang. Aldi yang berada di atas ranjang tempat tidur memandang istrinya dengan penuh senyuman. "Waw... Istriku cantik banget" puji Aldi"Biasa aja, Mas. Gak usah gombal."Tanpa berpikir lama, akhirnya Aldi menarik dan mengukung Kirana di bawahnya. Kirana tentu sudah tidak dapat berkutik lagi.Dengan sangat bernafsu, Aldi mencumbui setiap inci tubuh

  • Istri Minim Nafkah    Teror Sandra

    Kirana dikejutkan dengan Aldi yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Ia segera meletakkan ponsel Aldi di sebarang tempat."Sudah selesai mandinya, Mas? Ini aku sudah siapkan pakaian kerjanya Mas. Setelah itu kita sarapan bersama." "Aku hari ini gak kerja, tolong siapkan baju rumahan di lemari sebelah sana!" Tunjuk Aldi ke arah lemari yang ia maksud."Bukannya hari ini kamu sudah mulai bekerja kembali, Mas?" Tanya Kirana."Aku masih libur, Minggu depan baru masuk kantor lagi." Jawab Aldi dengan santainya, padahal baru kemarin ia mengatakan jatah cutinya hanya dua hari."Jadi kamu membohongi aku, Mas?" "Kalau aku gak berbohong, kamu pasti menolak untuk pulang cepat ke rumah ibuku.""Keterlaluan kamu, Mas. Padahal orang tuaku ingin kita sedikit lebih lama berada di sana.""Memangnya salah jika aku mengajak kamu ke sini. Disini juga rumah Ibu.""Sudahlah, Mas. Aku malas berdebat."Kirana pergi menuju ke ruang makan setelah menyiapkan kembali baju ganti yang diminta oleh Aldi.Saat di

  • Istri Minim Nafkah    Aldi Pergi ke Bar

    Kirana yang masih terus mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban. Kirana juga mengirimkan pesan melalui aplikasi hijau menanyakan keberadaan Aldi suaminya."Sebenarnya kamu ke mana, Mas. Kenapa pergi gak pamit?" Batin Kirana.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kirana yang sedang menunggu suaminya mulai gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada Aldi suaminya.Di tempat lain...Aldi yang sedang berada di bar bersama dengan teman tongkrongannya sedang asyik menikmati bir, mereka minum dengan ditemani oleh beberapa teman wanitanya. Lebih tepatnya, wanita yang memang bekerja untuk menghibur tamu yang datang."Gila lo, Aldi. Baru kemarin menikah udah nyari cewek aja Lo disini." Ucap, Anton teman tongkrongan Aldi."Bodo amat, bro. Gue gak peduli sama itu cewek." Jawab, Aldi yang sudah mulai meracau karena efek alkohol."Terus apa gunanya lo nikah kalau masih main perempuan di luar?""Itu urusan gue, bukan urusan kalian semua. Ngerti?"Aldi yang memang keras kepala tidak akan bis

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status