Share

Istri Kedua Tuan Anderson
Istri Kedua Tuan Anderson
Penulis: Maesaro Ardi

Petaka itu dimulai

Penulis: Maesaro Ardi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-24 12:45:18

Suara derap langkah kaki terdengar begitu nyaring di lorong kantor, seorang perempuan dengan rambut panjang bergelombang yang berayun mengikuti langkahnya terlihat tengah terburu-buru sekali.

Raut wajahnya kian memutih dan guratan kekhawatiran terlihat dengan jelas. Perempuan itu seolah berpacu dengan waktu, hingga langkahnya terhenti di depan ruangan dengan pintu hitam tertutup rapat. Perempuan itu mengetuk pintu berapa kali dan menyebutkan siapa dirinya dan saat seseorang dari dalam ruangan menyuruhnya masuk, perempuan itu pun langsung menghadap si pemilik ruangan.

"Tuan, tolong izinkan saya pulang sekarang." Perempuan itu tanpa basa-basi langsung mengutarakan niatnya.

"Pulang? Kenapa? Jam kerja masih lama, Melody. Kamu sekretarisku, gimana bisa kamu yang lebih dulu pulang dari bosmu?" tanya Anderson Gretchen. CEO GRETCHEN HOLDING COMPANY.

Anderson bahkan tidak melihat lama ke arah perempuan bernama Melody Gray yang telah menjabat sebagai sekretarisnya selama tiga tahun.

"Tolong, Tuan. Saya ada masalah yang amat mendesak. Lagi pula semua jadwal Anda di luar untuk hari ini telah selesai dan sisanya telah saya urus serta saya sampaikan pada Aiden."

Anderson menghentikan pekerjaannya sejenak, mengalihkan pandangannya dari layar tablet dan mengamati dengan seksama wajah sekretarisnya yang menampakkan wajah memelas. Baru kali ini Melody yang dia kenal sekacau itu, apa benar alasan yang disampaikan Melody tadi?

"Baiklah, karena selama ini kinerjamu bagus, jadi aku izinkan kamu pulang lebih awal. Namun, kamu harus datang lebih pagi besok. Untuk mengganti jam kerja yang kamu lewatkan hari ini, kamu paham?" tanya Anderson setelah diam beberapa saat.

"Baik, Tuan. Terima kasih atas pengertian Anda."

Seusai mendapat izin dari atasannya, Melody langsung melesat begitu saja.

***

Sesampainya di rumah sakit Melody langsung mencari ruangan di mana Mike berada.

Menurut dokter yang menangani Mike, adiknya itu harus menjalani operasi jantung secepatnya. Sebab kerusakan jantung Mike sudah terlalu parah.

Melody tiba di ruangan adiknya. Suara elektrokardiograf, terdengar lebih nyaring di telinga Melody. Gadis itu menatap sayu adiknya yang terbaring tidak berdaya.

"Mike, Kakak akan melakukan apa pun untuk kesembuhanmu. Tolong tunggu Kakak," ucap Melody.

Setelah beberapa lama dia menemani adiknya, Melody pun keluar dengan pikiran kusut.

Kepalanya pusing, memikirkan berapa banyak uang yang harus dia siapkan. Sementara masih ada hutang yang ayahnya tinggalkan.

"Dari mana aku dapat untuk biaya operasi jantung Mike? Apakah aku harus menjual satu ginjalku?" gumamnya.

Tanpa Melody sadari sedari tadi ada yang sedang memperhatikannya.

Orang itu berpapasan dengan Melody di depan ruang pemeriksaan. Melody hampir menabraknya, tapi Melody yang sedang banyak pikiran itu berlalu begitu saja.

"Melody?Apa yang kamu lakukan di rumah sakit? Kamu sakit?" tanya orang tersebut.

Melody yang dari tadi tertundukk itu pun langsung mendongak saat dia mengenali suara yang berbicara padanya.

"Nyonya Diana?" Melody terkejut saat istri dari bosnya ada di rumah sakit yang sama.

"Kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali, kamu sudah diperiksa dokter?" tanya Diana sambil dia duduk di sebelah Melody di lobi rumah sakit.

"Bukan saya yang sakit, Nyonya."

"Lalu siapa?"

Melody kemudian bercerita tentang adiknya yang menderita lemah jantung sejak lahir. Serta pertanyaan dokter bahwa adiknya harus segera dioperasi.

"Maaf sebelumnya, Melody.Orang tuamu kemana?"

Melody meenatap sendu, sebelum , "Ibu saya meninggal tidak lama setelah Mike lahir, ayah saya pun kabur entah ke mana. Ayah hanya meninggalkan hutang yang bunganya terus membengkak."

"Pasti berat jadi kamu Melody."

Diana menarik Melody dalam pelukannya. Dia memberikan kata semangat pada Melody.

"Lalu, kamu sudah punya biaya operasi adikmu?" tanya Diana penuh maksud tersirat.

Begitu Melody menggelengkan kepalanya, barulah Diana tersenyum simpul.

"Mel, aku bisa membantumu. Namun, kamu harus menuruti apa yang aku katakan."

"Apa pun! Asalkan saya bisa mendapakan uang untuk biaya operasi adikku."

Diana kemudian menjelaskan tentang rencana yang dia punya. Mata Melody melebar setelah dia mendengarkan dengan seksama rencana tersebut.

"Anda bercanda, 'kan?Tidak mungkin Anda berniat melakukan rencana itu?"

Melody tidak habis pikir, bagaimana mungkin ada seorang istri yang rela mengizinkan suaminya menikah Lagi? Jangankan sebuah pernikahan kedua, Melody sangat yakin perempuan manapun tidak akan terima jika pasangannya bermain hati.

Namun, apa yang dia dengar saat ini justru sebaliknya. Istri dari bosnya malah meminta Melody untuk menikah dengan suaminya. Hampir saja Melody berteriak Seandainya dia tidak ingat sedang berada di rumah sakit.

Melody menatap wajah Diana seolah meminta penjelasan lebih lanjut. Tidak mungkin penawaran itu datang tiba-tiba.

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Hanya saja apa yang aku katakan adalah hal yang sebenarnya. Kamu tahu sudah berapa lama aku dan Anderson menikah bukan?"

Melody mengangguk.

"Lima tahun usia pernikahan kami, tapi kami belum juga memiliki keturunan. Anderson selalu mengatakan bahwa dia tidak terlalu peduli akan hal itu. Akan tetapi orang tuanya mengancam akan memaksa Anderson untuk menceraikanku.

"Hari ini adalah jadwal aku check up dan dokter masih mengatakan hal yang sama, yaitu aku mandul. Jadi aku mohon Melody, tolong terima tawaranku.Aku akan membiayai semua pengobatan adikmu, melunasi semua hutang yang ayahmu miliki Aku akan member apa saya yang kamu mahu."

Melody bungkam dia tidak tahu harus berbuat apa. Menjadi orang ketiga dalam rumah tangga seseorang bukanlah sesuatu yang membanggakan. Tidak mungkin Melody akan bahagia di atas penderitaan istri pertama.

"Apakah Tuan Anderson tahu rencana Anda, Nyonya Diana?"

"Tidak, dia tidak tahu apa pun."

"Kalau begitu saya tidak menerima tawaran Anda, Nyonya Diana. Suami Anda Sangat mencintai Anda, saya yakin dia tidak akan setuju akan hal ini."

"Kamu tidak perlu khawatir, Melody. Aku akan meyakinkan Anderson tentang rencanaku ini. Walau tidak pernah dia tunjukkan tapi aku yakin dia sangat ingin memiki anak. Dia hanya tidak sanggup mengatakannya langsung."

Melody masih bungkam dia tidak ingin menjadi istri kedua. Tidak akan ada kebahagiaan yang akan dia, Diana maupun Anderson.

Pernikahan yang terjadi karena keterpaksaan, sangat kecil kemungkinan akan berakhir baik.

"Tolonglah Melody, kita saling membantu."

Diana berlutut di kaki Melody, hingga membuat Melody kesulitan. Berpuluh pasang mata melihat kearah mereka. Bahkan ada di antara yang menyaksikan kejadian itu sambil berbisik.

"Saya mohon Melody. Tolong selamatkan penikahanku, menikahlah dengan suamiku dan berikan dia keturunan yang tidak bisa aku wujudkan."

"Apakah hanya ini satu-satunya cara Nyonya?" tanya Melody.

"Benar, hanya ini saja. Saya mohon Melody, bukankah kamu juga perlu uang untuk menyelamatkan adikmu?"

Melody kembali bisu. Dia tidak bisa berdalih lagi. Adiknya harus segera dioperasi. Jika tidak maka adiknya tidak akan bisa bertahan lama.

Melody meraih pundak Diana, dia tidak ingin menarik perhatian banyak orang. Diana kembali duduk di samping Melody. Gadis itu menelan salivanya sebelum dia menjawab atas tawaran yang Diana berikan.

"Baiklah, Nyonya saya akan terima tawaran Anda. Namun, saya juga ingin berbicara langsung dengan Tuan Anderson perihal masalah ini. Karena, biar bagaimanapun, beliau adalah orang yang akan terlibat langsung dengan rencana Anda."

Riak bahagia terpancar di wajah Diana, dia memeluk Melody dengan erat. Bahkan bulir airmata Diana membasahi bahu Melody.

"Terimakasih banyak Melody, saya janji akan memberikan yang terbaik untuk hidupmu dan adikmu."

Melody hanya tersenyum getir saat mendengar hal tersebut. Jauh di sudut hatinya yang paling dalam, dia terus mempertanyakan akan keputusan besar yang baru saja dia buat.

"Benarkah langkah yang aku ambil ini, Tuhan?" tanyanya dalam hati.

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keputusan Berat

    "Ayo kita selesaikan administrasi untuk operasi jantung adikmu, Melody." Melody tidak bisa menolak, dia sendiri yang setuju. Kekuatan apa yang Melody miliki saat ini Toh memang dia sedang membutuhkan uang banyak. Di sisi lain ada yang membutuhkan anak dari rahimnya. Dari luar saja terlihat seperti pernikahan pada umumnya, tapi yang Melody lihat hal itu tidak ada bedanya dengan dia menyewakan rahimnya. Oh sungguh bodoh, bahkan sewa rahim tidak memerlukan hubungan seks. Lalu apa yang pantas dia sebut dengan hubungan ini nantinya? "Melody, ayo cepat," tegur Diana ketika Melody kembali terdiam. Setelah semua biaya pengobatan Mike telah dilunasi oleh Diana, kini perempuan itu menanyakan berapa total hutang yang Melody miliki dan ke mana dia harus membayar hutang tersebut. Hanya dengan beberapa kali klik sana sini, semua hutang Melody lunas. Melody tercengang, dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. Hutang ratusan ribu dolar dan juga biaya rumah sakit itu bisa dil

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Hari Apes

    "Sayang, aku ingin kamu menikah dengan Melody." Diana seperti melempar bom waktu pada Anderson saat ini. "Apa maksudmu? Kamu gila ya? Menikah dengan Melody? Dia sekretarisku, Diana!" Amukan Anderson menggema di ruang tamu tersebut, wajah Anderson begitu merah menahan amarah yang memuncak. Melody baru kali ini melihat bosnya semarah itu. "Lalu, kamu Melody! Bagaimana bisa kamu datang ke rumahku dengan tanpa malunya dan meminta istriku untuk membuatku menikah denganmu!" Anderson menatap tajam pada gadis yang langsung menundukkan pandangannya. "Sayang, dengarkan aku dulu. Ini semua demi kebaikan kita semua. Bukan Melody yang memintanya, tapi aku. Aku yang memohon agar Melody mau menikah dan melahirkan anak untukmu," ujar Diana. "Hahahaha! Kamu? Aku tidak percaya dengan apa yang kamu katakan, Diana. Apa kamu yakin mahu berbagi suamimu dengan wanita lain?" Diana tidak langsung menjawab, dia juga tahu betul kalau hal itu mustahil. Namun, dia tidak punya pilihan. Bagaimana mungkin dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Ide gila

    "Saya tidak tahu kenapa Anda bisa sekejam itu menuduh saya ini dan itu. Saya memang miskin, saya butuh uang untuk operasi adik saya. Anda tidak akan mengerti karena tidak berada di posisi saya. "Kenapa Anda melampiaskan kekesalan Anda pada saya? Harusnya Anda bisa mengambil hati orang tua Anda, hingga mereka tidak mengancam Nyonya Diana." Anderson hampir saja kembali naik pitam, jika saja Diana menghentikannya. Diana tidak ingin situasinya makin tidak kondusif. Bisa gagal rencananya nanti. Bukan ini yang Diana inginkan. "Melody, jangan bilang begitu. Aku yakin ini hanya salah paham, kok. Kamu jangan diambil hati ya apa yang suamiku bilang. Dia sedang emosi, jadi ngomongnya ngelantur." Diana mendelik tajam pada suaminya, sudah susah payah dia menemukan orang yang cocok sebagai alat untuk mendapatkan keturunan. Jangan sampai Melody merubah pikirannya. Melody tidak menyahut, dia diam dan hanya memperhatikan pasangan suami istri itu saling adu mulut. Keduanya saling menyalahkan satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Hari operasi

    Hari operasi jantung Mike telah tiba, kegundahan hati Melody tidak terlakan. Meski ada kasus proses operasi jantung yang tidak berjalan lancar, setelah oasca operasi karena adanya ketidak cocokan dengan tubuh si pasien. Namun, dokter sudah meyakinkan Melody bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jika operasi itu berhasil, maka Mike bisa bertahan hidup hingga berpuluh tahun kedepannya. Melody mondar-mandir di depan ruang operasi, tidak ada yang menemaninya. Dia memblokir nomer telepon Leo, setelah dia memutuskan hubungan keduanya secara sepihak. Melody tidak ingin diberatkan oleh rasa bersalahnya hingga dia goyah dengan jalan yang dis pilih. "Kumohon Tuhan, selamatkan Mike. Jangan bawa dia," gumam Melody. Tidak ada satu pun yang berada di samping Melody saat-saat seperti sekarang, jangankan Anderson yang akan menjadi suaminya. Diana pun tidak menunjukkan batang hidungnya. "Apa yang kamu harapkan dari orang yang hanya ingin menjadikanmu mesin pencetak anak, Melody. Bangun dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Tidak ada jalan kembali

    "Adik Anda tidak apa-apa, operasinya berjalan dengan lancar. Namun, kami akan terus memantau untuk perkembangan ke depannya."Melody tersenyum lega saat mendengar hal itu, dia bahkan hampir terjatuh jika saja Anderson tidak menopangnya. Setelahnya, dokter kembali menjelaskan kondisi Mike dengan lebih detail lagi sebelum dirinya pergi dan Mike diantar ke ruangan lain. ***Waktu berjalan dengan sangat cepat tanpa Melody sadari, hingga akhirnya hari pernikahannya dengan Anderson pun telah tiba.Melody mengatakan pada Mike bahwa dia akan menikah. Namun tidak sampai bercerita bagaimana dirinya mendapatkan uang untuk biaya pengobatan dan melunasi hutang. Apa yang Melody pastikan adalah Mike tidak perlu tahu apa pun. Mike yang juga sudah diperbolehkan pulang, sehingga dia bisa menghadiri pernikahan kakaknya. Dia saat ini menunggu di ruang rias pengantin perempuan. Memperhatikan kakaknya didandani sedemikian rupa. Cantik, sungguh sangat cantik. Riasan simple, gaun pengantin berwarna puti

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Tangis dalam diam

    Seusai Anderson keluar dari kamar mandi, dia tidak menemukan sosok istri barunya. Meski kamar itu temaram dengan penerangan lampu yang diatur sedemikian rupa. Namun, Anderson masih dapat melihat dengan jelas seisi kamar pengantin itu. Anderson menoleh ke sana ke mari mencari Melody, hingga dia menemukan tubuh mungil Melody tertidur dengan posisi yang pasti tidak nyaman. Laki-laki itu mendekati Melody dan membopongnya, dibaringkannya Melody di kasur king size yang memang untuk mereka gunakan. "Dasar, ini aku udah macem nikahin bocah saja. Lagian ngapain juga dia tidur di sofa kecil itu. Sudah tahu tubuhnya kecil, buat susah orang saja. Toh, tidur seranjang pun tidak akan membuatku terangsang," ucapnya. Anderson mendengus kesal dan beranjak dari ranjang, laki-laki itu mengambil botol vodka dan mencicipinya sambil menikmati pemandangan malam di luar hotel. Suasana begitu sunyi senyap, Anderson menghembuskan napasnya. Dia mengingat kembali apa yang istrinya katakan, sehari sebelum hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Ciuman pertama dengan suami

    Melody mendelik kasar pada Anderson, sungguh dia tidak sanggup jika harus berhadapan dengan manusia satu ini lebih lama lagi. Belum lagi saat pengajuan cutinya selesai, entah apa yang akan terjadi pada kewarasannya nanti. Anderson dikenal sebagai CEO yang tidak berperikemanusiaan jika itu menyangkut pekerjaan, sudah berapa banyak karyawan yang mengeluhkan akan hal itu. Apalagi jika ada proyek baru, bukan tidak main kerasnya Anderson memacu mereka agar lembur tiap hari. Di kantor saja sudah membuat kepala Melody pusing tujuh keliling, gimana nanti jika mereka terus bertemu setiap hari di luar jam kerja. Membayangkannya saja sudah membuat Melody kesal setengah mati. Jika bisa, ingin saja dia mencubit keras pinggang laki-laki yang sedang memamerkan seringainya yang paling menyebalkan."Ngapain sih kamu, sana tidur. Jangan pernah ganggu aku. Ini bagianmu, awas saja kalau melewati batas ini. Akan kuhajar," ancam Melody setelah memberi sekat di kasur yang akan mereka gunakan tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Penyatuan 21+

    Keesokan harinya, terbangun dengan wajah kusut dan mata pandanya. Semalaman dia tidak bisa tidur sama sekali, barulah saat mentari mulai terbit dia sempat tertidur selama tiga puluh menit. Semalaman itu Laura terus berjaga, sungguh dia takut tiba-tiba Anderson menyerangnya saat dia melelapkan matanya. Aksi ciuman yang dilakukan Anderson tanpa aba-aba sudah membuat gadis itu merinding disko, dia sangat tahu bagaimana pengaruh alkohol terhadap seseorang. Dulu, ayahnya selalu menganiaya ibunya ketika sang ayah dalam pengaruh alkohol. Meski keesokan harinya sang ayah meminta maaf pada ibunya, tapi hal tersebut tidak langsung menjadikan Melody memaklumi tindakan orang lain saat mabuk. Melody sungguh tidak habis pikir, kenapa orang lain sangat menyukai alkohol. Padahal minuman keras tersebut tidak baik bagi kesehatan si peminumnya. Melody menghela napas panjang, baru juga bangun tidur yang hanya sekelip mata. Dia mengutuk dirinya sendiri yang selalu banyak berpikir. Melody beranjak dari r

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Semua telah usai

    Kediaman Anderson dipenuhi awak media saat ini, bagaimana tidak, isu rumah tangga Anderson yang pewaris tunggal Gretchen Company sudah terendus oleh mereka. Dari ketidak harmonisan Anderson dan Diana, pernikahan keduanya dengan Melody yang diam-diam dilakukan, pesta seks yang dilakukan oleh Diana, dan yang tidak kalah hebohnya lagi gugatan cerai yang Anderson layangkan pada Diana. Anderson dan orang tuanya dan juga orang tua Diana tengah berada di ruang tamu, tujuan mereka berkumpul tentunya untuk membahas mengenai perceraian tersebut. "Kamu yakin mau menceraikan Diana? Dia sudah lama menemanimu," ucap ayah Anderson. "Buat apa aku bertahan? Papa tidak juga sadar dengan semua tingkah Diana?" Anderson mendengus kesal ketika dia mendengar pertanyaan ayahnya, diliriknya sang ibu mertua yang tidak berani menatapnya langsung. "Kenapa Nyonya Ane yang terhormat ini diam saja? Ke mana sikap sombong dan angkuh itu? Anda bahkan bersekongkol dengan Diana dan mengirim Melody ke Korea Selatan!

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Akhir Diana

    Anderson bangun lebih dulu dari Melody, dia berencana untuk pulang ke rumahnya. Urusan dengan Diana harus dia selesaikan secepatnya. Dia tidak ingin menunda masalah tersebut lebih lama lagi. "Kamu mau ke mana?" tanya Melody ketika dia mendengar suara Anderson yang tengah menelepon seseorang. Anderson berjalan ke arah ranjang, di belainya rambut Melody dan kecupan manis mendarat di kening istrinya itu. Suasana romantis yang biasa bagi pasangan suami istri pada umumnya, tetapi tidak dengan Anderson dan Melody. Mereka harus melalui jalan berliku terlebih dahulu."Aku akan ke rumah dulu, Aidan sudah menyiapkan semuanya. Aku ingin segera menyelesaikan semuanya dengan Diana. Agar kita bisa bersama tanpa perlu khawatir dia bisa berbuat onar lagi," jawab Anderson."Kamu yakin Diana akan setuju? Bagaimana kalau dia menolak?" Melody tertunduk lesu, dia bahkan tidak mau membayangkan kemungkinan buruk dari ide suaminya. Melihat gelagat Melody, Anderson pun tahu apa yang ada di dalam hati dan p

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Gundah

    "Aku janji akan melindungi kamu dan anak kita, mungkin kamu masih belum bisa percaya. Namun, aku sungguh menyesal, Mel. Aku tidak akan membiarkan hal ini terulang untuk kedua kalinya," ucap Anderson. Entah sudah berapa kali Anderson membusuk sang istri agar mau memaafkan dirinya, tetapi Melody seperti enggan untuk memberikannya kesempatan kedua. Ego laki-lakinya tertantang ketika menghadapi situasi saat ini, hanya saja dia tidak ingin Melody makin membencinya. Dia membiarkan Melody memikirkan tentang niat dan kesungguhannya. Anderson sadar, yang banyak menderita Melody bukan dirinya. Jadi, dia tidak punya hak lain untuk memaksakan kehendaknya. Bahkan seandainya Melody ingin berpisah dengannya, mungkin dia akan setuju walau tentu teramat sulit. Asalkan Melody selamat dan hidup tenang seperti yang Melody inginkan. Di saat keheningan itu, Hyun Bin masuk ke ruangan Melody. Dia dari tadi menguping pembicaraan Anderson dan Melody, karena kasihan dengan keadaan Anderson maka dia pun terp

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keputusan Anderson

    Anderson dapat merasakan pergerakan dari jari jemari Melody yang ada di genggamannya. Dia pun langsung melihat ke wajah sang istri, ternyata benar perlahan Melody membuka matanya. "Sayang, kami sudah bangun? Jangan bangun dulu, kamu harus istirahat dulu."Anderson mencegah Melody yang ingin bangun dari baringnya, dia juga merapikan helaian rambut yang menutupi wajah sang istri. "Maafkan aku, kalau saja aku lebih cepat datang menjemputmu, kamu tidak akan mengalami hal seperti ini." Tidak ada jawaban dari Melody, wanita itu hanya menatap Anderson dengan pandangan kosong. "Kamu pasti marah, tidak apa-apa. Wajar kalau kamu marah padaku, aku memang suami yang tidak berguna ...." Ada sendu dari kalimat yang Anderson ucapkan barusan, laki-laki itu bahkan menunduk. Beberapa menit lamanya keduanya masih dalam suasana hening, Melody tidak membalas genggaman tangan suaminya. Ada rasa nyeri di hatinya melihat Anderson seperti sekarang, bagaimanapun Melody yang mendampingi Anderson sewaktu

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Jangan tinggalkan aku

    "Sekarang, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wanita yang kamu minta aku cari itu berubah jadi istrimu? Kupikir dia selingkuhanmu."Hyun Bin melabuhkan punggungnya di kursi samping Anderson, dia siap mendengar dan menerima semua fakta yang akan dikatakan oleh laki-laki berdarah Korea-Inggris itu. "Dia istri keduaku. Kamu tahu 'kan aku dan Diana belum punya anak. Aku sebenarnya tidak masalah, kamu juga tahu sendiri aku laki-laki yang seperti apa," ucap Anderson mulai bercerita. Hyun Bin mengangguk, dia tahu betul orang seperti apa Anderson itu. Rasa penasaran Hyun Bin kian besar, tapi dia menahan diri untuk menyela cerita Anderson. "Suatu hari, Diana menawarkan ide gila. Dia yang mendapat tekanan dan ancaman dari ayahku, agar bisa memberikan keturunan. Diana pun meminta Melody untuk menjadi istriku, hanya sampai Melody mengandung anakku saja. Setelah itu, aku harus menceraikan Melody." "Kondisi saat itu, Melody sedang terlilit hutang dan adiknya yang sakit parah, membut

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Bersatu kembali

    Suara Melody berhasil menghentikan, Anderson yang terus menghajar orang yang menolongnya. Pelukan hangat yang telah lama dirindu, meluluhkan hati Anderson saat itu juga. Dia yang selama beberapa hari ini hidup tidak tentu arah, emosi yang meluap-luap, seketika langsung semuanya seperti kembali seperti dulu. Anderson berbalik dan membalas pelukan sang istri, tidak terasa air mata Anderson mengalir kala itu. Hal yang belum pernah terjadi pada diri seorang Anderson Gretchen, laki-laki angkuh, arogan, dan berhati dingin itu bisa meneteskan air mata. "Wah! Ini luar biasa, gimana bisa Anderson berubah sedrastis itu? Padahal dulu dia tidak begini, bahkan dengan Diana sekalipun?" gumam Hyun Bin. Hyun Bin membantu anak buahnya berdiri, untung saja usaha Melody berhasil. Jadi dia tidak perlu membuat acara pemakaman untuk anak buahnya itu. Mengingat bagaimana beringasnya Anderson menghajar anak buahnya tadi. "Bos! Kok baru datang, sih. Hampir saja aku mati, loh!" gerutunya pada Hyun Bin."Ha

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Ketemu

    Melody sudah kehabisan tenaga, suaranya pun sudah mulai serak. Namun, dia masih belum bisa melepaskan dirinya dari laki-laki itu. Kering sudah air mata Melody, dia sudah membayangkan seperti apa nasib yang akan menimpanya. Beberapa orang yang melihatnya tadi hanya berlalu, tanpa ada satu pun yang menolong. Di saat harapannya nyaris sirna, tiba-tiba ada seseorang yang berlari ke arahnya dan sebuah pukulan dilayangkan ke laki-laki yang tadi ingin mengajak Melody. "B-baiklah, aku akan pergi. Sialan! Bilang dong kalau kamu punya pacar!" Si pemabuk tadi melangkah pergi dengan caci maki yang terus dia lontarkan. Sementara Melody masih terduduk, dia tidak tahu siapa orang yang menolongnya tersebut. Melody meringkuk ketakutan saat laki-laki bertubuh tinggi besar itu menghampirinya. Trauma atas semua yang terjadi menjadi penyebab utamanya. Tubuh Melody pun gemetaran, dia tidak memeluk erat perutnya. Dia ingin melindungi anak yang ada di dalam kandungannya. Tidak peduli meski dia harus baba

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Jejak Melody

    Hyun Bin menghentikan mobilnya di depan sebuah gang sempit, tempat di mana Melody berada ada melewati gang tersebut. Dia pun menjelaskan jika orang yang ditugaskan menjaga Melody akan tiba dalam waktu 30 menit lagi. Tidak mau berlama-lama, Anderson langsung turun dari mobil dan mencari rumah sewa yang dikatakan oleh Hyun Bin. Darahnya mendidih melihat betapa kumuhnya tempat tersebut. Dia tidak sanggup membayangkan Melody ditempatkan di tempat yang tidak layak seperti ini. Anderson memfokuskan dirinya, hingga matanya menemukan apa yang dari tadi dia cari. Pintu kayu itu dia gedor berkali-kali, tapi tidak ada jawaban. Seolah-olah tempat itu tidak berpenghuni. "Apa kamu yakin di sini tempatnya? Kenapa tidak ada respon?" tanya Anderson. "Benar, kok. Anak buahku tidak mungkin salah memberi informasi." Hyun Bin yang baru sampai juga heran, kenapa bisa demikian. Akhirnya dia kembali menghubungi anak buahnya. Memastikan kembali apa informasi yang diberikan itu benar atau tidak. Brak! "

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Penyelidikan

    "Gimana, kamu sudah tahu siapa yang melatarbelakangi Melody pergi dariku?" tanya Anderson begitu dia terhubung dengan Aidan. "Sudah, Tuan. Seperti yang Anda khawatirkan, sebelum Nyonya Melody meminta izin pada dokter untuk keluar dari rumah sakit. Mertua Anda dan Nyonya Diana berkunjung.""Jadi, memang Diana biang keroknya?" "Saya rasa bukan, mertua Anda yang meminta Nyonya Melody untuk pergi. Sebab, dari cctv rumah sakit mertua Anda lah yang keluar terakhir kali dari ruangan Nyonya Diana." "Begitukah, baiklah. Sekarang, coba kamu awasi Diana. Aku juga 'kan sedang tidak bertugas di kantor, jadi aku tugaskan kamu untuk memata-matai Diana.""Cari tahu di mana dia menyembunyikan Melody. Aku tidak mau mendengar kabar lain, selain kabar baik, kamu mengerti?" Ada penekanan di kalimat terakhir yang Anderson katakan. "Baik, Tuan. Kalau begitu saya akan menghubungi Anda lagi setelah mendapatkan apa yang Anda inginkan."Anderson pun mematikan sambungan teleponnya. Pikirannya makin runyam, s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status