Share

Istri Kedua Mafia Lumpuh (Second Wife Mr. Mafia)
Istri Kedua Mafia Lumpuh (Second Wife Mr. Mafia)
Author: NWC

Prologue

'PLAK!

"Dasar Bajingan, kau! Tidak bisakah sekali saja dalam hidupmu menjadi orang yang sedikit lebih berguna? Kenapa kau selalu saja menyusahkanku, hah?!" bentak lelaki bertopi yang sudah berumur di atas lima puluh tahun. Ia menatap dengan penuh kebencian pada gadis malang yang hanya bisa menahan isak tangisnya penuh dengan ketakutan.

"Ampun! Maafkan aku, Tuan. Aku tidak sengaja menumpahkan minuman itu, karena pria itu berusaha melecehkanku." Gadis malang itu menyahut.

Lelaki bertopi itu lantas tertawa terbahak. Kemudian, tangannya terulur menarik rambut gadis itu hingga menjerit perih. "Aaarrrrghhh!"

"Kau kira, dimana dirimu saat ini, hah? Di gereja? KAU DI RUMAH PELACUR, SIALAN!" bentak lelaki itu. "Seharusnya, kau merasa beruntung karena ada lelaki yang tertarik pada tubuhmu yang jelek ini, agar kau dapat meminta bayaran dan memberikanku uang untuk membayar segala kebutuhanmu disini, kau mengerti?!" Lelaki itu mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar gadis muda di depannya.

Gadis itu buru-buru mengangguk penuh takut dan menghalangi wajahnya dari tangan terangkat lelaki tua yang juga bosnya. Seseorang yang telah memberinya tempat tinggal di rumah pelacuran ini, juga memberinya makan walaupun tak begitu layak.

"Pergi ke dapur dan siapkan makan malam untuk para seniormu, cepat!" Lelaki tua itu memerintah yang langsung mendapat respons dari gadis malang itu.

"Dimana James? Panggil dia kemari" Seseorang berteriak dari kejauhan.

Lelaki tua itu menoleh saat namanya disebut. Ia langsung tersenyum senang saat seorang pengusaha, sekaligus donatur terbaik bagi rumah pelacurannya ini datang untuk yang ketiga kalinya dalam minggu ini. Itu artinya, akan ada banyak uang masuk ke dalam kantongnya.

James lantas berlari kecil dan tersenyum patuh layaknya anjing yang ingin menjilat kaki tuannya. "Aku disini, Tuanku Zhiro. Apa yang kau butuhkan, Tuanku?"

"Kirimkan wanita terbaikmu padaku. Aku membutuhkannya sekarang! CEPAT!" titah Zhiro dengan kasar pada James.

"Baik, Tuan. Akan kubawa pelacur terbaik khusus untukmu, sekaligus kamar yang nyaman untukmu bersantai, Tuanku." James mengangguk hormat sebelum akhirnya pergi untuk mencari pelacur tercantik dan terseksi yang ia miliki.

***

Pria berjas hitam itu terus menerus mengelap keringatnya yang mengucur dengan gila. Kaki dan tangannya sama-sama mengalami getaran hebat yang membuat jantungnya turun berdegub dengan lebih cepat.

'Dugh!

Pintu mobil terbuka dan masuklah seseorang yang sulit dikenali jenis kelaminnya. Ia hanya memakai pakaian hitam polos super lebar, dengan keseluruhan wajahnya tertutup hingga tak ada satu bagian pun kulitnya yang dapat pria itu lihat.

"Lakukan sesuai dengan aku perintahkan, kau mengerti?!" hardik seseorang yang memakai penyamar suara.

Pria berjas itu mengangguk dengan takut. "Tapi, bagaimana dengan aku? Aku takut jika rencana ini gagal, bagaimana?" tanyanya dengan mulut bergetar.

"Bagaimana? Hahahaha!" tawa si makhluk berbaju hitam dengan mengerikan. "Maka kau akan mati di tangan David, Bodoh!"

Pria berjas itu langsung menundukkan pandangannya dengan tangan menyatu memohon. "Tolong, aku tidak ingin mati. Aku mau tetap hidup dan harus tetap hidup. Kumohon...," pintanya dengan isak tangis.

"Tidak perlu takut. Jalankan saja sesuai apa yang kukatakan padamu. Tidak akan ada penghalang apapun, jika kau melakukannya sesuai yang kukatakan. Jika kau gagal, itu berarti kau sendiri yang mengacaukannya. Maka, bersiaplah untuk mati!" ancam seseorang dibalik jubah itu.

Pria berjas itu mengangguk dengan patuh. "Ba—baik. Akan kulakukan sesuai yang kau katakan," ujarnya. "Tapi, siapa dirimu? Apa kau musuh dari Tuan David? Bagaimana bisa kau masuk ke wilayah ini dengan mudah dan merencanakan semua ini?"

Tawa terdengar dari manusia berjubah hitam. Ia mengangkat tangannya dan menurunkan sedikit kaca matanya, hingga pria berjas itu dapat melihat matanya yang menyalang.

Pria berjas itu menyipit untuk menelisik binar mata mengerikan di depannya. "Kau seperti—" gumamnya panjang. "TUNGGU, KAU—" Pria berkas itu lantas menutup mulutnya, saat mata itu mengingatkannya pada seseorang.

***

"Sudah siap, Sayang?" tanya David dengan senyum manis sembari mengambil duduk di kursi belakang bersama sang istri. Membiarkan mobil melaju membawanya menuju bandara.

"Dari tadi!" Anna membuang wajahnya kesal. Ia merajuk pada suaminya itu. Permintaan untuk jalan-jalan ke Rusia—tempat dimana mereka dilahirkan—berkali-kali diundur oleh David, karena kesibukan lelaki itu. Tapi, pada akhirnya, David tak mampu menolak lagi lantaran Anna yang datang kepadanya memberitahu bahwa dirinya tengah berbadan dua, mengandung anak lelaki itu.

David yang memang sudah menginginkan anak, tentu sangat gembira dan memberikan segala cinta kasih untuk istrinya. Ia akan menuruti apapun yang diinginkan oleh istrinya itu. Akhirnya, terucaplah permintaan untuk pergi ke Rusia. Permintaan yang begitu memberatkan David, membuat lelaki itu berpikir berulang kali.

David benci kampung halamannya, Rusia. Tempat dimana ia dilahirkan itu menyimpan kenangan terpahit sepanjang masa. Masa-masa sulit, dimana ia disiksa oleh ibu kandungnya sendiri yang mengalami gangguan kejiwaan karena pengkhianatan ayahnya. Ibunya sangat membenci mantan suaminya itu—ayahnya David, dan melampiaskannya pada putranya sendiri.

David mengalami ketakutan dan hari-harinya bagaikan hari kematian untuknya. Ia merasa dirinya hanya tinggal menunggu sang ibu membunuhnya. Tetapi keajaiban datang. Ajudan sang ayah menjemput dan merebut David dari ibunya dengan segala paksa dan kuasanya. Hingga, berakhirlah David seperti sekarang, seorang mafia.

Dialah David Reagan Orlando. Pendiri dan pemilik perusahaan gelap mafia terbesar bernama The Fucking Killer. Perusahaan gelap yang ia dirikan itu bergerak dalam bidang persenjataan. Kesuksesan The Fucking Killer nampak setelah pemerintah akhirnya melontarkan permohonan kerja sama. Benar, David adalah satu-satunya mafia yang bekerja sama dalam pembuatan persenjataan di negara ini.

Dan memang sudah sepatutnya pemerintah melirik David karena produksi senjata dari perusahaan lelaki itu bukan main-main. Semua menggunakan teknologi canggih berkualitas tinggi, mengalahkan badan pemerintahan resmi negara ini.

Maka, jangan ditanya mengapa musuh begitu sulit menghancurkan David, sebab siapapun yang menyentuh David dan perusahaannya, maka juga berurusan dengan pemerintah. Dapat disimpulkan, bahwa David tidak hanya menguasai dunia gelap mafia, tetapi juga dunia nyata.

Anna terkesiap saat perut ratanya dibelai lembut oleh tangan besar dan kasar dari suaminya. David tersenyum. "Aku minta maaf. Kau masih marah?" ujar David dengan penuh kelembutan.

Anna mengulas senyumnya. Ia tak bisa untuk tidak memaafkan David yang memasang wajah malaikatnya. Wajah yang tak pernah di tunjukkan kepada orang lain lagi selain dirinya. Anna menggeleng menyahut. "Tidak, Dav. Aku hanya kesal." Anna menjatuhkan kepalanya dalam dada bidang lelaki yang telah ia kenal sejak kecil. Benar, sahabat kecilnya.

Tanpa menunggu lagi, David membalasnya dengan penuh kasih sayang. "Bagaimana kabar anakku di dalam sana? Apa dia baik-baik saja?" David menatap perut Anna yang masih rata.

"Tentu. Asal kau tidak macam-macam, anak kita akan baik-baik saja, Dav." Anna mengelus rahang suaminya.

David menghela napas sembari menikmati sentuhan Anna. "Bagaimana bisa aku tidak macam-macam, sementara sentuhan dari satu jarimu saja sudah membuatku gila, Ann." David meraih tangan Anna dan menguncinya. Mengambil tengkuk sang istri untuk meraih ciuman manis di bibirnya. Setidaknya, ia masih bisa mendapatkan ciuman Anna yang membuatnya gila, kan?

David melumat bibir sang istri dengan penuh gairah. Anna juga tak sanggung menolak dengan segala bentuk belaian manis David yang membuatnya melayang ke angkasa.

"Aku sangat mencintaimu, Ann," bisik David disela ciumannya.

"Aku juga, Dav."

'TIIIINNNNN!!

"David!" pekik Anna.

'BRAKKKKK!!!

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status