Putri sulung Duke Yoargi, Qilistaria La Yoargi, yang memiliki penampilan terkutuk ini, … begitu dibenci oleh semua orang. Mereka mengejeknya, mereka menghinanya, mereka merendahkannya, dan mereka pula tak menginginkannya. Qilistaria benar-benar tak disukai, apalagi diterima. Terutama, selepas sang Duke Yoargi, ayahnya, mengadakan sebuah sayembara untuk membiarkan orang membawanya pergi dari kediamannya tersebut, sebagai apa pun yang dikehendaki, … semacam istri, selir, budak, atau bahkan sekadar perempuan rendahan pemuas nafsu. Akan tetapi, pertanyaannya, … apakah ada, yang akan mau menerima monster seperti Qilistaria? Semuanya berpikir, bahwa orang gila sekali pun, … tak akan pernah mau mendekati sang putri terkutuk tersebut. Apalagi ini, sampai mau menjadikan perempuan mengerikan sepertinya sebagai seorang istri. Namun, …. ————— "Istri, apakah kamu tahu? Cinta sejati yang selama ini kamu cari-cari itu, bukanlah cinta dari sepasang kekasih yang saling mencintai apa adanya, … bukan pula cinta sepasang kekasih yang tak memandang ras, agama, suku, beserta status." "Kalau begitu, apa cinta sejati yang selama ini kucari sampai kelelahan ini, Suamiku?" "Nah, soal itu, … cinta sejati itu adalah, …." —————
Lihat lebih banyak-“Bagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?”--“….”-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-“Unggaa~!”-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-“Mungil~!”- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-“Bu, memangnya ada ya … makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!”--“Hoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya … Ian.”--“Mana mungkin! Ian sudah besal tahu!”--“Pfft! Begitu ya?”-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya … ternyata menerima keha
“….”Hening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, … tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?“….”Tidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.“Sebenarnya, siapa k—!”—QUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka
“Ladang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?”“Ya.”“Ayah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?”“Harusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.”“Ayah pernah menjadi seorang petani?!”Perjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.“Apa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?”“Hanya … kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.”“Hei, kamu ini …!”Derian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.“Aku bicara apa adany
“…!?”Yurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.“Duh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,” gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.“Ayo kita pergi lagi,” ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.“T-tunggu!”Sebelum p
“Dibeli~! Dibeli~!”“Sotongnya kak? Sotongnya dek~!”“Suvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!”Hiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.“Pak, beli sosis bakarnya dua ya.”“Siap, Nona muda!”Yurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di
“Dia sudah tidur?” Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.“Eh-hm. Begitulah,” balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.“Bagaimana dengan Rifa?” Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, “Dia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.”“Begitu ya?”“Kalau sudah begini, Qilia ….”“Hm? Kenapa, Ian?”“… Pindah ke kamar, yuk?”~•••~“Woah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?”Rifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa
“Huhhh? Apa ini?!” Ryuuki memekik histeris. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam tuk menahan rasa pegal sewaktu mengendarai kereta kuda, hal yang dihadapi oleh Ryuuki saat ini adalah … pedesaan?! Apa maksudnya ini?! Apakah mereka akan melakukan piknik di tempat yang kumuh?! Kalau benar begitu, mendingan Ryuuki tinggal di Duchy saja! “Ini adalah tempat yang bersejarah untuk Ibu, Ryuuki.” “Ehh?!” Yang benar saja?! Tempat ini?! Sebuah rumah kecil yang sepi bertempat di tengah-tengah hutan, jauh ke pemukiman penduduk?! “Ini adalah rumah tempat ayah dan bibimu menghabiskan masa kecilnya, dan juga tempat pertama di mana Ibu merasa diterima.” Benar, itu adalah rumah yang sempat ditinggali oleh Qilistaria, sebuah rumah panggung yang luasnya dapat ditinggali oleh tiga, sampai lima orang sekaligus. Rumah yang ditinggalkan karena dijual, untuk menambah biaya pindah tempat tinggal ke kawasan yang lebih tenang, selepas kejadian tak mengenakan menimpa Qilistaria dulu. Derian kembali
“Humm~!” Ryuuki merajuk. Dia mengerutkan keningnya dan menekuk bibir akibat merasa sebal. Anak itu berlaku cemberut untuk sekarang, dikarenakan sudah seminggu lamanya, … ia tak dapat berdekatan dengan sang ibu. Di mana, ia sudah dilarang untuk tidur bersama, dimandikan oleh ibunya, dan belajar di ruang kerja … secara tegas. “Ada apa, Tuan muda?” Berdiri di samping meja belajarnya yang kali ini kembali ke tempat asalnya ia biasa belajar, … adalah sang ajudan dari Duke, Estevan. Estevan yang berwajah cerah, bersikap riang, dan berhati lapang, … karena gajinya dinaikkan sebanyak dua kali lipat akibat sarannya terhadap sang Duke sangat efektif dan juga begitu membantu. Buktinya, Estevan bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini. Yakni, sang Duchess kembali menaruh perhatian baru terhadap majikan utamanya. “Apa Anda kesulitan dengan sesuatu? Beritahu Saya!” seru Estevan sembari tersenyum lebar, yang entah mengapa terasa begitu mengesalkan di mata Ryuuki. “Kau tak perlu
“…?” Qilistaria memberanikan diri tuk sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Begitu ia menoleh seperti itu, dirinya pun langsung dipertemukan dengan wajah suaminya, Derian, yang menyorotkan netra merah menyala miliknya supaya memandang Qilistaria lamat-lamat. Manik mata yang seindah batu rubi itu berkontak mata dengan milik Qilistaria secara intens, seolah-olah … dirinya tengah memancarkan segenap perasaannya, hanya lewat lirikkan mata. “… H-hp!” Qilistaria mengulum bibir. Dia membelalakkan mata, dan spontan menahan nafas sewaktu menyadari kalau wajah Derian semakin mendekat. Bahkan, pangkal hidung mereka saja sempat bersinggungan untuk sebentar. Tak kuat dengan aksi yang membuat wajahnya jauh semakin memerah lagi, wanita berstatus ibu satu anak itu pun memejamkan matanya pasrah. Dia akan menerima apa pun yang hendak Derian berikan saat ini secara senang hati, dan dengan dada yang menggebu-gebu akibat jantung berdebar kencang. Namun, …. “Ughh! Minggir~!” SRUAK
Si putri jelmaan iblis. Si putri monster. Setan. Siluman. Bahkan juga si putri yang terkutuk, … adalah sebutan menyakitkan yang disematkan kepada putri sulung dari His Grace, the Duke of Yoargi, dari kerajaan kecil yang terletak berdekatan dengan satu kerajaan besar beserta satu kekaisaran agung, … bernamakan kerajaan Gupenhileum.“Bisa-bisanya si perempuan terkutuk itu, lahir dari perutku.”“Menyedihkan sekali, hidupku. Kenapa harus orang sepertinya sih, yang menjadi Kakakku?”“Dia adalah anak yang tak berguna. Bagaimana jika kita menjualnya saja ke laki-laki tua bangka yang kaya raya, … untuk menjauhkannya dari kawasan Duchy ini?”“Ayah, mana mungkin ada orang yang mau menerimanya, … jika bentukannya saja sudah sangat mengerikan begitu? Hih, ngeri aku!”“Tinggal tutupi tangannya dengan sarung tang...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen