Dengan latar belakang kisah Kerajaan Barat tempo dulu. Author berusaha tampil beda karena umumnya cerita yang diangkat tentang Kerajaan Timur (Cina). *** Brockley Leofric baru saja terlahir ke dunia, tetapi di hari yang sama, desa tempat tinggalnya yang kaya bakal diserang oleh Kekaisaran Omra untuk menjarah emas dan perak yang baru saja ditemukan. Terpaksa dia harus diasingkan. Selama dua puluh tahun Brockley dibesarkan dan dijaga oleh pamannya serta adik angkat ibunya bernama Riley Royse, belajar berbagai jenis ilmu, teknik bela diri, dan taktik perang. Ketika Brockley beranjak dewasa, timbul rasa kagum dan cinta terhadap Riley, di mana usia mereka terpaut lima belas tahun. Sebuah cinta yang sulit dan berat sebab Riley sudah menganggap Brockley layaknya anak sendiri. Saat kembali ke negerinya, adiknya bernama Grock Leofwine telah menjadi Raja Glora 2 menggantikan posisi ayahnya yang telah wafat. Brockley merelakan jabatan raja yang seharusnya menjadi miliknya. Namun, pada masa itu, Sang Pangeran Terbuang menjadi Panglima Perang yang tak pernah terkalahkan.
view more“Howeeek ... Howeeek ....”
Tangisan bayi itu terdengar besar dan jelas oleh Avraam yang sedang berada di luar rumah. Sedari tadi dia berjalan mondar-mandir tak tenang, khawatir kalau terjadi apa-apa dengan anak pertamanya, dan sangat berharap agar anaknya terlahir sehat dan sempurna.“Bayinya laki-laki!” jerit perempuan di dalam.Ketika mendengar itu, Avraam langsung tersenyum haru, bahagia sekali. Betapa tidak, istrinya telat dua tahun hamil dan segala upaya telah mereka lakukan agar bisa punya anak, terutama anak laki-laki yang bakal menjadi penerus.Setelah proses persalinan selesai, Avraam langsung masuk dan segera menggendong putra sulungnya yang begitu tampan dan menciuminya, kemudian memberinya nama. “Brockley Leofric! Aku harap, dia bakal menjadi pemimpin yang tangguh nantinya.”Avraam mendekatkan bayi itu ke istrinya yang masih terbaring lemah di atas ranjang. Dia mengajak bercanda istrinya bahwa wajah putra mereka hanya mirip ayahnya, tidak ada wajah dari ibunya.Mendengar itu, Megan tersenyum-senyum sendiri. “Semoga menjadi lelaki pemberani juga sama sepertimu, suamiku.”Sebagai tangan kanan dari Kepala Desa, Avraam memang memiliki jiwa patriot dan sosial yang tinggi. Namanya harum di seantero Desa Arbilis. Dia menjadi panutan dan teladan bagi para masyarakat. Jika di luar rumah saja dia dikenal baik, di dalam rumah mesti lebih dari itu. Avraam merupakan sosok pemimpin rumah tangga tegas, loyal, setia, tulus, dan rela berkorban demi kebaikan.Namun, ketika momen bahagia di pagi hari itu berlangsung dengan khidmat, tiba-tiba salah seorang utusan dari Kepala Desa mengetuk-ngetuk pintu kayu rumah Avraam. Dia tergopoh-gopoh dengan raut wajah yang penuh akan kecemasan.Avraam membukakan pintu. “Ada apa?” tanyanya dengan wajah yang serius.“Tuan Avraam, Kekaisaran Omra akan menyerang desa kita. Mereka telah melakukan perjalanan sejak puluhan hari yang lalu, kemungkinan siang hari ini mereka akan sampai di desa kita.”Mendengar kabar mengejutkan itu, Avraam langsung menemui Kepala Desa saat itu juga. Di rumah Kepala Desa, terjadi diskusi berat di antara para petinggi karena telah terjadi silang pendapat. Kepala Desa dan beberapa bawahannya ingin agar menyerahkan diri saja. Namun, Avraam dan beberapa orang dekatnya berkeinginan agar memberikan perlawanan.Alasan kenapa Kekaisaran Omra mau melakukan penyerangan adalah karena baru-baru ini telah ditemukan logam berharga di Desa Arbilis, seperti perak, emas serta logam lainnya. Mereka berkeinginan untuk menjarah harta bumi yang berharga di Desa Arbilis demi kepentingan mereka.Kekaisaran Omra merupakan salah satu kekaisaran atau kerajaan yang paling ditakuti pada masa sekitar abad ke-3 Masehi. Wilayah mereka luas dan militer mereka sangat kuat. Jika mereka melakukan ekspansi dengan cara peperangan, mereka tidak pernah terkalahkan. Kaisar Aurelix dikenal arogan, kejam, tanpa ampun, dan tamak. Kebanyakan musuh akan menyerah padanya.Kepala Desa Arbilis berkata pasrah, “Kalau emas dan perak itu mereka yang mengelola, kita juga pasti akan dapat bagian. Jadi, lebih baik kita menyerah saja pada mereka, dari pada akan banyak korban di jiwa di antara kita.”Orang terdekatnya menyetujui saran tersebut.Namun, Avraam menolak tegas. “Arbilis adalah tanah kita! Emas, perak, serta hasil bumi yang lain semua adalah milik kita! Kita tidak boleh menyerah. Kita harus melakukan perlawanan!”Orang terdekatnya pun menyetujui saran tersebut.Desa Arbilis merupakan tempat yang sangat subur. Selama ini, jika mereka melemparkan benih apa pun, pasti akan tumbuh. Selain itu, mereka tidak akan kekurangan air karena desa ini terdapat beberapa aliran sungai yang bersih. Hijau, tenang, teduh, temaram, dan diselimuti akan kedamaian.Kendati demikian, Kepala Desa tetap tidak mau melakukan perlawanan kepada para tentara Kekaisaran Omra. Meskipun mengerahkan tenaga semaksimal mungkin, mereka tidak akan pernah menang perang karena selain pihak musuh memang tangguh dengan semua kehebatannya, mereka juga tidak punya perlengkapan perang memadai dan tidak pula punya pengalaman berperang sama sekali.“Kita hanya akan mati konyol! Intinya, kita akan menyerah kepada mereka!” pungkas Kepala Desa dengan suara yang ditegas-tegaskan.Avraam dan lima orang lainnya meninggalkan rapat darurat ini. Selama di dalam perjalanan, dia berdiskusi kembali bersama yang lainnya. Telah didapat sebuah kesimpulan dan jalan terang bahwa perang adalah langkah yang paling tepat. Maka dari itu, pagi hari ini juga Avraam langsung mengumpulkan para relawan yang mau berjuang bersama mereka.Enam orang itu mendatangi rumah-rumah warga, memberikan peringatan bahwa desa mereka bakal diserang oleh Kekaisaran Omra, lalu desa nantinya akan dieksplotasi dan dicuri semua harta yang terpendam di bawahnya. Lalu, mereka juga memberikan motivasi kepada setiap laki-laki dan wanita untuk membela tanah air mereka.“Berjuanglah untuk membela hak kita walaupun kita harus mati!” seru Avraam dengan penuh semangat.Setelah cukup lama berkeliling desa, akhirnya Avraam mendapatkan tiga ratus lima puluh relawan yang terdiri dari tiga ratus laki-laki dan lima puluh perempuan. Sepuluh persen dari mereka adalah anak-anak dan remaja. Dengan kecintaan dan semangat juang tinggi, akhirnya mereka akan melakukan perlawanan besar meskipun dengan tenaga dan peralatan seadanya.Ketika telah berada di rumah lagi, Avraam mendekat ke istrinya dan menggendong putranya. “Brockley harus kita larikan dari desa! Aku tidak mau terjadi apa-apa dengannya. Jika nanti aku gugur, aku harap dia akan menjadi seorang penerus bagi keluarga dan desa!”Megan menangis tersedu sedan. Di hari bahagianya ini seorang ibu yang telah mengandung selama sembilan bulan itu harus merelakan berpisah dengan putra pertamanya. Megan tak bisa untuk tidak bersedih. Namun, dia juga terpaksa menerima takdir berat ini, merelakan anaknya pergi.Mengetahui bahwa Kekaisaran Omra bakal menyerang desa, adik angkat dari Megan yang telah lima tahun tinggal bersama mereka pun menawarkan diri. “Aku akan pergi bersama Brockley keluar dari desa.” Perempuan lima belas tahun itu berjanji akan menjaga, merawat, dan membesarkan Brockley, lalu memulangkannya ke desa. “Selama ini kalian berdua telah baik terhadapku. Sebagai balas budi dan bentuk rasa terima kasih terhadap kalian berdua.”Riley Royse menjadi perempuan matang di usianya yang masih remaja. Selain cantik dengan fisik sempurna, dia juga memiliki kecerdasan. Avraam dan Megan pada akhirnya menerima kemauan Riley. Kemudian, mereka berdua meminta pertolongan Herbert, adik kandungnya Avraam, dan istrinya yang bernama Yara. Herbert dan Yara juga membawa bayi mereka yang masih berumur satu tahun.“Herbert, tolong kau didik putraku. Yara, tolong kau susui dia. Dan Riley, tolong kau kasihi dia,” ucap Avraam seraya melepaskan gendongannya dan memberikan bayi mungil itu ke pelukan Riley.Setelah mendapat perbekalan yang sangat banyak, kereta kuda itu pun akhirnya meninggalkan Desa Arbilis, menuju tempat pengasingan.Avraam menahan tangis. Dia bergumam sendiri sambil melambaikan tangannya, “Brockley, aku harap kau segera pulang, Nak!”Setelah fase berat dalam memberikan perlawanan terhadap Kekaisaran Omra yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar, Raja Grock dan Panglima Brockley terus membenahi apa saja yang ada di dalam kerajaan karena tugas mereka masih banyak.Selama ini, Mundric bekerja sama dengan kepala di berbagai wilayah Kerajaan Omra untuk mengeruk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, Raja Grock dan Panglima Brockley sigap menangani berbagai kasus yang ada di wilayah seperti Manton, Ferro, Plumbum, dan juga desa lainnya.Secara tegas mereka melenyapkan segala tindakan kotor, seperti korupsi, suap, menarik pajak tanpa perintah, serta tindakan buruk lainnya yang dapat merugikan rakyat dan juga kerajaan. Mereka berdua tidak akan membiarkan akan ada Mundric lainnya di Kerajaan Glora.Seperti apa janji Brockley tempo lalu bahwa dia akan memperbaiki segala sesuatu yang ada di militer perusahaan, baik bagi pertahanan maupun persenjataan. Benteng Kerajaan Glora jauh lebih tebal dan garang sehingga sangat sulit untu
Ketika telah sampai di Gloriston, Brockley tidak hanya disanjung dan dibangga-banggakan sebagai Panglima Perang hebat, melainkan namanya makin melambung tinggi karena semua orang akhirinya harus tahu bahwa dia merupakan putra sulung milik Raja Avraam. Dia lah sang putra mahkota, Pangeran Terbuang ... Brockley Leofric! Dan semua masyarakat pun harus tahu bahwa Brockley Leofric merupakan suami dari seorang putri bangsawan dari Kekaisaran Omra, Permaisuri yang begitu cantik menawan, putri mahkota milik Kaisar Omra. Dia lah Lucilla Augustina! Lebih dari dua puluh ribu prajurit dari kalangan militer dan masyarakat telah kembali ke Gloriston dan wilayah mereka masing-masing, membawa kabar gembira bahwa negeri mereka akan tetap selamat dan sejahtera. Tidak hanya itu, bahkan mereka mendapatkan harta rampasan perang yang sangat banyak. Setiap mereka pasti mendapatkan perlengkapan perang dan harta yang dibawa oleh militer Kekaisaran Omra, seperti pedang, tombak, panah, baju zirah, makanan yan
“Kau telah membunuh ayah dan ibu ku, sekarang kau juga harus mati!” Sroothh.... Kepala Mundric hampir lepas dari badan. Saat Mundric masih dalam kondisi berdiri, Brockley mencengkeram kepala Mundric, lalu menyeret tubuhnya. Semakin lama, tulang dan daging yang menghubungkan antara kepala dan badan itu pun makin terpisah. Namun, Mundric belum mati. Dia masih bisa mendengar jelas apa yang Brockley katakan. Bahkan, dia sempat masih bisa berbicara meskipun lehernya hampir putus. “Kkhh, kau ... kau kejam sekali, Putra Avraam!” Darah terus mengucur dari batang lehernya. Brockley tersenyum puas penuh kemenangan. “Dunia ini sangat kejam bagi mereka yang merasa dirinya korban.” Mundric merasakan sakit tak terkira. “Cepat bunuh aku sekarang juga!” Brockley tak mengindahkannya. Dia terus memacu kudanya, sementara kaki Mundric terus terseret di atas tanah kering. “Wahai musuh ayahku, setelah aku kehilangan kedua orangtuaku, aku melihat dunia telah berbeda.” Brockley berkata dengan tegas da
Kaisar Aurelix tertawa jahat. “Hahahaha.” Dia mendongakkan kepala ke atas langit sambil berkata, “Sayap kiri, maju! Kita akan melakukan serangan pamungkas!” Kaisar Aurelix pikir, Panglima Brockley telah mati. Hudde terbelalak saat menyaksikan di seberang sana ribuan pasukan Omra sedangn menuju ke arah pasukannya. Dia mengalihkan pandangannya ke lini tengah, jauh sekitar lima ratus meter di sana, terjadi pertempuran yang tidak berimbang, sampai-sampai pasukan pemanah menaiki bukit padahal bukit di tengah tidak bisa dinaiki. Sementara pasukan di bawah komando Herbert semakin lama semakin tidak bisa mengimbangi serangan musuh. Bahkan, dia terpaksa turun tangan bersama prajurit elit untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Meski dia berhasil membunuh banyak musuh, namun pasukannya jauh lebih banyak yang gugur. Pasukan Hudde dan pasukan musuh yang bakal menyerang adalah satu berbanding sepuluh. Satu-satunya cara untuk menahan serangan tersebut adalah dengan cara meminta bantuan pasukan ca
Pada saat pertempuran berlangsung tadi, sebenarnya Harlino bersama sepuluh pasukan berkudanya sudah mengintai pasukan Omra. Setelah mereka mendapatkan banyak informasi penting, akhirnya mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamp. Namun, dari kejauhan mereka melihat pasukan sedang menaiki bukit sisi kiri, karena itu mereka menyetop perjalanan. Dan mereka sangat kaget begitu melihat lima pasukan berkuda Omra sudah berada di dekat mereka. “Kalian mau mengintai kami ha?” sergah Harlino menyeringai geram. Padahal .... Karena jumlah pasukan yang tidak berimbang, akhirnya Harlino yang bergerak maju duluan lalu disusul yang lain. Satu prajurit Glora harus mati meski mereka menang telak. Satu nyawa untuk lima nyawa. Pasukan Harlino bergegas menemui Brockley dan memberikan semua informasi, termasuk keberadaan Mundric. Sebab, Mundric merupakan sasaran paling utama dalam pertempuran Battle Of Glory Jilid 2. *** Hingga matahari hampir terbenam, tidak ada serangan besar dari masing-masin
Saat pasukan pemegang tombak dan infanteri bagian depan mundur ke belakang, pasukan berkuda pemegang rantai kawat di ujung kiri dan kanan mengangkat rantai kawat dan memacu kuda. Di saat bersamaan, pemegang tombak dan infanteri yang mundur tadi bergerak ke kiri dan kanan membentuk formasi cekung dan berlarian ke arah sisi kiri dan kanan Phallanx Omra, pas di belakang penunggang kuda pemegang rantai kawat. Formasi phallanx Omra yang rapi jadi kacau balau dan tak karuan. Tombak yang mengarah lurus dan ke depan dan ke atas lantas mengarah ke segala arah. Mereka sibuk menunduk dan melompat dari rantai kawat tipis tapi tajam. Jika mengenai wajah, pasti baret semua. Meski sudah menghindar, sebagian kecil terkena serangan rantai kawat itu. Sebenarnya fungsi utamanya hanyalah mengacaukan formasi musuh, bukan memberikan serangan signifikan. Sebab, semua orang pasti akan menghindar bagaimana pun keadaannya. Herbert dan Hudde yang berada di sisi kiri dan kanan pun tercengang menyaksikan betap
Total pasukan Omra di medan pertempuran hanya 25.000, terdiri dari sepuluh ribu prajurit militer dan lima belas ribu relawan. Lima ratus pasukan berkuda, separuhnya prajurit elit dengan baju besi. Jenderal Herbert memimpin pasukan kavaleri berjumlah dua ratus orang di sayap kiri, sementara Hudde memimpin pasukan kavaleri di sayap kanan. Phallanx yang hanya berjumlah tak lebih daris seribu orang berada di baris depan. Di belakang Phallanx terdapat pasukan infanteri, dan di belakangnya lagi ada pasukan pemanah. Sama seperti pasukan musuh, di tengah dan paling depan ditempati oleh para relawan yang tak terlalu pandai dalam peperangan. Sebagian besar mereka memegang tombak panjang dan juga pedang. Sementara pasukan elit ditempatkan di sayap kanan, sayap kiri, pasukan cadangan di balik bukit, dan pasukan cadangan yang dipimpin oleh Brockley. Dua puluh empat ribu lebih pasukan dari Kerajaan Glora telah berada pada formasi yang sama persis seperti pasukan musuh. Divisi tengah dan belakan
Ketika mendapatkan sebuah kesempatan emas, Brockley berhasil melepaskan helm besi di kepala Hopkin. Dan hitungan detik selanjutnya ...... Sroott!! Darah segera keluar dari leher Hopkin. Belum mati sepenuhnya, lantas Brockley menebaskan pas di batang leher, hingga kepala Hopkin terpisah dari tubuhnya. Mundric ternganga. “Kurang ajar! Yang Mulia, dia telah membunuh anak ku?!” Mundric bersimpuh meratapi kematian anaknya dari jauh. “Brockley, kau bakal menyusul ayah dan ibumu!” Genderang perang pun ditabuh. Kaisar Aurelix memberikan perintah kepada semua komandannya untuk segera merapikan barisan. Namun, sebelum formasi mereka terbentuk, Brockley segera memerintahkan kepada seribu pasukan untuk bergegas menuju lokasi pertempuran. Seorang Jenderal dari pasukan Omra berkata kepada Kaisar bahwa pihak Kerajaan Glora pasti memancing untuk mengikuti pergerakan mereka. “Bisa jadi jebakan, bisa juga mereka telah menyiapkan arena pertempuran buat kita, Yang Mulia.” Jenderal Garrix menjura d
Herbert dan Hudde saling tatap ketika Brockley telah meninggalkan kamp bersama seribu pasukan. Mereka hanya berharap bahwa Brockley jujur pada rencananya, yakni cukup sebagai alat pancingan saja, biar pasukan musuh terseret masuk ke lembah di bawah sana. Di lokasi perbukitan, dari kamp tengah tidak bisa langsung turun ke bawah karena terlalu curam dan dipenuhi bebatuan, maka untuk bisa sampai ke sini harus melalui sisi kiri yang cukup jauh di mana terdapat kamp kiri. Jika sudah berada di kamp kiri, maka baru bisa turun ke lembah. Musuh tidak akan bisa menyerang kamp tengah secara langsung kecuali jika mereka bisa mengalahkan titik di kamp sebelah kiri terlebih dahulu. Begitu juga di kamp sebelah kanan, di sana terdapat tempat untuk turun ke lembah di bawah sana. Masih ada satu titik lagi yang saat ini masih disembunyikan, yakni di sebuah bukit arah timur laut dari kamp tengah. Di sana terdapat pasukan berkuda terpilih dan merupakan bagian kavaleri berat sekitar lima puluh orang di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments